PEMBELAJARAN PAI DI
SEKOLAH
(Paradigma
Pembelajaran Berbasis Quantum Teaching)
Disusun oleh:
Khodijah
NIM. 1652100132
Dosen Pengampu :
SYARNUBI, M.Pd.I
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah Quantum,
pada awalnya hanya digunakan oleh pakar fisika modern menjelang abad 20,
kemudian berkembang secara luas merambat ke bidang-bidang kehidupan manusia
lainnya. Dalam bidang pendidikan, muncul konsep belajar Quantum yang
berupaya untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Dalam
pembelajaran seringkali siswa yang pasif atau kecenderungan siswa yang tidak
mau bertanya kepada guru meskipun sebenarnya belum mengerti tentang materi yang
disampaikan guru. Masalah ini membuat guru kesulitan dalam memilih metode pembelajaran
yang tepat untuk menyampaikan materi.
Pembelajaran
yang membosankan akan berdampak pada siswa, siswa yang pasif akan berpengaruh
pada prestasi siswa itu sendiri. Agar dalam pelaksanaan pembelajaran tidak
membosankan, maka pada pelaksanaannya dapat menerapkan berbagai strategi. Salah
satunya adalah melalui penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam proses
belajar mengajar.
Pembelajaran
berbasis Quantum Teaching sangatlah penting karena Quantum
mengedepankan pengkondisian lingkungan belajar yang menyenangkan dan sangat
tepat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, seperti memotivasi
dan memberikan berbagai macam gaya belajar yang berbeda agar siswa dapat lebih
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian paradigma pembelajaran?
2.
Apa pengertian Quantum Teaching?
3.
Apa asas dan tujuan pembelajaran berbasis Quantum Teaching?
4.
Apa saja prinsip Quantum Teaching?
5.
Bagaimana strategi pembelajaran Quantum Teaching?
6.
Bagaimana implementasi pembelajaran Quantum Teaching tipe
AMBAK?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Paradigma Pembelajaran
Paradigma adalah sistem keyakinan
fundamental yang mendasari cara memandang dunia. Suatu paradigma berhubungan
dengan cara pandang seseorang yang dilandasi oleh keyakinan, asumsi dan sistem nilai
yang dpat memengaruhi cara berpikir dan cara berpraktikan yang diterapkan dalam
sebuah komunitas tertentu, khususnya, dalam disiplin intelektual. Sedangkan
paradigma pembelajaran adalah cara pandang terhadap proses pembelajaran, cara
pandang ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran[1]
Paradigma mengembangkan pengertian
bahwa dalam KBM (Kegiatan belajar mengajar), peserta didik yang menjadi fokus
perhatian (learned-centered). Pengajar hanyalah salah satu faktor eksternal
pembelajaran.[2]
B.
Pengertian Quantum Teaching
Quantum
Teaching
merupakan model pembelajaran yang dapat membagi unsur-unsur pembelajaran
menjadi dua kategori seperti kontesk dan isi. Kategori konteks meliputi:
suasana hati, suasana lingkungan belajar yang diatur dengan baik, dasar
pembelajaran, presentasi dan fasilitas. Sedangkan kategori isi meliputi:
pengajar akan menemukan keterampilan bagaimana mengatakan kurikulum, pengajar
akan menemukan straregi belajar yang diperlukan oleh peserta didik, yaitu: baik
presentasi, fasilitas yang dinamis, keterampilan belajar untuk belajar dan
keterampilan hidup.[3]
Quantum
Teaching
berasal dari konsep persamaan fisika quantum yang dikembangkan oleh Isac
Newton. Kata Quantum berarti interaksi yang mengubah energi menjadi
cahaya.[4]
Quantum
Teaching
adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan,
penyajian, dan fasilitasi SuperCamp. Pembelajaran
kuantum (Quantum Teaching) diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan
seperti Accelerated Learning dari Lozanov, MultipleIntelegences dari
Garder, Neuro-Linguistic Programming dari Grinder dan Bandler, Experiental
Learning dari Hahn, Socratic Inquiry, Cooperative Learningdari
Johnson dan Johnson, dan Element of Effective Instruction dari Hanter.[5]
Menurut Bobbi De Porter yang
mengembangkan Quantum Learning menjadi Quantum Teaching, yaitu
metode belajar yang menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara
menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui
interaksi yang terjadi didalam kelas.[6]
Quantum
Teaching
juga merupakan konsep yang menguraikan cara-cara baru dalam memudahkan proses
belajar mengajar, lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang
terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan.[7] Quantum
Teaching menjadikan segala sesuatu berarti dalam proses belajar mengajar,
setiap kata, pikiran, tindakan asosiasi dan sampai sejauhmana mengubah
lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran.
