Thursday, December 20, 2018

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ACTIVE LEARNING



PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH
(Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Active Learning)



Dosen Pengampu :
SYARNUBI, M. Pd. I



Disusun Oleh :
ISMI ISLAMIATY (1642100117)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2018





DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 3
A. Latar Belakang ................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................... 5
A. Pengertian Avtive Learning ............................................................................ 5
B. Strategi Pembelajaran Berbasis Active Learning ............................................ 6
C. Implementasi Pembelajaran Active Learning di Sekolah ............................... 12
BAB III. PENUTUP ........................................................................................... 13
A. Simpulan ......................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14
Lampiran 1. DOKUMENTASI ......................................................................... 15
Lmpiran 2. RPP .................................................................................................. 16






BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
       Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak paham menjadi paham. Kondisi rill anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru atau pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataannya adalah banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas.
       Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik kea rah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan seperti ini adalah terjadi kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah.
       Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi belajar aktif (active learning strategy).

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian active learning ?
2.      Bagaimana strategi pembelajaran berbasis active learning ?
3.      Bagaimana implementasi active learning di sekolah ?



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengetian Active Learning
       Pembelajaran aktif (active learning) merupakan suatu proses pembelajaran dengan maksud untuk memberdayakan peseta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/strategi secara aktif. Dalam hal ini proses aktivitas pembelajaran didominasi oleh peserta didik dengan menggunakan otak untuk menemukan konsep dan memecahkan masalah yang sedang dipelajari. [1]
       Active Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran (mencari informasi, mengolah informasi, dan menyimpulkannya untuk kemudian diteapkan/dipraktikkan) dengan menyediakan lingkungan belajar yang membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar. [2]
       Metode active learning, merupakan salah satu cara guru mengajar dengan tujuan agar siswa mampu belajar secara aktif, kreatif dan menyenangkan. Keaktifan siswa belajar dibuktikan melalui kesediaan mereka menyampaikan pendapat, atau kemampuan mengungkap kembali hal-hal yang baru saja dipelajarinya. [3]
       Dari beberapa pendapat tentang active learning diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses belajar, baik dalam bentuk interaksi sesama siswa maupun siswa dengan guru pada proses pembelajaran aktif tersebut.


