Implementasi Countextual Teaching
And Learning (CTL)
Di
Susun Oleh:
Indra
Komarudin (1652100113)
Dosen Pengampuh: Syarnubi, M.Pd.I
PRODI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perubahan paradigma dalam dunia
pendidikan sekarang ini menuntut kerja keras dan tanggung jawab guru untuk
lebih professional. Guru harus dapat mengubah paradigma mengajar dari teaching
ke learning. Perubahan ini tidak semata-mata hanya untuk mengikuti trend jaman,
tetapi lebih kepada tuntutandan situasi nyata yang dibutuhkan dunia dan
kehidupan manusia. Permasalahan dunia yang semakin kompleks seperti krisis
global dan iklim global menuntut kerja keras dunia pendidikan agar mampu
menghasilkan siswa menjadi seorang problem solver di masa yang akan datang, dan
tidak hanya menjadi tenaga terampil saja. Paradigma baru pendidikan lebih
menekankan pada peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi untuk
belajar dan berkembang.[1]
Siswa harus aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu
tidak terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru. Dan guru harus mengubah
perannya, tidak lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan
idektriner, tetapi menjadi fasilitator yang membimbing siswa ke arah
pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri. Melalui paradigma baru
tersebut diharapkan di kelas siswa aktif dalam belajar, aktif berdiskusi,
berani menyampaikan gagasan dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Menjadikan siswa aktif, kreatif dan menjadi seorang problem solver yang baik
tentunya bukan hal yang mudah, anak harus mempunyai kemampuan berpikir yang
baik. Guru harus bekerja keras mengubah gaya mengajarnya dengan memberi peluang
dan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi pengetahuannya secara lebih
mandiri. Salah satu trend atau arah pembelajaran sekolah saat ini untuk
menciptakan pembelajaran menjadi lebih bermakna adalah penggunaan konteks dalam
pembelajaran, inovasi tersebut seperti Contextual
Teaching And Learning (CTL).
Contextual
Teaching And Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengkaitkan antara materi yang di ajarkan dengan fakta dalam
kehidupan siswa. CTL lebih menekankan pada rencana kegiatan kelas yang di
rancang guru. Rencana kegiatan tersebut berisi skenario tahap demi tahap
tentang apa yang akan di lakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang
akan dipelajari. Pembelajaran kontekstual lebih mementingkan strategi belajar
bukan hasil belajar.[2]
Pembelajaran kontekstual mengharapkan siswa untuk memperoleh materi pelajaran
meskipun sedikit tetapi mendalam bukan banyak tetapi dangkal. Dan juga
kontekstual ini juga mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan
dengan kegiatan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Contextual Teaching And Learning
(CTL)
Contextual Teaching And Learning
(CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari
dan menghubungkan nya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.[3]
Menurut
Elaine B. Johnson sistem Contextual
Teaching And Learning (CTL) adalah
sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat makna
di dalam akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek
akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka.[4]
Menurut
Akif Umar ketika menerapkan Contextual
Teaching And Learning, ialah konteks yang sudah ada di pelajari langsung di
terapkan dengan kegiatan sehari-hari.[5]
Jadi
dari beberapa definisi diatas dapat di simpulkan bahwa Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah suatu pendekatan yang mengarahkan pemikiran kita untuk
menghubungkan materi yang di pelajari dengan situasi kehidupan nyata sehingga
siswa dapat menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
B.
Komponen-komponen
Contextual Teaching And Learning
(CTL)
Adapun
komponen-komponen yang harus tergambar atau muncul dalam pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
yakni sebagai berikut.
1. Konstruktivisme
(Construktivism)
Konstruktivisme
merupakan landasan berfikir CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya
menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupan suatu proses belajar mengajar
dimana siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya yang di
landasi oleh struktur yang dimilikinya.
2. Menemukan
(Inquiry)
Menemukan
merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual,
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukam hasil
mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri.