Dari beberapa
pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa Quantum Teaching adalah pengubahan
bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar.
Interaksi-interaksi ini mencakup unsur yang mendorong efektifitas pembelajaran,
seperti semanagat serta antusias peserta didik dalam belajar.
C.
Asas dan Tujuan Quantum Teaching
Dalam metode Quantum terutama
Quantum Teaching terdapat istilah penting yang menjadi asas utama, yaitu Bawalah Dunia
Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”. Asas ini
memiliki pengertian bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran
yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik.[8]
Asas
tersebut menunjukkan bahwa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak
hanya sebuah proses transfer of knowledge dari guru kepada siswa. Tetapi
lebih jauh dari itu, bagaimana menciptakan susana belajar yang kondusif bagi
siswa dan membangun hubungan emosional yang baik antara guru dan siswa dalam
proses pembelajaran.[9]
Tujuan dari Quantum Teaching
ialah untuk mengajari pendidik bagaimana orang belajar dan mengapa siswa
bertindak dan bereaksi terhadap sesuatu yang telah terjadi selama ini.[10]
Dengan
adanya Quantum Teaching diharapkan dunia pendidikan semakin maju ke
depannya. Karena, Quantum Teaching akan sangat membantu pesera didik
dalam menumbuhkan minta dan semangat untuk terus belajar dengan penuh antusias
dan semangat tinggi.
D.
Prinsip-prinsip Quantum Teaching
Ada lima prinsip Quantum Teaching, yakni:[11]
1.
Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan
pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
2.
Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka
mempelajari materi yang kita ajarkan.
3.
Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa diperoleh
banyak konsep.
4.
Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apapun.
5.
Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi
pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan
memberi tepuk tangan, berkata: bagus!, dll.
E.
Strategi Pembelajaran Quantum Teaching
Timbulnya berbagai permasalahan
dalam setiap proses prembelajaran mendorong beberapa praktisi pendidikan untuk
menciptakan beberapa strategi pembelajaran, salah satunya adalah strategi
pembelajaran kuantum (Quantum Teaching).[12]
Pembelajaran Quantum merupakan
cara baru yang memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur seni dan
pencapaian yang terarah untuk segala mata pelajaran. Pembelajaran Quantum
adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang
menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar
serta berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang
mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar.[13]
F.
Implementasi Quantum Teaching
Quantum Teacing menawarkan model-model pembelajaran yang berprinsip memperdayakan
potensi siswa dan kondisi disekitarnya. Model-model tersebut adalah model AMBAK
dan TANDUR.[14]
1.
Model AMBAK
AMBAK adalah
suatu model penting Quantum Teaching. AMBAK merupakan singkatan
dari APA MANFAAT BAGIKU. Model ini menekankan bagaimana sedapat mungkin bisa
menghadirkan perasaan dalam diri siswa bahwa apa yang mereka pelajari akan
memberikan manfaat yang besar. Berikut ini adalah prinsip AMBAK, yaitu:[15]
a.
A: Apa yang dipelajari
Dalam pelajaran akhlak tentang
akhlak terpuji misalnya, guru hanya menetapkan prinsip dari akhlak-akhlak
tersebut, anak didiklah yang menetukan berbagai tema pelajaran sebagai
contohnya.
b.
M: Manfaat
Kadang guru lupa menjelaskan manfaat
yang diperoleh dari pelajaran yang diajarkan. Contohnya, pelajaran tentang
berwudhu. Guru tidak hanya menjelaskan syarat sah dan rukun wudhu, tetapi lebih
dari itu guru harus bisa menjelaskan kepada siswa apa hikmah yang bisa diambil
dari berwudhu. Pada intinya seorang guru harus mendorong siswa agar bisa
memahami situasi yang sebenarnya (insight), sehingga siswa tertantang
untuk mempelajari semua hal dengan lebih mendalam.
c.
