PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH
(Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Active
Learning)
Dosen
Pengampu :
SYARNUBI,
M. Pd. I
Disusun
Oleh :
ISMI
ISLAMIATY (1642100117)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2018
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL ………………………………………………………... 1
DAFTAR
ISI .......................................................................................................
2
BAB
I. PENDAHULUAN
..................................................................................
3
A. Latar Belakang
................................................................................................
3
B. Rumusan Masalah
...........................................................................................
4
BAB
II. PEMBAHASAN ...................................................................................
5
A. Pengertian Avtive
Learning ............................................................................
5
B. Strategi
Pembelajaran Berbasis Active Learning ............................................
6
C. Implementasi Pembelajaran
Active Learning di Sekolah ............................... 12
BAB
III. PENUTUP ...........................................................................................
13
A. Simpulan
.........................................................................................................
13
B. Saran
................................................................................................................
13
DAFTAR
PUSTAKA .........................................................................................
14
Lampiran
1. DOKUMENTASI .........................................................................
15
Lmpiran
2. RPP ..................................................................................................
16
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran
pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses
belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan yang
diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena
merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu
sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain.
Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan
individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah
kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak paham
menjadi paham. Kondisi rill anak
seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini
terlihat dari perhatian sebagian guru atau pendidik yang cenderung
memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak,
sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain
terlihat pada kenyataannya adalah banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran
yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas.
Pembelajaran
yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada
keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik kea rah
pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya
terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan seperti ini
adalah terjadi kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang
kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini
mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem
belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam
proses pembelajaran di sekolah.
Menyadari
kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi
yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi
pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi belajar aktif (active learning strategy).
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian active learning ?
2. Bagaimana
strategi pembelajaran berbasis active learning ?
3. Bagaimana
implementasi active learning di sekolah ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengetian
Active Learning
Pembelajaran aktif (active learning) merupakan suatu proses pembelajaran dengan maksud
untuk memberdayakan peseta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai
cara/strategi secara aktif. Dalam hal ini proses aktivitas pembelajaran
didominasi oleh peserta didik dengan menggunakan otak untuk menemukan konsep
dan memecahkan masalah yang sedang dipelajari. [1]
Active
Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari
informasi, mengolah informasi, dan menyimpulkannya untuk kemudian
diteapkan/dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang membuat
siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar. [2]
Metode active learning, merupakan salah satu cara guru mengajar dengan
tujuan agar siswa mampu belajar secara aktif, kreatif dan menyenangkan.
Keaktifan siswa belajar dibuktikan melalui kesediaan mereka menyampaikan
pendapat, atau kemampuan mengungkap kembali hal-hal yang baru saja
dipelajarinya. [3]
Dari beberapa pendapat tentang active learning diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu bentuk pembelajaran yang
memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses belajar, baik dalam bentuk
interaksi sesama siswa maupun siswa dengan guru pada proses pembelajaran aktif
tersebut.
B. Strategi
Pembelajaran Berbasis Active Learning
1. Role Playing
Metode role playing adalah
suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa
dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini, pada
umumnya, dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung pada apa yang
diperankan. [4]
Pengalaman belajar yang diperoleh dai metode ini meliputi, kemampuan
kerja sama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian melalui
bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antar
manusia dengan cara memeragakan dan mendiskusikannya sehingga bersama-sama
peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, dan berbagai
strategi pemecahan masalah. [5]
Langkah-langkah pembelajaran role
playing sebagai berikut: [6]
a.
Memiih
masalah, guru mengemukakan masalah yang iangkat dari kehidupan peserta didik
agar mereka merasakan masalah itu dan terdorong untuk mencari penyelesaian.
b.
Pemilihan
peran yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, mendeskripsikan
karakter dan apa yang harus dikerjakan oleh para pemain.
c.
Menyusun
tahap-tahap bermain peran. Dalam hal ini guru telah membuat dialog sendiri.
d.
Menyiapkan
pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua peserta didik yang tidak
menjadi pemain atau peran.
e.
Pemeran,
pada tahap ini, para peserta didik mulai bereaksi sesuai dengan peran
masing-masing dan sesuai dengan apa yang terdapat pada skenario bermain peran.
f.
Diskui
dan evaluasi, mendiskuikan masalah, serta pertanyaan yang muncul dari peserta
didik.
g.
