Thursday, December 20, 2018

TEKNIK-TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIK



TEKNIK-TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIK





Disusun oleh :
Krisna Ganesa (1642100136)




Dosen Pembimbing :
SYARNUBI, M.Pd.I




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2018



 
 
 PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Umpan  balik  adalah  perilaku  guru  untuk  membantu  setiap  siswa  yang mengalami kesulitan belajar  secara  individu dengan cara menanggapi hasil kerja siswa sehingga lebih menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Umpan  balik  adalah  koreksi  terhadap  jawaban-jawaban atas respon siswa dalam mengerjakan  tes atau  latihan.
Fakta yang terjadi di lapangan, guru hanya memberikan umpan balik (feedback) sebatas menunjukkan letak kesalahan siswa tanpa memberitahukan jawaban yang benar dan konsepnya secara sistematis. Pemberian umpan balik (feedback) itu pun tidak rutin dilakukan, hanya sebatas saat ujian semester. Hal ini dimungkinkan dapat mengakibatkan siswa melakukan kesalahan yang sama setiap mengerjakan soal yang serupa atau sejenis. Oleh sebab itu dibutuhkan umpan balik (feedback) yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa yaitu berupa pemberian nilai, pembahasan secara tertulis pada lembar jawaban siswa serta umpan balik (feedback) yang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian umpan balik ?
2.      Apa tujuan dari umpan balik tersebut ?
3.      Bagaimana teknik mendapatkan umpan balik ?









PEMBAHASAN

A.    Pengertian Umpan Balik
Dalam kamus Lengkap Bahasa Indonesia teknik adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau seni melakukan sesuatu. Umpan balik merupakan suatu pengaplikasian dari strategi dan metode umpan balikdengan tujuan mencariinformasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas, dan dalam kesempatan ini pula anak didik dapat memperbaiki hasil belajar yang kurang maksimal.[1]
Umpan balik yang diberikan oleh anak didik selama pelajaran berlangsung bermacam-macam, tergantung dari ransangan yang diberikan oleh guru. Adapun ransangan guru dalam bentuk Tanya, maka tanggapan anak didik dalam bentuk jawab. Lahirlah interaksi melalui Tanya jawab antara guru dengan anak didik.[2]
Yang dimaksud umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya.[3]
Dalam kondisi tertentu, umpan balik dapat berfungsi memperbaiki belajar siswa. Kondisi atau keadaan siswa maupun situasi pengajaran menentukan keberhasilan usaha pemberian umpan balik terhadap belajar siswa. Sehingga dalam memberikan umpan balik guru harus melihat keadaan siswa, bahan yang hendak dipelajari dan kondisi saat jam pelajaran.
Melalui umpan balik seorang siswa dapat mengetahui sejauh mana bahan yang telah diajarkan dapat dikuasainya, dengan umpan balik siswa dapat mengoreksi kemampuan diri sendiri, atau dengan kata lain, sebagai koreksi terhadap kemajuan belajar siswa itu sendiri.
Bagi seorang guru, dengan umpan balik ia dapat mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan telah dikuasi oleh siswa. Setelah mengetahui tingkat kemampuan siswa, guru dapat menentukan bentuk evaluasi yang akan diberikan pada pertemuan selanjutnya.
Herman Hudoyono mengatakan “berikan umpan balik kepada siswa dengan cara memberikan jawaban soal kepada siswa, dapat pula ditunjukkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada saat mengoreksi tugas-tugasnya.[4]
Dengan demikian, umpan balik bermakna dalam usaha  meningkatkan kualitas pendidikan, terlebih lagi untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan secara benar dan maksimal.
Jadi dari sekian banyak penjelasan di atas bahwa umpan balik adalah proses pemberian balasan atas respon yang diberikan oleh penerima pesan kepada pemberi pesan tentang sejauh mana ia memahami isi pesan tersebut, jadi bisa dikatakan sebagai balasan atau tanggapan yang diberikan oleh guru terhadap respon yang diberikan oleh siswa tentang materi yang dijelaskan oleh guru.