3. Bertanya
(Questioning)
Pengetahuan
yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya. Bertanya merupakan
strategi utama pembelajaran berbasis kontekstual. Kegiatan bertanya berguna
untuk: pertama, menggali informasi, kedua, menggali pemahaman siswa, ketiga,
membangkitkan respon kepada siswa, keempat, mengetahui sejauh mana
keingintahuan siswa, kelima, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa,
keenam, memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikendaki guru, ketujuh,
membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan
kembali pengetahuan siswa.
4. Masyarakat
Belajar (Learning Community)
Konsep
masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerja
sama dari orang lain. Hasil belajar diperoleh dari “sharing” antar teman, antar
kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar terjadi
apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam
komunikasi pembelajaran saling belajar.
5. Pemodelan
(Modeling)
Pemodelan
pada dasarnya membahaskan yang dipikirkan, mendemontrasikan bagaimana guru
menginginkan siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar
siswanya melakukan.
6. Refleksi
(Reflection)
Refleksi
merupakan cara berfikir atau respons tentang apa yang baru dipelajari atau
berfikir ke belakang tentang apa yang sudah di lakukan di masa lalu.
7.
Penilaian Yang Sebenarnya (Authentic
Assessment)
Penilaian
adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai
perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran CTL, gambaran perkembangan
belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami
pembelajaran yang benar.[6]
C.
Implementasi
Contextual Teaching And Learning
(CTL)
Dalam
mengimplementasikan Contextual Teaching
And Learning (CTL), ada beberapa strategi yang mesti dilalui, karena
trategi ini sangat penting untuk dilaksanakan secara propisional dan rasional.
Adapun
trategi-strategi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pengajaran
berbasis masalah
Dengan memunculkan
problem yang dihadapi bersama, siswa ditantang berfikir kritis untuk
memecahkannya.
2. Menggunakan
konteks yang beragam
Makna itu ada di
mana-mana dalam konteks fisik dan sosial, selama ini ada yang keliru dengan
menganggap bahwa makna (pengetahuan) adalah yang disaji dalam materi ajar atau
buku teks saja.
3. Mempertimbangkan
kebhinekaan siswa
Dalam konteks
indonesia, kebhinekaan baru sekedar pengakuan politik yang tidak bermakna
edukatif.
4. Memberdayakan
siswa untuk belajar sendiri
Setiap manusia mesti
menjadi pembelajaran aktif sepanjang hayat. Jadi pendidikan pormal merupakan
kawah candradimuka bagi siswa untuk menguasai cara belajar untuk melajar
mandiri di kemudian hari.
5. Belajar
melalui kolaborasi
Siswa seyogianya
dibiasakan saling belajar dari dan dalam kelompok untuk berbagi pengetahuan dan
menentukan fokus belajar.
6. Menggunakan
penilaian auntetik
Mengapa demikian?
Karena kontekstual hampir berarti indivual, yakni mengakui adanya kekhasan
sekaligus keluasan dalam pembelajaran, materi ajar, dan pretasi yang dicapai
siswa.
7. Mengejar
standar tinggi
Standar unggul sering
di persepsi sebagai jaminan untuk mendapat pekerjaan, atau minimal membuat
siswa merasa pede untuk menemukan
massa depan.[7]
D.
Kelebihan
dan kelemahan Contextual Teaching And
Learning (CTL)
Adapun
kelebihan dan kelemahan pendekatan Contextual
Teaching And Learning (CTL) adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
pembelajaran Contextual Teaching And
Learning (CTL)
a. Memberikan
kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang di
miliki siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
b. Siswa
dapat berpikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu
dan dapat memecahkan masalah tersebut.
c. Menyadarkan
siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d. Pembelajaran
lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
e. Membantu
siswa bekerja lebih efektif dalam kelompok.
2. Kelemahan
pembelajaran Contextual Teaching And
Learning (CTL)
a.
Dalam pemilihan informasi atau materi
dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa, padahal dalam kelas itu tingkat
kemampuan siswanya berbeda-beda sehingga guru akan kesulitan dalam menetukan
materi pelajaran karena tingkat pencapain siswa tidak sama.
b.
Tidak efesien karena membutuhkan waktu
yang agak lama dalam proses pembelajaran
c.
