Monday, December 24, 2018

Paradigma Pembelajaran Berbasis Quantum Teaching Tipe AMBAK


PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH
(Paradigma Pembelajaran Berbasis Quantum Teaching)





Disusun oleh:
Khodijah
NIM. 1652100132

Dosen Pengampu :
SYARNUBI, M.Pd.I


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2018


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Istilah Quantum, pada awalnya hanya digunakan oleh pakar fisika modern menjelang abad 20, kemudian berkembang secara luas merambat ke bidang-bidang kehidupan manusia lainnya. Dalam bidang pendidikan, muncul konsep belajar Quantum yang berupaya untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran seringkali siswa yang pasif atau kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan guru. Masalah ini membuat guru kesulitan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi.
Pembelajaran yang membosankan akan berdampak pada siswa, siswa yang pasif akan berpengaruh pada prestasi siswa itu sendiri. Agar dalam pelaksanaan pembelajaran tidak membosankan, maka pada pelaksanaannya dapat menerapkan berbagai strategi. Salah satunya adalah melalui penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran berbasis Quantum Teaching sangatlah penting karena Quantum mengedepankan pengkondisian lingkungan belajar yang menyenangkan dan sangat tepat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, seperti memotivasi dan memberikan berbagai macam gaya belajar yang berbeda agar siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian paradigma pembelajaran?
2.    Apa pengertian Quantum Teaching?
3.    Apa asas dan tujuan pembelajaran berbasis Quantum Teaching?
4.    Apa saja prinsip Quantum Teaching?
5.    Bagaimana strategi pembelajaran Quantum Teaching?
6.    Bagaimana implementasi pembelajaran Quantum Teaching tipe AMBAK?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Paradigma Pembelajaran
Paradigma adalah sistem keyakinan fundamental yang mendasari cara memandang dunia. Suatu paradigma berhubungan dengan cara pandang seseorang yang dilandasi oleh keyakinan, asumsi dan sistem nilai yang dpat memengaruhi cara berpikir dan cara berpraktikan yang diterapkan dalam sebuah komunitas tertentu, khususnya, dalam disiplin intelektual. Sedangkan paradigma pembelajaran adalah cara pandang terhadap proses pembelajaran, cara pandang ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran[1]
Paradigma mengembangkan pengertian bahwa dalam KBM (Kegiatan belajar mengajar), peserta didik yang menjadi fokus perhatian (learned-centered). Pengajar hanyalah salah satu faktor eksternal pembelajaran.[2]

B.     Pengertian Quantum Teaching
Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang dapat membagi unsur-unsur pembelajaran menjadi dua kategori seperti kontesk dan isi. Kategori konteks meliputi: suasana hati, suasana lingkungan belajar yang diatur dengan baik, dasar pembelajaran, presentasi dan fasilitas. Sedangkan kategori isi meliputi: pengajar akan menemukan keterampilan bagaimana mengatakan kurikulum, pengajar akan menemukan straregi belajar yang diperlukan oleh peserta didik, yaitu: baik presentasi, fasilitas yang dinamis, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup.[3]
Quantum Teaching berasal dari konsep persamaan fisika quantum yang dikembangkan oleh Isac Newton. Kata Quantum berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.[4]
Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi SuperCamp. Pembelajaran kuantum (Quantum Teaching) diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning dari Lozanov, MultipleIntelegences dari Garder, Neuro-Linguistic Programming dari Grinder dan Bandler, Experiental Learning dari Hahn, Socratic Inquiry, Cooperative Learningdari Johnson dan Johnson, dan Element of Effective Instruction dari Hanter.[5]
Menurut Bobbi De Porter yang mengembangkan Quantum Learning menjadi Quantum Teaching, yaitu metode belajar yang menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi didalam kelas.[6]
Quantum Teaching juga merupakan konsep yang menguraikan cara-cara baru dalam memudahkan proses belajar mengajar, lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan.[7] Quantum Teaching menjadikan segala sesuatu berarti dalam proses belajar mengajar, setiap kata, pikiran, tindakan asosiasi dan sampai sejauhmana mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran.
       Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur yang mendorong efektifitas pembelajaran, seperti semanagat serta antusias peserta didik dalam belajar.
C.    Asas dan Tujuan Quantum Teaching
Dalam metode Quantum terutama Quantum Teaching terdapat istilah penting yang menjadi asas utama, yaitu Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”. Asas ini memiliki pengertian bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik.[8]
Asas tersebut menunjukkan bahwa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya sebuah proses transfer of knowledge dari guru kepada siswa. Tetapi lebih jauh dari itu, bagaimana menciptakan susana belajar yang kondusif bagi siswa dan membangun hubungan emosional yang baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.[9]
Tujuan dari Quantum Teaching ialah untuk mengajari pendidik bagaimana orang belajar dan mengapa siswa bertindak dan bereaksi terhadap sesuatu yang telah terjadi selama ini.[10]
Dengan adanya Quantum Teaching diharapkan dunia pendidikan semakin maju ke depannya. Karena, Quantum Teaching akan sangat membantu pesera didik dalam menumbuhkan minta dan semangat untuk terus belajar dengan penuh antusias dan semangat tinggi.