BAK: Bagiku
Manfaat apa yang akan saya dapat
dikemudian hari dengan mempelajri ini semua. Misalnya, pelajaran bersuci dengan
tayamum. Mungkin bagi sisiwa yang
berada di daerah dengan pasokan air melimpah, mungkin pelajaran tayamum tidak
banyak memberikan arti. Dalam kondisi ini, guru harus menjelaskan kepada siswa
bahwa suatu ketika model bersuci dengan tayamum pasti akan bermanfaat, terlebih
ketika dalam suatu perjalanan tidak menemukan air atau ketika sakit yang tidak
diperkenankan terkena air.
Model AMBAK dia
atas, meneunjukkan kepada kita betapa Quantum Teaching lebih menekankan pada
pembelajaran yang penuh makna dan sistem nilai yang bisa dikotribusikan kelak
saat anak dewasa nanti.
G.
Hasil Obeservasi Paradigma Pembelajaran Berbasis Quantum
Teaching Tipe Ambak
Madrasah Ibtidaiyah Daarul Aitam
terletak di Jalan Jaya Indah Lorong Rukun II 14 Ulu dan berada ditengah-tengah
pemukiman masyarakat yang bersala dari berbagai daerah. Berdirinya sekolah ini
berlatar belakang dari rasa perhatian dan kasih sayang terhadap anak yatim yang
tidak berkesempatan mendapatkan pendidikan yang layak sebagai hak mereka
sebagai anak. Maka pada tahun 1970, atas prakarsa Ustad Alwi Ahmad Basyien atau
yang dikenal dengan sebutan Habib Mualim Nang, dan dua tokoh masyarakat yang
bernama Ahmad Arif dan Hanan Arif mengajak para ulama dan masyarakat setempat
untuk mendirikan suatu wadah pendidikan yang menampung anak-anak yatim.
Berdasarkan hasil pengematan dan
wawancara kepada salah satu guru di MI Daarul Aitam yaitu Ibu R.A. Zainab
beliau mengajar mata pelajarn Bahasa Indonesia kelas 5. Metode yang sering kali
beliau gunakan saat mengajar adalah metodi diskusi dan tanya jawab karena jika
menggunakan metode semacam snowball atau yang lainnya sering kali para siswa
tidak kondusif, saat penyampaian materi sering siswa merasa bosan atau siswa
sering kali pasif, maka dari itu Ibu R.A. Zainab menggunakan strategi Quantum
Teaching yang dapat membuat lingkungan yang efektif.
Penelitian
ini dilaksana-kan di salah satu Madrasah Ibtidaiyahyangi subjek dalam penelitian
ini yaitu: siswa kelas V MI Daarul Aitam yang berjumlah 30 siswa. Sumber data
dari penelitian ini adalah siswa, peneliti, dan teman sejawat. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan tes. Sedangkan alat
pengumpulan data menggunakan lembar observasi, foto kegiatan dan video, dan
lembar tes.
Penelitian
ini menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik
meliputi observasi, dokumentasi, dan tes untuk sumber data yang sama. Sedangkan
triangulasi sumber meliputi siswa, peneliti, dan observer. Triangulasi sumber dilakukan
dengan pengecekan kembali data yang telah diperoleh melalui ketiga sumber
tersebut untuk menarik suatu kesimpulan tentang hasil tindakan.
Analisis
data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah analisis
interaksi untuk menganalisis data hasil penelitiannya. Data yang diperoleh dari
lapangan berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu
data yang bisa dianalisis secara diskriptif. Data ini dapat diperoleh dengan
melihat hasil evaluasi siswa. Sedangkan data kualitatif yaitu data berupa
informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang keaktifan siswa
terhadap proses pembelajaran. Data tersebut diolah dengan model interaksi
dengan langkah-langkahnya yaitu: reduksi data, penyajian data, dan menarik
kesimpulan atau verifikasi.
Prosedur
penelitian tindakan kelas berupa perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan
atau observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga
siklus, masing-masing siklus dua pertemuan. Pada siklus pertama materi yang
dipelajari adalah tentang operasi penjumlahan pecahan. Pada siklus kedua materi
yang dipelajari adalah operasi pengurangan pecahan. Sedangkan pada siklus
ketiga materi yang dipelajari adalah tentang operasi penjumlahan dan
pengurangan pecahan.