Pengambilan
kesimpulan dari bermain peran yang telah dilakukan.
Dalam metode pembelajaran memiliki kelebihan dan juga kekurangan,
penjelasannya sebagai berikut: [7]
Kelebihan
a.
Menarik
perhatian siswa karena masalah-masalah sosial berguna bagi mereka.
b.
Siswa berperan
seperti orang lain, sehingga ia dapat merasakan perasaan orang lain, mengakui
pendapat orang lain, saling mengertian, tenggang rasa dan toleransi.
c.
Berpikir
dan bertindak kreatif.
Kelemahan
a.
Model
bermain peran memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak.
b.
Memerlukan
kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini
tidak semua guru memilikinya.
c.
Tidak
semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa role
playing atau bermain peran ialah melakukan suatu permainan dengan peran
tertentu. Bermain peran ini dapat dipakai sebagai metode belajar mengajar di
sekolah dengan menyuruh anak melaksanakan peran tertentu. Materi PAI yang cocok
untuk menerapkan metode ini adalah pada materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI),
karena SKI adalah pelajaran yang banyak membahas cerita-cerita sejarah Islam di
masa lalu dan metode role playing
dapat membantu siswa memahami sejarah dengan bermain peran tentang sejarah yang
sedang di bahas.
2. Talking Stick
Pembelajaran talking stick
merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara
memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada siswa untuk dapat beraktivitas
dengan leluasa tanpa ada unsur perintah dan keterpaksaan untuk menumbuhkan
serta mengembangkan rasa percaya diri. Secara harfiah talking stick berarti
tongkat berbicara. [8]
Pembelajaran yang yang baik manakala berorientasi kepada siswa dengan
tujuan agar dapat menimbulkan motivasi pada diri siswa. Maksudnya bahwa
motivasi siswa dapat timbul tanpa perlu adanya rangsangan dari luar karena di
dalam diri mereka sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. [9]
Adapun langkah-langkah metode talking
stick, sebagai berikut: [10]
a.
Guru
menyiapkan sebuah tongkat
b.
Guru
menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi.
c.
Setelah
selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, peserta didik
menutupnya.
d.
Guru
mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
e.
Guru
memberikan kesimpulan
f.
Evaluasi
g.
penutup
dalam metode talking stick
ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan, diantaranya sebagai berikut: [11]
kelebihan
a.
melatih
keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat.
b.
memacu
siswa untuk mencari star dalam belajar.
c.
melatih
siswa memahami materi dengan cepat.
d.
siswa
belajar menghargai pendapat orang lain.
e.
menguji
kesiapan siswa dalam belajar.
f.
melatih
siswa dalam menerima pendapat dari siswa lain sebagai keputusan akhir.
Kelemahan
a.
siswa
yang kurang memiliki kemampuan bicara akan terasa tertekan.
b.
Membuat
siswa tegang bila guru tidak dapat mengemas KBM dengan baik.
c.
Guru
perlu mendesain pertanyaan-pertanyaan sesuai kemampuan siswa.
d.
Memerlukan
komitmen guru dan siswa untuk menjaga ketenangan kelas.
Dari banyak penjelasan di atas mengenai metode
talking stick dapat diperoleh
kesimpulan bahwa metode ini merupakan metode pembelajaran secara inovatif
dengan menggunakan bantuan tongkat sebagai alat bantu dalam pembelajaran, agar
siswa mampu bekerja sama dengan orang lain dengan cara mengoptimalisasikan
partisipasi siswa. Dan pelajaran pendidikan agama Islam (PAI), materi yang
cocok untuk menerapkan metode ini adalah materi yang memerlukan kemampuan untuk
berargumen seperti al-Qur’an Hadits dan Fiqh.
3. Card Sort
Pembelajaran aktif model card
sort merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, dimana dalam
pembelajaran ini setiap siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang
materi yang akan dibahas, kemudian siswa mengelompok sesuai dengan kartu indeks
yang dimilikinya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan mempresentasikan hasil
diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya. Disini pendidik lebih banyak
bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau
materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. [12]
Kegiatan pembelajaran perlu menempatkan mereka sebagai subyek
pembelajaran dan guru sebagai fasilitator dan harus bergerak mendorong mereka
untuk mengembangkan semua bakat dan minat belajar yang ada dalam diri siswa,
sehingga mereka mampu belajar dengan sebaik-baiknya. [13]
Metode card sort merupakan suatu aktivitas dimana siswa mempelajari
materi dengan cara mengidentifikasi (mencari dan menggunakan informasi dari
berbagai sumber) dan mensortir kartu ke dalam kategori yang benar. [14]
Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu
mendinamisir kelas yang jenuh dan membosankan. Adapun langkah-langkah penerapan
metode card sort antara lain: [15]
a.
