Thursday, December 20, 2018

Implementasi Countextual Teaching And Learning (CTL)


Implementasi Countextual Teaching And Learning (CTL)

Di Susun Oleh:

Indra Komarudin     (1652100113)
  
Dosen Pengampuh: Syarnubi, M.Pd.I

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2018






BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang                             
Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan sekarang ini menuntut kerja keras dan tanggung jawab guru untuk lebih professional. Guru harus dapat mengubah paradigma mengajar dari teaching ke learning. Perubahan ini tidak semata-mata hanya untuk mengikuti trend jaman, tetapi lebih kepada tuntutandan situasi nyata yang dibutuhkan dunia dan kehidupan manusia. Permasalahan dunia yang semakin kompleks seperti krisis global dan iklim global menuntut kerja keras dunia pendidikan agar mampu menghasilkan siswa menjadi seorang problem solver di masa yang akan datang, dan tidak hanya menjadi tenaga terampil saja. Paradigma baru pendidikan lebih menekankan pada peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang.[1] Siswa harus aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu tidak terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru. Dan guru harus mengubah perannya, tidak lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan idektriner, tetapi menjadi fasilitator yang membimbing siswa ke arah pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri. Melalui paradigma baru tersebut diharapkan di kelas siswa aktif dalam belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Menjadikan siswa aktif, kreatif dan menjadi seorang problem solver yang baik tentunya bukan hal yang mudah, anak harus mempunyai kemampuan berpikir yang baik. Guru harus bekerja keras mengubah gaya mengajarnya dengan memberi peluang dan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi pengetahuannya secara lebih mandiri. Salah satu trend atau arah pembelajaran sekolah saat ini untuk menciptakan pembelajaran menjadi lebih bermakna adalah penggunaan konteks dalam pembelajaran, inovasi tersebut seperti Contextual Teaching And Learning (CTL).  
Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang di ajarkan dengan fakta dalam kehidupan siswa. CTL lebih menekankan pada rencana kegiatan kelas yang di rancang guru. Rencana kegiatan tersebut berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan di lakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajari. Pembelajaran kontekstual lebih mementingkan strategi belajar bukan hasil belajar.[2] Pembelajaran kontekstual mengharapkan siswa untuk memperoleh materi pelajaran meskipun sedikit tetapi mendalam bukan banyak tetapi dangkal. Dan juga kontekstual ini juga mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dengan kegiatan sehari-hari.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)
Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan nya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.[3]
Menurut Elaine B. Johnson sistem Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat makna di dalam akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka.[4]
Menurut Akif Umar ketika menerapkan Contextual Teaching And Learning, ialah konteks yang sudah ada di pelajari langsung di terapkan dengan kegiatan sehari-hari.[5]
Jadi dari beberapa definisi diatas dapat di simpulkan bahwa Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah suatu pendekatan yang mengarahkan pemikiran kita untuk menghubungkan materi yang di pelajari dengan situasi kehidupan nyata sehingga siswa dapat  menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Komponen-komponen Contextual Teaching And Learning (CTL)
Adapun komponen-komponen yang harus tergambar atau muncul dalam pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) yakni sebagai berikut.
1.      Konstruktivisme (Construktivism)
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya yang di landasi oleh struktur yang dimilikinya.
2.      Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukam hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri.
3.      Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran berbasis kontekstual. Kegiatan bertanya berguna untuk: pertama, menggali informasi, kedua, menggali pemahaman siswa, ketiga, membangkitkan respon kepada siswa, keempat, mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, kelima, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, keenam, memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikendaki guru, ketujuh, membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
4.      Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerja sama dari orang lain. Hasil belajar diperoleh dari “sharing” antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar terjadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.
5.      Pemodelan (Modeling)
Pemodelan pada dasarnya membahaskan yang dipikirkan, mendemontrasikan bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan.
6.      Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan cara berfikir atau respons tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa yang sudah di lakukan di masa lalu.
7.      Penilaian Yang Sebenarnya (Authentic Assessment)
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran CTL, gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar.[6]              

