Thursday, December 20, 2018

PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH




PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH
(Pendekatan dalam Pembelajaran PAI di Sekolah)





Disusun oleh:
Lisa Ayu Tiasti            (1652100140)



Dosen pengampu :
SYARNUBI, M.Pd.I




PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2018

BAB I
(PENDAHULUAN)

A.                         Latar Belakang
            Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Pendekatan pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, pendekatan pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata pelajaran. Penerapan pendekatan pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan pendekatan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan berorientasi pada prestasi belajar.
            Dewasa ini proses belajar mengajar disekolah tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan penggunaan sistem pembelajaran yang tradisional yaitu siswa hanya diberi pengetahuan secara lisan (ceramah) sehingga siswa menerima pengetahuan secara abstrak (hanya membayangkan) tanpa mengalami atau melihat sendiri. Permasalahan interaksi dalam pembelajaran bukan sesuatu yang sederhana, karena keberhasilan belajar siswa erat kaitannya.
Berdasarkan uraian di atas, berikut ini akan dibahas tentang beberapa pendekatan pembelajaran. Kemudian, apabila pendekatan dalam pembelajaran diaplikasikan secara tepat maka dalam pelaksanaan proses pembelajaran akan membuka peluang bagi peserta didik dalam menumbuh kembangkan potensinya terutama berpikir kritis, analistis, dan kreatif.
B.                          Rumusan Masalah
1.        Apa pengertian pendekatan dalam pembelajaran?
2.        Apa saja macam pendekatan dalam pembelajaran?
3.        Bagaimana penerapan pendekatan dalam pembelajaran di sekolah?
BAB II
(PEMBAHASAN)

A.                         Pengertian Pendekatan
Pendekatan berasal dari bahasa inggris, Approach yang diartikan dengan pendekatan. Di dalam dunia pendidikan kata Approach lebih tepat diartikan dengan a way of beginning something (cara memulai sesuatu). karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Dengan pengertian yang lebih luas pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolok atau sudut pandang kita terhadap pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran dapat bersumber atau bergantung dari pendekatan tertentu.[1]
Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Tiap pendekatan pembelajaran tersebut mempunyai karakteristik tertentu, dan berbeda antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan fungsi dan tujuan tiap pendekatan. Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku harus menggunakan pendekatan tertentu, tetapi sifatnya lugas dan terencana. Artinya memilih pendekatan disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran.[2]
Maka dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran adalah suatu titik tolok dan sudut pandang kita dalam melaksanakan pembelajaran yang akan menjadi sumber atau arah menentukan strategi dan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.Cara belajar peserta didik cukup beragam, sehingga cara mengelola kegiatan pembelajaran pun harus harus mempertimbangkan keragaman ini. Karena itu, guru dituntut mengkondisikan kegiatan pembelajaran sesuai dengan keragaman tersebut, sehingga strategi pembelajaran yang ditawarka pun harus beragam agar dapat menampung cara belajar peserta didik, misalnya ceramah, diskusi, dan lainya.[3]

