MAKALAH PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN
Pendekatan Belajar Mengajar
Di Susun Oleh
:
LESTARI
(1632100139)
Desen
Pembimbing : SYARNUBI, M.Pd.I
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
2018
PENDAHULUAN
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang
akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan intruksional untuk
suatu satuan intruksional tertentu. pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas
guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini sebagai
penjelas untuk mempermudah bagi para guru memberikan memberikan pelayanan
belajar dan juga mempermudah bagi siswa untuk memahami materi yang ajar yang
disampaikan guru dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Penerapan
pendekatan pembelajaran disekolah, guru dapat menciptakan suasana belajar yang
menarik perhatian dengan memanfaatkan pendekataan pembelajaran yang kreatif,
inovatif dan variatif sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan
mengoptimalkan dan berorientasi pada prestasi belajar. Dewasa ini proses
belajar mengajar disekolah tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Hal ini disebabkan
oleh penggunaan sistem pembelajaran yang tradisional yaitu siswa hanya diberi
pengetahuan secara lisan (ceramah) sehingga siswa menerima pengetahuan secara
abstrak (hanya membayangkan) tanpa mengalami atau melihat sendiri.
Pada pokoknya
pendekatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi pelajaran
dari bagian-bagian yang satu dengan bagian lainnya yang berorientasi pada
pengalaman-pengalaman yang dimiliki siswa. Pendekatan pembelajaran tentu tidak
kaku harus menggunakan pendekatan tertentu tetapi sifatnya lugas dan terencana,
artinya memilih pendekatan disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat siswa.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan
Pendekatan dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum. Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka
pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu
masalah atau objek kajian. pendekatan akan menentukan arah pelaksanaan ide
tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau
objek kajian yang akan dipelajari. Roy Kellen (1998) mencatat bahwa terdapat
dua pendekatan dalam pembelajaraan, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher – centered – approaches) dan pendekatan berpusat pada
peserta didik (student – centered –
approaches).
Menurut Sanjaya (2008:127) “
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran.” Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya sangat umum. berdasarkan kajian terhadap
pendapat ini maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam
memandang suatu masalah atau objek kajian. pendekatan ini akan menentukan arah
pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap
masalah atau objek kajian yang akan ditangani.[1]
Pendekatan
adalah serangkaian asumsi korelatif yang berhubungan dengan hakikat
pembelajaran. atau juga dapa diartikan bahwa pendekatan merupakan sudut pandang
bagi guru, dosen, atau instruktur atau pengembangan terhadap proses
pembelajaran, seperti pendekatan yang berpusat pada guru, dosen, instruktur (teacher – centred – approaches) dan pendekatan berpusat pada peserta didik (student – centred – approaches).[2]
Pendekatan adalah titik tolak
atau sudut pandang (world view )
seseorang terhadap suatu objek atau permasalahan. Pendekatan juga dapat di
artikan sebagai cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak sudut pandang
pendidik terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamanya mewadahi,menginspirasi, menguatkan dan melatari
metode pembelajaran dengan cukup teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatanya,
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.[3]
Pendekatan kongnitif adalah
lebih menekankan pada pengajaran kepada klien untuk mampu menyadari apa yang
dikatakan pada diri sendiri (self talk).
Proses terapi mengajarkan kepada klien untuk membuat self statement baru dan melatih klien untuk mengubah Pengajaran
yang mereka berikan kepada diri sendiri sehingga klien dapat menyelesaikan
secara efektif problem-problem yang dihadapinya (Meichenbaum,1993:Corey,2005)
Sebagai pendekatan yang menekankan pada psikoedukasi,
dalam setiap proses terapi ada proses pembelajaran yang menjadikan klien mampu
untuk menerapkan hasil belajar dalam menghadapi problem yang dihadapinya
sekarang dan dimasa yang akan datang tanpa harus tergantung dengan orang lain.[4]
Pendekatan Terpadu
yang dimaksud dengan pendekatan terpadu yang
dilakukan dalam proses pembelajaran adalah dengan memadukan secara
serentak beberapa pendekatan-pendekatan, yaitu:[5]
a.
Pendekatan keimanan
memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan pemahaman adanya
Tuhan sebagai sumber kehidupan makhluk-Nya.
b.