B.     Tujuan Umpan Balik
Pengajar seharusnya dapat mengetahui sejauh mana murid mengerti bahan yang telah diajarkan, sehingga pengajar dapat menentukan apakah akan melanjutkan materi selanjutnya atau perlu adanya pengulangan. Apabila masih banyak materi yang belum dimengerti oleh murid, sebaiknya pengajar mengulang materi tersebut. Seringnya murid tidak mengetahui sejauh mana mereka mengerti dengan bahan ajar yang telah disampaika. Oleh karena itu, pengajar perlu mengadakan umpan balik.
Umpan balik tidak sama dengan penilain. Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas. Selain itu murid/mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk memeriksa sampai dimana mereka mengerti bahan tersebut, sehingga mereka dapat melengkapi pengertian-pengertian yang belum lengkap.[5]
Tanya jawab memungkinkan guru untuk memeriksa pemahaman murid tentang pelajarannya, dan ini penting untuk mengetahui sejauh mana murid menangkap topik yang diajarkan.
Menurut Kardi dan Nur, untuk memberikan umpan balik yang efektif  kepada siswa yang jumlahnya banyak, dapat digunakan beberapa pedoman yang patut dipertimbangkan, sebagai berikut:[6]
1.      Memberikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan, hal ini tidak berarti umpan balik perlu diberikan kepada siswa dengan seketika, namun umpan balik seharusnya diberikan segera setelah latihan sehingga siswa dapat mengingat dengan jelas kinerja mereka sendiri.
2.      Mengupayakan agar umpan balik jelas dan spesifik mungkin agar dapat membantu siswa.
3.      Umpan balik ditujukan langsung pada tingkah laku dan bukan pada maksud yang tersirat dalam tingkah laku tersebut.
4.      Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
5.      Memberikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar.
6.      Apabila memberi umpan balik negatif, tunjukkan bagaimana melakukannya dengan benar. Apabila mengetahui bahwa sesuatu telah dilakukan salah umpan balik negatif harus selalu disertai dengan demonstrasi yang benar oleh guru.
7.      Membantu siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan pada hasil.
8.      Mengajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya sendiri.
Jadi, tujuan dari umpan balik adalah untuk mengetahui sudah sejauh mana pemahaman murid terhadap bahan ajar yang telah disampaikan oleh guru dan juga sebagai pertimbangan untuk menentukan langkah selanjutnya.



C.    Teknik Mendapatkan Umpan Balik
Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual. Berikut ini akan diuraikan beberapa teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik.
1.      Memancing Apersepsi Anak Didik
Anak didik adalah makhluk individual. Anak didik adalah orang yang mempunyai kepribadian dengan ciri-ciri khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembangan dan pertumbuhan anak didik mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya. Perkembangan dan pertumbuhan anak itu sendiri dipengaruhi lingkungan dimana anak hidup berdampingan dengan orang lain disekitarnya dan dengan alam lingkungan hidup lainnya. Itulah sebabnya, anak sebagai makhluk individual suatu waktu harus hidup berdampingan dengan semua orang dalam lingkup kehidupan sosial di masyarakat.[7]
Apersepsi adalah suatu penafsiran buah pikiran yaitu menyatukan dan mengasimilasi sesuatu pengamatan dan pengalaman yang telah dimiliki. Apersepsi sebagai salah satu fenomena psikis yang dialami individu ketika ada suatu kesan baru yang masuk dalam kesadaran serta bersosialisasi dengan kesan-kesan lama yang sudah dimiliki dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas, kesan yang lama disebut dalam apersepsi.[8]
Bahan apersepsi sangat membantu anak didik dalam usaha mengelolah kesan-kesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Penjelasan demi penjelasan dapat anak didik cerna secara bertahap sehingga jalan pelajaran berakhir. Dengan begitu, guru jangan khawatir bahwa anak didik tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Tapi yakinlah bahwa anak didik dapat menguasai sebagian atau seluruh bahan pelajaran yang diberikan dalam suatu pertemuan.[9]
Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apersepsi yang dipunyai oleh anak. Pertama kali anak menerima bahan pelajaran dari guru dalam suatu pertemuan, merupakan pengalaman pertama anak untuk menerima sesuatu yang baru; dan hal itu tetap menjadi milik anak. Dengan demikian, usaha guru menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki anak didik dengan pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam pengajaran.[10]

