Thursday, December 20, 2018

Pendekatan Belajar Mengajar





MAKALAH  PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
   Pendekatan Belajar Mengajar



     

Di Susun Oleh :
LESTARI
(1632100139)

Desen Pembimbing : SYARNUBI, M.Pd.I





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
2018



           PENDAHULUAN

 Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu. pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ini sebagai penjelas untuk mempermudah bagi para guru memberikan memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi siswa untuk memahami materi yang ajar yang disampaikan guru dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Penerapan pendekatan pembelajaran disekolah, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan pendekataan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan berorientasi pada prestasi belajar. Dewasa ini proses belajar mengajar disekolah tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Hal ini disebabkan oleh penggunaan sistem pembelajaran yang tradisional yaitu siswa hanya diberi pengetahuan secara lisan (ceramah) sehingga siswa menerima pengetahuan secara abstrak (hanya membayangkan) tanpa mengalami atau melihat sendiri.
Pada pokoknya pendekatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi pelajaran dari bagian-bagian yang satu dengan bagian lainnya yang berorientasi pada pengalaman-pengalaman yang dimiliki siswa. Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku harus menggunakan pendekatan tertentu tetapi sifatnya lugas dan terencana, artinya memilih pendekatan disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat siswa.


PEMBAHASAN


A.    Pengertian Pendekatan
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah atau objek kajian. pendekatan akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian yang akan dipelajari. Roy Kellen (1998) mencatat bahwa terdapat dua pendekatan dalam pembelajaraan, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher – centered approaches) dan pendekatan berpusat pada peserta didik (student – centered – approaches).
Menurut Sanjaya (2008:127) “ Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.” Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya sangat umum. berdasarkan kajian terhadap pendapat ini maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah atau objek kajian. pendekatan ini akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian yang akan ditangani.[1]
             Pendekatan adalah serangkaian asumsi korelatif yang berhubungan dengan hakikat pembelajaran. atau juga dapa diartikan bahwa pendekatan merupakan sudut pandang bagi guru, dosen, atau instruktur atau pengembangan terhadap proses pembelajaran, seperti pendekatan yang berpusat pada guru, dosen, instruktur (teacher – centred approaches) dan pendekatan berpusat pada peserta didik (student – centred – approaches).[2]
Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang (world view ) seseorang terhadap suatu objek atau permasalahan. Pendekatan juga dapat di artikan sebagai cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak sudut pandang pendidik terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan  tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamanya mewadahi,menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cukup teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatanya, pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.[3]
Pendekatan kongnitif adalah lebih menekankan pada pengajaran kepada klien untuk mampu menyadari apa yang dikatakan pada diri sendiri (self talk). Proses terapi mengajarkan kepada klien untuk membuat self statement baru dan melatih klien untuk mengubah Pengajaran yang mereka berikan kepada diri sendiri sehingga klien dapat menyelesaikan secara efektif problem-problem yang dihadapinya (Meichenbaum,1993:Corey,2005)
Sebagai pendekatan yang menekankan pada psikoedukasi, dalam setiap proses terapi ada proses pembelajaran yang menjadikan klien mampu untuk menerapkan hasil belajar dalam menghadapi problem yang dihadapinya sekarang dan dimasa yang akan datang tanpa harus tergantung dengan orang lain.[4]
Pendekatan Terpadu yang dimaksud dengan pendekatan terpadu yang  dilakukan dalam proses pembelajaran adalah dengan memadukan secara serentak beberapa pendekatan-pendekatan, yaitu:[5]
a.       Pendekatan keimanan memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan pemahaman adanya Tuhan sebagai sumber kehidupan makhluk-Nya.
b.      Pendekatan Pengalaman, yaitu memberikan pengalaman keagamaan kepadasiswa dalam penanaman nilai-nilai keagamaan, sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperaktekkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah dan akhlak dalam kehidupan.
c.       Pendekatan Pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk senantiasa membiasakan sikap dan perilaku baik sesuai dengan ajaran ajaran islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan.
d.      Pendekatan Emosional, yaitu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agama dan budaya bangsa.
e.       Pendekatan  Rasional, yaitu usaha untuk memberikan peranan kepada rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama.
f.       Pendekatan Fungsional, yaitu usaha untuk menyajikan ajaran agama dengan menekankan kepada segi kemanfaatannya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya.
g.      Pendekatan Keteladanan, menjadikan figure guru serta petugas sekolah lainnya mau pun orang tua peserta didik sebagai cermin manusia berkepribadian agamis.
 Pendekatan terpadu yang dimaksudkan dalam penelitian ini, disamping memadukan 7 (tujuh) pendekatan di atas, juga memadukan pendekatan pada pendekatan proses tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati.
B.     Jenis - Jenis Pendekatan
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat beberapa jenis antara lain :
1.      Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada peserta didik (student centered apaproach )
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah pendekatan pembelajaran yang mempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan belajar bersifat modern. pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa, manajemen dan pengelolaan ditentukan oleh siswa. pada pendekatan ini, siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya. Pendekatan ini, selanjutnya menurunkan strategi pembelajaran covery dan inkuiry serta strategi pembelajaran induktif, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada strategi ini, peran guru lebih menempatkan diri sebagai fasilitator, pembimbing sehingga kegiatan belajar siswa menjadi lebih terterah.[6]
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah pendekatan pembelajaran yang menepatkan siswa sebagai subjek  belajar dan kegiatan belajar ini bersifat modern. Pembelajaran yang baik manakalah berorientasi kepada siswa dengan tujuan agar dapat menimbulkan motivasi pada diri siswa. Maksudnya bahwa motivasi siswa dapat timbul tanpa perlu adanya rangsangan dari luar karena di dalam diri mereka sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya siswa yang memiliki minat membaca. Timbulnya minat membaca dari dalam diri siswa atas kesadarannya sendiri. Ia rajin mencari buku-buku yang ingin dibacanya. Keinginan untuk membaca timbul karena dorongan dan kesadaran dari dalan dirinya sendiri, jadi siswa tidak terus-terusan dijejali dengan perintah atau intruksi untuk melakukan aktivitas membaca. Namun dalam kenyataannya siswa sering mengalami lelah, jenuh, bosan dan tidak memiliki gairahan dalam belajar dengan beberapa alasan yang bisa muncul setiap saat. Disinilah unsur guru sangat penting dalam memberikan motivasi, mendorong dan memberikan respon positif guna membangkitkan kembali semangat siswa yang mulai menurun. Guru bertindak sebagai alat pembangkit motivasi (motivator) bagi peserta didiknya.[7]