D.    Prinsip-prinsip Quantum Teaching
Ada lima prinsip Quantum Teaching, yakni:[11]
1.      Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
2.      Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita ajarkan.
3.      Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa diperoleh banyak konsep.
4.      Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apapun.
5.      Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata: bagus!, dll.

E.     Strategi Pembelajaran Quantum Teaching
Timbulnya berbagai permasalahan dalam setiap proses prembelajaran mendorong beberapa praktisi pendidikan untuk menciptakan beberapa strategi pembelajaran, salah satunya adalah strategi pembelajaran kuantum (Quantum Teaching).[12]
Pembelajaran Quantum merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah untuk segala mata pelajaran. Pembelajaran Quantum adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar.[13]

F.     Implementasi Quantum Teaching
Quantum Teacing menawarkan model-model pembelajaran yang berprinsip memperdayakan potensi siswa dan kondisi disekitarnya. Model-model tersebut adalah model AMBAK dan TANDUR.[14]
1.      Model AMBAK
AMBAK adalah suatu model penting Quantum Teaching. AMBAK merupakan singkatan dari APA MANFAAT BAGIKU. Model ini menekankan bagaimana sedapat mungkin bisa menghadirkan perasaan dalam diri siswa bahwa apa yang mereka pelajari akan memberikan manfaat yang besar. Berikut ini adalah prinsip AMBAK, yaitu:[15]
a.         A: Apa yang dipelajari
Dalam pelajaran akhlak tentang akhlak terpuji misalnya, guru hanya menetapkan prinsip dari akhlak-akhlak tersebut, anak didiklah yang menetukan berbagai tema pelajaran sebagai contohnya.
b.        M: Manfaat
Kadang guru lupa menjelaskan manfaat yang diperoleh dari pelajaran yang diajarkan. Contohnya, pelajaran tentang berwudhu. Guru tidak hanya menjelaskan syarat sah dan rukun wudhu, tetapi lebih dari itu guru harus bisa menjelaskan kepada siswa apa hikmah yang bisa diambil dari berwudhu. Pada intinya seorang guru harus mendorong siswa agar bisa memahami situasi yang sebenarnya (insight), sehingga siswa tertantang untuk mempelajari semua hal dengan lebih mendalam.
c.         BAK: Bagiku
Manfaat apa yang akan saya dapat dikemudian hari dengan mempelajri ini semua. Misalnya, pelajaran bersuci dengan tayamum. Mungkin  bagi sisiwa yang berada di daerah dengan pasokan air melimpah, mungkin pelajaran tayamum tidak banyak memberikan arti. Dalam kondisi ini, guru harus menjelaskan kepada siswa bahwa suatu ketika model bersuci dengan tayamum pasti akan bermanfaat, terlebih ketika dalam suatu perjalanan tidak menemukan air atau ketika sakit yang tidak diperkenankan terkena air.
Model AMBAK dia atas, meneunjukkan kepada kita betapa Quantum Teaching lebih menekankan pada pembelajaran yang penuh makna dan sistem nilai yang bisa dikotribusikan kelak saat anak dewasa nanti.