2.      Memberi Kesempatan Siswa Untuk Mengungkapkan
Anak didik sebaiknya diberi kesempatan untuk memperhatikan pengetahuan atau pengertian tentang sesuatu yang dijelaskan, atau minta anak didik untuk mengungkapkan hal-hal yang mereka belum tahu. Cara terseebut dapat dilakukan dengan memberi pertanyaan kepada peserta didik. Umpan balik dapat juga diketahui melalui keinginan atau kesenangan anak didik. Anak didik senang bila guru memintanya untuk mendiskusikan kegiatannya sehari-hari,  atau atas pilihannya sendiri. Menjelaskan yang diakitkan dengan keinginan atau kesenangan akan dapat memberi sumbangan pikiran kepada anak didik lainnya untuk membentuk generalisasi. Umpan balik dapat juga didapat dari pengamatan tingkah laku anak didik melalui pertanyaan yang sifatnya komprehensif.[11]

3.      Meluangkan Waktu Dalam Mengetahui Pemahan Siswa
Untuk mengetahui apakah siswa telah memahami apa yang telah dijelaskan, guru perlu memperoleh balikan atau umpan balik dari siswa. Untuk memperoleh ini,  pada saat memberikan penjelasan, guru hendak meluangkan waktu untuk senantiasa mengecek pemahaman siswa. Misalnya, dengan mengajukan pertanyaan yang sudah jelas.[12]
Apabila balikan dari siswa belum menujukkan adanya atau masih terdapat materi yang belum dipahami siswa maka guru hendaknya melakukan upaya-upaya untuk mengatasinya, yang disesuaikan dengan permasalahan penyebab keadaan tersebut. Jika masalahnya berkaitan dengan adanya kelemahan teknik menjelaskan maka guru harus mengubah teknik menjelaskan tersebut.[13]

4.      Memanfaatkan Teknik Alat Bantu yang Akseptable.
Bahan pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Bahan yang akan disampaikan oleh guru itu bermacam-macam sifatnya, mulai dari yang mudah, sedang, sampai ke yang sukar. Tinajauan mengenai sifat bahan ini dikarenakan dalam setiap kali proses belajar mengajar berlangsung ada di antara anak didik yang kurang mampu memproses (mengolah) bahan dengan baik, sehingga pengertian pun sukar didapatkan. Inteligensi adalah faktor lain yang menyebabkannya. Sukar dipahaminya penjelasan guru juga menjadi faktor penyebabnya.[14]
Untuk seorang guru yang kurang terbiasa berbicara dan kurang pandai memilih kata serta kalimat yang dapat mewakili isi pesan yang disampaikan setiap bahan pelajaran akan mengalami kesulitan untuk mengantarkan anak didik menjadi orang yang paham ata bahan yang di ajarkan itu. Dipaksakan juga adalah perbuatan yang sia-sia. Waktu terbuang dengan percuma. Anak didik bingung dan mungkin setumpuk pertanyaan berkecamuk di dalam benaknya. Hasilnya tidak lain adalah kegagalan seseorang guru mengajar, dan merupakan kegagalan pula dalam usahanya mengantarkan anak didik mencapai tujuan.[15]
Guru yang menyadari kelemahan dirinya untuk menjelaskan isi dari bahan pelajaran yang disampaikan sebaiknya memanfaatkan alat bantu untuk membantu memperjelas isi dari bahan. Fakta, konsep, atau prinsip yang kurang dapat dijelaskan lewat kata-kata atau kalimat dapat diwakilkan kepada alat bantu untuk menejelaskannya. Dengan begitu, kelemahan metode ceramah tertutupi. Alat bantu yang cocok dapat mengkonkretkan masalah yang rumit dan komplek menjadi seolah-olah sederhana.[16]