2.      Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru, yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan belajar bersifat klasik. dalam pendekatan ini, guru menempatkan diri sebagai orang yang serba tahu dan sebagai satu-satunya sumber belajar. pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru memiliki ciri bahwa manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan sepenuhnya oleh guru. peran siswa pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas sesuai dengan petunjuk guru. siswa hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan minat dan keinginannya. Selanjutnya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru  menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pada strategi ini peran guru sangat menentukan baik dalam pilihan isi atau materi pelajaran maupun penentuan proses pembelajaran.[8]

3.      Pembelajaran secara individual
Pendekatan individual dalam proses pembelajaran, adalah sebuah  pendekatan yang bertolak pada asumsi bahwa peserta didik memiliki latar belakang perbedaan dari segi kecerdasan, bakat, kecenderungan, motivasi, dan sebagainya. Perbedaan individual peserta didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pembelajaran harus memperhatikan perbedaan peserta didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila hal ini tidak dilakukan, maka strategi yang menuntut penguasaan penuh kepada peserta didik tidak pernah menjadi kenyataan.
 Dengan pendekatan individual ini kepada  peserta didik dapat diharapkan memiliki tingkat penguasaan materi yang optimal. Pendekatan belajar individual ini berguna untuk mengatasi peserta didik yang suka banyak bicara atau membuat keributan dalam kelas. Caranya antara lain dengan memindahkan salah satu peserta didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh dengan peserta didik lainnya. Peserta didik yang suka berbicara ditempatkan pada anak didik yang diam.[9]

4.      Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok adalah sebuah pendekatan yang didasarkan pada pandangan, bahwa pada setiap peserta didik terdapat perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan antara satu dan lainnya. perbedaan yang peserta didik satu dengan yang lain ini, bukanlah untuk dipertentangkan atau dipisahkan, melainkan harus diintegrasikan. Seorang peserta didik yang cerdas misalnya, dapat disatukan dengan peserta didik yang kurang cerdas, sehingga peserta didik yang kurang cerdas itu dapat ditolong oleh peserta didik yang cerdas. Demikian pula, persamaan yang dimiliki antara peserta didik yang lainnya dapat disinergikan sehingga dapat saling menunjang secara optimal.[10]    