Dalam pembelajaran akan nampak jelas
antara siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi dan siswa yang memiliki
kemampuam yang rendah, yang kemudian akan menimbulkan rasa tidak percaya diri
bagi siswa yang kurang kemampuannya.
d.
Bagi siswa yang tertinggal dalam proses
pembelajaran ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar
ketertinggalannya, karena dalam model pembelajaran ini keseuksesan siswa
tergantung dari keaktifan dan usaha siswa sendiri. Jadi siswa yang mengikuti
setiap pembelajaran dengan baik tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan
mengalami kesulitan.
e.
Tidak setiap siswa dapat dengan mudah
menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan menggunakan
model pembelajaran CTL ini.
f.
Lebih mengembangan kemampuan soft skill
dari pada kemampuan intelektualnya, sehingga siswa yang memiliki kemampuan
intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lisan
akan mengalami kesuliatan dalam belajar.
g.
Pengetahuan yang didapat oleh setiap
siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
h.
Peran guru tidak nampak terlalu penting
lagi, karena dalam pembelajaran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing
serta lebih menuntut siswa untuk aktif dalam berusaha sendiri mencari
informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di
lapangan.[8]
E. Hasil Observasi Tentang
implementasi Contextual Teaching And
Learning (CTL) Yang Di Terapkan Guru PAI Di Pon Pes Al Ittifaqiah Indralaya
Setelah
melakukan observasi di pondok pesantren al ittifaqiah indralaya yang membahas
tentang iplementasi Contextual Teaching
And Learning (CTL) yang diterapkan oleh guru PAI tersebut. Pondok pesantren
al ittifaqiah tersebut terletak di Jl Lintas Timur KM, 36 Indralaya Kab, Ogan
Ilir Prov, Sumsel. Melalui observasi yang telah dilakukan pada hari Sabtu, 10
November 2018 pukul 08 00 WIB-selesai, bahwa hasil belajar santri di kelas XII
E (ips) dalam mata pelajaran Fiqih(pondok), yang diterapkan oleh ustd Akip Umar,
M.S.I itu menggunakan metode diskusi kelompok karena dengan metode ini santri
di tuntut untuk dapat berpikir kreatif, kritis dan mandiri selain itu metode
ini juga mudah di pahami dan dimengerti oleh para santri tersebut.
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Pendekatan
Contextual Teaching And Learning CTL merupakan suatu proses pembelajaran
yang bertujuan untuk membantu siswa memahami makna materi pelajaran yang di
pelajari dengan cara mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural) sehingga siswa
memiliki pengetahuan (keterampilan) yang secara fleksibel dapat di terapkan
dari satu permasalahan (konteks) lainnya. Konsep dasar dalam pembelajaran ini
ialah untuk menekankan keterlibatan siswa dalam menemukan materi yang
dipelajari, menemukan hubungan materi yang di pelajari dengan kehidupan nyata
dan menekankan agar siswa dapat menerapkan materi yang telah didapat dalam
kehidupan sehari hari,[9]
kelebihan Contextual Teaching And Learning CTL ini diantaranya pembelajaran
menjadi lebih nyata dan riil, pembelajaran lebih produktif dan mampu
menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa. Kekurangan Contextual Teaching And
Learning CTL ini yaitu guru lebih interasif dan membimbing.
DAFTAR FUSTAKA
Elaine, B Johnson. 2011. Contextual Teaching And Learning Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikan dan Bermakna. (Bandung: Kaifa).
Elly Manizar. 2015 “Peranan
Guru Sebagai Motivator Dalam Belajar”, Tadrib. Vol. 1, No 2.
Handayati Sri. 2016 “Pengaruh Pembelajaran Dan Religiutas
Terhadap Hasil Belajar Siswa Xi Smk Telkom Shandy Putra Medan Tahun Ajaran
2009-2010”, Tadrib. Vol 2, No. 1.
Nurhadi.
2003. Pendekatan Kontekstual.
(Jakarta: Departemen Pendidikan).