5.      Memilih Motivasi yang Akurat
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.[17]
Guru sangat penting dalam memberikan motivasi, mendorong dan memberikan respon positif guna untuk membangkitakan kembali semangat siswa yang mulai turun. Guru bertindak sebagai alat pembangkit motivasi (motivator) bagi peserta didik.[18] Guru memberi moyivasi kepada siswa tidak hanya saja bersifat verba, behavioral, perilaku bahkan melalui prilaku guru.[19]
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja disiptakan untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan bergairah belajar, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Keinginan ini selalu ada pada setiap diri guru dimana pun dan kapanpun. Hanya sayangnya, tidak semua keinginan guru itu terkabul semuanya karena sebagai faktor penyebabnya. Masalah motivasi adalah salah satu dari sederetan faktor yang menyebabkan itu.[20]
Motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Untuk bermain-main berlama-lama di sekolah adalah bukan waktunya yang tepat. Untuk mengganggu teman atau membuat keributan adalah salah satu perbuatan yang kurang terpuji bagi orang terpelajar seperti anak didik. Maka, anak didik datang ke sekolah bukan untuk itu semua, tetapi untuk belajar demi masa depannya kelak di kemudian hari.[21]
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Bentuk-bentuk motivasi dimaksud adalah:[22]
a.       Memberi angka
Angka dimaksud adalah sebagai symbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka yang diberikan kepada setiap anak didik biasanya bervariassi sesuai dengan hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil dari penilaian guru. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan ransangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkannya prestasi belajar mereka. Angka ini biasanya terdapat dalam buku raport sesuai dengan jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.[23]
b.      Hadiah
Hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan/cenderamata. Pemberian hadiah bisa diterapkan di sekolah. Guru dapat memberikan hadiah kepada anak didik yang berprestasi. Pemberian hadiah tidak mesti dilakukan pada waktu naik kelas. Tidak mesti pula hadiah itu diberikan ketika anak didik menerima buku raport. Tetapi dapat pula dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.[24]
c.       Pujian
Pujian adalah alat motivasi yag positif. Setiap orang senang dipuji. Tak peduli tua atau muda, bahkan anak-anak pun senang dipuji atas sesuatu pekerjaan yang telah selesai dikerjakannya dengan baik. Orang yang dipuji merasa bangga hasil kerjanya mendapat pujian dari orang lain. Kata-kata seperti”kerjamu bagus”, kerjamu rapi”, selamat sang juara baru”, dan sebagainya adalah sejumlah kata-kata yang biasanya digunakan orang lain untuk memuji orang-orang tertentu yang dianggap berprestasi.[25]
d.      Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan tangan dan lain-lain adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari anak didik.[26]
e.       Memberi Tugas
Tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan. Anak didik yang menyadari akan mendapat tugas dari guru setelah mereka menerima bahan pelajaran, akan memperhatikan penyampaian bahan pelajaran. Guru dapat memberikan tugas kepada anak didik sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dari tugas belajar anak didik . tugas dapat diberikan dalam berbagai bentuk. Tidak hanya dalam dalam bentuk tugas kelompok, tetapi juga dalam bentuk tugas perorangan.[27]
f.       Memberi ulangan
Ulangan adalah salah satu strategi yang penting dalam pengajaran,. Dalam rentangan waktu tertentu guru tidak pernah melupakan masalah ulangan ini. Sebab dengan ulangan yang diberikan kepada anak didik, guru ingin mengetahui sampai dimana dan sejauh mana hasil pengajaran yang telah dilakukannya (evaluasi proses) dan sampai sejauh mana tingkat penguasaan anak didik terhadap bahan yang telah diberikan dalam rentang waktu tertentu (evaluasi produk).[28]
g.      Mengetahui Hasil
Ingin mengetahui adalah suatu sifat yang sudah melekat di dalam diri setiap orang. Jadi seorang selalu ingin mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya. Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha dengan cara apapun agar keinginannya itu menjadi kenyataan atau terwujud. Jarak dan waktu, tenaga maupun materi tidak menjadi soal, yang penting hal-hal yang belum diketahuinya dapat dilihat secara langsung.[29]
h.      Hukuman
Hukuman adalah reinforcement yang negative, tetapi diperlukan dalam pendidikan. Hukuman dimaksudkan di sini tidak seperti hukuman di penjara atau hukum potong tangan. Tetapi adalah hukuman yang bersifat mendidik. Hukuman yang mendidik inilah yang diperlukan dalam pendidikan. Kesalahan anak didik karena melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa sanksi menyapu lantai, mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan, atau apa saja yang sifatnya mendidik.[30]