5.      Pendekatan Bervariasi
Permasalahan yang dihadapi anak didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pendidik akan lebih tepat menggunakan pendekatan bervariasi. Misalnya anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda cara pemecahannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula. Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar adalah bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam pengajaran adalah berbagai motif sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus.
Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran. Jadi pendekatan bervariasi adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan anak  didik yang bervariasi dengan menggunakan variasi teknik pemecahan masalah tersebut. Misalnya permasalahan anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda cara memecahkannya dan menghendakinya pendekatan yang berbeda pula. Demikian juga halnya terhadap anak didik yang membuat keributan. Di sini guru dapat menggunakan  teknik pemecahan masalah dengan pendekatan bervariasi.[11]

6.      Pendekatan Edukatif
 Pendekatan Edukatif adalah setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama. Dengan tujuan meletakkan dan membina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia. Membimbing anak didik bagaimana cara memimpin kawan-kawannya dan anak-anak lainnya, membina bagaimana cara menghargai orang lain dengan cara mematuhi semua perintah yang bernilai kebaikan.
Jadi pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didik yang bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral,norma sosial, norma agama.
Misalnya ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi mereka disuruh berbaris di depan pintu masuk dan ketua kelas diperintahkan untuk mengatur barisan, dan anak-anak berbaris dalam kelompok sejenisnya. Kemudian guru berdiri sambil mengontrol mereka. semuanya dipersilahkan masuk satu persatu menyalami guru dan mencium tangan kemudian dipersilahkan masuk ke kelas dengan tertib.[12]

7.      Pendekatan Agama
 Mata pelajaran umum sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, pendidik dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum. Tentu saja pendidik harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Misalnya pelajaran biologi, pada surat Yasiin ayat 34 dan 36 adalah bukti nyata bagi pelajaran biologi yang tidak bisa dipisahkan dari ajaran agama. Surat Yasiin ayat 37-40 adalah dalil-dalil nyata pendukung pendekatan keagamaan dalam mata pelajaran  fisika.
Jadi pendekatan keagamaan adalah pendekatan yang memasukan unsur-unsur agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk menanamkan jiwa agama kepada dalam diri siswa. Misalnya guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum, seperti guru menerangkan pelajaran biologi atau fisika. Di situ telah disebutkan di dalam Al-qur’an surat yasiin ayat 34,36,37,38,39 dan 40 dengan tujuan untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini oleh siswa tersebut.[13]
Konsep tunjukkan teladan menjadi pondasi utama dalam membelajarkan Agama Islam. Sifat alami siswa yang suka melakukan peniruan dengan seseorang yang dikaguminya akan memudahkannya untuk memilih perilaku yang baik untuk dilakukan dan tidak. Karena siswa di dalam proses pembelajaran tidak hanya berprilaku dengan mendengar dan melihat saja tetapi berbuat langsung sesuai dengan perilaku figur yang ditirunya.[14]






C.  Manfaat Pendekatan Sistem Dalam Pembelajaran
             Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem memiliki beberapa manfaat diantaranya[15]:
1.      Melalui pendekatan sistem, arah dan tujuan pembelajaran dapat direncanakan dengan jelas.
2.      Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis.
3.      Pendekatan sistem dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang tersedia.
4.      Pendekatan sistem dapat memberikan umpan


















PENUTUP

Untuk memotivasi siswa agar lebih senang dalam belajar maka diperlukan pendekatan pembelajaran. Dengan pendekatan pembelajaran tersebut diharapkan peserta didik dapat termotivasi untuk belajar. Dari pembahasan tentang pengertian dan macam-macam pendekatan dalam belajar mengajar.
 Dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
ada beberapa jenis pendekatan yang diharapkan dapat membantu pendidik dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya
a.       pendekatan yang berpusat pada guru (teacher – centered approaches)
b.      pendekatan berpusat pada peserta didik (student – centered – approaches)
c.       pendekatan Individual
d.      Pendekatan Kelompok
e.       Pendekatan Bervariasi
f.       Pendekatan Edukatif
g.      Pendekatan Keagamaan












DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Yaumi. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. 2013. Jakarta : Kencana.
Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. 2009. Jakarta : Kencana

Syaiful, Bahri Jamarah Dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. 2002. Jakarta : Rineka Cipta
Abu Ahmadi dan Widodo Supriono. Psikologi Belajar.1991. Jakarta : Rineka Cipta
Sanjaya, Wina.  Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. 2008. Jakarta : Kencana.
Esa, Nur, Wahyuni, 2017, “Mengelola Stres Dengan Pendekatan Cognitive Behavior  Modification Studi Eksperimen  Pada Mahasiswa Baru”.  Tadrib, Vol.III, No.1, Juni 2017.
Zuhdiyah, 2013, “Pendekatan Terpadu dalam Membentuk Karakter Santri di Pondok Pesantren  Sabilul Hasana Banyuasin III” Intizar, Vol. 19, No.1,2013
Menizar, Elly, “ Peran Guru Sebagai Motivator dalam Belajar”, Tadrib, 2015, Vol. 1, No. 2
Sri, Handayati, “Pengaruh dan Religiutas Terhadap Hasil Belajar Siswa X1 SMK Telkom Shandy Putra Medan Tahun Ajaran 2009-2010 ”, Tadrib, 2016, Vol 2, No.1