Pada kegiatan
awal, guru menentukan materi dan mempersiapkan media pembelajaran. Selain itu,
guru juga menyampaikan materi pembelajaran pada siswa dengan berbagai macam
metode. Pada kegiatan inti, guru menggunakan metode Quantum Teaching tipe
TANDUR dan AMBAK untuk membahas materi yang dipelajari yaitu dengan membagikan
kertas. Pembelajaran ini berpedoman pada urutan TANDUR (Tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan) Lalu bersama guru, siswa mengklarifikasi
materi yang baru dipelajari.
Selama
proses pembelajaran guru memberikan penilaian kepada siswa. Pada kegiatan
akhir, guru menyimpulkan materi dan mengadakan evaluasi tentang materi yang
telah dipelajari.
Semakin
baiknya langkah pembelajar-an yang diterapkan, maka semakin baik pula keaktifan
siswa dalam pembelajaran yang berpengaruh terhadap evaluasi atau hasil belajar
siswa. Pada siklus I, pelaksanaan pembelajaran masih kurang baik, terbukti
dengan masih rendahnya persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran. Namun,
untuk hasil evaluasi atau ketuntasan pada penilaian hasil yang dicapai siswa
cukup baik. Karena keaktifan siswa masih kurang, maka masih perlu diperbaiki
pada siklus II. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II terjadi
peningkatan. Keaktifan pun terlihat meningkat, tetapi hasil belajar atau
evaluasi mengalami penurunan. Setelah dianalisis penyebabnya, ternyata pada
siklus II ini pembelajaran dilaksanakan secara outdoor, jadi walaupun keaktifan
siswa meningkat tetapi siswa kurang berkonsetrasi pada materi sehingga hasilnya
menurun. Oleh karena itu, peneliti merasa belum puas kemudian melanjutkan
penelitian siklus III. Hasil siklus III memuaskan dan sudah mencapai target
atau capaian penelitian sehingga peneliti mengakhiri penelitian tindakan kelas
ini. Berikut tabel 1 persentase pelaksanaan pembelajaran dengan menerapakan
model Quantum Teaching tipe TANDUR dan AMBAK.
Penerapan model Quantum Teaching tipe TANDUR dalam
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika di kelas IV, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Pada pelaksanaan tindakan penerapan model Quantum Teaching tipe
TANDUR dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika di
kelas IV SD terdiri dari 3 langkah yaitu: (a) tahap perencanaan, (b) tahap
pelaksanaan (c) tahap akhir. Dari 3 langkah tersebut peneliti uraikan menjadi
14 kegiatan pelaksanaan pembelajaran.
Kendala penerapan model Quantum Teaching tipe TANDUR untuk
meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V MAdrasah
adalah sebagai berikut: (1) pada saat siswa menggunakan media kertas lipat
masih bingung cara melipat dan mengarsir, (2) timbulnya salah persepsi karena
media kertas lipat hanya mengandalkan indera penglihatan, (3)
beberapa siswa berbicara dengan teman
yang lain sehingga kurang memperhatikan, (4) kurang aktif dalam pembelajaran.
Adapun solusinya, yaitu: (1) ketika menunjukkan media kertas lipat sambil
berjalan mendekati masing-masing kelompok dan mengarsir sendiri kertas lipat
menggunakan pensil, (2) memberi keterangan pada media kertas lipat yang
digunakan, (3) diminta mengerjakan soal di depan kelas atau mengerjakan LKS
secara individu, (4) melibatkan siswa dalam pembelajaran dengan sering
memberikan pertanyaan atau meminta siswa memperagakan penggunaan media kertas
lipat atau cara bersusun.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Paradigma pembelajaran adalah cara pandang terhadap proses
pembelajaran, cara pandang ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih
aktif dalam proses pembelajaran.
Kata Quantum
berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.. Quantum Teaching
adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar
momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur yang mendorong
efektifitas pembelajaran, seperti semanagat serta antusias peserta didik dalam
belajar. Quantum
Teaching
juga dapat diartikan sebagai metode belajar yang menciptakan lingkungan belajar
yang efektif. Tujuan dari Quantum Teaching untuk mengajari pendidik bagaimana orang belajar dan mengapa siswa
bertindak dan bereaksi terhadap sesuatu yang telah terjadi selama ini. Ada pula
model-model Quantum Teaching, yaitu model TANDUR dan AMBAK.
Daftar
Pustaka
Amin,
Alfauzan. 2011. “Pengembangan Metodologi Pembelajaran PAI: Implementasi
Quantum Teaching di SMPN Kota Bengkulu”, Ta.dib, Vol. XVI, No. 02.