Oviayanti Fitri. 2017. Urgensi
Kecerdasan Interpersonal Bagi Guru, Tadrib. Vol. III, No.1.
Syaifurahman, Tri Ujiati. 2013. Manajemen Dalam Pembelajaran. (Jakarta,
PT Indeks).
Sanjaya Wina. 2011. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi. (Jakarta: PT Fajar Interpratama).
Wawancara
dengan Akif Umar, 10 November 2018 di Pon Pes Al Ittifaqiah.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) Kurikulum 2013
Nama Sekolah/Madrasah :
MA Al-Ittifaqiah
Mata Pelajaran :
Fiqih
Kelas / Semester : XII / Ganjil
Materi Pokok : Thaharah
Alokasi Waktu :
2 x 45 Menit
I. Kompetensi Inti (KI)
KI-1 : Menerima dan
menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.1 Menjelaskan macam-macam
najis dan tata cara thaharahnya.
Indikator
3.1.1 :
Siswa dapat mengetahui macam-macam najis
dan tata cara thaharah.
3.1.2 :
Siswa dapat memahami macam-macam najis dan tata cara thaharah.
3.1.3 : Siswa dapat menjelaskan tata cara thaharah dari
najis.
III. Tujuan Pembelajaran
1.
Siswa dapat mengetahui macam-macam najis dan tata
cara thaharah dengan baik dan benar .
2.
Siswa dapat memahami
macam-macam najis dan tata cara thaharah dengan baik dan benar.
3.
Siswa dapat menjelaskan tata
cara thaharah dari najis dengan baik dan benar.
IV. Materi Pembelajaran
Pengalaman peribadi kehidupan
sehari-hari
1)
Fakta
·
Macam-macam
najis
2)
Konsep
·
Menjelaskan
macam-macam najis dan cara thaharahnya
3)
Prinsip
·
Dalil-dalil
tentang thaharah
4)
Prosedur
·
Macam-macam
najis
·
Tata
cara thaharah dari najis
V. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
1.
Pendekatan : Scientific Learning
2.
Metode
Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab,
demontrasi, dan ceramah
VI. Media, Alat, dan Sumber
Pembelajaran
1. Media
Gambar
2. Alat/Bahan
Laptop, LCD
Proyektor, Slide
3. Sumber Belajar
·
Amir abyan, zainal muttakin,
Penelitian Agama Isla, Permenag RI
No.2008
·
DEPAG RI, Sejarah
Kebudayaan Islam MA, Jakarta, 2000
·
Agus Jaya A. Kholid, Bekal Abadi Musli, Cetakan Ke-1,
Februari 2011
VII. Langkah-langkah
Kegiatan Pembelajaran
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1
|
Kegiatan awal
·
Guru mengucap salam
·
Guru mengajak peserta
didik berdoa untuk mengawali proses
pembelajaran
·
Guru mengabsen
peserta didik
·
Guru menyampaikan
materi yang akan di pelajari dan tujuan pembelajaran
|
5 menit
|
2
|
Kegiatan inti
Mengamati
·
Peserta didik
menyimak penjelasan tentang pengertian najis dan cara thaharahnya
·
Mengamati dan membaca
contoh pengertian najis dan cara thaharahnya
Menanya
·
Peserta didik menanyakan tentang dalil-dalil thaharah
·
Peserta didik
menanyakan tentang macam-macam najis
Mengeksplorasi
·
Peserta didik
berdiskusi tentang najis
·
Peserta didik
mengidentifikasi perbedaan najis berdasarkan jenis dan cara mensucikannya
mengasosiasi
·
peserta didik
menyimpulkan pengertian tentang thaharah
·
peserta didik
menyimpulkan pengertian tentang thaharah dan najis berdasarkan jenis dan cara
membersihkannya
mengkomunikasikan
·
peserta didik membacakan
dalil-dalil tentang najis
·
peserta didik
menjelaskan macam-macam najis berdasarkan jenis dan tata cara mensucikannya
|
65 menit
|
3
|
Kegiatan penutup
·
Guru memperjelas
materi yang di ajarkan
·
Guru mengakhiri
kegiatan belajar
·
Mengucap salam
|
10 menit
|
VIII. Penilaian Pembelajaran
PEDOMAN
OBSERVASI SIKAP SPIRITUAL
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk
menilai sikap spiritual peserta didik,berilah tanda cek(√) pada kolom skor
sesuai sikap spiritual yang ditampilakan peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut:
4= selalu, apabila
