Pola
Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan
Student Center
Di Susun Oleh :
Karpika Kuspida 1632100128
Dosen Pengampu :
Syarnubi, M.Pd.I
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan
arah pengajaran di Indonesia yang benuasa kompetitif dan menghargai poses
belajar yang berdampak pada penguasaan kompetensi serta berbagai kebijakan
pendidikan yang dilakukan juga sering berawal dari langah-langkah yang telah
dilakukan oleh Negara lain. Model dan pola pendidikan yang serba diseragamkan,
mulai bergeser menuju paradigma desentralisasi. Demikian juga dengan
pendekantan pembelajaran yang selama ini lebih bersifat normative, lebih
mengutamakan aspek kognitif secara afektif dan psikomotorik, perlahan-perlahan
mulai ditata secara utuh melalui pola pembelajaran yang bernuansa pembelajaran
aktif yang lebih memberikan pengalaman belajar bagi siswa.
Dari
sinilah kemudian berkembang konsep pembelajaran yang lebih berorientasi pada
kebutuhan siswa dan tidak lagi berorientasi pada guru semata. Nuansa dialogis
dalam proses pembelajaran semakin dikembangkan untuk membentuk karakter siswa
yang berani, jujur, bertanggung jawab dan mampu beragumentasi secara ilmiah. Uraian di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran pada
perguruan tinggi, terus mengalami perubahan. Salah satu bentuk perubahan yang
dimaksud adalah perubahan dari bentuk Teacher Centered Learning (TCL)
ke Student Centered Learning (SCL).
Oleh
sebab itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai pola pembelajaran teacher
center dan student center. Dan akan saya jelaskan
juga mengenai sistem yang dapat digunakan dalam kedua metode ini dan
akan saya bahas juga mengenai kelebihan dan kekurangannya dalam kedua metode
ini.
B. Rumusan masalah
1. Apa
Pengertian pola pembelajaran?
2. Bagaimana
Pembelajaran Berbasis Teacher Center
dan Student Center?
3. Apa
Perbedaan Pembelajaran Berbasis Teacher
Center dan Student Center?
4. Apa Ciri-Ciri
Pembelajaran Berbasis Teacher
Center dan Student Center?
5. Apa
saja Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student
Center?
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui Pengertian pola pembelajaran
2. memahami
Pembelajaran Berbasis Teacher Center
dan Student Center
3. memahami Perbedaan Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student Center
4. Memahami Ciri-Ciri Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student
Center
5. Memahami Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran
Berbasis Teacher Center dan Student Center
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pola pembelajaran
Pola
adalah cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan
mendinamisasikan proses belajar mengajar. Pola juga bisa disebut metode dan
juga dimaknai sebagai cara kerja.[1]
Menurut
R.Gegne (1989), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu
organisme beruba perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar
merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. dua konsep ini
menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru
dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Sementara
Hamalik (2003) menjelaskan bahwa belajar adalah modifikasi atau perteguhan
perilaku melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu
proses, suatu kegiatan, dan bukan merupkan suatu hasil atau tujuan.
Kata
atau istilah pembelajaran dan penggunaanya masih tergolong baru, yang mulai
popular semnjak lahirnya Undang-Undang Nasional No. 21 Tahun 2003. Menurut
undang-undang ini, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkuan belajar.
Jadi, pola pembelajaran adalah
seperangkat proedur yang telah disusun secara sistematis oleh pendidik unutk
mencapai tujuan belajar
B. Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student Center
1.
Pembelajaran
Berbasis Teacher Center
Di indonesia sistem pembelajaran masih bersifat satu
arah, yaitu pemberian materi oleh guru/dosen yang dikenal dengan teacher center.[3]
Pendekatan
pembelajaran pada guru yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam
belajar dan kegiatan belajar bersifat klasik. Dalam pendekatan ini guru
menempatkan diri sebagai orang yang serba tahu dan satu satunya sumber belajar.
Pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada guru memiliki ciri bahwa manajemen dan
pengelolaan pembelajaran ditentukan sepenuhnya oleh guru. Peran siswa pada
pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru. Siswa
hamper tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan minat
dan keinginanya.[4]
2.