B.  Strategi Pembelajaran Berbasis Active Learning
1.      Role Playing
Metode role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini, pada umumnya, dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung pada apa yang diperankan. [4]
Pengalaman belajar yang diperoleh dai metode ini meliputi, kemampuan kerja sama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadian melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antar manusia dengan cara memeragakan dan mendiskusikannya sehingga bersama-sama peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah. [5]
Langkah-langkah pembelajaran role playing sebagai berikut: [6]
a.         Memiih masalah, guru mengemukakan masalah yang iangkat dari kehidupan peserta didik agar mereka merasakan masalah itu dan terdorong untuk mencari penyelesaian.
b.         Pemilihan peran yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, mendeskripsikan karakter dan apa yang harus dikerjakan oleh para pemain.
c.         Menyusun tahap-tahap bermain peran. Dalam hal ini guru telah membuat dialog sendiri.
d.        Menyiapkan pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua peserta didik yang tidak menjadi pemain atau peran.
e.         Pemeran, pada tahap ini, para peserta didik mulai bereaksi sesuai dengan peran masing-masing dan sesuai dengan apa yang terdapat pada skenario bermain peran.
f.          Diskui dan evaluasi, mendiskuikan masalah, serta pertanyaan yang muncul dari peserta didik.
g.         Pengambilan kesimpulan dari bermain peran yang telah dilakukan.
Dalam metode pembelajaran memiliki kelebihan dan juga kekurangan, penjelasannya sebagai berikut: [7]
Kelebihan
a.         Menarik perhatian siswa karena masalah-masalah sosial berguna bagi mereka.
b.         Siswa berperan seperti orang lain, sehingga ia dapat merasakan perasaan orang lain, mengakui pendapat orang lain, saling mengertian, tenggang rasa dan toleransi.
c.         Berpikir dan bertindak kreatif.
Kelemahan
a.         Model bermain peran memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak.
b.         Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya.
c.         Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa role playing atau bermain peran ialah melakukan suatu permainan dengan peran tertentu. Bermain peran ini dapat dipakai sebagai metode belajar mengajar di sekolah dengan menyuruh anak melaksanakan peran tertentu. Materi PAI yang cocok untuk menerapkan metode ini adalah pada materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), karena SKI adalah pelajaran yang banyak membahas cerita-cerita sejarah Islam di masa lalu dan metode role playing dapat membantu siswa memahami sejarah dengan bermain peran tentang sejarah yang sedang di bahas.
2.      Talking Stick
Pembelajaran talking stick merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada siswa untuk dapat beraktivitas dengan leluasa tanpa ada unsur perintah dan keterpaksaan untuk menumbuhkan serta mengembangkan rasa percaya diri. Secara harfiah talking stick berarti tongkat berbicara. [8]
Pembelajaran yang yang baik manakala berorientasi kepada siswa dengan tujuan agar dapat menimbulkan motivasi pada diri siswa. Maksudnya bahwa motivasi siswa dapat timbul tanpa perlu adanya rangsangan dari luar karena di dalam diri mereka sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. [9]
Adapun langkah-langkah metode talking stick, sebagai berikut: [10]
a.         Guru menyiapkan sebuah tongkat
b.         Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi.
c.         Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, peserta didik menutupnya.
d.        Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
e.         Guru memberikan kesimpulan
f.          Evaluasi
g.         penutup
dalam metode talking stick ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan, diantaranya sebagai berikut: [11]
kelebihan
a.         melatih keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat.
b.         memacu siswa untuk mencari star dalam belajar.
c.         melatih siswa memahami materi dengan cepat.
d.        siswa belajar menghargai pendapat orang lain.
e.         menguji kesiapan siswa dalam belajar.
f.          melatih siswa dalam menerima pendapat dari siswa lain sebagai keputusan akhir.
Kelemahan
a.         siswa yang kurang memiliki kemampuan bicara akan terasa tertekan.
b.         Membuat siswa tegang bila guru tidak dapat mengemas KBM dengan baik.
c.         Guru perlu mendesain pertanyaan-pertanyaan sesuai kemampuan siswa.
d.        Memerlukan komitmen guru dan siswa untuk menjaga ketenangan kelas.
Dari banyak penjelasan di atas mengenai metode talking stick dapat diperoleh kesimpulan bahwa metode ini merupakan metode pembelajaran secara inovatif dengan menggunakan bantuan tongkat sebagai alat bantu dalam pembelajaran, agar siswa mampu bekerja sama dengan orang lain dengan cara mengoptimalisasikan partisipasi siswa. Dan pelajaran pendidikan agama Islam (PAI), materi yang cocok untuk menerapkan metode ini adalah materi yang memerlukan kemampuan untuk berargumen seperti al-Qur’an Hadits dan Fiqh.




3.      Card Sort
Pembelajaran aktif model card sort merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian siswa mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya. Disini pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. [12]
Kegiatan pembelajaran perlu menempatkan mereka sebagai subyek pembelajaran dan guru sebagai fasilitator dan harus bergerak mendorong mereka untuk mengembangkan semua bakat dan minat belajar yang ada dalam diri siswa, sehingga mereka mampu belajar dengan sebaik-baiknya. [13]
Metode card sort merupakan suatu aktivitas dimana siswa mempelajari materi dengan cara mengidentifikasi (mencari dan menggunakan informasi dari berbagai sumber) dan mensortir kartu ke dalam kategori yang benar. [14]
Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh dan membosankan. Adapun langkah-langkah penerapan metode card sort antara lain: [15]
a.         Bagikan kertas yang bertuliskan informasi atau kategori tertentu secara acak.
b.         Tempelkan kategori utama di papan atau kertas di dinding kelas.
c.         Mintalah peserta didik untuk mencari temanya yang memiliki kertas/ kartu yang berisi tulisan yang sama untuk membentuk kelompok dan mendiskusikannya.
d.        Mintalah mereka untuk mempresentasikannya.
Kelebihan dan kelemahan metode card sort ini, sebegai berikut: [16]
Kelebihan
a.         Guru mudah menguasai kelas
b.         Mudah dilaksanakan
c.         Mudah mengorganisasi kelas
d.        Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak
e.         Mudah menyiapkannya
f.          Guru mudah menerangkan dengan baik
Kelemahan
a.         Menyita banyak waktu
b.         Strategi pembelajaran aktif card sort membuat siswa hanya mampu belajar secara kelompok
c.         Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama apabila terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran (tujuan) yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari pokok persoalan semula.
Jadi, dari banyak penjelasan mengenai metode card sort dapat disimpulkan bahwa metode card sort merupakan metode yang menciptakan  kondisi pembelajaran yang bersifat kerjasama, saling menolong dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberi lewat permaianan kartu. Materi pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) yang cocok untuk menerapkan metode card sort ini seperti materi akidah akhlak, sehingga dalam penerapannya siswa mampu mencocokkan pertanyaan atau pernyataan dengan jawaban yang didapatkan.