C.    Implementasi Contextual Teaching And Learning (CTL)
Dalam mengimplementasikan Contextual Teaching And Learning (CTL), ada beberapa strategi yang mesti dilalui, karena trategi ini sangat penting untuk dilaksanakan secara propisional dan rasional.
Adapun trategi-strategi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.      Pengajaran berbasis masalah
Dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama, siswa ditantang berfikir kritis untuk memecahkannya.
2.      Menggunakan konteks yang beragam
Makna itu ada di mana-mana dalam konteks fisik dan sosial, selama ini ada yang keliru dengan menganggap bahwa makna (pengetahuan) adalah yang disaji dalam materi ajar atau buku teks saja.
3.      Mempertimbangkan kebhinekaan siswa
Dalam konteks indonesia, kebhinekaan baru sekedar pengakuan politik yang tidak bermakna edukatif.
4.      Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri
Setiap manusia mesti menjadi pembelajaran aktif sepanjang hayat. Jadi pendidikan pormal merupakan kawah candradimuka bagi siswa untuk menguasai cara belajar untuk melajar mandiri di kemudian hari.
5.      Belajar melalui kolaborasi
Siswa seyogianya dibiasakan saling belajar dari dan dalam kelompok untuk berbagi pengetahuan dan menentukan fokus belajar.
6.      Menggunakan penilaian auntetik
Mengapa demikian? Karena kontekstual hampir berarti indivual, yakni mengakui adanya kekhasan sekaligus keluasan dalam pembelajaran, materi ajar, dan pretasi yang dicapai siswa.
7.      Mengejar standar tinggi
Standar unggul sering di persepsi sebagai jaminan untuk mendapat pekerjaan, atau minimal membuat siswa merasa pede untuk menemukan massa depan.[7]

D.    Kelebihan dan kelemahan Contextual Teaching And Learning (CTL)
Adapun kelebihan dan kelemahan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah sebagai berikut:
1.      Kelebihan pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)
a.       Memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang di miliki siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
b.      Siswa dapat berpikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan dapat memecahkan masalah tersebut.
c.       Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d.      Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
e.       Membantu siswa bekerja lebih efektif dalam kelompok.
2.      Kelemahan pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)
a.     Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa, padahal dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda sehingga guru akan kesulitan dalam menetukan materi pelajaran karena tingkat pencapain siswa tidak sama.
b.    Tidak efesien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam proses pembelajaran
c.     Dalam pembelajaran akan nampak jelas antara siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi dan siswa yang memiliki kemampuam yang rendah, yang kemudian akan menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya.
d.    Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalannya, karena dalam model pembelajaran ini keseuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha siswa sendiri. Jadi siswa yang mengikuti setiap pembelajaran dengan baik tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.
e.     Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan menggunakan model pembelajaran CTL ini.
f.     Lebih mengembangan kemampuan soft skill dari pada kemampuan intelektualnya, sehingga siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lisan akan mengalami kesuliatan dalam belajar.
g.    Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
h.    Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi, karena dalam pembelajaran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing serta lebih menuntut siswa untuk aktif dalam berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan.[8]

E.     Hasil Observasi Tentang implementasi Contextual Teaching And Learning (CTL) Yang Di Terapkan Guru PAI  Di Pon Pes Al Ittifaqiah Indralaya
Setelah melakukan observasi di pondok pesantren al ittifaqiah indralaya yang membahas tentang iplementasi Contextual Teaching And Learning (CTL) yang diterapkan oleh guru PAI tersebut. Pondok pesantren al ittifaqiah tersebut terletak di Jl Lintas Timur KM, 36 Indralaya Kab, Ogan Ilir Prov, Sumsel. Melalui observasi yang telah dilakukan pada hari Sabtu, 10 November 2018 pukul 08 00 WIB-selesai, bahwa hasil belajar santri di kelas XII E (ips) dalam mata pelajaran Fiqih(pondok), yang diterapkan oleh ustd Akip Umar, M.S.I itu menggunakan metode diskusi kelompok karena dengan metode ini santri di tuntut untuk dapat berpikir kreatif, kritis dan mandiri selain itu metode ini juga mudah di pahami dan dimengerti oleh para santri tersebut.
Description: C:\Users\10\Pictures\IMG_20181110_082450.jpg










