BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Yang dimaksud
dengan variasi belajar mengajar adalah berbagai upaya yang terencana dan
sistematis dalam menggunakan berbagai komponen yang memengaruhi kegiatan
belajar mengajar, seperti dalam hal penggunaan media dan bahan pengajaran,
metode dan interaksi antara guru dan para siswa, dan sebagainya.[1]
Fakta dilapangan
bahwa telah jarang bahkan hampir tidak ada lagi guru-guru yang menggunakan
variasi dalam mengajar padahal variasi dalam mengajar sangat diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran. Alasan yang mendasari perlunya mengembangkan proses belajar
mengajar yang variatif itu, yaitu adanya unsur kejenuhan atau kebosanan pada
diri manusia termasuk anak didik. Sikap jenuh dan bosan adalah merupakan salah
satu bagian dari watak dasar manusia. Manusia selalu menghendaki adanya variasi
dalam berbagai hal yang menyangkut kebutuhan hidupnya. Manusia membutuhkan
variasi dalam hal makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, musik, tempat
rekreasi, dan lain sebagainya. Berbagai kecenderungan manusia ini harus
direspons dengan cara memberi pelayanan dalam berbagai hal yang variatif.
Banyak guru yang
kurang mengerti dalam melaksanakan variasi dalam mengajar bahkan ada yang tidak
tau, dikarenakan kurangnya pengetahuan atau juga kurang efektifnya guru
memperhatikan saat kegiatan pelatihan berlangsung dampaknya seperti sekarang
ini kurangnya pemahaman, jdi guru diharuskan bisa menggunakan variasi dalam
mengajar agar murid tidak merasa bosan dan dapat lebih mudah menangkap
pelajaran.
Dampak dari tidak
terlaksananya variasi dalam mengajar adalah akan terjadi unsur kejenuhan atau
kebosanan pada diri manusia termasuk anak didik. Sikap jenuh dan bosan adalah
merupakan salah satu bagian dari watak dasar manusia dan juga kurangnya
pemahaman peserta didik dalam memahami pelajaran yang sedang berlangsung.
Solusinya adakan
pelatihan guru secara rutin agar guru dapat belajar secara continue dan dapat
lebih memahami peserta didik dan dapat memanfaatkan segala variasi dalam
mengajar jadi dengan semua itu dapat terlaksana proses belajar mengajar dapat
terlaksana dengan baik dan efektif.
Pentingnya variasi
dalam mengajar adalah bahwa kurikulum sekarang ini telah berganti menjadi
kurikulum 2013 yang mana semua peserta didik dituntut untuk aktif dalam kegiatan
belajar mengajar dengan adanya variasi dalam mengajar guru dapat membantu siswa
untuk dengan mudah aktif melaksanakan kegiatan belajar mengajar karena variasi
dalam mengajar membantu terlaksananya aktifitas dalam kegiayan belajar
mengajar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian variasi mengajar?
2.
Apa tujuan variasi mengajar?
3.
Bagaimana prinsip penggunaan variasi dalam mengajar?
4.
Apa saja komponen-komponen variasi mengajar?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Variasi Mengajar
Yang dimaksud dengan
variasi belajar mengajar adalah berbagai upaya yang terencana dan sistematis
dalam menggunakan berbagai komponen yang memengaruhi kegiatan belajar mengajar,
seperti dalam hal penggunaan media dan bahan pengajaran, metode dan interaksi
antara guru dan para siswa, dan sebagainya.[2]
Diketahui, bahwa media dan bahan pengajaran, demikian pula metode dan pola
interaksi tidak hanya satu macam, melainkan amat beragam. Semua hal tersebut
perlu dipertimbangkan untuk dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar,
sehingga kegiatan belajar mengajar tersebut semakin variatif dan berkembang.