G.    Hasil Obeservasi Paradigma Pembelajaran Berbasis Quantum Teaching Tipe Ambak
Madrasah Ibtidaiyah Daarul Aitam terletak di Jalan Jaya Indah Lorong Rukun II 14 Ulu dan berada ditengah-tengah pemukiman masyarakat yang bersala dari berbagai daerah. Berdirinya sekolah ini berlatar belakang dari rasa perhatian dan kasih sayang terhadap anak yatim yang tidak berkesempatan mendapatkan pendidikan yang layak sebagai hak mereka sebagai anak. Maka pada tahun 1970, atas prakarsa Ustad Alwi Ahmad Basyien atau yang dikenal dengan sebutan Habib Mualim Nang, dan dua tokoh masyarakat yang bernama Ahmad Arif dan Hanan Arif mengajak para ulama dan masyarakat setempat untuk mendirikan suatu wadah pendidikan yang menampung anak-anak yatim.
Berdasarkan hasil pengematan dan wawancara kepada salah satu guru di MI Daarul Aitam yaitu Ibu R.A. Zainab beliau mengajar mata pelajarn Bahasa Indonesia kelas 5. Metode yang sering kali beliau gunakan saat mengajar adalah metodi diskusi dan tanya jawab karena jika menggunakan metode semacam snowball atau yang lainnya sering kali para siswa tidak kondusif, saat penyampaian materi sering siswa merasa bosan atau siswa sering kali pasif, maka dari itu Ibu R.A. Zainab menggunakan strategi Quantum Teaching yang dapat membuat lingkungan yang efektif.
Penelitian ini dilaksana-kan di salah satu Madrasah Ibtidaiyahyangi subjek dalam penelitian ini yaitu: siswa kelas V MI Daarul Aitam yang berjumlah 30 siswa. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa, peneliti, dan teman sejawat. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan tes. Sedangkan alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi, foto kegiatan dan video, dan lembar tes.
Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik meliputi observasi, dokumentasi, dan tes untuk sumber data yang sama. Sedangkan triangulasi sumber meliputi siswa, peneliti, dan observer. Triangulasi sumber dilakukan dengan pengecekan kembali data yang telah diperoleh melalui ketiga sumber tersebut untuk menarik suatu kesimpulan tentang hasil tindakan.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah analisis interaksi untuk menganalisis data hasil penelitiannya. Data yang diperoleh dari lapangan berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang bisa dianalisis secara diskriptif. Data ini dapat diperoleh dengan melihat hasil evaluasi siswa. Sedangkan data kualitatif yaitu data berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran. Data tersebut diolah dengan model interaksi dengan langkah-langkahnya yaitu: reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.
Prosedur penelitian tindakan kelas berupa perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus dua pertemuan. Pada siklus pertama materi yang dipelajari adalah tentang operasi penjumlahan pecahan. Pada siklus kedua materi yang dipelajari adalah operasi pengurangan pecahan. Sedangkan pada siklus ketiga materi yang dipelajari adalah tentang operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Pada kegiatan awal, guru menentukan materi dan mempersiapkan media pembelajaran. Selain itu, guru juga menyampaikan materi pembelajaran pada siswa dengan berbagai macam metode. Pada kegiatan inti, guru menggunakan metode Quantum Teaching tipe TANDUR dan AMBAK untuk membahas materi yang dipelajari yaitu dengan membagikan kertas. Pembelajaran ini berpedoman pada urutan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan) Lalu bersama guru, siswa mengklarifikasi materi yang baru dipelajari.
Selama proses pembelajaran guru memberikan penilaian kepada siswa. Pada kegiatan akhir, guru menyimpulkan materi dan mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari.
Semakin baiknya langkah pembelajar-an yang diterapkan, maka semakin baik pula keaktifan siswa dalam pembelajaran yang berpengaruh terhadap evaluasi atau hasil belajar siswa. Pada siklus I, pelaksanaan pembelajaran masih kurang baik, terbukti dengan masih rendahnya persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran. Namun, untuk hasil evaluasi atau ketuntasan pada penilaian hasil yang dicapai siswa cukup baik. Karena keaktifan siswa masih kurang, maka masih perlu diperbaiki pada siklus II. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II terjadi peningkatan. Keaktifan pun terlihat meningkat, tetapi hasil belajar atau evaluasi mengalami penurunan. Setelah dianalisis penyebabnya, ternyata pada siklus II ini pembelajaran dilaksanakan secara outdoor, jadi walaupun keaktifan siswa meningkat tetapi siswa kurang berkonsetrasi pada materi sehingga hasilnya menurun. Oleh karena itu, peneliti merasa belum puas kemudian melanjutkan penelitian siklus III. Hasil siklus III memuaskan dan sudah mencapai target atau capaian penelitian sehingga peneliti mengakhiri penelitian tindakan kelas ini. Berikut tabel 1 persentase pelaksanaan pembelajaran dengan menerapakan model Quantum Teaching tipe TANDUR dan AMBAK.
Penerapan model Quantum Teaching tipe TANDUR dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika di kelas IV, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pada pelaksanaan tindakan penerapan model Quantum Teaching tipe TANDUR dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika di kelas IV SD terdiri dari 3 langkah yaitu: (a) tahap perencanaan, (b) tahap pelaksanaan (c) tahap akhir. Dari 3 langkah tersebut peneliti uraikan menjadi 14 kegiatan pelaksanaan pembelajaran.
Kendala penerapan model Quantum Teaching tipe TANDUR untuk meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V MAdrasah adalah sebagai berikut: (1) pada saat siswa menggunakan media kertas lipat masih bingung cara melipat dan mengarsir, (2) timbulnya salah persepsi karena media kertas lipat hanya mengandalkan indera penglihatan, (3)
beberapa siswa berbicara dengan teman yang lain sehingga kurang memperhatikan, (4) kurang aktif dalam pembelajaran. Adapun solusinya, yaitu: (1) ketika menunjukkan media kertas lipat sambil berjalan mendekati masing-masing kelompok dan mengarsir sendiri kertas lipat menggunakan pensil, (2) memberi keterangan pada media kertas lipat yang digunakan, (3) diminta mengerjakan soal di depan kelas atau mengerjakan LKS secara individu, (4) melibatkan siswa dalam pembelajaran dengan sering memberikan pertanyaan atau meminta siswa memperagakan penggunaan media kertas lipat atau cara bersusun.



