Pendekatan
Pengalaman, yaitu memberikan pengalaman keagamaan kepadasiswa dalam penanaman
nilai-nilai keagamaan, sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperaktekkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah dan akhlak dalam
kehidupan.
c.
Pendekatan
Pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk senantiasa
membiasakan sikap dan perilaku baik sesuai dengan ajaran ajaran islam dan
budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan.
d.
Pendekatan
Emosional, yaitu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini,
memahami dan menghayati ajaran agama dan budaya bangsa.
e.
Pendekatan Rasional, yaitu usaha untuk memberikan peranan
kepada rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama.
f.
Pendekatan
Fungsional, yaitu usaha untuk menyajikan ajaran agama dengan menekankan kepada
segi kemanfaatannya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
g.
Pendekatan
Keteladanan, menjadikan figure guru serta petugas sekolah lainnya mau pun orang
tua peserta didik sebagai cermin manusia berkepribadian agamis.
Pendekatan terpadu yang dimaksudkan dalam
penelitian ini, disamping memadukan 7 (tujuh) pendekatan di atas, juga
memadukan pendekatan pada pendekatan proses tujuan utama pembelajaran adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati.
B.
Jenis - Jenis Pendekatan
Dilihat dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat beberapa jenis antara lain :
1.
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada peserta didik (student centered
apaproach )
Pendekatan pembelajaran
berorientasi pada siswa adalah pendekatan pembelajaran yang mempatkan siswa
sebagai subjek belajar dan kegiatan belajar bersifat modern. pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada siswa, manajemen dan pengelolaan ditentukan
oleh siswa. pada pendekatan ini, siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk
melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara
langsung sesuai dengan minat dan keinginannya. Pendekatan ini, selanjutnya
menurunkan strategi pembelajaran covery dan inkuiry serta strategi pembelajaran
induktif, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada strategi ini, peran
guru lebih menempatkan diri sebagai fasilitator, pembimbing sehingga kegiatan
belajar siswa menjadi lebih terterah.[6]
Pendekatan pembelajaran
berorientasi pada siswa adalah pendekatan pembelajaran yang menepatkan siswa
sebagai subjek belajar dan kegiatan
belajar ini bersifat modern. Pembelajaran yang baik manakalah berorientasi
kepada siswa dengan tujuan agar dapat menimbulkan motivasi pada diri siswa.
Maksudnya bahwa motivasi siswa dapat timbul tanpa perlu adanya rangsangan dari
luar karena di dalam diri mereka sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Misalnya siswa yang memiliki minat membaca. Timbulnya minat membaca dari dalam
diri siswa atas kesadarannya sendiri. Ia rajin mencari buku-buku yang ingin
dibacanya. Keinginan untuk membaca timbul karena dorongan dan kesadaran dari
dalan dirinya sendiri, jadi siswa tidak terus-terusan dijejali dengan perintah
atau intruksi untuk melakukan aktivitas membaca. Namun dalam kenyataannya siswa
sering mengalami lelah, jenuh, bosan dan tidak memiliki gairahan dalam belajar
dengan beberapa alasan yang bisa muncul setiap saat. Disinilah unsur guru
sangat penting dalam memberikan motivasi, mendorong dan memberikan respon
positif guna membangkitkan kembali semangat siswa yang mulai menurun. Guru
bertindak sebagai alat pembangkit motivasi (motivator) bagi peserta didiknya.[7]
2.
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada guru (teacher centered approach)
Pendekatan pembelajaran
berorientasi pada guru, yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek
dalam belajar dan kegiatan belajar bersifat klasik. dalam pendekatan ini, guru
menempatkan diri sebagai orang yang serba tahu dan sebagai satu-satunya sumber
belajar. pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru memiliki ciri bahwa
manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan sepenuhnya oleh guru. peran
siswa pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk
guru. siswa hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai
dengan minat dan keinginannya. Selanjutnya pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct
instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pada
strategi ini peran guru sangat menentukan baik dalam pilihan isi atau materi
pelajaran maupun penentuan proses pembelajaran.[8]
3.
Pembelajaran secara individual
Pendekatan individual dalam
proses pembelajaran, adalah sebuah
pendekatan yang bertolak pada asumsi bahwa peserta didik memiliki latar
belakang perbedaan dari segi kecerdasan, bakat, kecenderungan, motivasi, dan
sebagainya. Perbedaan individual peserta didik tersebut memberikan wawasan
kepada guru bahwa strategi pembelajaran harus memperhatikan perbedaan peserta
didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain guru harus melakukan pendekatan
individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila hal ini tidak dilakukan,
maka strategi yang menuntut penguasaan penuh kepada peserta didik tidak pernah
menjadi kenyataan.