Ada alasan yang
mendasari perlunya mengembangkan proses belajar mengajar yang variatif itu,
yaitu adanya unsur kejenuhan atau kebosanan pada diri manusia termasuk anak
didik. Sikap jenuh dan bosan adalah merupakan salah satu bagian dari watak
dasar manusia. Manusia selalu menghendaki adanya variasi dalam berbagai hal
yang menyangkut kebutuhan hidupnya. Manusia membutuhkan variasi dalam hal
makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, musik, tempat rekreasi, dan lain
sebagainya. Berbagai kecenderungan manusia ini harus direspons dengan cara
memberi pelayanan dalam berbagai hal yang variatif.
Belajar mengajar
adalah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepribadiannya.[3]
Belajar mengajar juga akan mengalami kebosanan jika tidak dilakukan secara
variatif. Hal yang demikian merupakan hal yang penting dilakukan oleh guru
sebagai penggerak utama terjadinya kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran merupakan proses menyiapkan lingkungan yang
memungkinkan anak untuk melakukan pembelajaran dalam rangka mencapai perubahan
perilaku. Untuk mengaplikasikan tugas-tugas pembelajaran lebih kreatif,
sehingga tercapai tujuan atau sasaran yang diharapkan dalam proses pembelajaran
maka setiap guru sangat dituntut untuk memiliki kompetensi dalam proses
pembelajaran.[4]
Guru merupakan komponen pendidikan yang memegang peran sentral
dalam proses belajar mengajar. Guru perlu kompeten dalam menyusun perencanaan,
pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut dari pembelajaran yang ia laksanakan agar
siswa dapat memperluas dan memperdalam kualitas pengetahuannya, memiliki
kreativitas, memiliki kemampuan inovasi, berekspresi dan memiliki aneka ragam
keterampilan.[5]
B.
Tujuan Variasi Mengajar
Penggunaan media
dan bahan pengajaran, metode, pendekatan, gaya, dan sebagainya dalam kegiatan
belajar mengajar yang variatif perlu dilakukan karena memiliki tujuan yang amat
menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar.
Berbagai tujuan yang menguntungkan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :[6]
1.
Meningkatkan motivasi belajar dan mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang baik adalah
kegiatan belajar mengajar yang dapat menarik minat para siswa, menyenangkan dan
menggairahkan. Kegiatan belajar mengajar yang demikian akan terjadi, apabila
para siswa dan juga guru memiliki motivasi untuk belajar dan mengajar. Motivasi
yang demikian itu akan terjadi melalui penggunaan berbagai komponen belajar
mengajar yang variatif dan berkembang.
Upaya membangkitkan motivasi belajar
mengajar melalui penggunaan berbagai komponen belajar mengajar yang variatif
itu juga dipentingkan, mengingat motivasi belajar para siswa dan motivasi
mengajar para guru juga tidak sama tingkatannya, ada yang tinggi dan ada yang
rendah, dan ada pula yang sedang-sedang saja. Berbagai motivasi belajar
mengajar tersebut harus terus dibina dan di tingkatkan melalui pengembangan
variasi belajar mengajar dengan berbagai komponennya. Demikian pula, motivasi
guru dalam megajar juga harus dibina dan ditingkatkan secara terus-menerus.
2.
Meningkatkan perhatian para siswa kepada guru
Perhatian para siswa kepada guru merupakan
salah satu faktor yang mendukung kesuksesan dalam belajar mengajar. Berbagai
penjelasan, saran, bimbingan, dan tugas-tugas yang diberikan guru akan menarik
perhatian para siswa jika berbagai hal yang diberikan oleh guru itu bervariasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru harus melakukan kombinasi, variasi
dan pengembangan dalam hal penggunaan metode, gaya mengajar, perhatian kepada
siswa, suara, kontak pandang dan sebagainya yang memengaruhi kegiatan belajar
mengajar. Sebaliknya guru yang tidak mampu melakukan variasi dalam gaya,
metode, pendekatan dan lainnya dalam kegiatan belajar mengajar, maka akan
ditinggalkan atau tidak diperhatikan oleh para siswa. Keadaan ini bukan saja
secara psikologis dan sosiologis merugikan guru, melainkan juga merugikan para
siswa dan lembaga penyelenggara kegiatan pendidikan tersebut.