selalu melakukan sesuai pernyataan
3= sering, apabila sering melakukan sesuai
pernyataan dan kadang - kadang tidak melakukan
2= kadang – kadang,
apabila kadang – kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1= tidak pernah,
apabila tidak pernah melakukan
Nama peserta didik :
Kelas :
Tanggal pengamatan :
Materi pokok :
No
|
Aspek pengamatan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Berdoa sebelum dan sesudah
melakukan sesuatu
|
||||
2
|
Mengucapkan rasa syukur atas
karunia tuhan
|
||||
3
|
Memberi salam sesudah dan
sebelum presentasi
|
||||
4
|
Menyatakan kekaguman atas
kebesaran tuhan
|
||||
5
|
Merasakan kebesaran tuhan
saat belajar
|
||||
Jumlah skor
|
LEMBAR
PENILAIAN DIRI
SIKAP
JUJUR
Nama peserta didik :
Kelas :
Materi pokok :
Tanggal :
PETUNJUK
·
Bacalah pernyataan yang ada di dalam
kolom dengan teliti
·
Berilah tanda cek(√) sesuai dengan
kondisi dan keadaan kalian sehari – hari
No
|
Pernyataan
|
TP
|
KD
|
SR
|
SL
|
1
|
Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
|
||||
2
|
Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan
sumbernya
|
||||
3
|
Saya melaporkan kepada yang berwenang jika menemukan
barang
|
||||
4
|
Saya berani mengakui kesalahan yang saya lakukan
|
||||
5
|
Saya mengerjakan
soal ujian tanpa melihat jawaban teman lain
|
Keterangan
:
SL
=Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
SR
=Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
KD
=Kadang – kadang, apabila kadang – kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP
= Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan
Lembar Penilaian Antar
peserta didik
Sikap Disiplin (PENILAIAN TEMAN SEJAWAT)
Petunjuk :
Berilah tanda (√) pada kolom skor sesuai
sikap tanggung jawab yang di tampilkan peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut :
4= selalu, apabila
selalu melakukan sesuai pernyataan
3= sering, apabila sering melakukan sesuai
pernyataan dan kadang - kadang tidak melakukan
2= kadang – kadang,
apabila kadang – kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1= tidak pernah,
apabila tidak pernah melakukan
Nama peserta didik yang
dinilai :
Kelas :
Tanggal pengamatan :
Materi pokok :
No
|
Aspek penilaian
|
Skor
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Masuk kelas tepat waktu
|
||||
2
|
Mengumpulkan tugas tepat waktu
|
||||
3
|
Memakai seragam sesuai tata tertib
|
||||
4
|
Mengerjakan tugas yang di berikan
|
||||
5
|
Tertib dalam mengikuti pembelajaran
|
||||
6
|
Membawa buku teks sesuai mata pelajaran
|
||||
Jumlah skor
|
Petunjuk penskoran :
Skor akhir menggunakan 1 sampai 4
perhitungan skor akhir
menggunakan rumus :
contoh :
skor diperoleh 20, skor
tinggi 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir :
|
24 peserta
didik memperoleh nilai :
Sangat baik : apabila memperoleh skor :
3.33 < skor ≤ 4.00
Baik : apabila memperoleh skor : 2.33 < skor ≤ 3.33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1.33 < skor ≤ 2.33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1.33
LEMBAR
PENILAIAN KOGNITIF DAN PRAKTIK
1. Tes tertulis
No
|
Butir – butir Soal
|
kunci Jawaban
|
1
|
Apakah pengertian thaharah?
|
|
2
|
Sebutkan macam-macam najis ?
|
|
3
|
Bagaimana
tata cara menghilangkan najis?
|
|
4
|
Jelaskan
macam-macam najis dan tata cara thaharahnya?
|
2. Non tertulis (praktik mencari
pasangan dan membuat mindmap)
No
|
|||
1
|
|||
2
|
Keterangan : Skor
Praktik :
· sangat baik = 80 – 90 = A
· baik = 70
– 79 = B
· kurang baik = 60 – 69 = C
· tidak lancar = 50 – 59 = D
· Tidak dapat = kurang dari
50 = E
Penugasan:
Penilaian Kognitif
- Apakah
pengertian dari thaharah?