RENCANA  PELAKSANAAN  PEMBELAJARAN
Nama Sekolah                  :  SD Islam AL-ALIFAH
Tema / Subtema               :  Perilaku Jujur
Kelas / Semester               :  V/1 (ganjil)
Alokasi Waktu                 :  1X25Menit (1Xpertemuan)

Kompetensi Dasar dan  IndikatorPencapaianKompetensi
Kompetensi Inti
1.      Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran yang dianutnya.
2.      Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tegangganyaserta cinta tanah air.
3.      Memahami pemahaman faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dengan benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya estetis, dalm gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencernimkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar
1.5       Meyakini bahwa perilaku jujur sebagai cerminan dari Iman
2.5       Menunjukan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
3.5       Memahami makna  perilaku jujur dalam kehidupansehari-hari
            4.5       Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari



IndikatorPencapaianKompetensi
3.5.1    Menjelaskan pengertian jujur
3.5.2    Menyebutkan pentingnya perilaku jujur
3.5.3    Mencontohkan perilaku jujur

Tujuan (  dariindicatorkompetensi)
Setelah di berikan materi diharapkan peserta didik dapat:
1.      Siswa dapat mengetahui pengertian ujujur.
2.      Siswa mampu menyebutkan pentingnyaperil akujujur.
3.      Siswa mampu mencontohkan perilaku jujur
Materi Pembelajaran
1.  Sikap Jujur
a.       pengertian jujur
Dalam bahasa arab, kata jujur dari kata shidiq yang artinya benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai kebenaran.  Jujur adalah mengatakan sesuatu ,apa adanya. jujur lawannya dusta.
b.      Pentingnya perilaku jujur
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorangdan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut.pemilik kejujuran meiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan di akhirat.

                   Metode Pembelajaran    :
1.      Pendekatan             :  saintifik
2.      Model                     :  Self Directed Learning (SDL)
3.      Metode                   :  Ceramah, Tanya jawab, Snowball Throwing

              Sumber/ Bahan/ Alat     :
1.        Sumber
-          buku cetak siswa
-          RPP Pendidikan Agama Islam
2.        Bahan
-       Reward
-       Card

Langkah – langkah Pembelajaran
Kegiatan
DeskripsiKegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
1.      Mengucapkan salam
2.      Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa
3.      Mengkondisikan kelas dan mengkomunikasikan tentang kehadiran siswa serta kebersihan kelas
4.      Apersepsi mengenai materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya
5.      Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan dipelajari dan kompetensi yang akan dicapai
6.      Memberikan motivasi berkaitan dengan materi pelajaran

5
Menit
Kegiatan Inti
a.       Mengamati
1.      Siswa menyimak penjelasan guru tentang pengertian sikap jujur, pentingnya perilaku jujut.
b.      Menanya
1.      Dengan bimbingan dan motivasi guru peserta didik mengajukan pertanyaan terkait dengan materi pelajaran yang belum dimengerti
c.       Exsplorasi
-          Guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat dan jelas
       Elaborasi
-          Bertanya jawab tentang Perilaku jujur
-           Bagi setiap kelompok di minta untuk menulis satu pertanyaan di kertas
-          kertas pertanyaan tersebut di jadikan bola
-           Kemudian bola tersebut dilemparkan ke kelompok lain
-            Siswa diminta suka rela membacakan jawabnya
-           Siswa yang lain dipersilahkan menambahkannya
-          Kemudian lanjut kepada siswa yang lain
-          Konfirmasi: Siswa dan guru merefleksikan hasil pembelajaran
d.      Mengasosiasi
1.      Setiap individu ditugaskan untuk menulis hasil pengamatan tentang contoh ikhlas
e.       Mengkomunikasikan
1.        Menyampaikan hasil pengamatan tentang contoh orang yang berperilakju jujur
2.        Siswa membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru

15 Menit
Kegiatan
Penutup
1.      Melakukan penilaian hasil belajar
2.      Doa pulang
3.      Pulang sambil menunggu giliran panggilan pulang yang dipandu
5
Menit

Penilaian
1.Prosedur Penilaian
1.      Penilaian Sikap: Observasi selama kegiatan berlangsung.
Penilaian Spritual
Lembar pengamatan sikap spiritual
Nama peserta didik     :
Kelas                           :
Tanggal pengamatan   :
Materi pokok               :

No
Aspek pengamatan
Skor
1
2
3
4
1
Berdoa sebelum dan sesudah belajar




2
Mengucapkan rasa syukur atas nikmat / karunia Allah SWT.




3
Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat




4
Mengucapkan kalimat toyyiba saat melihat, dan mendengar atau meraakan sesuatu.




5
Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah saat mempelajari ilmu pengetahuan.