6.      Menggunakan Metode yang Bervariasai
Mengadakan variasi berarti melakukan tindakan yang beraneka ragam yang membuat sesuatu menjadi tidak monoton di dalam pembelajaran sehingga dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan rasa ingin tahu siwa, serta membuat tingkat aktivitas siswa menjadi bertambah, pendapat yang sama dikemukakan Uzer Usman bahwa mengadakan variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam situasi belajar siswa senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.[31]
Metode adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setiap kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang dipergunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Setiap tujuan yang dirumuskan menghendaki penggunaan metode yang sesuai. Untuk mencapai satu tujuan tidak mesti menggunakan satu metode, tetapi bisa juga menggunakan lebih dari satu.[32]
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam mengajar hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi agar pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian anak didik, penggunaan metode yang bervariasi juga hendaknya disesuaikan dengan situasi yang mendukung sesuai dengan kondisi psikologi anak didik, oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam pemilihan metode yang tepat dalam mengajar.
Penggunaan metode akan menghasilkan kemampuan yang sesuai dengan karakteristik metode tersebut. Kemampuan yang dihasilkan oleh metode ceramah akan berbeda dengan kemampuan yang dihasilkan oleh metode diskusi. Demikian juga dengan penggunaan metode mengajar lainnya seperti metode eksperimen, observasi, karyawisata, problem sol-ving, dan sebabgainya.[33]
Pembelajaran merupakan proses yang sengaja dikerjakan dan dirancang sedemikian rupa dalam rangka memberikan bantuan bagi terjadinya proses belajar mengajar.[34] Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah dan cara yang digunakan oleh seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.[35]
Faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar sebagai berikut:[36]
a.       Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
b.      Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya
c.       Situasi yang bermacam-macam
d.      Fasilitas yang bermacam-macam kualitas dan kuantitasnya
e.       Pribadi guru serta kemampuan dan profisional yang berbeda-beda.
Penggunaan metode ceramah yang kemudian diselingi tanya jawab seperlunya untuk mengetahui tingkat pemahaman anak didik terhadap apa yang baru saja dijelaskan, merupakan cara yang dapat dipergunakan untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik. Setelah tanya jawab dirasa cukup, guru dapat melanjutkan dengan pemberian penugasan individual atau diskusi kelompok. Penggunaan metode yang bervariasi dapat membantu guru dalam mendapatkan umpan balik dari anak didik.
Jadi, dengan adanya teknik umpan balik yang telah dibahas tadi diharapkan para pendidik untuk menerapkannya dalam pembelajaran sehari-hari disekolah baik komonen gaya mengajar, media maupun interaksi guru dengan siswa.

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya. Tujuan umpan balik adalah untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas. Umpan balik memiliki fungsi sebagai fungsi informasional, fungsi motivasionl dan komunikasional.
Dalam usaha mendapatkan umpan balik dari anak didik, perlu adanya teknik yang digunakan seperti memancing apersepsi anak didik, memnfaatkan teknik alat bantu yang akseptabel, memilih bentuk motivasi yang akurat, dan menggunakan metode yang bervariasi.

B.     Kritik Dan Saran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekungaran dan mungkin kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulisan butuhkan guna perbaikan kedepannya. Kemudian kritik dan saran tidak akan ada artinyanya tanpa diuatarakan.


    

DAFTAR PUSTAKA
Rohaini, Ahmad. 2010, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta,
Helmiati, 2012, Model Pembelajaran, Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Bahri, Syaiful  dan aswan zain,2013, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT
RinekaCipta,
Bahri, Syaiful Djamarah. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
Usman, Uzer. 2006, Menjadi Guru Profesional , Bandung: Remaja Rosdakarya
Sanjaya, Wina.2008,  Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media Group
Mustakim, Zaenal. 2015, Strategi dan Metode Pembelajaran, Yogyakarta: Mtagraf Yogyakarta
Hamdayama, Jumanta, 2016, Metodologi Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara,
Nurlaila, 2017, Pengelolaan Pembelajaran, Palembang:NoerFikri,
Manizar, Elly.2015,  Peran Guru Sebagai Motivar dalam Belajar, Tadrib, vol. 1, No.2 hal. 179
Harto, Kasinyo. 2018, Model Pengembangan Pembelajaran PAI Berbasis LVE, Tadrib, Vol. IV, No. 1, hlm. 10
Misdar, Muhammad, Revitalisasi Interaksi Pedagogic Guru Dengan Siswa Dalam Pembelajaran, Tadrib Vol. 1, No.2. hlm.3