Dengan pendekatan individual ini kepada peserta didik dapat diharapkan memiliki
tingkat penguasaan materi yang optimal. Pendekatan belajar individual ini
berguna untuk mengatasi peserta didik yang suka banyak bicara atau membuat
keributan dalam kelas. Caranya antara lain dengan memindahkan salah satu
peserta didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh
dengan peserta didik lainnya. Peserta didik yang suka berbicara ditempatkan
pada anak didik yang diam.[9]
4.
Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok adalah
sebuah pendekatan yang didasarkan pada pandangan, bahwa pada setiap peserta
didik terdapat perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan antara satu dan
lainnya. perbedaan yang peserta didik satu dengan yang lain ini, bukanlah untuk
dipertentangkan atau dipisahkan, melainkan harus diintegrasikan. Seorang peserta
didik yang cerdas misalnya, dapat disatukan dengan peserta didik yang kurang
cerdas, sehingga peserta didik yang kurang cerdas itu dapat ditolong oleh
peserta didik yang cerdas. Demikian pula, persamaan yang dimiliki antara
peserta didik yang lainnya dapat disinergikan sehingga dapat saling menunjang
secara optimal.[10]
5.
Pendekatan Bervariasi
Permasalahan yang dihadapi anak
didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pendidik akan lebih
tepat menggunakan pendekatan bervariasi. Misalnya anak didik yang tidak
disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda cara pemecahannya dan
menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula. Pendekatan bervariasi bertolak
dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar
adalah bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam pengajaran adalah
berbagai motif sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus.
Maka kiranya pendekatan
bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran.
Jadi pendekatan bervariasi adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk
menghadapi permasalahan anak didik yang
bervariasi dengan menggunakan variasi teknik pemecahan masalah tersebut.
Misalnya permasalahan anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka
berbicara akan berbeda cara memecahkannya dan menghendakinya pendekatan yang
berbeda pula. Demikian juga halnya terhadap anak didik yang membuat keributan.
Di sini guru dapat menggunakan teknik
pemecahan masalah dengan pendekatan bervariasi.[11]
6.
Pendekatan Edukatif
Pendekatan Edukatif adalah setiap tindakan,
sikap dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan
untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma
sosial dan norma agama. Dengan tujuan meletakkan dan membina watak anak didik
dengan pendidikan akhlak yang mulia. Membimbing anak didik bagaimana cara
memimpin kawan-kawannya dan anak-anak lainnya, membina bagaimana cara
menghargai orang lain dengan cara mematuhi semua perintah yang bernilai
kebaikan.
Jadi pendekatan
edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didik yang
bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai
norma hukum, norma susila, norma moral,norma sosial, norma agama.
Misalnya ketika
lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk
dulu, tetapi mereka disuruh berbaris di depan pintu masuk dan ketua kelas
diperintahkan untuk mengatur barisan, dan anak-anak berbaris dalam kelompok
sejenisnya. Kemudian guru berdiri sambil mengontrol mereka. semuanya
dipersilahkan masuk satu persatu menyalami guru dan mencium tangan kemudian
dipersilahkan masuk ke kelas dengan tertib.[12]
7.
Pendekatan Agama
Mata pelajaran umum sangat berkepentingan
dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu
tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Dengan penerapan
prinsip-prinsip mengajar seperti mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi,
pendidik dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran
umum. Tentu saja pendidik harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai
dengan mata pelajaran yang dipegang. Misalnya pelajaran biologi, pada surat
Yasiin ayat 34 dan 36 adalah bukti nyata bagi pelajaran biologi yang tidak bisa
dipisahkan dari ajaran agama. Surat Yasiin ayat 37-40 adalah dalil-dalil nyata
pendukung pendekatan keagamaan dalam mata pelajaran fisika.