Bagikan
kertas yang bertuliskan informasi atau kategori tertentu secara acak.
b.
Tempelkan
kategori utama di papan atau kertas di dinding kelas.
c.
Mintalah
peserta didik untuk mencari temanya yang memiliki kertas/ kartu yang berisi
tulisan yang sama untuk membentuk kelompok dan mendiskusikannya.
d.
Mintalah
mereka untuk mempresentasikannya.
Kelebihan
dan kelemahan metode card sort ini,
sebegai berikut: [16]
Kelebihan
a.
Guru
mudah menguasai kelas
b.
Mudah
dilaksanakan
c.
Mudah
mengorganisasi kelas
d.
Dapat
diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak
e.
Mudah
menyiapkannya
f.
Guru
mudah menerangkan dengan baik
Kelemahan
a.
Menyita
banyak waktu
b.
Strategi
pembelajaran aktif card sort membuat
siswa hanya mampu belajar secara kelompok
c.
Adanya
kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama apabila terjadi
jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran (tujuan) yang
diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari pokok persoalan semula.
Jadi, dari banyak penjelasan mengenai metode
card sort dapat disimpulkan bahwa metode card
sort merupakan metode yang menciptakan
kondisi pembelajaran yang bersifat kerjasama, saling menolong dan
tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberi lewat permaianan kartu.
Materi pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) yang cocok untuk menerapkan
metode card sort ini seperti materi akidah akhlak, sehingga dalam penerapannya
siswa mampu mencocokkan pertanyaan atau pernyataan dengan jawaban yang
didapatkan.
C. Implementasi
Active Learning di Sekolah
Model pembelajaran aktif adalah suatu
model dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara yang aktif menuju
belajar yang mandiri. Pengajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
SDN 50 Prabumulih diharapkan untuk mempersiapkan peserta didik dalam menerapkan
akhlak, perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam, yang kemudian menjadi dasar
pandangan kehidupannya melalui bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan
pengalaman.
Hasil observasi dengan guru pengampu mata
pelajaran PAI di SDN 50 Prabumulih, dapat diketahui model pembelajaran yang
selama ini digunakan dalam pembelajaran PAI yaitu salah satunya model
pembelajaran active learning, seperti guru memberikan umpan balik terhadap
materi yang telah disampaikan, dan siswa dituntut untuk tanggap dan mampu
berfikir kritis serta berkata-kata dengan bahasa mereka sendiri. Dengan hal ini
siswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan kembali materi yang telah
disampaikan oleh guru tersebut.
Model pembelajaran aktif tipe card sort
adalah salah satu strategi pembelajaran yang telah diterapkan di SDN 50
Prabumulih. dalam observasi yang dilakukan, maka dapat diperoleh informasi bahwa
card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan
konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek ilmu yang telah diberikan
sebelumnya atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi
ini dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan. Metode card sort dengan
menggunakan media kartu dalam praktek pembelajaran, akan membantu siswa dalam
memahami pelajaran dan menumbuhkan motivasi mereka dalam pembelajaran, sebab
dalam penerapan metode ini siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan
arahan dari guru.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Active Learning
adalah suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam
proses belajar, baik dalam bentuk interaksi sesama siswa maupun siswa dengan
guru pada proses pembelajaran aktif tersebut.
2. Strategi
pembelajaran berbasis active learning,
antara lain:
a. Role playing
(bermain peran).
b. Tebak
kata.
c. Card sort
(menyortir kartu).
3. Implementasi
active learning di SDN 50 Prabumulih
sudah baik. Salah satu strategi yang digunakan adalah metode card sort, dimana dalam penerapannya menggunakan
media kartu dalam praktek pembelajaran, akan membantu siswa dalam memahami
pelajaran dan menumbuhkan motivasi mereka dalam pembelajaran, sebab dalam
penerapan metode ini siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan arahan
dari guru.