    

Lampiran :
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Satuan Pendidikan      :  SMP N 13 Palembang
Mata Pelajaran            : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester          :  VII (Tujuh) / Ganjil
Materi Pokok              :  Selamat Datang Wahai Nabiku Kekasih Allah SWT
Alokasi Waktu            : 1 Pertemuan (1 x 40  menit)

A.    KOMPETENSI INTI
KI.1
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI.2
Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI.3
Memahami  pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang  ilmu   pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak  mata).
KI.4
Mencoba, mengolah,  dan menyaji, dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan  sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori).
B.     KOMPETENSI DASAR
1.      Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW
2.      Menghayati perjuangan Nabi Muhammad SAW

INDIKATOR
1.      Menceritakan sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW
2.      Menerangkan sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode mekkah
3.      Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW
4.      Meneladani perjuangan Rasulullah SAW
C.    TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah proses pembelajaran diharapkan:
1.      Siswa dapat menceritakan sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW
2.      Siswa dapat menerangkan sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode mekkah
3.      Siswa dapat menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW
4.      Siswa dapat meneladani perjuangan Rasulullah SAW
D.    MATERI PEMBELAJARAN
1.      Kehadiran Sang Kekasih
Nabi Muhammad SAW lahir pada hari senin, 12 Rabi’ul Awwal bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Nabi Muhammad lahri dalam keadaan yatim. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib wafat saat Nabi Muhammad SAW masih berusia 6 bulan didalam kandungan ibunya, Siti Aminah. Saat bayi, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh Halimah Sa’diyah dari Bani Saad, Kabilah Hawazin. Di perkampungan Bani Saad inilah Nabi diasuh dan dibesarkan sampai usia 5 tahun.
Saat Nabi Muhammad SAW memasuki usia 6 tahun, ibunya wafat. Ia pun diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Sayang, hanya dua tahun Nabi diasuh kakeknya. Abdu Muthalib meninggal saat Nabi Muhammad SAW berusia 8 tahun. Selanjutnya, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh pamannya, Abu Thalib sampai menginjak remaja.
2.      Nabi Muhammad SAW Diangkat Menjadi Rasul
Nabi Muhammad SAW merasakan keresahan atas perilaku yang dialami oleh masyarakat Arab yang sudah jauh dari nilai-nilai kebenaran kemudian, Nabi Muhammad SAW melakukan uzlah (mengasingkan diri) di Gua Hira. Hal ini dilakukan oleh beliau berkali-kali. Maka tepat pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-40 dari kelahirannya, Nabi didatangi Jibril dan menerima wahyu pertama Q.S al-Alaq/96 : 1-5.
Setelah wahyu pertama ini Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama, semantara Nabi Muhammad SAW terus menantikan wahyu berikutnya dan selalu datang ke Gua Hira. Dalam keadaan menanti itulah turun wahyu kedua yaitu Q.S al-Muddasir/74 : 1-7.
3.      Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah
Dengan turunnya wahyu yang kedua, yaitu Q.S al-Muddasir/74 : 1-7, Rasulullah SAW mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Nabi mengajak orang-orang yang terdekat dengannya. Tujuannya, agar mereka lebih dulu percaya kepada seruannya dan mengikutinya .
Orang-orang yang pertama kali memeluk Islam atau yang dikenal as-Sabiqun al-Awwalin, mereka adalah Siti Khadija, Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Harisah, dan Ummu Aiman.
Selain yang tersebut diatas, berkat bantuan Siti Khadijah dan Abu Bakar Siddiq, dari hari ke hari bertambahlah orang-orang yang beriman kepada seruan beliau, baik pria maupun wanita.
Setelah Nabi Muhammad SAW berdakwah secara sembunyi-sembunyi, maka turunlah wahyu yang ketiga, yaitu Q.S al-Hijr/15 : 94-95. Setelah Rasulullah menerima wahyu tersebut, beliau mulai  berdakwah secara terang-terangan. Pertma-tama, Nabi mengumpulkan seluruh sanak keluarganya dikaki gunung Safa untuk mengajak mereka beriman kepada Allah SWT. Akan tetapi, salah seorang pemannya Abu Lahab, bersikap sinis dan tidak mau menerima dakwah Rasulullah SAW.
E.     METODE PEMBELAJARAN
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab
3.      Talking Stick