Jadi pendekatan keagamaan
adalah pendekatan yang memasukan unsur-unsur agama dalam setiap mata pelajaran
dan untuk menanamkan jiwa agama kepada dalam diri siswa. Misalnya guru dapat
menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum, seperti guru
menerangkan pelajaran biologi atau fisika. Di situ telah disebutkan di dalam
Al-qur’an surat yasiin ayat 34,36,37,38,39 dan 40 dengan tujuan untuk
memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa yang pada akhirnya
nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini oleh siswa
tersebut.[13]
Konsep tunjukkan teladan
menjadi pondasi utama dalam membelajarkan Agama Islam. Sifat alami siswa yang
suka melakukan peniruan dengan seseorang yang dikaguminya akan memudahkannya
untuk memilih perilaku yang baik untuk dilakukan dan tidak. Karena siswa di
dalam proses pembelajaran tidak hanya berprilaku dengan mendengar dan melihat
saja tetapi berbuat langsung sesuai dengan perilaku figur yang ditirunya.[14]
C. Manfaat Pendekatan Sistem Dalam Pembelajaran
Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
sistem memiliki beberapa manfaat diantaranya[15]:
1.
Melalui pendekatan
sistem, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas.
2.
Pendekatan sistem
menuntun guru pada kegiatan yang sistematis.
3.
Pendekatan sistem
dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber
daya yang tersedia.
4.
Pendekatan sistem
dapat memberikan umpan
PENUTUP
Untuk memotivasi siswa agar lebih senang dalam belajar
maka diperlukan pendekatan pembelajaran. Dengan pendekatan pembelajaran
tersebut diharapkan peserta didik dapat termotivasi untuk belajar. Dari
pembahasan tentang pengertian dan macam-macam pendekatan dalam belajar
mengajar.
Dapat disimpulkan
bahwa pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran.
ada beberapa jenis pendekatan yang diharapkan dapat
membantu pendidik dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kegiatan belajar
mengajar, diantaranya
a.
pendekatan yang
berpusat pada guru (teacher – centered –
approaches)
b.
pendekatan berpusat
pada peserta didik (student – centered –
approaches)
c.
pendekatan
Individual
d.
Pendekatan Kelompok
e.
Pendekatan
Bervariasi
f.
Pendekatan Edukatif
g.
Pendekatan
Keagamaan
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Yaumi. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran.
2013. Jakarta : Kencana.
Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Strategi
Pembelajaran. 2009. Jakarta : Kencana
Syaiful, Bahri Jamarah Dan
Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar.
2002. Jakarta : Rineka Cipta
Abu Ahmadi dan Widodo Supriono.
Psikologi Belajar.1991. Jakarta :
Rineka Cipta
Sanjaya, Wina. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. 2008. Jakarta :
Kencana.
Esa, Nur, Wahyuni, 2017, “Mengelola Stres Dengan Pendekatan Cognitive
Behavior Modification Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Baru”. Tadrib, Vol.III, No.1, Juni 2017.
Zuhdiyah, 2013, “Pendekatan Terpadu dalam Membentuk Karakter
Santri di Pondok Pesantren Sabilul
Hasana Banyuasin III” Intizar, Vol. 19, No.1,2013
Menizar, Elly, “ Peran Guru
Sebagai Motivator dalam Belajar”, Tadrib, 2015, Vol. 1, No. 2
Sri, Handayati, “Pengaruh dan
Religiutas Terhadap Hasil Belajar Siswa X1 SMK Telkom Shandy Putra Medan Tahun
Ajaran 2009-2010 ”, Tadrib, 2016, Vol 2, No.1
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Nama
Sekolah : SD Islam AL-ALIFAH
Tema / Subtema
: Perilaku Jujur
Kelas / Semester
: V/1 (ganjil)
Alokasi Waktu
: 1X25Menit (1Xpertemuan)
Kompetensi Dasar dan
IndikatorPencapaianKompetensi
Kompetensi Inti
1.
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran yang dianutnya.
2.
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tegangganyaserta cinta tanah air.
3.
Memahami pemahaman faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya,
dan mencoba berdasarkan rasa ingin tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dengan benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan tempat
bermain.
4.
Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis, dalam karya estetis, dalm gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencernimkan perilaku anak bermain dan berakhlak
mulia.
Kompetensi Dasar
1.5 Meyakini bahwa perilaku
jujur sebagai cerminan dari Iman
2.5 Menunjukan
perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
3.5 Memahami makna perilaku jujur dalam kehidupansehari-hari
4.5 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
IndikatorPencapaianKompetensi
3.5.1 Menjelaskan pengertian jujur
3.5.2 Menyebutkan
pentingnya perilaku jujur
3.5.3 Mencontohkan perilaku jujur
Tujuan ( dariindicatorkompetensi)
Setelah di
berikan materi diharapkan peserta didik dapat:
1.