Pembelajaran
Berbasis Student Center
Pada sistem pembelajaran studen center siswa dituntut aktif mengerjakan tugas dan
mendiskusikan dengan guru sebagai fasilitator. Dengan aktifnya siswa, maka
kreativitas siswa akan terpupuk[5]
Student Center merupakan
salah satu pendekatan dalam pembelajaran. Pendekatan ini memberikan kebebasan
kepada siswa untuk memiliki kesempatan dan fasilitas menggali sendiri ilmu
pengetahuan sehingga akan dapat pengetahuan yang mendalam (deep learning) dan mampu meningkatkan kualitas siswa.[6]
Dalam
pendekatan yang berpusat pada siswa pembelajaran bersifat tidak langsung dan
siswa belajar dengan cara mencari dan menemukan sendiri melalui pengalaman
langsung secara konstektual, yaitu dengan cara mengeksplorasi dan mengelaborasi
pengalaman kerjanya.[7]
Menurut
Harsono, Student Center merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang
memfasilitasi pembelajar untuk terlibat dalam proses Experiential Learning
(pengalaman belajar).[8]
C. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student Center
TEACHER CENTER
LEARNING (TCL)
|
STUDENT
CENTER LEARNING (SCL)
|
Berfokus
s pada guru
|
Berfokus
pada siswa
|
One
Way Traffic
|
Two
Way Traffic
|
Guru
sebagai sumber ilmu utama
|
Guru
sebagai fasilitator dan mitra pembelajaran
|
Siswa
diberi materi pelajaran oleh guru
|
Siswa bertanggung jawab atas pembelajarannya dan
menciptakan kemitraan antara siswa dan guru
|
D. Ciri-Ciri Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student
Center
1.
Pembelajaran
Berbasis Teacher Center
a) Memakai
pendekatan berpusat pada guru, yakni Pergeseran peran guru dari pembelajaran
tradisional ke pembelajaran modern, gurulah yang harus menjadi pusat dalam
pembelajaran.
b) Siswa
ditempatkan sebagai objek belajar. Siswa dianggap sebagai organisme yang pasif,
sebagai penerima informasi yang diberikan guru.
c) Kegiatan
pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Siswa hanya belajar
manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar.
2.
Pembelajaran
Berbasis Student Center
a) Siswa
belajar baik secara individu maupun berkelompok untuk membangun pengetahuan.
b) Siswa
tidak sekedar kompeten dalam bidang ilmu, akan tetapi kompeten dalam belajar.
c) Belajar
menjadi kegiatan komunitas yang difasilitasi oleh guru, yang mampu mengelola
pembelajarannya menjadi berorientasi pada siswa.
d) Belajar
lebih dimaknai sebagai belajar sepanjang hayat (lifelong learning), suatu
keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
e) Belajar
termasuk memanfaatkan teknologi yang tersedia.
E. Kelebihan dan kekurangan
Pembelajaran Berbasis Teacher Center
dan Student Center
1.
Kelebihan
a.
Pembelajaran
Berbasis Teacher Center
Pembelajaran
Teacher Center pada saat ini
diusulkan menjadi model pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki
beberapa kelebihan sebagai berilut:[11]
1) Sejumlah besar informasi dapat
diberikan dalam waktu singkat
2) Informasi dapat diberikan ke
sejumlah besar siswa
3) Pengajar mengendalikan sepenuhnya
organisasi, bahan ajar, dan irama pembelajaran
4) Merupakan mimbar utama bagi pengajar
5) Bila pembelajaran diberikan dengan
baik, menimbulkan inspirasi dan stimulasi bagi siswa
6) Metode penilaian (assessment) cepat
dan mudah
b.
Pembelajaran
Berbasis Student Center
Pembelajaran
Student Center pada saat ini
diusulkan menjadi model pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki
beberapa kelebihan sebagai berilut:[12]
1) Peserta
didik dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi miliknya sendiri, karena
diberi kesempatan yang luas untuk berpartisipasi.