De Porter, Bobbi. 2003. Quantum Teaching.
Bandung: Kaifa.
De Porter,
Bobbi, et.al. 2010. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifah PT Mizan Pustaka.
Harto,
Kasinyo. 2012. Active Learning dalam Pembelajaran Agama Islam: Rekonstruksi
Model Pembelajaran PAI di Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: Pustaka
Felicha.
Maudiarti,
Santi, et.al. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran (Intructional Design
Principles. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sanjaya, Wina
dan Andi Budimanjaya. 2017. Paradigma Baru Mengajar. Jakarta: KENCANA.
Wena, Made.
2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
Yahya,
Husniyati. 2017. “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Islam Terpadu Al-Fityan Gowa”,
Jurnal Biotek, Vol. 5, No. 1.
Yanuarti,
Ary dan A. Sobandi. 2016. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching”, Jurnal Pendidikan
Perkantoran, Vol. 1, No. 1.
LAMPIRAN RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KURIKULUM 2013
Nama
Sekolah/Madrasah : MTs Patra Mandiri
Plaju
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Smt : Delapan (VIII) / Genap
Materi Pokok : Mengungkapkan
informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita,
slogan / poster
Alokasi Waktu : 1 x 40 Menit
A.
Kompetensi Inti (KI)
KI-1 : Menghayatidan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Mengembangkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotongroyong , kerjasama,
cinta damai. Responsip dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa
KI-3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konsepteptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
terkait fenomena kejadian memecahan
serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4: Mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri dan mampumenggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1. Mengungkapkan informasi dalam bentuk
rangkuman, teks berita, slogan / poster.
C.
Indikator Pembelajaran
1. Mampu mendata hal-hal penting dari
sumber berita
2. Mampu merangkai hal-hal penting dari
sumber berita menjadi kalimat pokok berita yang singkat dan jelas
3. Mampu menulis teks berita dengan
bahasa yang singkat, padat, dan jelas.
D.
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menulis teks
berita secara singkat, padat dan jelas.
E.
Materi Pembelajaran (rincian
dari Materi Pokok)
Penulisan teks berita :
1. Teks berita.
Berita adalah
cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat ; kabar;
laporan; pemberitahuan; pengumuman. Ada yang mengartikan bahwa berita adalah
kabar, warta yang dikirimkan dari suatu tempat ke tempat lain atau laporan
peristiwa yang dituliskan di surat-surat kabar. Sedangkan teks berita adalah
teks atau naskah atau tulisan yang berisi berita.
2. Unsur-unsur berita
Unsur-unsur berita meliputi 5W+1H
yaitu
a)
What : peristiwa apa yang terjadi,
b)
Who : siapa yang terlibat dalam peristiwa itu,
c)
Where : di mana peristiwa itu terjadi,
d)
When : kapan peristiwa itu terjadi,
e)
Why : mengapa peristiwa itu
terjadi, dan
f)
How : bagaimana peristiwa
itu terjadi
3. Cara penulisan teks berita
Penulisan berita harus memenuhi
syarat yaitu :
a)
Berita yang ditulis harus berisi fakta nyata
b)
Obyektif, berita yang ditulis harus sesuai dengan keadaan
sebenarnya
c)
Berimbang, yakni berlandaskan pada kebenaran ilmu atau kebenaran
berita itu sendiri tanpa mengabdi pada sumber berita
d)
Akurat, tepat dan jelas sasarannya
e)
Berita yang ditulis hendaknya lengkap/komplit.
Komposisi/sistematika sebuah berita
terdiri atas
a)
Judul berita/headline news,
b)
Baris tanggal/dateline,
c)
Teras berita/lead news.
Sedangkan
bentuk susunan berita tergantung dari masalah atau permasalahan yang ditulis.
Apakah itu penulisan berita langsung, penulisan berita yang menonjolkan nilai
waktu, berita perjalanan, berita sejarah, biografi, dan sebagainya.
Ada tiga bentuk
susunan berita yaitu:
a)
Bentuk piramid terbalik yakni bentuk penulisan yang memprioritaskan
informasi yang paling penting di bagian depan/awal dan seterusnya ke hal yang
kurang penting, dan ini adalah bentuk yang paling banyak digunakan
b)
Bentuk paralel yakni bentuk penulisan berita di mana bagian awal,
tengah, dan akhir memiliki bobot yang sama
c)
Bentuk kronologis yakni bentuk penulisan berita yang memaparkan
informasi secara berurutan menurut proses waktu atau proses peristiwanya .