BAB III
PENUTUP

Simpulan
Paradigma pembelajaran adalah cara pandang terhadap proses pembelajaran, cara pandang ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Kata Quantum berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.. Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur yang mendorong efektifitas pembelajaran, seperti semanagat serta antusias peserta didik dalam belajar. Quantum Teaching juga dapat diartikan sebagai metode belajar yang menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Tujuan dari Quantum Teaching untuk mengajari pendidik bagaimana orang belajar dan mengapa siswa bertindak dan bereaksi terhadap sesuatu yang telah terjadi selama ini. Ada pula model-model Quantum Teaching, yaitu model TANDUR dan AMBAK.















                                                     Daftar Pustaka

Amin, Alfauzan. 2011. “Pengembangan Metodologi Pembelajaran PAI: Implementasi Quantum Teaching di SMPN Kota Bengkulu”, Ta.dib, Vol. XVI, No. 02.

De Porter, Bobbi. 2003. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.

De Porter, Bobbi, et.al. 2010. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifah PT Mizan Pustaka.


Harto, Kasinyo. 2012. Active Learning dalam Pembelajaran Agama Islam: Rekonstruksi Model Pembelajaran PAI di Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: Pustaka Felicha.

Maudiarti, Santi, et.al. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran (Intructional Design Principles. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sanjaya, Wina dan Andi Budimanjaya. 2017. Paradigma Baru Mengajar. Jakarta: KENCANA.

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Yahya, Husniyati. 2017. “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Islam Terpadu Al-Fityan Gowa”, Jurnal Biotek, Vol. 5, No. 1.