3.
Meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar
Keberhasilan
kegiatan belajar mengajar dapat diketahui dari adanya indikator perubahan
wawasan, pola pikir, penghayatan, sikap, cara pandang, dan sebagainya pada diri
para siswa yang selanjutnya dapat mereka pergunakan untuk meraih keberhasilan
dalam menit karier, kehidupan, dan sebagainya.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar,
yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan tersebut akan dapat terwujud
apabila ada motivasi atau keinginan yang kuat untuk mengikuti proses belajar
mengajar yang diselenggarakan pada berbagai lembaga pendidikan.
Motivasi dan
keinginan yang kuat ini akan dapat terwujud apabila ada motivasi atau keinginan
yang kuat untuk mengikuti proses belajar mengajar yang diselenggarakan pada
berbagai lembaga pendidikan.
Untuk menciptakan kehidupan masyarakat
yang berkualitas, perguruan tinggi memainkan peran yang sangat strategis, yaitu
melalui pendidikan yang akan menghasilkan para sarjana sebagai penggerak
pembangunan masyarakat. [7]
C.
Prinsip Penggunaan Variasi Dalam Mengajar
Dalam proses
belajar mengajar masalah kegiatan siswa adalah yang menjadi fokus perhatian.
Apa pun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah untuk suatu upaya
bagaimana lingkungan yang tercipta itu menyenangkan hati semua siswa dan dapat
menggairahkan beajar siswa. Itu berarti tidak ada seorang guru pun yang ingin
agar siswanya tidak senang dan tidak bergairah dalam belajar, maka akan
mengganggu kelancaran kegiatan pengajaran. Apabila jika sebagian besar siswa
tidak mau memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, atau tidak mau
mengerjakan tugas yang diberikan guru untuk materi pelajaran tertentu.
Agar kegiatan
pengajaran dapat meragsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar, tentu saja
diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya ke arah itu
adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam
mengajar. Beberapa prinsip penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan
betul-betul harus dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas.
Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah sebagai berikut:[8]
1.
Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis
variasi digunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap
jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2.
Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment
proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar mengajar tidak
terganggu.
3.
Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan
direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan
sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa. Biasanya bentuk umpan balik
ada dua, yaitu:
a.
Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan
siswa
b.
Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.
Demikian pembahasan mengenai
prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar. Tinggal guru saja yang harus
menggunakannya secara tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan belajar
mengajar yang tercipta untuk mencapai tujuan, yaitu keberhasilan belajar
mengajar dari segi proses maupun produk.
D.
Komponen-Komponen Variasi Mengajar
Pada uraian
terdahulu telah disinggung bahwa komponen-komponen variasi mengajar itu dibagi
ke dalam tiga kelompok besar, yaitu variasi gaya mengajar, variasi media dan
bahan, serta variasi interaksi. Uraian yang mendalam dati ketiga komponen
tersebut adalah sebagai berikut ini:[9]
1.
Variasi gaya mengajar
Variasi ini pada dasarnya meliputi variasi
suara, variasi gerakan anggota badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam
kelas. Bagi siswa, variasi tersebut dilihat sebagai sesuatu yang energik,
antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki relevansi dengan hasil belajar.
Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis
dan mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik, menarik perhatian anak
didik, menolong penerimaan bahan pelajaran, dan memberi simulasi. Variasi dalam
gaya mengajar ini adalah sebagai berikut:
a.
Variasi suara
Suara guru
dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan. Guru dapat
mendramatisasi suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap penting,
berbicara secara pelan dengan seorang
anak didik, atau berbicara secara tajam dengan anak didik yang kurang
perhatian, dan seterusnya.
b.
Penekanan (focusing)
Untuk
memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek
kunci, guru dapat menggunakan “penekanan secara verbal” misalnya, “perhatikan
baik-baik!” penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan dengan gerakan
anggota badan yang dapat menunjukkan dengan jari atau memberi tanda pada papan
tulis.
c.