F.     SUMBER BELAJAR
1.      Buku teks siswa PAI SMP Kelas VII
2.      Buku lain yang memadai
G.    MEDIA PEMBELAJARAN
Papan tulis, spidol, balon, laptop, speaker
H.    LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
Kegiatan
Waktu
1
Kegiatan Pendahuluan
a.       Guru masuk kelas dan mengucapkan salam
b.      Guru menyapa peserta didik dan menanyakan keadaan siswa
c.       Guru mengajak peserta didik memulai pelajaran dengan membaca doa
d.      Guru menanyakan kehadiran peserta didik
e.       Guru menyampaikan gambaran umum materi pembelajaran yang akan dibahas
10 menit
2
Kegiatan Inti
-          Mengamati
-          Mengamati video pembelajaran tentang sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW
-          Menanya
-          Setelah mengamati video peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi pembelajaran
-          Mengeksplorasi
-          Membaca serta menjawab pertanyaan yang dibagikan guru melalui metode talking stick secara bergilir.
-          Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik dan memberikan kepada teman sebelahnya dan seterusnya sambil menyanyikan lagu bersama-sama.
-          setelah lagu yang dinyanyikan berhenti dan siapa yang memegang tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan.
-          Demikian seterusnya sampai sebagian siswa mendapat bagian menjawab pertanyaan.
-          Mengasosiasi
-          Peserta didik diminta untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari
-          Mengkomunikasi
-          Peserta didik menyampaikan atau menjelaskan hasil pembelajaran
20 menit
3
Kegiatan Penutup
a.       Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran
b.      Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
c.       Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal-soal yang ada di buku paket dengan individu
d.      Guru mengajak peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa
e.       Guru mengucap salam sebelum keluar kelas
10 menit

I.       PENILAIAN
1.      Sikap Spiritual
a.       Teknik Penelitian  :
b.      Bentuk instrument :
c.       Kisi-kisi                 :
No
Sikap/nilai
Butir Instrumen
1
Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW
Terlampir
2
Menghayati perjuangan Nabi Muhammad SAW
Terlampir

a.       Instrument Penilaian
Nama Siswa          :
Kelas                     : VII
Teknik Penilaian    : Penilaian Diri
Penilaian                : Lampiran Penilaian Diri
No
Pernyataan
S
S
R
K
J
S
M
1
Bersedekah







2
Bersilaturahmi dengan orang lain







3
Membaca al-Qur’an







4
Menghafal al-Qur’an







Jumlah Skor


Keterangan
Nilai
Nilai akhir
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu    = 3
Tidak setuju = 2
                     = 1
Skor yang diperoleh ….. x 100 = …..

Skor maksimal


2.      Sikap Sosial
a.       Teknik Penelitian  : Penilaian antar teman
b.      Bentuk Instrumen : Lembar penilaian
c.       Kisi-kisi                 :
No
Pernyataan





1
Suka mengajarkan dan membagi ilmu kepada teman tentang Selamat Datang Wahai Nabiku Kekasih Allah SWT





2
Segera memberi teguran ketika temannya tidak bersungguh-sungguh





3
Mengajarkan temannya apabila temannya tidak mengerti





4
Menolong temannya apabila ada kesulitan





Keterangan
Nilai
Nilai Akhir
Sangat sering     = skor 4
Sering                 = skor 3
Kadang-kadang  = skor 2
Tidak                  = skor 1
Skor yang diperoleh ….. x 100 = …..
Skor maksimal

