PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH
(Pendekatan dalam Pembelajaran PAI di Sekolah)
Disusun oleh:
Lisa Ayu Tiasti (1652100140)
Dosen pengampu
:
SYARNUBI,
M.Pd.I
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2018
BAB I
(PENDAHULUAN)
A.
Latar
Belakang
Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu. Pendekatan pembelajaran mempunyai peranan penting dalam
proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, pendekatan
pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap
mata pelajaran. Penerapan pendekatan pembelajaran di sekolah, guru dapat
menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan
pendekatan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif sehingga
pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan berorientasi pada
prestasi belajar.
Dewasa ini proses belajar mengajar disekolah tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan penggunaan sistem
pembelajaran yang tradisional yaitu siswa hanya
diberi pengetahuan secara lisan (ceramah) sehingga siswa menerima pengetahuan
secara abstrak (hanya membayangkan) tanpa mengalami atau melihat sendiri. Permasalahan interaksi dalam pembelajaran bukan sesuatu yang
sederhana, karena keberhasilan belajar siswa erat kaitannya.
Berdasarkan uraian di atas, berikut ini akan dibahas
tentang beberapa pendekatan pembelajaran. Kemudian, apabila pendekatan dalam
pembelajaran diaplikasikan secara tepat maka dalam pelaksanaan proses
pembelajaran akan membuka peluang bagi peserta didik dalam menumbuh kembangkan
potensinya terutama berpikir kritis, analistis, dan kreatif.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian pendekatan dalam pembelajaran?
2.
Apa
saja macam pendekatan dalam pembelajaran?
3.
Bagaimana
penerapan pendekatan dalam pembelajaran di sekolah?
BAB II
(PEMBAHASAN)
A.
Pengertian
Pendekatan
Pendekatan
berasal dari bahasa inggris, Approach yang diartikan dengan pendekatan.
Di dalam dunia pendidikan kata Approach lebih tepat diartikan dengan a
way of beginning something (cara memulai sesuatu). karena itu, istilah
pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Dengan pengertian yang
lebih luas pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolok atau
sudut pandang kita terhadap pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya sangat umum. Oleh
karenanya strategi dan metode pembelajaran dapat bersumber atau bergantung dari
pendekatan tertentu.[1]
Pendekatan pembelajaran merupakan
aktifitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Tiap pendekatan
pembelajaran tersebut mempunyai karakteristik tertentu, dan berbeda antara satu
dengan yang lainnya sesuai dengan fungsi dan tujuan tiap pendekatan. Pendekatan
pembelajaran tentu tidak kaku harus menggunakan pendekatan tertentu, tetapi
sifatnya lugas dan terencana. Artinya memilih pendekatan disesuaikan dengan
kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran.[2]
Maka
dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran adalah suatu titik tolok dan
sudut pandang kita dalam melaksanakan pembelajaran yang akan menjadi sumber
atau arah menentukan strategi dan metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan.Cara belajar peserta didik cukup beragam, sehingga cara mengelola
kegiatan pembelajaran pun harus harus mempertimbangkan keragaman ini. Karena
itu, guru dituntut mengkondisikan kegiatan pembelajaran sesuai dengan keragaman
tersebut, sehingga strategi pembelajaran yang ditawarka pun harus beragam agar
dapat menampung cara belajar peserta didik, misalnya ceramah, diskusi, dan
lainya.[3]
B.
Macam-macam
Pendekatan dalam Pembelajaran
Pendekatan dalam
pembelajaran secara umum dibagi menjadi dua yaitu:[4]
1.
Pendekatan
Pembelajaran Berorientasi pada Guru (Teacher Centered
Approaches)
Pendekatan berorientasi pada guru yaitu pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan belajar bersifat
klasik. Dalam pendekatan ini guru menempatkan diri sebagai orang yang serba
tahu dan sebagai satu-satunya sumber belajar. Pendekatan pembelajaran yang
berousat pada guru memiliki ciri bahwa menejemen dan pengelolan pembelajaran
ditentukan sepenuhnya oleh guru. Peran siswa pada pendekatan ini hanya
melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru.
Pendekatan yang berpusat pada guru memiliki ciri bahwa
menejemen dan penegelolaan
pembelajaran di tentukan sepenuhnya oleh guru. Dan peran siswa pada pendekatan
ini hanya melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru. Siswa
hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan minat
dan keinginannya.[5]
2.