F.
Metode Pembelajaran (Rincian dari
Kegiatan Pembelajaran)
1.
Metode Diskusi
2.
Metode Tanya jawab
3.
Quantum Teaching
G.
Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1.
Media
Vidio rekaman berita
2.
Alat/Bahan
- Papan tulis
- Laptop, LCD Proyektor
3. Sumber Belajar
- Rekaman peristiwa dalam bentuk VCD
- Teks berita
- Teman/ Nara Sumber
- Lingkungan
- Buku Bahasa dan Sastra Indonesia
kelas VIII, penulis Nurhadi dkk
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
|
Diskripsi Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
Ø Berdoa
Ø Guru
mengabsen peserta didik
Ø Guru
mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan
Ø Guru
menenyakan keadaan siswa, kemudian mengajak siswa bernyanyi lagu
Ø Guru
melakukan apersepsi yakni mengaitkan pembelajaran membaca berita yang telah
dilaksanakan sebelumnya berita dengan pembelajaran menulis berita yang akan
dilaksananakan disertai dengan penyampaian tujuan pembelajaran .
Ø Siswa
bertanya jawab dengan guru tentang berita dan penulisan berita. Di sini guru
meyakinkan siswa akan prospek positif profesi penulis berita (wartawan)
dengan memberi contoh-contoh wartawan sukses di Indonesia Tumbuhkan minat
dengan menunjukkan “Apakah Manfaatnya BAgiKu (AMBAK).
Ø Setelah
terbentuk penguatan pada siswa, guru menyampaikan dan mendiskusikan kegiatan
yang akan dilakukan, yaitu menulis berita.
|
10
menit
|
Inti
|
Ø Guru
menayangkan peristiwa lewat LCD dan membagikan teks yang isinya berupa berita
tentang peristiwa yang ada dalam tanyangan tersebut ; Ciptakan/datangkan
pengalaman umum yang dapat dimengeti semua siswa (Alami).
Ø Siswa
mencermati rekaman peristiwa yang ditayangkan guru kemudian membaca teks
beritanya.
Ø Guru
membentuk kelompok siswa dengan cara siswa diajak menyebutkan nama-nama
harian/surat kabar yang dikenalnya.
Setelah masing-masing siswa menyebutkan nama-nama harian, guru
menetapkan enam nama harian yang tekenal sebagai nama kelompok, misalnya (1)
KOMPAS, (2) JAWA POS, (3) REPUBLIKA, (4) KEDAULATAN RAKYAT, (5) SUARA
MERDEKA, dan (6) BERNAS.
Ø Siswa diminta
berhitung 1 (satu) sampai 6 (enam) urut dari depan sampai belakang/semua
siswa berhitung, tiap-tiap siswa menyebut satu bilangan saja dan setelah
sampai hitungan ke enam kembali ke satu lagi.
Ø Guru
menetapkan bagi siswa yang menyebut hitungan satu berarti masuk kelompok
KOMPAS, menyebut dua masuk kelompok JAWA POS dan seterusnya.
Ø Setelah
terbentuk kelompok, secara berkelompok siswa berdiskusi untuk menemukan dan
menentukan unsur-unsur berita ( 5 W + 1 H) sistematika dalam teks berita yang
dibacanya; Namai unsur berita dengan 5 W + 1 H sebagai kata kunci
Ø Guru
memberikan bimbingan seperlunya kepada siswa yang merasa kesulitan untuk
menemukan dan menentukan unsur-unsur berita;
Ø Siswa
mempresentasiakan hasil diskusinya melalui wakil kelompoknya, kelompok yang
lain menanggapinya.
Ø Kelompok yang
berhasil mempresentasikan hasil diskusinya dengan benar mendapat hadiah
berupa pujian.
Ø Setelah
presentasi selesai, hasil diskusi kelompok ditempel di papan tempel yang
telah disediakan di kelas.
Ø Siswa dan
guru menyepakati dan menyimpulkan unsur-unsur berita dan sistematika teks
berita yang baru didiskusikan.