Yanuarti, Ary dan A. Sobandi. 2016. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching”, Jurnal Pendidikan Perkantoran, Vol. 1, No. 1.













LAMPIRAN RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KURIKULUM 2013

Nama Sekolah/Madrasah       : MTs Patra Mandiri Plaju
Mata Pelajaran                        : Bahasa Indonesia
Kelas/Smt                               : Delapan (VIII) / Genap
Materi Pokok                          : Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks  berita, slogan / poster
Alokasi Waktu                       : 1 x 40 Menit

A.      Kompetensi Inti (KI)
KI-1 :  Menghayatidan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotongroyong , kerjasama, cinta damai. Responsip dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
KI-3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena   kejadian memecahan serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4: Mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampumenggunakan metode sesuai kaidah keilmuan


B.       Kompetensi Dasar
1.1.  Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan / poster.

C.    Indikator Pembelajaran
1.      Mampu mendata hal-hal penting dari sumber berita
2.  Mampu merangkai hal-hal penting dari sumber berita menjadi kalimat pokok berita yang singkat dan jelas
3.      Mampu menulis teks berita dengan bahasa yang  singkat, padat, dan jelas.

D.      Tujuan Pembelajaran
1.      Peserta didik mampu menulis teks berita secara singkat, padat dan jelas.

E.        Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
Penulisan teks berita :
1.      Teks berita.
Berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat ; kabar; laporan; pemberitahuan; pengumuman. Ada yang mengartikan bahwa berita adalah kabar, warta yang dikirimkan dari suatu tempat ke tempat lain atau laporan peristiwa yang dituliskan di surat-surat kabar. Sedangkan teks berita adalah teks atau naskah atau tulisan yang berisi berita.
2.      Unsur-unsur berita
Unsur-unsur berita meliputi 5W+1H yaitu
a)      What : peristiwa apa yang terjadi,
b)      Who : siapa yang terlibat dalam peristiwa itu,
c)      Where : di mana peristiwa itu terjadi,
d)     When : kapan peristiwa itu terjadi,
e)       Why : mengapa peristiwa itu terjadi, dan
f)        How : bagaimana peristiwa itu terjadi
3.      Cara penulisan teks berita
Penulisan berita harus memenuhi syarat yaitu :
a)      Berita yang ditulis harus berisi fakta nyata
b)      Obyektif, berita yang ditulis harus sesuai dengan keadaan sebenarnya
c)      Berimbang, yakni berlandaskan pada kebenaran ilmu atau kebenaran berita itu sendiri tanpa mengabdi pada sumber berita
d)     Akurat, tepat dan jelas sasarannya
e)      Berita yang ditulis hendaknya lengkap/komplit.
Komposisi/sistematika sebuah berita terdiri atas
a)      Judul berita/headline news,
b)      Baris tanggal/dateline,
c)      Teras berita/lead news.
Sedangkan bentuk susunan berita tergantung dari masalah atau permasalahan yang ditulis. Apakah itu penulisan berita langsung, penulisan berita yang menonjolkan nilai waktu, berita perjalanan, berita sejarah, biografi, dan sebagainya.
Ada tiga bentuk susunan berita yaitu:
a)      Bentuk piramid terbalik yakni bentuk penulisan yang memprioritaskan informasi yang paling penting di bagian depan/awal dan seterusnya ke hal yang kurang penting, dan ini adalah bentuk yang paling banyak digunakan
b)      Bentuk paralel yakni bentuk penulisan berita di mana bagian awal, tengah, dan akhir memiliki bobot yang sama
c)      Bentuk kronologis yakni bentuk penulisan berita yang memaparkan informasi secara berurutan menurut proses waktu atau proses peristiwanya .