Pendekatan
Pembelajaran Berorientasi pada Siswa (Student Centered Approaces)
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah
pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan
belajar bersifat modern. Pembelajaran yang yang baik manakala berorientasi
kepada siswa dengan tujuan agar dapat menimbulkan motivasi pada diri siswa.
Maksudnya bahwa motivasi siswa dapat timbul tanpa perlu adanya rangsangan dari
luar karena di dalam diri mereka sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Misalnya siswa yang memiliki minat membaca.
Timbulnya minat membaca dari dalam diri siswa atas kesadarannya sendiri.
Ia rajin mencari buku-buku yang ingin dibacanya. Keinginan untuk membaca timbul
karena dorongan dan kesadaran dari dalam dirinya sendiri, jadi siswa tidak
terus-terusan dijejali dengan perintah atau instruksi untuk melakukan aktivitas
membaca. Namun dalam kenyataannya siswa sering mengalami lelah, jenuh, bosan
dan tidak memiliki kegairahan dalam belajar dengan beberapa alasan yang bisa muncul setiap saat. Disinilah unsur guru
sangat penting dalam memberikan motivasi, mendorong dan memberikan respon
positif guna membangkitkan kembali semangat siswa yang mulai menurun. Guru
bertindak sebagai alat pembangkit motivasi (motivator) bagi peserta didiknya.[6]
Kegiatan
pembelajaran perlu menempatkan mereka sebagai subyek pembelajaran dan guru
berfungsi sebagai fasilitator
dan harus bergerak mendorong mereka untuk mengembangkan semua bakat dan minat
belajar yang ada dalam diri siswa sehingga mereka mampu belajar dengan
sebaik-baiknya. Urgensi
guru memahami tipologi cara belajar siswa itu agar para guru dapat menempatkan
diri, memiliki pendekatan, metode dan strategi serta menentukan materi agar dapat
diterima oleh seluruh siswa dengan keragaman cara belajarnya. Pada sisi lain,
tidak hanya dalam cara belajar yang berbeda, tetapi perbedaan siswa juga akan
terjadi dalam hal kecerdasan. Guru harus melihat siswa secara personal,
disamping secara kolektif, setiap personal memiliki perbedaan kecerdasan secara
individual, kemampuan dalam merespon pelajaran yang telah disampaikan guru
menjadi masalah dengan kecerdasan tersebut. Howard Gardner menyebutkan bahwa kecerdasan
seseorang meliputi kecerdasan linguistik (cerdas kata), suatu kecerdasan atau
kemampuan dalam menggunakan kata secara efektif baik secara lisan maupun secara
tertulis, di dalam penanaman kemampuan membaca dan menulis seharusnya menjadi
prioritas, kemudian kecerdasan matematis logis (cerdas
angka), kecerdasan spasial (cerdas
ruang), kecerdasan kinestetis-jasmani (cerdas fisik), kecerdasan musikal
(cerdas irama), kecerdasan intrapersonal (cerdas sosial),. Kemudian cerdas
interpersonal (cerdas diri), dan cerdas naturalis (cerdas alam).[7]
Dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Nazarudin Rahman mengemukakan ada enam pendekatan yang digunakan, yaitu:[8]
a)
Pendekatan
Rasional
Pendekatan
rasional yaitu suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan
kepada aspek penalaran. Pendekatan ini dapat berbentuk proses berfikir induktif
yang dimulai dengan memperkenalkan fakta-fakta, konsep, informasi, atau
contoh-contoh kemudian ditarik suatu kesimpulan yang bersifat menyeluruh atau
proses berfikir deduktif yang dimulai dari kesimpulan umum dan kemudian
dijelaskaan secara rinci melalui contoh-contoh dan bagian-bagiannya.
b)
Pendekatan
Emosional
Pendekatan
emosional yakni upaya mengunggah perasaan peserta didik dalam menghayati
perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
c)
Pendekatan
Pengamalan
Pendekatan
pengalaman, yakni memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memperaktekkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah dalam menghadapi
tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan.
d)
Pendekatan
Pembiasaan
Pendekatan
pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memeperaktekkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah dalam menghadapi
tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan.