B.                          Macam-macam Pendekatan dalam Pembelajaran
Pendekatan dalam pembelajaran secara umum dibagi menjadi dua yaitu:[4]
1.                  Pendekatan Pembelajaran Berorientasi pada Guru (Teacher     Centered Approaches)
                  Pendekatan berorientasi pada guru yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan belajar bersifat klasik. Dalam pendekatan ini guru menempatkan diri sebagai orang yang serba tahu dan sebagai satu-satunya sumber belajar. Pendekatan pembelajaran yang berousat pada guru memiliki ciri bahwa menejemen dan pengelolan pembelajaran ditentukan sepenuhnya oleh guru. Peran siswa pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru.
                         Pendekatan yang berpusat pada guru memiliki ciri bahwa menejemen dan penegelolaan pembelajaran di tentukan sepenuhnya oleh guru. Dan peran siswa pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru. Siswa hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan minat dan keinginannya.[5]
2.        Pendekatan Pembelajaran Berorientasi pada Siswa (Student Centered Approaces)
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan belajar bersifat modern. Pembelajaran yang yang baik manakala berorientasi kepada siswa dengan tujuan agar dapat menimbulkan motivasi pada diri siswa. Maksudnya bahwa motivasi siswa dapat timbul tanpa perlu adanya rangsangan dari luar karena di dalam diri mereka sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya siswa yang memiliki minat membaca.   Timbulnya minat membaca dari dalam diri siswa atas kesadarannya sendiri. Ia rajin mencari buku-buku yang ingin dibacanya. Keinginan untuk membaca timbul karena dorongan dan kesadaran dari dalam dirinya sendiri, jadi siswa tidak terus-terusan dijejali dengan perintah atau instruksi untuk melakukan aktivitas membaca. Namun dalam kenyataannya siswa sering mengalami lelah, jenuh, bosan dan tidak memiliki kegairahan dalam belajar dengan  beberapa alasan yang  bisa muncul setiap saat. Disinilah unsur guru sangat penting dalam memberikan motivasi, mendorong dan memberikan respon positif guna membangkitkan kembali semangat siswa yang mulai menurun. Guru bertindak sebagai alat pembangkit motivasi (motivator) bagi peserta didiknya.[6]
Kegiatan pembelajaran perlu menempatkan mereka sebagai subyek pembelajaran dan guru berfungsi sebagai fasilitator dan harus bergerak mendorong mereka untuk mengembangkan semua bakat dan minat belajar yang ada dalam diri siswa sehingga mereka mampu belajar dengan sebaik-baiknya. Urgensi guru memahami tipologi cara belajar siswa itu agar para guru dapat menempatkan diri, memiliki pendekatan, metode dan strategi serta menentukan materi agar dapat diterima oleh seluruh siswa dengan keragaman cara belajarnya. Pada sisi lain, tidak hanya dalam cara belajar yang berbeda, tetapi perbedaan siswa juga akan terjadi dalam hal kecerdasan. Guru harus melihat siswa secara personal, disamping secara kolektif, setiap personal memiliki perbedaan kecerdasan secara individual, kemampuan dalam merespon pelajaran yang telah disampaikan guru menjadi masalah dengan kecerdasan tersebut. Howard Gardner menyebutkan bahwa kecerdasan seseorang meliputi kecerdasan linguistik (cerdas kata), suatu kecerdasan atau kemampuan dalam menggunakan kata secara efektif baik secara lisan maupun secara tertulis, di dalam penanaman kemampuan membaca dan menulis seharusnya menjadi prioritas, kemudian kecerdasan matematis logis (cerdas angka),  kecerdasan spasial (cerdas ruang), kecerdasan kinestetis-jasmani (cerdas fisik), kecerdasan musikal (cerdas irama), kecerdasan intrapersonal (cerdas sosial),. Kemudian cerdas interpersonal (cerdas diri), dan cerdas naturalis (cerdas alam).[7]

            Dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam Nazarudin Rahman mengemukakan ada enam pendekatan yang digunakan, yaitu:[8]
a)        Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional yaitu suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada aspek penalaran. Pendekatan ini dapat berbentuk proses berfikir induktif yang dimulai dengan memperkenalkan fakta-fakta, konsep, informasi, atau contoh-contoh kemudian ditarik suatu kesimpulan yang bersifat menyeluruh atau proses berfikir deduktif yang dimulai dari kesimpulan umum dan kemudian dijelaskaan secara rinci melalui contoh-contoh dan bagian-bagiannya.
b)        Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional yakni upaya mengunggah perasaan peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
c)        Pendekatan Pengamalan
Pendekatan pengalaman, yakni memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperaktekkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan.
d)       Pendekatan Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memeperaktekkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan.