C.  Implementasi Active Learning di Sekolah
       Model pembelajaran aktif adalah suatu model dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara yang aktif menuju belajar yang mandiri. Pengajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN 50 Prabumulih diharapkan untuk mempersiapkan peserta didik dalam menerapkan akhlak, perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan kehidupannya melalui bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.
       Hasil observasi dengan guru pengampu mata pelajaran PAI di SDN 50 Prabumulih, dapat diketahui model pembelajaran yang selama ini digunakan dalam pembelajaran PAI yaitu salah satunya model pembelajaran active learning, seperti guru memberikan umpan balik terhadap materi yang telah disampaikan, dan siswa dituntut untuk tanggap dan mampu berfikir kritis serta berkata-kata dengan bahasa mereka sendiri. Dengan hal ini siswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan oleh guru tersebut.
       Model pembelajaran aktif tipe card sort adalah salah satu strategi pembelajaran yang telah diterapkan di SDN 50 Prabumulih. dalam observasi yang dilakukan, maka dapat diperoleh informasi bahwa card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek ilmu yang telah diberikan sebelumnya atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan. Metode card sort dengan menggunakan media kartu dalam praktek pembelajaran, akan membantu siswa dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan motivasi mereka dalam pembelajaran, sebab dalam penerapan metode ini siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan arahan dari guru.




BAB III
PENUTUP

A.  Simpulan
1.      Active Learning adalah suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses belajar, baik dalam bentuk interaksi sesama siswa maupun siswa dengan guru pada proses pembelajaran aktif tersebut.
2.      Strategi pembelajaran berbasis active learning, antara lain:
a.       Role playing (bermain peran).
b.      Tebak kata.
c.       Card sort (menyortir kartu).
3.      Implementasi active learning di SDN 50 Prabumulih sudah baik. Salah satu strategi yang digunakan adalah metode card sort, dimana dalam penerapannya menggunakan media kartu dalam praktek pembelajaran, akan membantu siswa dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan motivasi mereka dalam pembelajaran, sebab dalam penerapan metode ini siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan arahan dari guru.

B.  Saran
       Dalam impelentasinya active learning banyak manfaat untuk peserta didik, namun belum banyak guru yang menggunakan model pembelajaran tersebut dalam proses belajar mengajar. Ada baiknya jika setiap guru harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan keinginan untuk menggunakan model pembelajaran tersebut demi membangun proses pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.




DAFTAR PUSTAKA

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press.
Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Beajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djumingin, Sulastriningsih. 2011. Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran Inovatif Bahasa dan Sastra. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Fatah, A. Yasin. 2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Sukses Offset.
Gora, Winastawan dan Sunarto. 2010. PAKEMATIK: Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta: PT. Elex Media Komplitudo.
Hamdayama, Jumanta. 2016. Metodologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hanifah, Erma Nur dan Taat Wulandari. 2018. “Penggunaan Metode Card Sort Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka”, Jipsindo, Vol. 5, No. 1.
Manizar, Elly. 2015. “Peran Guru Sebagai Motivator dalam Belajar”.  Tadrib, Vol.1, No. 2.
Mariyaningsih, Nining dan Mistina Hidayati. 2018. BUKAN KELAS BIASA: Teori dan Praktik Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi Pembelajaran di Kelas-Kelas Inspiratif. Surakarta: Kekata Publisher.
Misdar. 2015. “Revitalisasi Interaksi Pedagogik Guru dengan Siswa dalam Pembelajaran”. Tadrib, Vol. 1, No. 2.
Sinar. 2018. Metode Active Learning: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.
Wahyuni. 2014.  Strategi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Zaini, Hisyam. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif di Perguran Tinggi. Yogyakarta: PT.CTSD.
Lampiran 1. DOKUMENTASI