2) Peserta
didik memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
3) Tumbuhnya
suasana demokratis dalam pembelajaran, sehingga terjadi dialog dan diskusi untuk
saling belajar-membelajarkan di antara siswa.
4) Menambah
wawasan pikiran dan pengetahuan bagi guru karena sesuatu yang dialami dan
disampaikan belum diketahui sebelumnya oleh guru. Keunggulan-keunggulan yang
dimiliki model pembelajran Student Center
tersebut akan mampu mendukung upaya ke arah pembelajaran yang efektif dan
efisien.
5) Mengaktifkan siswa.
2.
Kekurangan
a.
Pembelajaran
Berbasis Teacher Center
Pembelajaran
Teacher Center pada saat ini
diusulkan menjadi model pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki
beberapa kekurangan sebagai berilut:[13]
1) Kesulitan
menhadapi adanya perbedaan individu peserta didik
2) Kesulitan
dalam menentukan materi yang cocok dengan anak yang dihadapinya
3) Kesulitan
dalam memilih metode yang cocok
4) Kesulitan
dalam mengadakan evaluasi karena kadang-kadang kekurangan waktu.
b.
Pembelajaran
Berbasis Student Center
Pembelajaran
Student Center pada saat ini
diusulkan menjadi model pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki
beberapa kekurangan sebagai berilut:[14]
1) Siswa
yang masih pasif
2) Sulit diimplementasikan pada kelas
besar
3) Memerlukan waktu lebih banyak
4) Tidak cocok untuk sswa yang tidak
terbiasa aktif, mandiri, dan demokratis.
F.
hasil
observasi pola pembelajaran Pembelajaran Berbasis Teacher Center dan Student
Center di SMP ISLAM AZ-ZAHRAH 2 PALEMBANG


Sejarah Berdirinya Yayasan Az-Zahrah
Warga Sriwijaya di Jakarta dan warga yang pernah berdomisili di Palembang
membentuk suatu Himpunan di Jakarta dengan nama Himpunan Warga Sriwijaya.
Bertujuan untuk membantu pendidikan anak-anak
di Palembang dengan mendirikan sekolah-sekolah yang bernafaskan Islam. Sebagai
tindak lanjutnya didirikan Yayasan Az Zahrah pada tanggal 12 Juli 1990 di
Jakarta dengan akte notaris Ki Agus Zainal Arifin S.H (notaris di Jakarta)
nomor 18.
Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara kepada salah satu guru di SMP AZ-ZAHRAH 2 PALEMBANG yaitu ibu Eda,
S.Pd beliau mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk kelas 7
dan 8. Pola pembelajaran yang gunakan ialah teacher center dan student center.
Untuk pola pembelajaran teacher center
ibu Eda lebih menggunakan metode ceramah, latihan dan Tanya jawab, sedangkan
untuk pola pembelajaran student center
lebih menggunkan metode turot sebaya, diskusi dan talking stic. Setiap
pembelajaran pasti memiliki kendala dan untuk mengatasi kendala tersebut
biasanya guru melakukan pendekatan dan memberi nasihat kepada siswa.
Selanjutnya Bapak Busroly, mengampuh
mata pelaran Fiqh dan BTQ untuk kelas 7 dan
9, sama halnya dengan ibu Eda pak Busroly juga menggunkan pola
pembelajaran teacher center dan student center. Untuk pola pembelajaran teacher center pak Busroly menggunakan
metode ceramah (teori) diskusi dan tutor sebaya (untuk pelajaran BTQ),
sedangkan untuk pola pembelajaran student
center lebih menggunkan metode gerakan (membaca Al-Qur’an dengan gerakan)
dan praktik (demostrasi) contohnya wudhu, adzan, sholat, pemotongan hewan
kurban dan sholat jenazah.
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Pola pembelajaran
merupakan suatu rancangan yang didalamnya menggambarkan sebuah proses
pembelajaran. Pembelajaran berbasis teacher
center merupakan suatu pengajaran dimana guru menggunakan pelajaran
langsung dan trstruktur dengan arahan
dan kendali darinya.