e)        Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional, yaitu menyajikan materi pokok dari segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-sehari dalam arti luas.
f)         Pendekatan keteladanan
Pendekatan keteladan, yaitu menjadikan figur guru, petugas sekolah lainnya, orang tua serta anggota masyarakat sebagai cermin bagi peserta didik. Keteladanan sebagai bagian dari cara guru menampilkan interaksinya dengan siswa, adalah perilaku guru menjadi contoh bagi siswa dan sekaligus memberi contoh kepada siswa, baik dalam hal pengetahuan, sikap dan perbuatannya.
Konsep tunjukkan teladan menjadi pondasi utama dalam membelajarkan Agama Islam. Sifat alami siswa yang suka melakukan peniruan dengan seseorang yang dikaguminya akan memudahkannya untuk memilih contoh perilaku yang baik untuk dilakukan dan tidak.  Karena siswa di dalam proses pembelajaran tidak hanya berprilaku dengan mendengar dan melihat tetapi berbuat langsung sesuai dengan perilaku figur yang ditirunya.[9]
Adapun dalam implementasi kurikulum 2013 ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam pelaksanaannya yaitu:
1.        Pendekatan Saintifik atau Pendekatan Ilmiah
Berkenaaan dengan impenentasi kurikulum 2013 pemerintah menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran guru harus menciptakan pembelajaran aktif melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau mencoba, mengasosiasi/menalar/mengolah informasi, serta menyajikan atau mengkomunikasikan terkait dengan materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.[10]
Pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa melalui kegiatan mengamati menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring pada kegiatan pembelajaran disekolah. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa secara luas untuk melakukan eksplorasi dan elaborasi materiyang dipelajari.[11]
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memnuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif ketimbang penalaran deduktif. Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudin menarik simpulan spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas.[12]
2.        Pendekatan Kontekstual
     Pendekatan kontekstual merupakan terjemah dari pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), merupakan suatu proses pembelajaran holistik untuk mengajarkan peserta didik yang bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran dengan mengaitkan pelajaran tersebut dengan konteks kehidupan nyata.[13]
     Pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah suatu pendekatan yang mengarahkan pemikiran kita pada pengalaman Pendekatan kontekstual ini adalah pembelajaran yang berangkat dari dunia nyata yang dibawa ke dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
3.        Pendekatan Kontruktivisme
Pada dasarnya, pendekatan kontruktivisme menghendaki bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Belajar bermakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau hanya membaca buku tentang pengalaman orang lain. Pendekatan kontruktisme dalam belajar merupakan salah satu pendekatan yang berfokus pada peserta didik sebagai pusat dalam proses pembelajaran.[14]