Lampiran 2. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah                       : SDN 50 PRABUMULIH
Mata Pelajaran            : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester           : IV / Genap
Materi Pokok              : Iman Kepada Rasul Allah
AlokasiWaktu             : 1x 4 JP ( 1x Pertemuan)

A.  Kompetensi Inti (KI)
KI 1     :  Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2  : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,     dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
KI 3  :  Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI 4   : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B.  Kompetensi Dasar & Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1.5.     Meyakini adanya Rasul-rasul Allah SWT.
2.5     Menunjukkan sikap yang dipengaruhi oleh keimanan kepada para Rasul Allah Swt. yang tercermin dari perilaku kehidupan sehari-hari
3.5      Memahami makna iman kepada Rasul Allah SWT


4.5      Mencontohkan makna iman kepada Rasul Allah SWT
1.5.1     Yakin adanyaRasul-rasul Allah SWT.
2.5.1 Membiasakan perilaku sabar dalam kehidupan sehari-hari



3.5.1     Menjelaskan makna iman kepada Rasul Allah SWT
3.5.2     Menyebutkan nama-nama rasul Allah SWT
4.5.1     Menghafal nama-namaRasul Allah SWT
4.5.2    Mengurutkan nama-nama rasul Allah SWT

C.  Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti Pembelajaran melalui Metode Bernyanyi dan Card Short, Peserta didik diharapkan dapat :
1.    Meyakini bahwa Allah AWT memiliki 25 Nabi dan Rasul yang harus di percayai.
2.    Membiasakan sikap sabar dan semangat berjuang dalam kehidupan sehari-hari
3.    Menjelaskan Pengertian iman kepada Rasul Allah SWT
4.    Menghafal serta mengurutkan 25 Nama Nabi dan Rasul

D.  Metode Pembelajran
1.    Card Short
2.    Bernyanyi

F.   Media Pembelajaran
1.    Slide Persentase/LKS
2.    Perangkat ICT &Sound
3.    Teks Lagu 25 Nabi dan Rasul
G. Sumber Belajar
1.    Al-Qur’an.
2.    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SD/MI Kls IV: Buku Guru dan Buku Siswa. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.
3.    Lingkungan sekitar sekolah.

H.  Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1.    Guru dan siswa berdo’a bersama-sama yang dipimpin oleh peserta didik untuk mengawali pembelajaran
2.    Mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran
3.    Apresepsi :Meminta peserta didik untuk menyebutkan nama-nama nabi dan rasul yang dihafalnya
4.    Menyampaikan kompetensi dan materi yang akan dipelajari
5.    Mempersiapkan media/alat peraga/alat bantu.
15 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
1.      Mengajak Peserta didik untuk mengamati Video tentang Rasul-Rasul Allah melalui tayangan yang ditampilkan.
2.      Memperkenalkan lagu 25 Nama Nabi (vocal : Dea Ananda)
3.      Guru Memberi contoh yang baik cara bernyanyi lagu 25 Nama nabi dengan baik dan benar.
4.      Dengan suara yang kompak, Peserta didik secara klasikal diajak untuk mendramatisasikan lagu 25 nama nabi dan Rasul dengan cara melihat lirik.
5.      Menyanyikan lagu 25 nabi dilakukan secara berulang kali sehingga peserta didik mampu bernyanyi tanpa melihat lirik`
6.      Guru memberi penguatan tentang pengertian iman kepada rasul-rasul Allah dan Rasul Ulul Azmi
Menanya
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan guru.
Eksperimen
1.    Tiga siswa mendapat kartu pertanyaan tentang materi dan siswa lainnya mendapat jawaban dari tiga pertanyaan tersebut. (dibagi secara acak)
2.    Siswa berlomba mencari pertanyaan dan jawaban yang cocok dan membentuk menjadi sebuah kelompok.
3.    Setiap siswa bertanggung jawab atas kebenaran mencocokkan pertanyaan dan jawaban.
Mengasosiasi
1.      Setiap kelompok berdiskusi tentang materinya masing-masing.
2.      Tiap kelompok membuat kesimpulan atas materinya.
Mengkomunikasikan
Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dari materinya masing-masing.
60 menit
Penutup
1.    Bersama Peserta didik, membuat rangkuman hasil pembelajaran
2.    Melaksanakan evaluasi
3.    Memberi penguatan sekaligus tausiah terkait materi yang sudah di pelajari
4.    Menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.
15 menit