BAB III
PENUTUP
Simpulan
Pendekatan Contextual Teaching And Learning CTL merupakan suatu proses pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami makna materi pelajaran yang di pelajari dengan cara mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan (keterampilan) yang secara fleksibel dapat di terapkan dari satu permasalahan (konteks) lainnya. Konsep dasar dalam pembelajaran ini ialah untuk menekankan keterlibatan siswa dalam menemukan materi yang dipelajari, menemukan hubungan materi yang di pelajari dengan kehidupan nyata dan menekankan agar siswa dapat menerapkan materi yang telah didapat dalam kehidupan sehari hari,[9] kelebihan Contextual Teaching And Learning CTL ini diantaranya pembelajaran menjadi lebih nyata dan riil, pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa. Kekurangan Contextual Teaching And Learning CTL ini yaitu guru lebih interasif dan membimbing.













DAFTAR FUSTAKA

Elaine, B Johnson. 2011. Contextual Teaching And Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikan dan Bermakna. (Bandung: Kaifa).
Elly Manizar. 2015  Peranan Guru Sebagai Motivator Dalam Belajar”, Tadrib. Vol. 1, No 2.
Handayati Sri. 2016 “Pengaruh Pembelajaran Dan Religiutas Terhadap Hasil Belajar Siswa Xi Smk Telkom Shandy Putra Medan Tahun Ajaran 2009-2010”, Tadrib. Vol 2, No. 1.
Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual. (Jakarta: Departemen Pendidikan).
Oviayanti Fitri.  2017. Urgensi Kecerdasan Interpersonal Bagi Guru, Tadrib. Vol. III, No.1.
Syaifurahman, Tri Ujiati. 2013. Manajemen Dalam Pembelajaran. (Jakarta, PT Indeks).
Sanjaya Wina. 2011. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta: PT Fajar Interpratama).
Wawancara dengan Akif Umar, 10 November 2018 di Pon Pes Al Ittifaqiah.














RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) Kurikulum 2013

Nama Sekolah/Madrasah        : MA Al-Ittifaqiah 
Mata Pelajaran                        : Fiqih
Kelas / Semester                      : XII / Ganjil
Materi Pokok                                      : Thaharah 
Alokasi Waktu                        : 2 x 45 Menit

I. Kompetensi Inti (KI)
KI-1 :  Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan  perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai) santun,  responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 :  Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

II. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.1  Menjelaskan macam-macam najis dan tata cara thaharahnya.  
Indikator
3.1.1 : Siswa  dapat mengetahui macam-macam najis dan tata cara thaharah.  
3.1.2 : Siswa dapat memahami macam-macam najis dan tata cara thaharah.  
3.1.3 : Siswa dapat menjelaskan tata cara thaharah dari najis. 
        
III. Tujuan Pembelajaran 
1.      Siswa  dapat mengetahui macam-macam najis dan tata cara thaharah dengan baik dan benar .  
2.      Siswa dapat memahami macam-macam najis dan tata cara thaharah dengan baik dan benar.  
3.      Siswa dapat menjelaskan tata cara thaharah dari najis dengan baik dan benar. 

IV. Materi Pembelajaran
Pengalaman peribadi kehidupan sehari-hari
1)      Fakta
·         Macam-macam najis
2)      Konsep
·         Menjelaskan macam-macam najis dan cara thaharahnya
3)      Prinsip
·         Dalil-dalil tentang thaharah
4)      Prosedur
·         Macam-macam najis
·         Tata cara thaharah dari najis

V. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
1.      Pendekatan                 : Scientific Learning
2.      Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, demontrasi, dan ceramah

VI.  Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1.  Media 
Gambar
2.  Alat/Bahan
Laptop, LCD Proyektor, Slide
3.  Sumber Belajar 
·         Amir abyan, zainal muttakin, Penelitian Agama Isla, Permenag RI No.2008
·         DEPAG RI, Sejarah Kebudayaan Islam MA, Jakarta, 2000
·         Agus Jaya A. Kholid, Bekal Abadi Musli, Cetakan Ke-1, Februari 2011