e)
Pendekatan
Fungsional
Pendekatan
fungsional, yaitu menyajikan materi pokok dari segi manfaatnya bagi peserta
didik dalam kehidupan sehari-sehari dalam arti luas.
f)
Pendekatan
keteladanan
Pendekatan
keteladan, yaitu menjadikan figur guru, petugas sekolah lainnya, orang tua
serta anggota masyarakat sebagai cermin bagi peserta didik. Keteladanan sebagai
bagian dari cara guru menampilkan interaksinya dengan siswa, adalah perilaku
guru menjadi contoh bagi siswa dan sekaligus memberi contoh kepada siswa, baik
dalam hal pengetahuan, sikap dan perbuatannya.
Konsep
tunjukkan teladan menjadi pondasi utama dalam membelajarkan Agama Islam. Sifat
alami siswa yang suka melakukan peniruan dengan seseorang yang dikaguminya akan
memudahkannya untuk memilih contoh perilaku yang baik untuk dilakukan dan
tidak. Karena siswa di dalam proses
pembelajaran tidak hanya berprilaku dengan mendengar dan melihat tetapi berbuat
langsung sesuai dengan perilaku figur yang ditirunya.[9]
Adapun dalam implementasi kurikulum 2013 ada beberapa pendekatan
yang dapat dilakukan dalam pelaksanaannya yaitu:
1.
Pendekatan
Saintifik atau Pendekatan Ilmiah
Berkenaaan dengan impenentasi kurikulum 2013 pemerintah
menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan
pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran guru harus menciptakan pembelajaran aktif melalui kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau mencoba,
mengasosiasi/menalar/mengolah informasi, serta menyajikan atau
mengkomunikasikan terkait dengan materi yang disampaikan dalam kegiatan
pembelajaran. pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.[10]
Pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa melalui kegiatan mengamati
menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring pada kegiatan pembelajaran
disekolah. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa secara luas untuk melakukan eksplorasi dan
elaborasi materiyang dipelajari.[11]
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memnuhi kriteria
ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif ketimbang penalaran
deduktif. Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudin menarik
simpulan spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau
situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya,
penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang
lebih luas.[12]
2.
Pendekatan
Kontekstual
Pendekatan
kontekstual merupakan terjemah dari pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL), merupakan suatu proses pembelajaran holistik untuk
mengajarkan peserta didik yang bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna
materi pelajaran dengan mengaitkan pelajaran tersebut dengan konteks kehidupan
nyata.[13]
Pendekatan
Contextual Teaching and Learning adalah suatu pendekatan yang mengarahkan
pemikiran kita pada pengalaman Pendekatan kontekstual ini adalah pembelajaran
yang berangkat dari dunia nyata yang dibawa ke dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah.
3.
Pendekatan
Kontruktivisme
Pada
dasarnya, pendekatan kontruktivisme menghendaki bahwa pengetahuan dibentuk
sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar
bermakna. Belajar bermakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan
ceramah atau hanya membaca buku tentang pengalaman orang lain. Pendekatan
kontruktisme dalam belajar merupakan salah satu pendekatan yang berfokus pada
peserta didik sebagai pusat dalam proses pembelajaran.[14]
C.
Hasil Penelitian Penerapan Pendekatan Pembelajaran di Sekolah
SDN Pauh merupakan salah satu sekolah dasar
yang terletak di Jln.
Palembang-Jambi KM 161. Sekolah ini
merupakan salah satu sekolah yang sudah menggunakan kurikulum 2013 dan
menerapkan pendekatan saintifik dalam setiap proses pembelajaran. Hasil
penelitian menunjukan bahwa guru kelas IV C sudah paham dengan pendekatan
saintifik serta mampu menerapkan dengan baik pendekatan saintifik dalam proses
pembelajaran.
Menurut guru
kelas IV C, pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang terdapat
dalam kurikulum 2013 dengan menggunakan metode ilmiah yang terdiri dari lima
aspek yaitu (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ mencoba, menalar/
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan). Deskripsi tersebut sesuai dengan
langkah-langkahpendekatan ilmiah (scientific approach) dalam
pembelajaran yang meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya,
percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau
informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan.