B. Saran
Dalam
impelentasinya active learning banyak
manfaat untuk peserta didik, namun belum banyak guru yang menggunakan model
pembelajaran tersebut dalam proses belajar mengajar. Ada baiknya jika setiap
guru harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan keinginan untuk menggunakan
model pembelajaran tersebut demi membangun proses pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan
Islam. Jakarta : Ciputat Press.
Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa.
Yogyakarta: Deepublish.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan
Zain. 2002. Strategi Beajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djumingin, Sulastriningsih. 2011. Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran
Inovatif Bahasa dan Sastra. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Fatah, A. Yasin.
2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Sukses Offset.
Gora, Winastawan
dan Sunarto. 2010. PAKEMATIK: Strategi
Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta: PT. Elex Media Komplitudo.
Hamdayama, Jumanta. 2016. Metodologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hanifah, Erma Nur dan Taat
Wulandari. 2018. “Penggunaan Metode Card Sort Untuk Meningkatkan Keaktifan
Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka”, Jipsindo,
Vol. 5, No. 1.
Manizar, Elly. 2015. “Peran Guru Sebagai Motivator dalam Belajar”. Tadrib, Vol.1, No. 2.
Mariyaningsih, Nining dan Mistina
Hidayati. 2018. BUKAN KELAS BIASA: Teori
dan Praktik Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi
Pembelajaran di Kelas-Kelas Inspiratif. Surakarta: Kekata Publisher.
Misdar. 2015. “Revitalisasi Interaksi Pedagogik Guru dengan Siswa dalam Pembelajaran”.
Tadrib, Vol. 1, No. 2.
Sinar. 2018. Metode Active Learning: Upaya Peningkatan
Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.
Wahyuni. 2014. Strategi
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Zaini, Hisyam. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif di Perguran
Tinggi. Yogyakarta: PT.CTSD.
Lampiran
1. DOKUMENTASI
Lampiran 2. RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: SDN 50
PRABUMULIH
Mata
Pelajaran :
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester
: IV / Genap
Materi
Pokok
: Iman Kepada Rasul Allah
AlokasiWaktu
: 1x 4 JP ( 1x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. Kompetensi Dasar & Indikator Pencapaian
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
1.5.
Meyakini adanya Rasul-rasul Allah SWT.
2.5 Menunjukkan
sikap yang dipengaruhi oleh keimanan kepada para Rasul Allah Swt. yang
tercermin dari perilaku kehidupan sehari-hari
3.5
Memahami makna iman kepada Rasul Allah SWT
4.5
Mencontohkan makna iman kepada Rasul Allah SWT
|
1.5.1
Yakin adanyaRasul-rasul Allah SWT.
2.5.1 Membiasakan
perilaku sabar dalam kehidupan sehari-hari
3.5.1
Menjelaskan makna iman kepada Rasul Allah SWT
3.5.2
Menyebutkan nama-nama rasul Allah SWT
4.5.1
Menghafal nama-namaRasul Allah SWT
4.5.2 Mengurutkan nama-nama
rasul Allah SWT
|
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti Pembelajaran melalui Metode Bernyanyi dan Card
Short, Peserta didik diharapkan dapat :
1. Meyakini bahwa Allah AWT memiliki 25 Nabi dan Rasul
yang harus di percayai.
2. Membiasakan sikap sabar dan semangat berjuang dalam
kehidupan sehari-hari
3. Menjelaskan Pengertian iman kepada Rasul Allah
SWT
4. Menghafal serta mengurutkan 25 Nama Nabi dan Rasul
D. Metode Pembelajran
1.
Card Short
2.
Bernyanyi
F. Media Pembelajaran
1.
Slide Persentase/LKS
2.
Perangkat ICT &Sound
3.
Teks Lagu 25 Nabi dan Rasul
G. Sumber Belajar
1.
Al-Qur’an.
2.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SD/MI Kls IV: Buku
Guru dan Buku Siswa. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.
3.
Lingkungan sekitar sekolah.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
1. Guru dan siswa berdo’a bersama-sama
yang dipimpin oleh peserta didik untuk mengawali pembelajaran
2. Mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran
3. Apresepsi :Meminta peserta didik untuk menyebutkan
nama-nama nabi dan rasul yang dihafalnya
4. Menyampaikan kompetensi dan materi yang akan
dipelajari
5. Mempersiapkan media/alat peraga/alat bantu.
|
15 menit
|
Kegiatan Inti
|
Mengamati
1.