C.                         Hasil Penelitian Penerapan Pendekatan Pembelajaran di Sekolah
            SDN Pauh merupakan salah satu sekolah dasar yang terletak di Jln. Palembang-Jambi KM 161. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang sudah menggunakan kurikulum 2013 dan menerapkan pendekatan saintifik dalam setiap proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru kelas IV C sudah paham dengan pendekatan saintifik serta mampu menerapkan dengan baik pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran.
 Menurut guru kelas IV C, pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013 dengan menggunakan metode ilmiah yang terdiri dari lima aspek yaitu (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, menalar/ mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan). Deskripsi tersebut sesuai dengan langkah-langkahpendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran yang meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan.
            Dari hasil penelitian, guru melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum melaksanakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pada tahap perencanaan guru membuat silabus dan RPP serta menyiapkan materi yang akan diajarkan pada siswa. Selain silabus, RPP, dan materi pembelajaran guru juga menyiapkan media yang akan digunakan untuk proses pembelajaran karena dalam penerapan pendekatan saintifik penggunaan media sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Pada tahap pelaksanaan guru sudah menerapkan pendekatan saintifik yaitu (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, menalar/ mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan) dengan optimal. Dalam tahap pelaksanaan ini guru sudah mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator yang baik dalam proses pembelajaran agar siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini sejalan dengan prinsip pengelolaan pembelajaran.
            Terkait dengan peran siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik sudah terlihat dengan jelas bahwa siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari keaktifan semua siswa serta kreatifitas yang dihasilkan selama mengikuti proses pembelajaran. Siswa semakin lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran yang diberikan tidak terlalu banyak menampilka teori tetapi lebih banyak menampilakan praktek.
            Kendala yang dialami oleh guru dalam menerapkan pendekatan saintifik antara lain:
1.        Kendala pertama, guru merasa kesulitan pada saat membuat perencanaan karena materi yang ada dalam kurikulum 2013 mempunyai cakupan yang sangat luas.
2.        Kendala kedua, untuk tahap pelaksanaan guru membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam menyampaikan materi pembelajaran.
3.        Kendala ketiga yang dialami guru yaitu saat melakukan penilaian, guru membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam melakukan penilaian karena penilaian yang dilakukan melibatkan tiga aspek yaitu aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
4.        Kendala keempat, guru memiliki kendala dalam penggunaan software. Terkait dengan kendala pertama yang dialami guru maka upaya atau solusi yang dilakukan guru yaitu dengan konsultasi sesama guru dan mencari lagi sumber-sumber yang mendukung serta merangkum semua materi yang cakupannya dianggap terlalu luas. Terkait dengan kendala kedua maka guru mengkondisikan suasana pembelajaran dengan waktu yang telah ditentukan sehingga waktu yang digunakan tidak melebihi waktu sebelumnya. Untuk mengatasi kendala ketiga kepala sekolah memberikan beberapa pelatihan khusus terkait dengan penilaian sehingga memudahkan guru dalam melakukan penilaian, guru juga langsung melakukan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung melalui observasi.
5.        Untuk kendala keempat yaitu kendala dalam seluruh kelas masih belum menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Hanya kelas 4, 5, dan 6 saja yang sudah menerapkan. Karena menurut guru mata pelajaran mereka belum bisa menerapkan kepada siswa kelas 1-3.
Dari paparan hasil penelitian diatas, dapat diamati bahwa guru sudah dapat menerapakan pendekatan saintifik dengan baik selama proses pembelajaran. Jika beberapa kendala diatas dapat diatasi dengan baik maka penerapan pendekatan
saintifik dapat diterapakan dengan lebih baik lagi.





















BAB III
(PENUTUP)

A.      SIMPULAN
1.        Pendekatan pembelajaran adalah suatu titik tolok dan sudut pandang kita dalam melaksanakan pembelajaran yang akan menjadi sumber atau arah menentukan strategi dan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2.        Pendekatan dalam pembelajaran secara umum dibagi menjadi dua yaitu:
a)        Pendekatan Pembelajaran Berorientasi pada Guru (Teacher      Centered Approaches)
b)       Pendekatan Pembelajaran Berorientasi pada Siswa (Student Centered Approaces)
Dalam implementasi kurikulum 2013 ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam pelaksanaannya yaitu: Pendekatan Saintifik atau Pendekatan Ilmiah, Pendekatan Kontekstual, dan Pendekatan Kontruktivisme
3.        Penerapan pendeketan pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI di sekolah ini sudah baik dan sesuai dengan teori yang ada. Akan tetapi dalam penerapan pendekatan yang berorientasi pada siswa hanya dilakukan untuk siswa kelas 4, 5, & 6 saja.

B.                          SARAN
Ada baiknya jika pendekatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran Berorientasi pada Siswa (Student Centered Approaces) diberlakukan untuk semua kelas. Setidaknya walaupun mereka tidak memiliki buku paket untuk setiap siswa, guru yang memiliki inisiatif.




DAFTAR PUSTAKA

Andayani. 2015.  Problema dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran            Bahasa Indonesia. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Handayati, Sri, 2015, “Pengaruh Pembelajaran dan Religiutas Terhadap Hasil Belajar     Siswa XI SMK Telkom Shandy Putra Medan Tahun Ajaran 2009-2010”,      Tadrib, Vol 2, No. 1
Lutfaidah, 2015, “ Pengauh Metode dan Pendekatan Pembelajaran Terhadap                   Penguasaan Konsep Matematika”, Jurnal Formatif 5(3): 279-285, ISSN: 2088-351X.
Manizar, Elly, 2015, “Peran Guru Sebagai Motivator dalam Belajar”, Tadrib,       Vol. 1, No. 2
Misdar, 2015, “Revitalisasi Interaksi Pedagogik Guru dengan Siswa dalam            Pembelajaran”, Tadrib, Vol. 1, No. 2
Muldlofir, Ali & Evi Fatimatur Rusydiyah. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif     Dari Teori ke Praktek. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Rahman, Nazarudin.2013. Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep,                       Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum,      Yogyakarta: Pustaka Felicha.
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses       Pendidikan. Jakarta: KENCANA.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran (Teori dan Praktek). Jakarta:   Kencana.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.            Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.