Jumlah





Keterangan:
1.      = Tidak pernah, melakukan.
2.      = kadang-kadang
3.      = sering
4.      = selalu

Kriteria nilai          :
Sangat baik           : apabila memperoleh skor: 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik                       : Apabila memperoleh skor 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup                   : Apabila memperoleh skor 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang                  : Apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33


2.      Penilaian Sosial
No
Sikap yang diamati
Melakukan
Ya
Tidak
1
Membantu teman yang lagi membutuhkan
2
Saling mengajarkan dalam mengerjakan tugas
3
Saling menyapa
4
Saling timbal balik antar teman
5
Saling timbal balik antar guru
6
SAling timbal balik sama masyarakat
Jumlah

Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0

Kriteria Nilai   :
Sangat Baik     : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik                 : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup              : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang            : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33

Soal
Jawablah pertanyaan dibawah ini ! ( PAI KD 1.5)
Penilaian Pengetahuan
Teknik  : Tertulis
Bentuk  : Uraian
Intrumen

1. Jujur artinya?
            2. Berkata dan berbuat sesuai dengan kenyataan, tidak ditambah tidak  dikurang sebut.
            3. Orang yang jujur akan hidup bahagia di dunia, dan di akhirat akan masuk?
4. Apa yang dimaksuddengansifatjujur?
5. Kepada siapa kita harus berkata jujur?
Kunci Jawaban
            1.  Benar
            2. Jujur
            3. Surga
4. Jujur adalah berkata dan berbuat sesuai dengan kenyataan, tidak ditambah  maupun dikurang.
            5. Kepada Allah, Diri Sendiri, Orang Tua, Guru, Kepada Orang Lain.

SKOR
            1. 10
            2. 10
            3. 10
            4. 35
            5. 35

Penilaiian Keterampilan
1.      No
Sikap yang diamati
Melakukan
Ya
Tidak
1
Masuk kelas tepat waktu
2
Mengumpulkan tugas tepat waktu
3
Memakai seragam sesuai tata tertib
4
Mengerjakan tugas yang diberikan
5
Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6
Mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan langkah yang ditetapkan
7
Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8
Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah

Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0

Kriteria Nilai   :
Sangat Baik     : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik                 : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup              : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang            : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33

Mengetahui,   
Kepala SD Islam Al Alifah                                         Guru mata pelajaran


Taufik Al-Hidayah S,Pd                                                  LESTARI


[1] Rusman. Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta : Kencana. 2017). hlm. 209.

[2] Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2013), hlm. 231
[3] Sardiman.a.m, Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo persada 2008), hlm. 12-15
[4] Esa. Nur. Wahyuni,   2017, “Mengelola Stres Dengan Pendekatan Cognitive Behavior  Modification Studi Eksperimen  Pada Mahasiswa Baru”.  Tadrib, Vol.III, No.1, Juni 2017, hlm.109.
[5] Zuhdiyah, 2013, “ Pendekatan Terpadu dalam Membentuk Karakter Santri di Pondok Pesantren  Sabilul Hasana Banyuasin III ” Intizar, Vol. 19, No. 1,2013, hlm. 194.
[6] Rusman, Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan..., hlm. 210
[7] Elly Menizar, “ Peran Guru Sebagai Motivator dalam Belajar”, Tadrib, 2015, Vol. 1, No. 2, hlm.179
[8] Rusman, Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan..., hlm. 210
[9] Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta :Kencana, 2009), hlm.153
[10] Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran..., hlm. 155-156
[11] Syaiful Bahri Jamarah Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm.62
[12] Syaiful Bahri Jamarah Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar....,hlm.63
[13] Abu Ahmadi dan Widodo Supriono, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991),hlm.36
[14] Sri Handayati, “Pengaruh dan Religiutas Terhadap Hasil Belajar Siswa X1 SMK Telkom Shandy Putra Medan Tahun Ajaran 2009-2010 ”, Tadrib, 2016, Vol 2, No.1
[15]Wina Sanjaya, Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2008),hlm. 7-8

No comments:

Post a Comment

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI      Disusun oleh Laili Hernita         (1652100137)               ...