CATATAN


3.      Pengetahuan
a.       Teknik Penilaian    : Tes Lisan
b.      Bentuk Instrumen : Lembar Penilain Tes Lisan
c.       Kisi-kisi                 :
No
Indikator
Butir Instrumen
1
Dapat memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW
Artinya dapat memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW

a.       Instrument Penilaian (Aspek Pengetahuan)
Kelas                     : VII
Teknik Penilaian    : Tes Lisan/pilihan ganda
Bentuk Tes            :
Penilaian Guru      :
No
Indikator
Instrumen
1
Dengan menceritakan sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW
Ceritakan sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW
2
Dengan menerangkan sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode mekkah
Terangkan sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode mekkah
3
Dengan menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW
Jelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW
4
Dengan meneladani perjuangan Rasulullah SAW
Bagaimana meneladani perjuangan Rasulullah SAW

4.      Keterampilan
No
Praktek
Portofolio
1.3


2.3


3.3


3.4



Instrument Penilaian (Aspek Keterampilan)
Kelas                           : VII
Teknik Penilaian          : Praktek dan Portofolio
Bentuk Teks                :
Penilaian Guru :
No
Aspek
Nilai
1
2
3
4
1
Keaktifan




2
Kesantunan




3
Penguasaan nilai-nilai




Catatan
4 : Sangat baik
3 : Baik
2 : Sedang
1 : Kurang baik



Palembang,  September 2018
Dosen Pengampu


Syarnubi, M.Pd.I
NIP......................................
Mahasiswa PAI


Krisna Ganesa
NIM. 1642100136






[1]Nurlaila, Pengelolaan Pembelajaran, (Palembang:NoerFikri, 2017), hlm.143
[2]Nurlaila, Pengelolaan pembelajaran…, hlm. 144
[3]Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Matagraf Yogyakarta, 2015), hlm.188
[4] Ibid, hlm.190
[5] Ibid, hlm.191
[6] Ibid, hlm.193-194
[7] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bineka Cipta, 2010), hlm.143
[8] Ahmad Rohaini, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 31.
[9] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar..., hlm.144
[10] Ibid, hlm.144
[11] Syaiful bahri djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 138
[12] Jumanta Hamdayama, Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hlm. 60
[13] Jumanta Hamdayama, Metodologi penelitian ..., hlm. 61
[14] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bineka Cipta, 2010), hlm.145
[15] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar ..., hlm.145
[16] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar..., hlm.146
[17] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hlm183-184
[18] Elly Manizar, Peran Guru Sebagai Motivar dalam Belajar, Tadrib, 2015, vol. 1, No.2 hlm. 179
[19] Muhammad Misdar, Revitalisasi Interaksi Pedagogic Guru Dengan Siswa Dalam Pembelajaran, Tadrib Vol. 1, No.2. hlm.3
[20] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bineka Cipta, 2010), hlm.147
[21] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar ..., hlm.148
[22] Saiful Bahri Djamarh dan Aswan Zain, Strategi Belajar engajar…, hlm.149-158
[23]Nurlaila, Pengelolaan Pembelajaran, (Palembang: NoerFikri, 2017), hlm.150
[24]Nurlaila, Pengelolaan pembelajaran, hlm.150
[25] Nurlaila, Pengelolaan pembelajaran, hlm.150 
[26] Nurlaila, Pengelolaan pembelajaran, hlm.151
[27] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bineka Cipta, 2010), hlm.153
[28]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar…, hlm.154
[29]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar…, hlm.155
[30]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar mebgajar…, hlm.156
[31] Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.7
[32] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar ..., hlm.158
[33] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar mengajar ..., hlm.158
[34] Kasinyo Harto, Model Pengembangan Pembelajaran PAI Berbasis LVE, Tadrib, 2018. Vol. IV, No. 1, hlm. 10
[35] Helmiati, Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), hlm. 57
[36] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Matagraf Yogyakarta, 2015), hlm. 53

No comments:

Post a Comment

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI      Disusun oleh Laili Hernita         (1652100137)               ...