Lampiran Kegiatan Observasi

20181020_093551[1]

20181020_092153
20181020_092218

20181020_092304







LAMPIRAN RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah                       : SMA Negeri 1 Palembang
Mata Pelajaran                      : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas / Semester                    : XII (Sepuluh) / Ganjil
Materi Pokok                                     : Bersatu dalam Keragaman dan Demokrasi
Alokasi waktu                        : 1 x Pertemuan (1x 40 menit)

A.           Kompetensi Inti: 
 KI 1
:
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
:
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3
:
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4
:
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan


B.            Kompetensi Dasar
1.11     Terbiasa membaca Al-Qur’an sebagai pengamalan dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritik dan bersikap demokratis.
1.12     Bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3: 159, serta Hadist yang terkait
1.13     Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran/3: 159, serta Hadis kritis dan bersikap demokratis.

C.           Indikator Pencapaian Kompetensi
1.11.1    Terbiasa membaca Al-Qur’an sebagai pengamalan dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritik dan bersikap demokratis
1.12.1 Bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3: 159, serta Hadist yang terkait
1.13.1    Menterjemahkan Q.S. Ali Imran/3: 159, serta Hadis kritis dan bersikap demokratis.
1.13.2    Menjelaskan pesan-pesan yang terkandung pada Q.S. Ali Imran/3: 159, serta Hadis kritis dan bersikap demokratis.

D.           Tujuan Pembelajaran
1.        Terbiasa membaca Al-Qur’an sebagai pengamalan dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritik dan bersikap demokratis
2.        Bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3: 159, serta Hadist yang terkait
3.        Menterjemahkan Q.S. Ali Imran/3: 159, serta Hadis kritis dan bersikap demokratis.
4.        Menjelaskan pesan-pesan yang terkandung pada Q.S. Ali Imran/3: 159, serta Hadis kritis dan bersikap demokratis
E.            Materi Pembelajaran
Makna dan pesan yang terkandung pada Q.S. Ali Imran/3: 159 serta hadist yang terkait.

F.            MetodePembelajaran
Pendekatan                 : Pendekatan Saintifik
Metode                                    : Metode ceramah dan Metode Numbered Head Together

G.           Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
1.    Video terkait materi pembelajaran
2.    Buku PAI kelas XII

H.           Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit )
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
v  Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa  untuk  memulai pembelajaran
v  Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
v  Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik  dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
  • Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
  • Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
  • Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
  • Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang  berlangsung
  • Mengajukan pertanyaan.

10
Menit





Kegiatan Inti
Sintak
Model Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Stimulatio
(stimullansi/
pemberian
rangsangan)
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topic dengan menayangkan video yang relevan.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan akan dijawab melalui kegiatan belajar
Data
collection
(pengumpulan
data)
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
v  Mengamati objek/kejadian
v  Membaca sumber lain selain buku teks
v  Tanya jawab dengan nara sumber

Data
processing
(pengolahan
Data)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
v  Mendiskusikan
Peserta didik bersama-sama membahas soal yang telah diberikan oleh guru
v  Mengumpulkan informasi
Setiap peserta didik di dalam kelompok mencari informasi yang terkait dengan soal yang telah diberikan.
v  Mempresentasikan
Guru meminta peserta didik untuk memprsentasikan jawaban yang telah didiskusikan bersama kelompoknya dengan cara memanggil nomor yang telah diberikan kepada peserta didik.
v  Saling bertukar informasi
Peserta didik dari kelompok diminta untuk menanggapi jawaban yang telah dipaparkan oleh peserta didik yang mempresentasikan jawaban sehingga diperoleh pengetahuan baru.
Verification
(pembuktian)
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan.
Generalizatio
(menarik
kesimpulan)
Guru menyimpulkan pembelajaran

