I.     Penilaian Hasil Pembelajaran
1.    Tehknik Penilaian
a.    Sikap                     : Observasi
b.    Pengatahuan          : Tes Tertulis
c.    Ketrampilan          : Unjuk Kerja







2.    Instrumen Penilaian
a.    Sikap Spiritual/Sosial
Bentuk Instrumen            : Jurnal Sikap
Rubrik Jurnal                   :          
NO
WAKTU
NAMA
PESERTA DIDIK
CATATAN PERILAKU
BUTIR SIKAP
1









b.   Pengetahuan
Soal :
1.      Jelaskan pengertian beriman kepada Rasul Allah !
2.      Tulislah 25 nama nabi dan Rasul yang wajib kita percayai !
Jawaban :
1.    Yakin dan percaya bahwa Allah telah mengutus hamba-hamba pilihanNya sebagai Nabi dan Rasul untuk menyampaikan ajaranNya kepada umat manusia.
2.    1. Adam AS.2. Idris AS.3. Nuh AS.4. Hud AS.5. Soleh AS.6. Ibrahim AS.7. Luth AS.8. Ismail AS.9. Ishak AS.10. Yakub AS.11. Yusuf AS.12. Ayub AS.13. Sueb AS.14. Musa AS.15. Harun AS.16. Zulkifli AS.17. Daud AS.18. Sulaiman AS.19. Ilyas AS.20. Ilyasa AS.21. Yunus AS.22. Zakaria AS.23. Yahya AS.24. Isa AS.25. Muhammad SAW.
Kriteria Penilaian  :
Setiap Jawaban Benar dan lengkap skor 10
Penskoran :
 Skor Perolehan/Skor Maksimal x 100 = Skor Akhir





c.    Ketrampilan
Rubrik menyortir kartu 25 Nama nabi dan rasul  :
NO
Nama Siswa
ASPEK
Jum
Skor
Semangat
Aktif dalam kelompok
Inisiatif
1.
Azwan





2.
Yahya






Kriteria Penilaian :
Baik Sekali           = 4
Baik                      = 3
Cukup                  = 2
Kurang                 = 1
Penskoran :
Skor Perolehan/Skor Maksimal x 100 = Skor Akhir


                                                                         
         Mengetahui,                                                Prabumulih,                      2018
      Kepala Sekolah                                                                Guru PAI                                                        
                                   
           
           
    Hj. KARTINI, S.Pd                                                     MUJIATI, S. Pd
NIP. 19620411 1984062002                                      NIP. 19621012 1983032010



                [1] A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2008), hal. 180
                [2] Winastawan Gora dan Sunarto, PAIKEMATIK: Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK, (Jakarta: PT. Elex Media Komplitudo, 2010), hal. 12
                [3] Sinar, Metode Active Learning: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hal. 5
                [4] Jumanta Hamdayama, Metodologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hal. 113
                [5] Jumanta Hamdayama, Metodologi . . . , hal. 113
                [6] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Beajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 100
                [7] Sulastriningsih Djumingin, Strategi dan Aplikasi Model Pembelajaran Inovatif Bahasa dan Sastra. (Makassar: Badan Penerbit UNM, 2011), hal. 175-176
                [8] Nining Mariyaningsih dan Mistina Hidayati, BUKAN KELAS BIASA: Teori dan Praktik Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi Pembelajaran di Kelas-Kelas Inspiratif, (Surakarta: Kekata Publisher, 2018), hal. 103
                [9] Elly Manizar, “Peran Guru Sebagai Motivator dalam Belajar”, Tadrib, Vol.1, No. 2, 2015, hal. 179
                [10] Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hal. 52
                [11] Nining Mariyaningsih dan Mistina Hidayati, BUKAN KELAS BIASA . . . , hal. 105
                [12] Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hal: 79-80
                [13] Misdar, “Revitalisasi Interaksi Pedagogik Guru dengan Siswa dalam Pembelajaran”, Tadrib, Vol. 1, No. 2, 2015,  hal. 9
                [14] Erma Nur Hanifah dan Taat Wulandari, “Penggunaan Metode Card Sort Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII E SMP Negeri 1 Majalengka”, Jipsindo, Vol. 5, No. 1, 2018, hal. 65
                [15] Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif di Perguran Tinggi, (Yogyakarta: PT.CTSD, 2002), hal.30
                [16] Wahyuni, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 14

No comments:

Post a Comment

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI      Disusun oleh Laili Hernita         (1652100137)               ...