F.       Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
1.    Metode Diskusi
2.    Metode Tanya jawab
3.    Quantum Teaching

G.      Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1.                  Media
Vidio rekaman  berita
2.      Alat/Bahan
-       Papan tulis
-       Laptop, LCD Proyektor
3.      Sumber Belajar
-     Rekaman peristiwa dalam bentuk VCD
-     Teks berita
-     Teman/ Nara Sumber
-     Lingkungan
-     Buku Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII, penulis Nurhadi dkk

H.      Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Diskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
Ø  Berdoa
Ø  Guru mengabsen peserta didik
Ø  Guru mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan
Ø  Guru menenyakan keadaan siswa, kemudian mengajak siswa bernyanyi lagu
Ø  Guru melakukan apersepsi yakni mengaitkan pembelajaran membaca berita yang telah dilaksanakan sebelumnya berita dengan pembelajaran menulis berita yang akan dilaksananakan disertai dengan penyampaian tujuan pembelajaran .
Ø  Siswa bertanya jawab dengan guru tentang berita dan penulisan berita. Di sini guru meyakinkan siswa akan prospek positif profesi penulis berita (wartawan) dengan memberi contoh-contoh wartawan sukses di Indonesia Tumbuhkan minat dengan menunjukkan “Apakah Manfaatnya BAgiKu (AMBAK).
Ø  Setelah terbentuk penguatan pada siswa, guru menyampaikan dan mendiskusikan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu menulis berita.
10 menit
Inti
Ø  Guru menayangkan peristiwa lewat LCD dan membagikan teks yang isinya berupa berita tentang peristiwa yang ada dalam tanyangan tersebut ; Ciptakan/datangkan pengalaman umum yang dapat dimengeti semua siswa (Alami).
Ø  Siswa mencermati rekaman peristiwa yang ditayangkan guru kemudian membaca teks beritanya.
Ø  Guru membentuk kelompok siswa dengan cara siswa diajak menyebutkan nama-nama harian/surat kabar yang dikenalnya.
Setelah masing-masing siswa menyebutkan nama-nama harian, guru menetapkan enam nama harian yang tekenal sebagai nama kelompok, misalnya (1) KOMPAS, (2) JAWA POS, (3) REPUBLIKA, (4) KEDAULATAN RAKYAT, (5) SUARA MERDEKA, dan (6) BERNAS.
Ø  Siswa diminta berhitung 1 (satu) sampai 6 (enam) urut dari depan sampai belakang/semua siswa berhitung, tiap-tiap siswa menyebut satu bilangan saja dan setelah sampai hitungan ke enam kembali ke satu lagi.
Ø  Guru menetapkan bagi siswa yang menyebut hitungan satu berarti masuk kelompok KOMPAS, menyebut dua masuk kelompok JAWA POS dan seterusnya.
Ø  Setelah terbentuk kelompok, secara berkelompok siswa berdiskusi untuk menemukan dan menentukan unsur-unsur berita ( 5 W + 1 H) sistematika dalam teks berita yang dibacanya; Namai unsur berita dengan 5 W + 1 H sebagai kata kunci
Ø  Guru memberikan bimbingan seperlunya kepada siswa yang merasa kesulitan untuk menemukan dan menentukan unsur-unsur berita;
Ø  Siswa mempresentasiakan hasil diskusinya melalui wakil kelompoknya, kelompok yang lain menanggapinya.
Ø  Kelompok yang berhasil mempresentasikan hasil diskusinya dengan benar mendapat hadiah berupa pujian.
Ø  Setelah presentasi selesai, hasil diskusi kelompok ditempel di papan tempel yang telah disediakan di kelas.
Ø  Siswa dan guru menyepakati dan menyimpulkan unsur-unsur berita dan sistematika teks berita yang baru didiskusikan.
Ø  Masih dalam kelompok yang sama, secara berkelompok siswa berlatih menulis teks berita tentang peristiwa yang baru terjadi di kelasnya . Demonstrasikan penulisan berita oleh siswa untuk memberi kesempatan pada siswa bahwa siswa tahu dan mampu berbuat.
Ø  Guru memberikan bimbingan seperlunya kepada kelompok yang merasa kesulitan untuk menulis teks berita;
Ø  Siswa mempresentasiakan hasil diskusinya melalui wakil kelompoknya, kelompok yang lain menanggapinya. Siswa berkesempatan lagi menunjukkan bahwa siswa tahu melalui kegiatan presentasi (Ulangi)
Ø  Kelompok yang berhasil menulis berita sesuai dengan ketentuan penulisan berita yang baik mendapat hadiah berupa predikat calon wartawan cilik terbaik. Rayakan keberhasilan siswa untuk memberi pengakuan terhadap keberhasilan siswa memperoleh kompetensi.
Ø  Setelah presentasi selesai, hasil diskusi kelompok ditempel di papan tempel yang telah disediakan di kelas.
Ø  Guru memberikan penguatan dan kesimpulan tentang cara menulis teks berita yang baik.
60 menit
Penutup
Ø  Siswa dan guru mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran (TANDUR) yang telah dilaksanakan dan hasil yang telah dicapai.
Ø  Guru memberikan kegiatan kesenangan rumah berupa menulis berita tentang peristiwa yang dialami/diketahui oleh siswa di lingkungan tempat tinggalnya.
10 menit