Pola pembelajaran Student Center merupakan salah satu
pendekatan dalam pembelajaran. Pendekatan ini memberikan kebebasan kepada siswa
untuk memiliki kesempatan dan fasilitas menggali sendiri ilmu pengetahuan
sehingga akan dapat pengetahuan yang mendalam (deep learning) dan mampu meningkatkan kualitas siswa
Pembelajaran berbasis teacher center lebih berfokus pada guru, one
way traffic, guru sebagai sumber ilmu utama dan siswa diberi materi
pembelajran oleh guru. Sedangkan pembelajaran berbasis student center berfokus pada siswa, two way traffic, guru sebagai
fasilitator dan mitra pembelajaran dan siswa bertanggung jawab atas
pembelajarannya dan menciptakan kemitraan antara siswa dan guru.
Daftar
Pustaka
Baharuddin. 2009. pendidikan psikologi perkembangan,
(Yogyakarta:Ar-Ruzz Media)
NurainFauziah
Kurdi i. 2009. Penerapan Student Centered
Learning dari Teacher Centered Learning mata Ajar Ilmu
Kesehatan pada Program Studi Penjaskes, Forum
Kependidikan volume 28 No.2
Parwati,
A. Rani. Pergeseran peran guru dari pembelajaran tradisi kepembelajaranmodern,http://ariraniparwati.blogspot.com/2013/03/pergeseran -peran-guru-dari-pembelajaran.
html, diakses 19 november 2018.
NurainFauziah
Kurdi i. 2009. Penerapan Student Centered
Learning dari Teacher Centered Learning mata Ajar Ilmu
Kesehatan pada Program Studi Penjaskes, Forum
Kependidikan volume 28 No.2.
Rindy
Reza. 2014. “Proses Pembelajaran Berbasis
Student Center Learning (Student Deskriptip
Di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk)”,Biokultur, Vol.III/No.1
Rusman.
2014. Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Pfofesionalisme Guru, Jakarta:PT
RajaGrafindo Persada.
Susanto
Ahmad. 2013. teori belajar dan
pembelajaran di sekolah dasar. (Jakarta:fajar
interpratama mandiri.
Tim
Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonsia, Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi 3, (Jakarta:Balai
Pustaka, 2003)
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Nama
Sekolah : Smp
Negeri 03 Gunung Megang Kab. Muara Enim
Tema
/ Subtema : Perilaku
Jujur
Kelas
/ Semester : VII/1
(ganjil)
Alokasi
Waktu :
1X25Menit (1Xpertemuan)
Kompetensi
Dasar dan IndikatorPencapaianKompetensi
Kompetensi Inti
1.
Menerima, menjalankan,
dan menghargai ajaran yang dianutnya.
2.
Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tegangganyaserta cinta
tanah air.
3.
Memahami
pemahaman faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dengan benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4.
Menyajikan
pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya estetis, dalm gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencernimkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.
Kompetensi
Dasar
1.5 Meyakini bahwa perilaku jujur sebagai cerminan
dari Iman
2.5 Menunjukan perilaku jujur dalam
kehidupan sehari-hari
3.5 Memahami
makna perilaku jujur dalam kehidupansehari-hari
4.5 Menunjukkan perilaku jujur dalam
kehidupan sehari-hari
IndikatorPencapaianKompetensi
3.5.1 Menjelaskan pengertian jujur
3.5.2 Menyebutkan pentingnya perilaku jujur
3.5.3 Mencontohkan
perilaku jujur
Tujuan ( dariindicatorkompetensi)
Setelah di
berikan materi diharapkan peserta didik dapat:
1.
Siswa dapat mengetahui pengertian ujujur.
2.
Siswa mampu menyebutkan pentingnyaperilakujujur.
3.
Siswa mampu mencontohkan
perilaku jujur
Materi Pembelajaran
1. Sikap Jujur
a. pengertian jujur
Dalam bahasa arab, kata jujur dari kata shidiq yang artinya benar, dapat
dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai
kebenaran. Jujur adalah mengatakan
sesuatu apa adanya. jujur lawannya dusta.
a.