Mengajak Peserta didik untuk mengamati Video tentang Rasul-Rasul Allah
melalui tayangan yang ditampilkan.
2.
Memperkenalkan lagu 25 Nama Nabi (vocal : Dea Ananda)
3.
Guru Memberi contoh yang baik cara bernyanyi lagu 25 Nama nabi dengan
baik dan benar.
4.
Dengan suara yang kompak, Peserta didik secara klasikal diajak untuk
mendramatisasikan lagu 25 nama nabi dan Rasul dengan cara melihat lirik.
5.
Menyanyikan lagu 25 nabi dilakukan secara berulang kali sehingga peserta
didik mampu bernyanyi tanpa melihat lirik`
6.
Guru memberi penguatan tentang pengertian iman kepada rasul-rasul Allah
dan Rasul Ulul Azmi
Menanya
Guru
memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan guru.
Eksperimen
1.
Tiga siswa mendapat kartu
pertanyaan tentang materi dan siswa lainnya mendapat jawaban dari tiga
pertanyaan tersebut. (dibagi secara acak)
2.
Siswa berlomba mencari
pertanyaan dan jawaban yang cocok dan membentuk menjadi sebuah kelompok.
3.
Setiap siswa bertanggung jawab
atas kebenaran mencocokkan pertanyaan dan jawaban.
Mengasosiasi
1. Setiap kelompok berdiskusi tentang materinya
masing-masing.
2. Tiap kelompok membuat kesimpulan atas materinya.
Mengkomunikasikan
Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dari
materinya masing-masing.
|
60 menit
|
Penutup
|
1.
Bersama Peserta didik, membuat rangkuman hasil pembelajaran
2.
Melaksanakan evaluasi
3.
Memberi penguatan sekaligus tausiah terkait materi yang sudah di pelajari
4.
Menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.
|
15 menit
|
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Tehknik Penilaian
a.
Sikap
: Observasi
b.
Pengatahuan : Tes Tertulis
c.
Ketrampilan : Unjuk
Kerja
2.
Instrumen Penilaian
a.
Sikap Spiritual/Sosial
Bentuk
Instrumen
: Jurnal Sikap
Rubrik
Jurnal
:
NO
|
WAKTU
|
NAMA
PESERTA DIDIK
|
CATATAN
PERILAKU
|
BUTIR SIKAP
|
1
|
||||
|
|
|
|
|
b. Pengetahuan
Soal :
1.
Jelaskan pengertian beriman kepada Rasul Allah !
2.
Tulislah 25 nama nabi dan Rasul yang wajib kita percayai !
Jawaban :
1.
Yakin dan percaya bahwa Allah telah mengutus hamba-hamba pilihanNya sebagai
Nabi dan Rasul untuk menyampaikan ajaranNya kepada umat manusia.
2.
1. Adam AS.2. Idris AS.3. Nuh AS.4. Hud AS.5. Soleh
AS.6. Ibrahim AS.7. Luth AS.8. Ismail AS.9. Ishak AS.10. Yakub AS.11. Yusuf
AS.12. Ayub AS.13. Sueb AS.14. Musa AS.15. Harun AS.16. Zulkifli AS.17. Daud
AS.18. Sulaiman AS.19. Ilyas AS.20. Ilyasa AS.21. Yunus AS.22. Zakaria AS.23.
Yahya AS.24. Isa AS.25. Muhammad SAW.
Kriteria
Penilaian :
Setiap Jawaban
Benar dan lengkap skor 10
Penskoran :
Skor
Perolehan/Skor Maksimal x 100 = Skor Akhir
c.
Ketrampilan
Rubrik menyortir kartu 25 Nama nabi dan rasul
:
NO
|
Nama Siswa
|
ASPEK
|
Jum
|
Skor
|
||
Semangat
|
Aktif dalam kelompok
|
Inisiatif
|
||||
1.
|
Azwan
|
|||||
2.
|
Yahya
|
Kriteria
Penilaian :
Baik
Sekali = 4
Baik
= 3
Cukup
= 2
Kurang
= 1
Penskoran :
Skor
Perolehan/Skor Maksimal x 100 = Skor Akhir
Mengetahui, Prabumulih, 2018
Kepala Sekolah Guru PAI
Hj. KARTINI, S.Pd MUJIATI, S. Pd
NIP. 19620411 1984062002 NIP. 19621012 1983032010
No comments:
Post a Comment