VII.    Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No
Kegiatan
Waktu
1
Kegiatan awal
·         Guru mengucap salam
·         Guru mengajak peserta didik  berdoa untuk mengawali proses pembelajaran  
·         Guru mengabsen peserta didik
·         Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari dan tujuan pembelajaran
5 menit
2
Kegiatan inti
Mengamati
·         Peserta didik menyimak penjelasan tentang pengertian najis dan cara thaharahnya
·         Mengamati dan membaca contoh pengertian najis dan cara thaharahnya
Menanya 
·         Peserta didik  menanyakan tentang dalil-dalil thaharah
·         Peserta didik menanyakan tentang macam-macam najis
Mengeksplorasi                                                                      
·         Peserta didik berdiskusi tentang najis   
·         Peserta didik mengidentifikasi perbedaan najis berdasarkan jenis dan cara mensucikannya
mengasosiasi
·         peserta didik menyimpulkan pengertian tentang thaharah
·         peserta didik menyimpulkan pengertian tentang thaharah dan najis berdasarkan jenis dan cara membersihkannya
mengkomunikasikan
·         peserta didik membacakan dalil-dalil tentang najis
·         peserta didik menjelaskan macam-macam najis berdasarkan jenis dan tata cara mensucikannya
65 menit
3
Kegiatan penutup
·         Guru memperjelas materi yang di ajarkan

·         Guru mengakhiri kegiatan belajar
·         Mengucap salam 
10 menit



VIII. Penilaian Pembelajaran

PEDOMAN OBSERVASI SIKAP SPIRITUAL
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik,berilah tanda cek(√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilakan peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4= selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3= sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang - kadang tidak melakukan
2= kadang – kadang, apabila kadang – kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1= tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama peserta didik :
Kelas :
Tanggal pengamatan :
Materi pokok :

No
 Aspek pengamatan
1
2
3
4
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu  
2
Mengucapkan rasa syukur atas karunia tuhan
3
Memberi salam sesudah dan sebelum presentasi  
4
Menyatakan kekaguman atas kebesaran tuhan
5
Merasakan kebesaran tuhan saat belajar
Jumlah skor

LEMBAR PENILAIAN DIRI
SIKAP JUJUR

Nama peserta didik :
Kelas :
Materi pokok :
Tanggal :
PETUNJUK
·         Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
·         Berilah tanda cek(√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari – hari
No
Pernyataan
TP
KD
SR
SL
1
Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan
2
Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan sumbernya
3
Saya melaporkan kepada yang berwenang jika menemukan barang
4
Saya berani mengakui kesalahan yang saya lakukan
5
 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban teman lain

Keterangan :
SL =Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
SR =Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
KD =Kadang – kadang, apabila kadang – kadang melakukan dan sering tidak melakukan 
TP = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan

Lembar Penilaian Antar peserta didik
Sikap Disiplin (PENILAIAN TEMAN SEJAWAT)

Petunjuk :
Berilah tanda (√) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang di tampilkan peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4= selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3= sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang - kadang tidak melakukan
2= kadang – kadang, apabila kadang – kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1= tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
                                                             
Nama peserta didik yang dinilai :
Kelas :
Tanggal pengamatan :
Materi pokok :

No
Aspek penilaian
Skor
1
2
3
4
1
Masuk kelas tepat waktu
2
Mengumpulkan tugas tepat waktu
3
Memakai seragam sesuai tata tertib
4
Mengerjakan tugas yang di berikan
5
Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6
Membawa buku teks sesuai mata pelajaran
Jumlah skor
Petunjuk penskoran :
Skor akhir menggunakan 1 sampai 4
perhitungan skor akhir menggunakan rumus :


contoh :
skor diperoleh 20, skor tinggi 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir :
X 4 = 3.33
 
14
24                                peserta didik memperoleh nilai :
Sangat baik : apabila memperoleh skor : 3.33 < skor ≤ 4.00
Baik : apabila  memperoleh skor : 2.33 < skor ≤ 3.33
Cukup : apabila  memperoleh skor : 1.33 < skor ≤ 2.33
Kurang : apabila  memperoleh skor : skor ≤ 1.33


LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF DAN PRAKTIK

1.      Tes tertulis
No
Butir – butir Soal
kunci Jawaban
1
Apakah pengertian thaharah?
2
Sebutkan macam-macam najis ?
3
Bagaimana tata cara menghilangkan najis?
4
Jelaskan macam-macam najis dan tata cara thaharahnya?