I.         Teknik Penilaian dan Remedial
1.    Teknik penilaian:
a)      Teknik : Tes Unjuk Kerja Tertulis
Portofolio
b)      Bentuk instrumen : Uji Petik Produk
Dokumen Teks Berita
c)      Soal/Instrumen : ..
Lakukan investigasi di sekitar lingkungan sekolah kemudian tulislah berita tentang peristiwa yang terjadi secara singkat, padat, dan jelas!
2.    Instrumen penilaian dan pedoman penskoran
a.    Sikap
b.    Pengetahuan
c.    Keterampilan
3.    Remedial
Peserta didik yang belum memenuhi ketuntasan belajar diberikan tugan untuk menyusun pertanyaaan dan menanyakan jawaban kepada teman sebaya, setelah menemukan jawaban dari teman sebaya, diberikan kesempatan untuk bertanya jawab dengan guru yang dilaksanakan pada waktu dan  hari tertentu atas kesepakatan anatara peserta didik dan guru.

Mengetahui
  Kepala Madrasah

Palembang,               2019
Guru Mata Pelajaran




          Abdul Kadir





Khodijah
NIM. 1652100132

















LAMPIRAN FOTO






[1] Wina Sanjaya dan Andi Budimanjaya, Paradigma Baru Mengajar, (Jakarta: KENCANA, 2017), hlm. 2.
[2] Santi Maudiarti, et.al, Prinsip Desain Pembelajaran (Intructional Design Principles, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2007), hlm. 137.
[3] Ary Yanuarti, A. Sobandi, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching”, Jurnal Pendidikan Perkantoran, Vol. 1, No. 1, 1 Agustus 2016, hlm. 13-14.
[4] Kasinyo Harto, Active Learning dalam Pembelajaran Agama Islam: Rekonstruksi Model Pembelajaran PAI di Sekolah dan Madrasah, (Cet. 1, Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2012), hlm. 173.
[5] Bobbi De Porter, et.al, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: Kaifah PT Mizan Pustaka, 2010), hlm. 32.
[6] Kasinyo Harto, Active Learning dalam Pembelajaran Agama Islam,...,hlm. 173.
[7] Bobbi De Porter, Quantum Teaching, (Cet. XI, Bandung: Kaifa, 2003), hlm. 3.
[8] Kasinyo Harto, Active Learning dalam Pembelajaran Agama Islam,...,hlm. 174.
[9] Kasinyo Harto, Active Learning dalam Pembelajaran Agama Islam,...,hlm. 174-175.
[10] Husniyati Yahya, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Islam Terpadu Al-Fityan Gowa”, Jurnal Biotek, Vol. 5, No. 1, 1 Juni 2017, hlm. 157.
[11] Alfauzan Amin, “Pengembangan Metodologi Pembelajaran PAI: Implementasi Quantum Teaching di SMPN Kota Bengkulu”, Ta.dib, Vol. XVI, No. 02, Edisi November 2011, hlm. 162-163.
[12] Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 160-161.
[13] Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,..., hlm. 160-161.
[14] Kasinyo Harto, Active Learning dalam Pembelajaran Agama Islam,...,hlm. 176.
[15] Kasinyo Harto, Active Learning dalam Pembelajaran Agama Islam,...,hlm. 177-178.

No comments:

Post a Comment

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI      Disusun oleh Laili Hernita         (1652100137)               ...