Pemberian waktu (pausing)
Untuk menarik
perhatian anak didik, dapat dilakukan dengan mengubah yang bersuara menjadi
sepi, dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam, dari akhir bagian
pelajaran ke bagian berikutnya. Dalam keterampilan bertanya, pemberian waktu
dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya
menjadi pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah keadaan memungkinkan.
Bagi anak didik, pemberian waktu dipakai untuk mengorganisasi jawabannya agar
menjadi lengkap.
d.
Kontak pandang
Bila guru
berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya mengarahkan
pandangannya ke seluruh kelas, menatap mata setiap anak didik untuk dapat
membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Guru
dapat membantu anak didik dengan menggunakan matanya menyampaikan informasi, dan
dengan pandangannya dapat menarik perhatian anak didik.
e.
Gerakan anggota badan (Gesturing)
Variasi dalam
mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang terpenting dalam
komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga menolong dalam
menyampaikan arti pembicaraan.
f.
Pindah posisi
Perpindahan
posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu menarik perhatian anak didik,
dapat meningkatkan kepribadian guru. Perpindahan posisi dapat dilakukan dari
muka ke bagian belakag, dari sisi kiri ke sisi kanan, atau di antara anak didik
dari belakang ke samping anak didik. Dapat juga dilakukan dengan posisi berdiri
kemudian berubah menjadi posisi duduk. Yang terpenting dalam perubahan posisi
ialah harus ada tujuannya, dan tidak sekedar mondar-mandir. Guru yang kaku
adalah tidak menarik dan menjemukan, dan bila variasi dilakukan secara
berlebihan adalah mengganggu.
2.
Variasi media dan bahan ajar
Tiap anak didik mempunyai kemampuan indra
yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga
kemampuan berbicara. Ada yang lebih enak atau senang menbaca, ada yang lebih
suka mendengarkan dulu baru membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan
media, kelemahan indra yang dimiliki tiap anak didik misalnya, guru dapat
memulai dengan berbicara terlebih dulu, kemudian menulis di papan tulis,
dilanjutkan dengan melihat contoh konkret. Dengan variasi seperti itu dapat
memberi stimulasi terhadap indra anak didik.
Ada tiga koponen dalam variasi penggunaan
media, yaitu media pandangan, media dengar, dan media laktil. Bila guru dalam
menggunakan media bervariasi dari satu ke yang lain, atau variasi bahan ajaran
dalam satu komponen media, akan banyak sekali memerlukan penyesuaian indra anak
didik, membuat perhatian anak didik menjadi lebih tinggi, memberi motivasi
untuk belajar, mendorong berpikir, dan meningkatkan kemampuan belajar. Guru
memudahkan pemahaman mengenai media pandang, media dengar, dan media taktil ini
dapat diikuti uraian berikut:
a.
Variasi media pandang
Penggunaan media pandang dapat diartikan
sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku,
majalah, globe, peta, majalah dinding, film, film strip, TV, radio, recorder,
gambar grafik, model, demonstrasi, dan lain-lain. Penggunaan yang lebih luas
dari alat-alat tersebut akan memiliki keuntungan:
1.
Membantu secara konret konsep berpikir, dan mengurangi respon yang
kurang bermanfaat.
2.
Memiliki secara potensial perhatian anak didik pada tingkat yang
tinggi.
3.
Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegaiatan
mandiri anak didik.
4.
Mengembangkan cara berpikir berkesinambugan, seperti halnya dalam
film.
5.
Memberi pengamanan yang tidak mudah dicapai oleh alat yang lain.
6.
Menambah frekuensi kerja, lebih dalam, dan variasi belajar.
b.
Variasi media dengar
Pada umumnya dalam proses belajar
mengajar di kelas, suara guru adalah alat utama dalam komunikasi, dan ini telah
pernah disinggung. Variasi dalam penggunaan media dengan memerlukan sekali
saling bergantian atau kombinasi dengan media pandangan dan media taktil. Sudah
barang tentu ada sejumlah media dengar yang dapat dipakai untuk itu di
antaranya ialah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara ikan
lumba-lumba, yang semuanya itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.
c.