Siswa dapat mengetahui pengertian
ujujur.
2.
Siswa mampu
menyebutkan pentingnyaperil akujujur.
3.
Siswa mampu
mencontohkan perilaku jujur
Materi Pembelajaran
1. Sikap Jujur
a.
pengertian jujur
Dalam bahasa arab, kata jujur dari kata shidiq yang
artinya benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan
perbuatan sesuai kebenaran. Jujur adalah
mengatakan sesuatu ,apa adanya. jujur lawannya dusta.
b.
Pentingnya perilaku jujur
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorangdan
juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut.pemilik kejujuran
meiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan di akhirat.
Metode
Pembelajaran :
1. Pendekatan : saintifik
2. Model : Self Directed Learning (SDL)
3.
Metode :
Ceramah, Tanya jawab, Snowball Throwing
Sumber/ Bahan/ Alat :
1.
Sumber
-
buku
cetak siswa
-
RPP
Pendidikan Agama Islam
2.
Bahan
- Reward
- Card
Langkah – langkah Pembelajaran
Kegiatan
|
DeskripsiKegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
Kegiatan
Pendahuluan
|
1.
Mengucapkan salam
2.
Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa
3.
Mengkondisikan kelas dan mengkomunikasikan tentang kehadiran siswa serta
kebersihan kelas
4.
Apersepsi mengenai materi
yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya
5.
Guru menyampaikan tujuan belajar
yang akan dipelajari dan kompetensi
yang akan dicapai
6.
Memberikan motivasi berkaitan dengan materi pelajaran
|
5
Menit
|
Kegiatan Inti
|
a.
Mengamati
1.
Siswa menyimak penjelasan guru tentang
pengertian sikap jujur, pentingnya
perilaku jujut.
b.
Menanya
1.
Dengan bimbingan dan motivasi guru peserta
didik mengajukan pertanyaan terkait dengan materi pelajaran yang belum
dimengerti
c.
Exsplorasi
-
Guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat dan jelas
Elaborasi
-
Bertanya jawab tentang Perilaku jujur
-
Bagi setiap kelompok di minta untuk menulis satu pertanyaan di kertas
-
kertas pertanyaan tersebut di jadikan bola
-
Kemudian bola tersebut dilemparkan ke kelompok
lain
-
Siswa diminta suka rela membacakan jawabnya
-
Siswa yang lain dipersilahkan menambahkannya
-
Kemudian lanjut kepada siswa yang lain
-
Konfirmasi: Siswa dan guru merefleksikan hasil pembelajaran
d.
Mengasosiasi
1.
Setiap individu ditugaskan untuk menulis hasil
pengamatan tentang contoh ikhlas
e.
Mengkomunikasikan
1.
Menyampaikan hasil pengamatan tentang contoh
orang yang berperilakju jujur
2.
Siswa membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing
guru
|
15
Menit
|
Kegiatan
Penutup
|
1.
Melakukan penilaian hasil
belajar
2.
Doa pulang
3.
Pulang sambil menunggu giliran
panggilan pulang yang dipandu
|
5
Menit
|
Penilaian
1.Prosedur Penilaian
1.
Penilaian Sikap: Observasi selama
kegiatan berlangsung.
Penilaian
Spritual
Lembar pengamatan sikap spiritual
Nama peserta didik :
Kelas :
Tanggal pengamatan :
Materi pokok :
No
|
Aspek
pengamatan
|
Skor
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Berdoa
sebelum dan sesudah belajar
|
|
|
|
|
2
|
Mengucapkan
rasa syukur atas nikmat / karunia Allah SWT.
|
|
|
|
|
3
|
Memberi
salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat
|
|
|
|
|
4
|
Mengucapkan
kalimat toyyiba saat melihat, dan mendengar atau meraakan sesuatu.
|
|
|
|
|
5
|
Merasakan
keberadaan dan kebesaran Allah saat mempelajari ilmu pengetahuan.
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
Keterangan:
1.
= Tidak pernah, melakukan.
2.
= kadang-kadang
3.
= sering
4.