20
Menit


Kegiatan Penutup
Peserta didik :
  • Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru :
  • Memberikan penghargaan kepada seluruh siswa yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
5
Menit

I.                Penilaian
1.             Tes tertulis
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Contoh Instrumen

a.         Menjelaskan pesan-pesan yang terkandung dalam Q.S. Ali Imran ayat 159
Tes Tulis
Uraian
b.         Pesan apa yang terkandung dalam Q.S. Ali Imran ayat 159?

c.         Bersikap demokratis sesuai isi kandungan Q.S. Ali Imran ayat 159
Tulis Tulis
Uraian
d.        Sebutkan contoh sikap demokrasi dalam kehidupan sehari-hari!

2.             Lisan
No.
Nama Peserta didik
Kemampuan Mempresentasikan
1
2
3
4
5
1.    1






2.    2






3.    3






Dst
Dst..........................






Keterangan :                                                                Skor Tes lisan :           
·      Mempresentasikan sangat baik                               = 80 – 90 = A
·      Mempresentasikan baik                                          = 70 – 79 = B
·      Mempresentasikan kurang baik                              = 60 – 69 = C
·      Mempresentasikan tidak lancar                              = 50 – 59 = D
·      Tidak dapat mempresentasikan                              = kurang dari 50 = E

E.            PENILAIAN KOGNITIF
Aspek yang Dinilai
Skor
1
2
3
Pemahaman tentang Q.S. Ali Imran ayat 159



Pemahaman sikap demokrasi



Pemahaman pesan yang terkandung dalam Q.S Ali Imran ayat 159





J.         Rubik Penilaian Sikap
No.
Nama siswa
Penilaian
Jumlah skor
Nilai
Keberanian
Sistematika penyampaian
Wawasan
Komunikasi
Performance
1








2








3










Catatan :
*4 =  SangatBaik               3 =  Baik
  2 =  Sedang                      1 =  Kurang baik



Mengetahui
Kepala Madrasah



BUDIMAN
NIP. 196709012000031002

Palembang , 22 Agustus 2018
Guru Bidang Studi



LISA AYU TIASTI
NIM 1652100140




[1] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Teori dan Praktek), (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 295
[2] Lutfaidah, “ Pengauh Metode dan Pendekatan Pembelajaran Terhadap Penguasaan Konsep Matematika”, Jurnal Formatif 5(3): 279-285, 2015 ISSN: 2088-351X, hal. 282
[3] Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013), hal. 25
[4] Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: KENCANA, 2017), hal. 210
[5] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran,..., hal. 295
[6] Elly Manizar, “Peran Guru Sebagai Motivator dalam Belajar”, Tadrib, 2015, Vol. 1, No. 2, hal. 179
[7] Misdar, “Revitalisasi Interaksi Pedagogik Guru dengan Siswa dalam Pembelajaran”, Tadrib, 2015, Vol. 1, No. 2
[8] Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam,..., hal. 15
[9] Sri Handayati, “Pengaruh Pembelajaran dan Religiutas Terhadap Hasil Belajar Siswa XI SMK Telkom Shandy Putra Medan Tahun Ajaran 2009-2010”, Tadrib, 2016, Vol 2, No. 1
[10] Rusman, Belajar dan Pembelajaran,..., hal. 421
[11] Rusman, Belajar dan Pembelajaran,..., hal. 422
[12] Ali Muldlofir & Evi Fatimatur Rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), hal. 101
[13] Andayani, Problema dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2015), hal. 5
[14] Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2013), hal,  

1 comment:

  1. Online Casino Site - Lucky Club
    Lucky Club is a Malta-based online casino site that allows players to play their favourite luckyclub.live casino games like roulette, blackjack, slots and other popular  Rating: 5 · ‎Review by LuckyClub.live

    ReplyDelete

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI      Disusun oleh Laili Hernita         (1652100137)               ...