- Sebutkan macam-macam najis ?
- Bagaimana tata cara menghilangkan najis?
- Jelaskan macam-macam najis dan tata cara
thaharahnya?
Rubrik
penilaian
No. Soal
|
Rubrik
penilaian
|
Skor
|
1
|
a. Jika
siswa dapat menjawab dan memberi alasan sangat lengkap, skor 10
b.
Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan
lengkap, skor 8
c.
Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan
tidak lengkap, skor 6
|
10
|
2
|
a.
Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan
sangat lengkap, skor 10
b.
Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan
lengkap, skor 8
c.
Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan
tidak lengkap, skor 6
|
10
|
3
|
a.
Jika siswa
dapat menjawab dan memberi alasan sangat lengkap, skor 10
b. Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan lengkap,
skor 8
c. Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan tidak
lengkap, skor 6
|
10
|
4
|
a.
Jika siswa
dapat menjawab dan memberi alasan sangat lengkap, skor 10
b. Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan lengkap,
skor 8
c. Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan tidak
lengkap, skor 6
|
10
|
5
|
a.
Jika siswa
dapat menjawab dan memberi alasan sangat lengkap, skor 10
b. Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan lengkap,
skor 8
c. Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan tidak
lengkap, skor 6
|
10
|
|
Jumlah
skor
|
50
|
Nilai : Jumlah skor yang diperoleh (pilihan ganda
dan Isian) x 80
80
4.) Tugas
Skor
penilaian sebagai berikut.
a. Jika
peserta
didik
dapat
mengumpulkan
tugasnya
tepat
pada
waktu
yang
di tentukan dan perilaku yang di amati serta alasannya benar, nilai 100.
b. Jika peserta
didik dapa√√√√t mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang di tentukan dan perilaku yang di amati
serta alasannya benar, nilai 90.
c. Jika peserta
didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang di tentukan dan perilaku yang di amati
serta alasannya sedikit ada kekurangan, nilai 80.
No
|
Nama siswa
|
Skor
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Aidil fikriansyah
|
√
|
|||
2
|
Haris saputra
|
√
|
|||
3
|
Tasya adelia
|
√
|
|||
4
|
Trisna silvia agustini
|
√
|
|||
Jumlah
|
1
|
1
|
2
|
Keterangan : Skor
Praktik :
· sangat baik = 80 – 90 = A
· baik = 70
– 79 = B
· kurang baik = 60 – 69 = C
· tidak lancar = 50 – 59 = D
· Tidak dapat = kurang dari 50 = E
[1]Sri Handayati, “Pengaruh Pembelajaran Dan Religiutas
Terhadap Hasil Belajar Siswa Xi Smk Telkom Shandy Putra Medan Tahun Ajaran
2009-2010”, Tadrib, 2016, Vol 2, No. 1 hlm. 37.
[2]Fitri Oviayanti, Urgensi Kecerdasan Interpersonal Bagi Guru,
Tadrib, 2017, Vol. III, No.1, hlm. 69.
[3]Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT Fajar Interpratama, 2011), hlm. 109.
[4]Syaifurahman, Tri Ujiati, Manajemen Dalam Pembelajaran, (Jakarta,
PT Indeks, 2013), hlm.87.
[7]Elaine, B Johnson, Contextual Teaching And Learning Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikan dan Bermakna, (Bandung: Kaifa, 2011),
hlm. 21-22.
[9]Elly Manizar, “Peranan Guru Sebagai Motivator Dalam Belajar”,
Tadrib, 2015, Vol. 1, No 2, hlm. 99
No comments:
Post a Comment