Dari
hasil penelitian, guru melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum
melaksanakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pada tahap perencanaan
guru membuat silabus dan RPP serta menyiapkan materi yang akan diajarkan pada
siswa. Selain silabus, RPP, dan materi pembelajaran guru juga menyiapkan media
yang akan digunakan untuk proses pembelajaran karena dalam penerapan pendekatan
saintifik penggunaan media sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami
materi yang diajarkan oleh guru. Pada tahap pelaksanaan guru sudah menerapkan
pendekatan saintifik yaitu (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/
mencoba, menalar/ mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan) dengan optimal. Dalam
tahap pelaksanaan ini guru sudah mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan
mediator yang baik dalam proses pembelajaran agar siswa lebih termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran. Hal ini sejalan dengan prinsip pengelolaan pembelajaran.
Terkait
dengan peran siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
saintifik sudah terlihat dengan jelas bahwa siswa sangat antusias dalam
mengikuti pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari keaktifan semua siswa serta
kreatifitas yang dihasilkan selama mengikuti proses pembelajaran. Siswa semakin
lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran yang
diberikan tidak terlalu banyak menampilka teori tetapi lebih banyak
menampilakan praktek.
Kendala
yang dialami oleh guru dalam menerapkan pendekatan saintifik antara lain:
1.
Kendala
pertama, guru merasa kesulitan pada saat membuat perencanaan karena materi yang
ada dalam kurikulum 2013 mempunyai cakupan yang sangat luas.
2.
Kendala
kedua, untuk tahap pelaksanaan guru membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam menyampaikan
materi pembelajaran.
3.
Kendala
ketiga yang dialami guru yaitu saat melakukan penilaian, guru membutuhkan waktu
yang lebih banyak dalam melakukan penilaian karena penilaian yang dilakukan
melibatkan tiga aspek yaitu aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek
keterampilan.
4.
Kendala
keempat, guru memiliki kendala dalam penggunaan software. Terkait dengan
kendala pertama yang dialami guru maka upaya atau solusi yang dilakukan guru
yaitu dengan konsultasi sesama guru dan mencari lagi sumber-sumber yang
mendukung serta merangkum semua materi yang cakupannya dianggap terlalu luas. Terkait
dengan kendala kedua maka guru mengkondisikan suasana pembelajaran dengan waktu
yang telah ditentukan sehingga waktu yang digunakan tidak melebihi waktu
sebelumnya. Untuk mengatasi kendala ketiga kepala sekolah memberikan beberapa
pelatihan khusus terkait dengan penilaian sehingga memudahkan guru dalam
melakukan penilaian, guru juga langsung melakukan penilaian selama proses
pembelajaran berlangsung melalui observasi.
5.
Untuk kendala
keempat yaitu kendala dalam seluruh kelas masih belum menerapkan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran. Hanya kelas 4, 5, dan 6 saja yang sudah
menerapkan. Karena menurut guru mata pelajaran mereka belum bisa menerapkan
kepada siswa kelas 1-3.
Dari paparan hasil penelitian diatas, dapat diamati
bahwa guru sudah dapat menerapakan pendekatan saintifik dengan baik selama
proses pembelajaran. Jika beberapa kendala diatas dapat diatasi dengan baik
maka penerapan pendekatan
saintifik dapat diterapakan dengan lebih baik lagi.
BAB
III
(PENUTUP)
A.
SIMPULAN
1.
Pendekatan
pembelajaran adalah suatu titik tolok dan sudut pandang kita dalam melaksanakan
pembelajaran yang akan menjadi sumber atau arah menentukan strategi dan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2.
Pendekatan
dalam pembelajaran secara umum dibagi menjadi dua yaitu:
a)
Pendekatan
Pembelajaran Berorientasi pada Guru (Teacher Centered
Approaches)
b)
Pendekatan
Pembelajaran Berorientasi pada Siswa (Student Centered Approaces)
Dalam implementasi kurikulum 2013 ada beberapa pendekatan
yang dapat dilakukan dalam pelaksanaannya yaitu: Pendekatan Saintifik atau
Pendekatan Ilmiah, Pendekatan Kontekstual, dan Pendekatan Kontruktivisme
3.
Penerapan
pendeketan pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI di sekolah ini sudah baik
dan sesuai dengan teori yang ada. Akan tetapi dalam penerapan pendekatan yang
berorientasi pada siswa hanya dilakukan untuk siswa kelas 4, 5, & 6 saja.