Ø Masih dalam
kelompok yang sama, secara berkelompok siswa berlatih menulis teks berita
tentang peristiwa yang baru terjadi di kelasnya . Demonstrasikan penulisan
berita oleh siswa untuk memberi kesempatan pada siswa bahwa siswa tahu dan
mampu berbuat.
Ø Guru memberikan
bimbingan seperlunya kepada kelompok yang merasa kesulitan untuk menulis teks
berita;
Ø Siswa
mempresentasiakan hasil diskusinya melalui wakil kelompoknya, kelompok yang
lain menanggapinya. Siswa berkesempatan lagi menunjukkan bahwa siswa tahu
melalui kegiatan presentasi (Ulangi)
Ø Kelompok yang
berhasil menulis berita sesuai dengan ketentuan penulisan berita yang baik
mendapat hadiah berupa predikat calon wartawan cilik terbaik. Rayakan
keberhasilan siswa untuk memberi pengakuan terhadap keberhasilan siswa
memperoleh kompetensi.
Ø Setelah
presentasi selesai, hasil diskusi kelompok ditempel di papan tempel yang
telah disediakan di kelas.
Ø Guru
memberikan penguatan dan kesimpulan tentang cara menulis teks berita yang
baik.
|
60
menit
|
Penutup
|
Ø Siswa dan
guru mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran (TANDUR) yang telah
dilaksanakan dan hasil yang telah dicapai.
Ø Guru
memberikan kegiatan kesenangan rumah berupa menulis berita tentang peristiwa
yang dialami/diketahui oleh siswa di lingkungan tempat tinggalnya.
|
10
menit
|
I.
Teknik Penilaian dan Remedial
1.
Teknik penilaian:
a)
Teknik : Tes Unjuk Kerja Tertulis
Portofolio
b)
Bentuk instrumen : Uji Petik Produk
Dokumen
Teks Berita
c)
Soal/Instrumen : ..
Lakukan
investigasi di sekitar lingkungan sekolah kemudian tulislah berita tentang
peristiwa yang terjadi secara singkat, padat, dan jelas!
2. Instrumen penilaian dan pedoman
penskoran
a.
Sikap
b.
Pengetahuan
c.
Keterampilan
3. Remedial
Peserta didik
yang belum memenuhi ketuntasan belajar diberikan tugan untuk menyusun
pertanyaaan dan menanyakan jawaban kepada teman sebaya, setelah menemukan
jawaban dari teman sebaya, diberikan kesempatan untuk bertanya jawab dengan
guru yang dilaksanakan pada waktu dan
hari tertentu atas kesepakatan anatara peserta didik dan guru.
Mengetahui
Kepala Madrasah
|
Palembang, 2019
Guru Mata
Pelajaran
|
|
Abdul Kadir
|
Khodijah
NIM.
1652100132
|
LAMPIRAN FOTO



[1]
Wina Sanjaya dan Andi Budimanjaya, Paradigma Baru Mengajar, (Jakarta:
KENCANA, 2017), hlm. 2.
[2]
Santi Maudiarti, et.al, Prinsip Desain Pembelajaran (Intructional Design
Principles, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2007), hlm. 137.
[3] Ary
Yanuarti, A. Sobandi, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching”, Jurnal Pendidikan
Perkantoran, Vol. 1, No. 1, 1 Agustus 2016, hlm. 13-14.
[4]
Kasinyo Harto, Active Learning dalam Pembelajaran Agama Islam: Rekonstruksi
Model Pembelajaran PAI di Sekolah dan Madrasah, (Cet. 1, Yogyakarta:
Pustaka Felicha, 2012), hlm. 173.
[5]
Bobbi De Porter, et.al, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: Kaifah PT Mizan Pustaka, 2010), hlm. 32.
[10]
Husniyati Yahya, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Islam Terpadu Al-Fityan Gowa”,
Jurnal Biotek, Vol. 5, No. 1, 1 Juni 2017, hlm. 157.
[11]
Alfauzan Amin, “Pengembangan Metodologi Pembelajaran PAI: Implementasi
Quantum Teaching di SMPN Kota Bengkulu”, Ta.dib, Vol. XVI, No. 02, Edisi
November 2011, hlm. 162-163.
[12]
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011), hlm. 160-161.
[13]
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,..., hlm. 160-161.
[14]
Kasinyo Harto, Active Learning dalam Pembelajaran Agama Islam,...,hlm.
176.
No comments:
Post a Comment