= selalu
Kriteria nilai :
Sangat baik : apabila memperoleh skor: 3,33 <
skor ≤ 4,00
Baik : Apabila memperoleh skor 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : Apabila memperoleh skor 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : Apabila memperoleh skor :
skor ≤ 1,33
2. Penilaian Sosial
No
|
Sikap yang diamati
|
Melakukan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1
|
Membantu teman yang lagi
membutuhkan
|
||
2
|
Saling mengajarkan dalam
mengerjakan tugas
|
||
3
|
Saling menyapa
|
||
4
|
Saling timbal balik antar
teman
|
||
5
|
Saling timbal balik antar
guru
|
||
6
|
SAling timbal balik sama
masyarakat
|
||
Jumlah
|
Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan
jawaban TIDAK diberi skor 0
Kriteria Nilai :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤
4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤
1,33
Soal
Jawablah pertanyaan dibawah ini ! ( PAI KD 1.5)
Jawablah pertanyaan dibawah ini ! ( PAI KD 1.5)
Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tertulis
Bentuk : Uraian
Intrumen
1. Jujur artinya?
2. Berkata dan berbuat sesuai dengan kenyataan, tidak ditambah tidak dikurang sebut.
3. Orang yang jujur akan hidup bahagia di dunia, dan di akhirat akan masuk?
2. Berkata dan berbuat sesuai dengan kenyataan, tidak ditambah tidak dikurang sebut.
3. Orang yang jujur akan hidup bahagia di dunia, dan di akhirat akan masuk?
4. Apa yang dimaksuddengansifatjujur?
5. Kepada siapa kita harus berkata jujur?
5. Kepada siapa kita harus berkata jujur?
Kunci Jawaban
1.
Benar
2.
Jujur
3.
Surga
4. Jujur
adalah berkata dan berbuat sesuai dengan kenyataan, tidak ditambah maupun dikurang.
5.
Kepada Allah, Diri Sendiri, Orang Tua, Guru, Kepada Orang Lain.
SKOR
1. 10
2.
10
3.
10
4.
35
5.
35
Penilaiian Keterampilan
1.
No
|
Sikap yang diamati
|
Melakukan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1
|
Masuk kelas tepat waktu
|
||
2
|
Mengumpulkan tugas tepat
waktu
|
||
3
|
Memakai seragam sesuai tata
tertib
|
||
4
|
Mengerjakan tugas yang
diberikan
|
||
5
|
Tertib dalam mengikuti
pembelajaran
|
||
6
|
Mengikuti kegiatan praktik
sesuai dengan langkah yang ditetapkan
|
||
7
|
Membawa buku tulis sesuai
mata pelajaran
|
||
8
|
Membawa buku teks mata
pelajaran
|
||
Jumlah
|
Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan
jawaban TIDAK diberi skor 0
Kriteria Nilai :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤
4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤
1,33
Mengetahui,
Kepala
SD Islam Al Alifah Guru
mata pelajaran
Taufik
Al-Hidayah S,Pd LESTARI
[1] Rusman. Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(Jakarta : Kencana. 2017). hlm. 209.
[3] Sardiman.a.m, Interaksi
Dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta:
Raja Grafindo persada 2008), hlm. 12-15
[4] Esa. Nur. Wahyuni, 2017, “Mengelola
Stres Dengan Pendekatan Cognitive Behavior
Modification Studi Eksperimen
Pada Mahasiswa Baru”. Tadrib,
Vol.III, No.1, Juni 2017, hlm.109.
[5] Zuhdiyah, 2013, “ Pendekatan Terpadu dalam Membentuk Karakter
Santri di Pondok Pesantren Sabilul
Hasana Banyuasin III ” Intizar,
Vol. 19, No. 1,2013, hlm. 194.
[7] Elly
Menizar, “ Peran Guru Sebagai Motivator dalam Belajar”, Tadrib, 2015, Vol. 1,
No. 2, hlm.179
[11] Syaiful Bahri Jamarah Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm.62
[14] Sri Handayati, “Pengaruh dan
Religiutas Terhadap Hasil Belajar Siswa X1 SMK Telkom Shandy Putra Medan Tahun
Ajaran 2009-2010 ”, Tadrib, 2016, Vol 2, No.1
[15]Wina
Sanjaya, Perencanaan & Desain Sistem
Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2008),hlm. 7-8
No comments:
Post a Comment