B.
SARAN
Ada baiknya jika pendekatan pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan Pendekatan Pembelajaran Berorientasi pada Siswa (Student Centered
Approaces) diberlakukan untuk semua kelas. Setidaknya walaupun mereka tidak
memiliki buku paket untuk setiap siswa, guru yang memiliki inisiatif.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani.
2015. Problema dan Aksioma dalam
Metodologi Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Handayati, Sri,
2015, “Pengaruh Pembelajaran dan Religiutas Terhadap Hasil Belajar Siswa XI SMK Telkom Shandy Putra Medan Tahun
Ajaran 2009-2010”, Tadrib, Vol 2,
No. 1
Lutfaidah, 2015, “
Pengauh Metode dan Pendekatan Pembelajaran Terhadap Penguasaan Konsep Matematika”, Jurnal Formatif
5(3): 279-285, ISSN: 2088-351X.
Manizar, Elly,
2015, “Peran Guru Sebagai Motivator dalam Belajar”, Tadrib, Vol. 1, No. 2
Misdar, 2015, “Revitalisasi
Interaksi Pedagogik Guru dengan Siswa dalam Pembelajaran”,
Tadrib, Vol. 1, No. 2
Muldlofir, Ali
& Evi Fatimatur Rusydiyah. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif Dari Teori ke Praktek. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Rahman,
Nazarudin.2013. Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep, Karakteristik dan
Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Yogyakarta: Pustaka Felicha.
Rusman. 2017. Belajar
dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: KENCANA.
Sanjaya, Wina.
2008. Kurikulum dan Pembelajaran (Teori dan Praktek). Jakarta: Kencana.
Susanto, Ahmad.
2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Lampiran Kegiatan
Observasi
LAMPIRAN RPP
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Palembang
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas / Semester : XII (Sepuluh) / Ganjil
Materi Pokok
: Bersatu dalam Keragaman dan Demokrasi
Alokasi waktu : 1
x Pertemuan (1x 40 menit)
A.
Kompetensi Inti:
KI 1
|
:
|
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya
|
KI 2
|
:
|
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
|
KI 3
|
:
|
Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
|
KI 4
|
:
|
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
|
B.
Kompetensi
Dasar
1.11
Terbiasa membaca Al-Qur’an sebagai pengamalan dengan
meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritik dan
bersikap demokratis.
1.12
Bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan
Q.S. Ali Imran/3: 159, serta Hadist yang terkait
1.13
Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Ali
Imran/3: 159, serta Hadis kritis dan bersikap demokratis.
C.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1.11.1 Terbiasa membaca Al-Qur’an sebagai pengamalan dengan
meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritik dan
bersikap demokratis
1.12.1 Bersikap kritis dan demokratis sesuai dengan pesan
Q.S. Ali Imran/3: 159, serta Hadist yang terkait
1.13.1 Menterjemahkan Q.S.
Ali Imran/3: 159, serta Hadis kritis dan bersikap demokratis.
1.13.2 Menjelaskan
pesan-pesan yang terkandung pada Q.S. Ali Imran/3: 159, serta Hadis kritis dan
bersikap demokratis.
D.
Tujuan Pembelajaran
1.
Terbiasa
membaca Al-Qur’an sebagai pengamalan dengan meyakini bahwa agama mengajarkan
kepada umatnya untuk berpikir kritik dan bersikap demokratis
2.
Bersikap
kritis dan demokratis sesuai dengan pesan Q.S. Ali Imran/3: 159, serta Hadist
yang terkait
3.
Menterjemahkan Q.S. Ali Imran/3: 159, serta Hadis kritis dan
bersikap demokratis.
4.
Menjelaskan
pesan-pesan yang terkandung pada Q.S. Ali Imran/3: 159, serta Hadis kritis dan
bersikap demokratis
E.
Materi Pembelajaran
Makna dan pesan yang terkandung
pada Q.S. Ali Imran/3: 159 serta hadist yang terkait.
F.
MetodePembelajaran
Pendekatan : Pendekatan Saintifik
Metode : Metode ceramah dan Metode Numbered Head Together
G.
Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
1.
Video terkait
materi pembelajaran
2.
Buku PAI kelas XII
H.
Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 ( 2 x 40 menit )
|
Waktu
|
||||||||||||||
Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
v Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
v Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
v Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Motivasi
|
10
Menit
|
||||||||||||||
Kegiatan Inti
|
20
Menit
|
||||||||||||||
|
|
||||||||||||||
Kegiatan Penutup
Peserta didik :
Guru :
|
5
Menit
|
I.
Penilaian
1.
Tes
tertulis
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Teknik Penilaian
|
Bentuk Penilaian
|
Contoh Instrumen
|
a.
Menjelaskan pesan-pesan yang
terkandung dalam Q.S. Ali Imran ayat 159
|
Tes Tulis
|
Uraian
|
b.
Pesan apa yang terkandung dalam
Q.S. Ali Imran ayat 159?
|
c.
Bersikap demokratis sesuai isi
kandungan Q.S. Ali Imran ayat 159
|
Tulis Tulis
|
Uraian
|
d.
Sebutkan contoh sikap demokrasi
dalam kehidupan sehari-hari!
|
2.
Lisan
No.
|
Nama Peserta didik
|
Kemampuan Mempresentasikan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1.
1
|
|
|
|
|
|
|
2.
2
|
|
|
|
|
|
|
3.
3
|
|
|
|
|
|
|
Dst
|
Dst..........................
|
|
|
|
|
|
Keterangan : Skor Tes lisan :
·
Mempresentasikan
sangat baik = 80 – 90 = A
·
Mempresentasikan
baik =
70 – 79 = B
·
Mempresentasikan
kurang baik =
60 – 69 = C
·
Mempresentasikan
tidak lancar =
50 – 59 = D
·
Tidak dapat mempresentasikan = kurang dari 50 = E
E.
PENILAIAN
KOGNITIF
Aspek
yang Dinilai
|
Skor
|
||
1
|
2
|
3
|
|
Pemahaman tentang Q.S. Ali Imran ayat 159
|
|
|
|
Pemahaman sikap demokrasi
|
|
|
|
Pemahaman pesan
yang terkandung dalam Q.S Ali Imran ayat 159
|
|
|
|
J.
Rubik Penilaian Sikap
No.
|
Nama siswa
|
Penilaian
|
Jumlah skor
|
Nilai
|
||||
Keberanian
|
Sistematika
penyampaian
|
Wawasan
|
Komunikasi
|
Performance
|
||||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Catatan :
*4 = SangatBaik 3 =
Baik
2 =
Sedang 1 =
Kurang baik
Mengetahui
Kepala
Madrasah
BUDIMAN
NIP.
196709012000031002
|
|
Palembang
, 22 Agustus 2018
Guru
Bidang Studi
LISA AYU TIASTI
NIM 1652100140
|
[1] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Teori dan Praktek), (Jakarta:
Kencana, 2008), hal. 295
[2] Lutfaidah, “ Pengauh Metode dan Pendekatan Pembelajaran Terhadap
Penguasaan Konsep Matematika”, Jurnal Formatif 5(3): 279-285, 2015 ISSN:
2088-351X, hal. 282
[3] Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep,
Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum,
(Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013), hal. 25
[4] Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan, (Jakarta: KENCANA, 2017), hal. 210
[6] Elly Manizar, “Peran Guru Sebagai Motivator dalam
Belajar”, Tadrib, 2015, Vol. 1, No. 2, hal. 179
[7] Misdar, “Revitalisasi Interaksi Pedagogik Guru dengan
Siswa dalam Pembelajaran”, Tadrib, 2015, Vol. 1, No. 2
[8] Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran Implementasi
Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam,..., hal. 15
[9] Sri Handayati, “Pengaruh Pembelajaran dan Religiutas
Terhadap Hasil Belajar Siswa XI SMK Telkom Shandy Putra Medan Tahun Ajaran
2009-2010”, Tadrib, 2016, Vol 2, No. 1
[12] Ali Muldlofir & Evi Fatimatur Rusydiyah, Desain
Pembelajaran Inovatif Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2016), hal. 101
[13] Andayani, Problema dan Aksioma dalam Metodologi
Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2015), hal. 5
[14] Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP, 2013), hal,
Online Casino Site - Lucky Club
ReplyDeleteLucky Club is a Malta-based online casino site that allows players to play their favourite luckyclub.live casino games like roulette, blackjack, slots and other popular Rating: 5 · Review by LuckyClub.live