Pentingnya perilaku jujur
Sifat jujur
merupakan tanda keislaman seseorangdan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik
sifat tersebut.pemilik kejujuran meiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan di
akhirat.
Metode
Pembelajaran :
1.
Pendekatan : saintifik
2.
Model : Self Directed Learning
(SDL)
3.
Metode :Ceramah, kisah, Tanya
jawab, Roll Playing, pemberian tugas
Sumber/
Bahan/ Alat :
1.
Sumber
-
buku cetak siswa
-
RPP Pendidikan
Agama Islam
2.
Bahan
- Reward
Langkah – langkah Pembelajaran
Kegiatan
|
DeskripsiKegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
Kegiatan
Pendahuluan
|
1.
Mengucapkan
salam
2.
Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa
3.
Mengkondisikan kelas dan mengkomunikasikan tentang kehadiran siswa serta kebersihan kelas
4.
Apersepsi mengenai materi
yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya
5.
Guru menyampaikan tujuan belajar
yang akan dipelajari dan kompetensi
yang akan dicapai
6.
Memberikan motivasi berkaitan dengan materi pelajaran
|
5
menit
|
Kegiatan Inti
|
a.
Mengamati
1.
Siswa mengamatai slide tentang jujur melalui tanyangan media ICT
2.
Siswa menyimak penjelasan guru tentang
pengertian sikap jujur, pentingnya perilaku jujur.
b.
Menanya
1.
Siswa mengajukan pertanyaan setelah guru
selesai menjelaskan tentang jujur
c.
Mengasosiasi
1.
Siswa dibagi tugas untuk memerankan kisah tentang jujur.
d.
Mengkomunikasikan
1.
Menyampaikan hasil pengamatan tentang kisah jujur.
2.
Siswa membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing
guru.
|
15 Menit
|
Kegiatan
Penutup
|
1.
Melakukan
penilaian hasil belajar
2.
Doa pulang
3.
Pulang sambil
menunggu giliran panggilan pulang yang dipandu
|
5
Menit
|
Penilaian
1.Prosedur Penilaian
1.
Penilaian Sikap: Observasi selama kegiatan berlangsung.
Penilaian
Spritual
Lembar pengamatan
sikap spiritual
Nama peserta didik :
Kelas :
Tanggal pengamatan :
Materi pokok :
No
|
Aspek pengamatan
|
Skor
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Berdoa sebelum dan sesudah belajar
|
||||
2
|
Mengucapkan rasa syukur atas nikmat / karunia Allah
SWT.
|
||||
3
|
Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat
|
||||
4
|
Mengucapkan kalimat toyyiba saat melihat, dan mendengar
atau meraakan sesuatu.
|
||||
5
|
Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah saat
mempelajari ilmu pengetahuan.
|
||||
Jumlah
|
Keterangan:
1.
= Tidak pernah,
melakukan.
2.
= kadang-kadang
3.
= sering
4.
= selalu
Kriteria nilai :
Sangat baik : apabila
memperoleh skor: 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : Apabila
memperoleh skor 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : Apabila
memperoleh skor 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : Apabila memperoleh skor :
skor ≤ 1,33
2. Penilaian Sosial
No
|
Sikap yang
diamati
|
Melakukan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1
|
Membantu teman
yang lagi membutuhkan
|
||
2
|
Saling
mengajarkan dalam mengerjakan tugas
|
||
3
|
Saling menyapa
|
||
4
|
Saling timbal
balik antar teman
|
||
5
|
Saling timbal
balik antar guru
|
||
6
|
SAling timbal
balik sama masyarakat
|
||
Jumlah
|
Petunjuk Penskoran
:
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0
Kriteria Nilai :
Sangat Baik : apabila
memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila
memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila
memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila
memperoleh skor : skor ≤ 1,33
Soal
Jawablah pertanyaan dibawah ini ! ( PAI KD 1.5)
Jawablah pertanyaan dibawah ini ! ( PAI KD 1.5)
Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tertulis
Bentuk : Uraian
Intrumen
1. Jujur artinya?
2. Berkata dan berbuat sesuai dengan kenyataan, tidak ditambah tidak dikurang sebut?
3. Orang yang jujur akan hidup bahagia di dunia, dan di akhirat akan masuk?
2. Berkata dan berbuat sesuai dengan kenyataan, tidak ditambah tidak dikurang sebut?
3. Orang yang jujur akan hidup bahagia di dunia, dan di akhirat akan masuk?
4. Apa yang dimaksuddengansifatjujur?
5. Kepada siapa kita harus berkata jujur?
5. Kepada siapa kita harus berkata jujur?
Kunci Jawaban
1. Benar
2. Jujur
3. Surga
4. Jujur adalah berkata dan berbuat sesuai
dengan kenyataan, tidak ditambah maupun dikurang.
5. Kepada Allah, Diri
Sendiri, Orang Tua, Guru, Kepada Orang Lain.
SKOR
1. 10
2. 10
3. 10
4. 35
5. 35
Penilaiian
Keterampilan
1.
No
|
Sikap yang
diamati
|
Melakukan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1
|
Masuk kelas
tepat waktu
|
||
2
|
Mengumpulkan
tugas tepat waktu
|
||
3
|
Memakai seragam
sesuai tata tertib
|
||
4
|
Mengerjakan
tugas yang diberikan
|
||
5
|
Tertib dalam
mengikuti pembelajaran
|
||
6
|
Mengikuti
kegiatan praktik sesuai dengan langkah yang ditetapkan
|
||
7
|
Membawa buku
tulis sesuai mata pelajaran
|
||
8
|
Membawa buku
teks mata pelajaran
|
||
Jumlah
|
Petunjuk Penskoran
:
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0
Kriteria Nilai :
Sangat Baik : apabila
memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila
memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila
memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila
memperoleh skor : skor ≤ 1,33
Mengetahui,
Kepala
SMP Negeri 03 Guru
mata pelajaran
Syarnubi
, M.Pd.I Karpika
Kuspida
[1] Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
Indonsia, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi 3, (Jakarta:Balai Pustaka, 2003, Hal. 85.
[2] Ahmad susanto, teori belajar dan pembelajaran di sekolah
dasar, (Jakarta:fajar interpratama mandiri, 2013). Hal 1-3.
[3] Fauziah Nuraini, Penerapan Studen Center Learning
Dari Teacher Center Learning Mata Pelajaran Kesehatan Pada Program Studi
Penjas, 2009, Volum 28 Nomor 2. Hlm 109.
[4] Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Pfofesionalisme Guru,
(Jakarta:PT Rajagrafindo Persada, 2014), Hal.381.
[6] Reza Rindy, “Proses Pembelajaran Berbasis Student Center
Learning (Student Deskriptip Di Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah,
Nganjuk)”,Biokultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, Hal. 251.
[7] Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan…,Hal.382.
[8] Fauziah Nuraini Kurdi,, Penerapan Student Centered Learning Dari
Teacher Centered Learning Mata Ajar Ilmu Kesehatan Pada Program Studi Penjaskes,
Forum Kependidikan Volume 28 No. 2 Maret 2009, Hal. 110
[9] Parwati, A. Rani. Pergeseran peran guru dari pembelajaran
tradisional ke pembelajaran modern, http://ariraniparwati.blogspot.com/2013/03/pergeseran-peran-guru-dari-pembelajaran. html, diakses 20 november 2018.
[10] Kurdi, Fauziah Nuraini, Penerapan Student Centered Learning dari
Teacher…,Hal.111
[12] Kurdi, Fauziah Nuraini, Penerapan Student Centered Learning Dari
Teacher…,Hal.110
[13] Baharuddin, pendidikan
psikologi perkembangan, (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2009), Hal.202
[14] Kurdi, Fauziah Nuraini, Penerapan Student Centered Learning Dari
Teacher Centered…,Hal.110
No comments:
Post a Comment