Variasi media taktil
Komponen terakhir
dari keterampilan menggunakan variasi media dan bahan ajaran adalah penggunaan
media yang memberikan kesempatan kepada anak didik, untuk menyentuh dan
memanipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan melibatkan anak didik
dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang hasilnya dapat disebutkan
sebagai “media taktil”. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara individu
ataupun kelompok kecil. Contoh : dalam bidang studi sejarah dapat membuat maket
desa zaman majapahit; dalam bidang studi geografi dapat membuat model lapisan
tanah; mengumpulkan berbagai jenis mata uang logam contoh untuk bidang studi
ekonomi.
3.
Variasi interaksi
Variasi dalam
pola interaksi antara guru dengan anak didiknya memiliki rentangan yang
bergerak dari dua kutub, yaitu:
a.
Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan
dari guru.
b.
Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru,
di mana guru berbicara kepada anak didik.
Di antara dua kutub itu hanya memungkinkan
dapat terjadi. Misalnya, guru berbicara dengan sekelompok kecil anak didik
melalui mengajukan beberapa pertanyaan atau guru berbincang dengan anak didik
secara individual, atau guru menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga
antara anak didik dapat saling tukar menukar pendapat melalui penampilan diri,
demonstrasi, atau diskusi.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Yang dimaksud dengan variasi belajar
mengajar adalah berbagai upaya yang terencana dan sistematis dalam menggunakan
berbagai komponen yang memengaruhi kegiatan belajar mengajar, seperti dalam hal
penggunaan media dan bahan pengajaran, metode dan interaksi antara guru dan
para siswa, dan sebagainya.
Penggunaan media dan bahan pengajaran,
metode, pendekatan, gaya, dan sebagainya dalam kegiatan belajar mengajar yang
variatif perlu dilakukan karena memiliki tujuan yang amat menguntungkan bagi
semua pihak yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Berbagai tujuan yang
menguntungkan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.
Meningkatkan motivasi belajar dan mengajar
2.
Meningkatkan perhatian para siswa kepada guru
3.
Meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar
Beberapa prinsip penggunaan ini
sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus dihayati guna mendukung
pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi
mengajar itu adalah sebagai berikut:
1.
Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis
variasi digunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap
jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2.
Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment
proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan
proses belajar mengajar tidak terganggu.
3.
Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan
direncanakan oleh guru.
Pada uraian terdahulu telah
disinggung bahwa komponen-komponen variasi mengajar itu dibagi ke dalam tiga
kelompok besar, yaitu variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan, serta
variasi interaksi.
ar Pustaka
Bahri, Syaiful
dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rinekacipta.
Efrilianti,
Liya . 2016. Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Logis-Matematis
Terhadap Hasil Belajar. Tadrib. Vol. 02 No. 1.
Manizar, Ely. 2017.
“Optimalisasi Pendidikan Agama Islam di Sekolah”. Tadrib , Vol. 03. No.
2. 252-277.Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam Tentang Strategi
Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Usman,
Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat
pers.
Soraya, Nyayu . 2018. Analisis Persepsi Mahasiswa
Terhadap Kompetensi Dosen Dakam Mengajar Pada Program Studi PAI. Tadrib. Vol.
IV. No. 1.
[4] Ely Manizar, “Optimalisasi
Pendidikan Agama Islam di Sekolah”, Tadrib, 2017, Vol. 03. No. 2, hlm. 267.
[5] Liya
Efrilianti, “Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Logis-Matematis
Terhadap Hasil Belajar”, Tadrib, 2016, Vol. 02 No. 1, hlm. 42.
[7] Nyayu Soraya, Analisis
Persepsi Mahasiswa Terhadap Kompetensi Dosen Dakam Mengajar Pada Program Studi
PAI, tadrib, 2018, Vol. IV, No. 1. Hlm. 184.
No comments:
Post a Comment