2.  Non tertulis (praktik mencari pasangan dan membuat mindmap)
No
1
2

Keterangan :                            Skor Praktik : 
·      sangat baik                                 = 80 – 90 = A
·      baik                                            = 70 – 79 = B
·      kurang baik                                = 60 – 69 = C
·      tidak lancar                                = 50 – 59 = D
·      Tidak dapat                               = kurang dari 50 = E

Penugasan:
Penilaian Kognitif
-   Apakah pengertian dari thaharah?
-   Sebutkan macam-macam najis ?
-   Bagaimana tata cara menghilangkan najis?
-   Jelaskan macam-macam najis dan tata cara thaharahnya?

Rubrik penilaian               
No. Soal

Rubrik penilaian

Skor


    1



a.       Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan sangat lengkap, skor 10
b.      Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan lengkap, skor 8
c.       Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan tidak lengkap, skor 6


     10






2
a.       Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan sangat lengkap, skor 10
b.      Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan lengkap, skor 8
c.       Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan tidak lengkap, skor 6



10



3
a.    Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan sangat lengkap, skor 10
b.      Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan lengkap, skor 8
c.       Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan tidak lengkap, skor 6



10


    4
a.    Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan sangat lengkap, skor 10
b.      Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan lengkap, skor 8
c.       Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan tidak lengkap, skor 6



10


    5
a.    Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan sangat lengkap, skor 10
b.      Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan lengkap, skor 8
c.       Jika siswa dapat menjawab dan memberi alasan tidak lengkap, skor 6



10


Jumlah skor

50


Nilai     :   Jumlah skor yang diperoleh (pilihan ganda dan Isian) x 80
80
  4.)  Tugas
Skor penilaian sebagai berikut.
a.  Jika  peserta  didik  dapat  mengumpulkan  tugasnya  tepat  pada  waktu  yang di tentukan dan perilaku yang di amati serta alasannya benar, nilai 100.
b.  Jika peserta didik dapa√√√√t mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang di tentukan dan perilaku yang di amati serta alasannya benar, nilai 90.
c.  Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang di tentukan dan perilaku yang di amati serta alasannya sedikit ada kekurangan, nilai 80.


No
Nama siswa
Skor
1
2
3
4
1
Aidil fikriansyah
2
Haris saputra
3
Tasya adelia
4
Trisna silvia agustini
Jumlah
1
1
2
Keterangan :                            Skor Praktik : 
·      sangat baik                                 = 80 – 90 = A
·      baik                                            = 70 – 79 = B
·      kurang baik                                = 60 – 69 = C
·      tidak lancar                                = 50 – 59 = D
·      Tidak dapat                               = kurang dari 50 = E





[1]Sri Handayati, “Pengaruh Pembelajaran Dan Religiutas Terhadap Hasil Belajar Siswa Xi Smk Telkom Shandy Putra Medan Tahun Ajaran 2009-2010”, Tadrib, 2016, Vol 2, No. 1 hlm. 37.
[2]Fitri Oviayanti, Urgensi Kecerdasan Interpersonal Bagi Guru, Tadrib, 2017, Vol. III, No.1, hlm. 69.
[3]Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT Fajar Interpratama, 2011), hlm. 109.
[4]Syaifurahman, Tri Ujiati, Manajemen Dalam Pembelajaran, (Jakarta, PT Indeks, 2013), hlm.87.
[5]Wawancara dengan Akif Umar, 10 November 2018 di Pon Pes Al Ittifaqiah. 
[6] Syaifurahman, Tri Ujiati, Manajemen Dalam Pembelajaran,...,hlm. 92-93.
[7]Elaine, B Johnson, Contextual Teaching And Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikan dan Bermakna, (Bandung: Kaifa, 2011), hlm. 21-22.
[8]Nurhadi, Pendekatan Kontekstual, (Jakarta: Departemen Pendidikan, 2003), hlm. 78.
[9]Elly Manizar, “Peranan Guru Sebagai Motivator Dalam Belajar”, Tadrib, 2015, Vol. 1, No 2, hlm. 99

No comments:

Post a Comment

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI      Disusun oleh Laili Hernita         (1652100137)               ...