Thursday, December 20, 2018

Paradigma Pembelajaran Quantum Taching Tipe TANDUR


PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH
(Paradigma Pembelajaran Quantum Taching Tipe TANDUR)


Di Susun Oleh:
Khoirudin           (1652100133)
  
Dosen Pengampuh: Syarnubi, M.Pd.I

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2018




BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Menurut (Lozanov: 1978) yang dikutip dari karya ilmiah Reni Handayani menyebutkan bahwa Proses belajar mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi. Sejauh mana kita mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung.[1] Seiring perkembangan zaman, dunia pendidikan juga memerlukan inovasi. Hal ini penting dilakukan untuk kemajuan kualitas pendidikan.
Dalam perkembangan dunia pendidikan, dikemukakan sebuah model pembelajaran yang di kembangkan oleh Bobi DePoter, yaitu model pembelajaran Quantum Teaching. Quantum teaching merupakan mengorkestasikan pembelajaran di kelas, dalam artian bahwa, kita sebagai guru menciptakan situasi, kondisi atau lingkungan kelas yang di mana itu semua lingkungan belajar, bukan hanya guru yang mengajarkan atau transper of knowlage, tapi kita memberikan pengajaran kepada siswa,. bukan hanya satu arah tapi kita menciptakan banyak arah.[2]
Dalam makalah ini akan menjelaskan pengertian Model Pembelajaran Quantum Teaching tipe TANDUR, Prinsip-prinsip Quantum Teaching, Model Quantum Teaching, dan kelebihan dan kekurangan model Quantum Teaching.
B.     Perumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Quantum Teaching tipe TANDUR?
2.      Bagaimana prinsip-prinsip Quantum Teaching?
3.      Apa saja model Quantum Teaching?
4.      Apa saja kelebihan dan kekurangan model Quantum Teaching?
5.      Bagaiman penerapan Quantum Teaching di Sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Model Pembelajaran Quantum Teaching Tipe TANDUR
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.[3]
Menurut (Acat,  2014) yang dikutip di dalam jurnal Ary Yanuarty, Model Pembelajaran Quantum Teaching dalam proses belajar dengan memberikan latar belakang dan strategi untuk meningkatkan pembelajaran dan membuat proses tersebut lebih menyenangkan. Prosedur  ini memberikan gaya mengajar dengan memperdayakan siswa untuk membuat siswa lebih berprestasi.[4]
Hal ini juga membantu guru memperbesar keterampilan mengajar dan memotivasi siswa untuk giat dalam belajar, sehingga guru akhirnya mendapatkan kepuasan yang lebih besar dari karya-karya-nya.
Menurut (Deslauries, 2011), yang dikutip di dalam jurnal Ary Yanuarty.  Model Quantum Teaching memiliki kerangka desain yang dikenal sebagai singkatan TANDUR yang berarti: Tumbuhkan (tanaman untuk tumbuh), Alami (pengalaman/ menjalani), Namai (Beri nama), Demonstrasi (Menunjukkan), Ulangi (mengulang) dan Rayakan.[5]
Model ini memiliki beberapa prinsip dalam pembelajaran yaitu: Segalanya berbicara, Segalanya bertujuan, Pengalaman sebelum pemberian nama, Akui setiap usaha, jika layak dipelajarai maka layak pula dirayakan. Sehingga, dalam proses pembelajaran guru membuat siswa lebih aktif dalam belajar, menjadikan siswa berani dalam mengemukakan pendapat yang akan menjadikan banyak siswa unruk mencapai prestasi yang diinginkan.[6]
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar karena model ini menggunakan prinsip sugesti yang pasti dan dapat mempengaruhi hasil belajar. Selain itu, model ini lebih menekankan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran, siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, siswa dapat mengembangkan suatu teori atau pemahaman yang mereka miliki. Siswa dituntut lebih percaya diri untuk mengemukakan sebuah pendapat.

B.     Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Quantum Teaching juga memiliki lima prinsip, serupa dengan asas utama, Bawalah Dunia Mereka Ke Dunia Kita, Antarkan Dunia Kita Ke dunia Mereka. Prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh apek Quantum Teaching, di antara kelima prinsip tersebut ialah, Sega Berbicara, Segalanya Bertujan, Pengalaman Sebelum Pemberian Nama, Akui Setiap usaha, Jika Layak Dipelajari maka Layak Pula Dirayakan.[7]
Berikut ini penjelasan masing-masing prinsip di atas, sebgaima berikut:
1.      Segalanya Berbicara
Prinsip segalanya berbicara mengandung pengertian bahwa segala sesuatu di ruang kelas “berbicara” mengeirim pesan tentang belajar. Dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang di bagikan hingga rancangan pelajaran. Setiap detail mengabarkan sesuatu tentang diri dan sikap guru terhadap hal mengajar dan belajar. Sebab itu dalam proses pembelajaran, guru wajib mengubah kelas menjadi “komunitas belajar”[8]
2.      Segalanya Bertujuan
Segalanya bertujuan berarti bahwa semua upaya yang dilakukan guru dalam mengubah kelas mempunyai tujuan, yaitu agar siswa dapat belajar secara optimal untuk mencapai prestasi tang tertinggi.[9]
3.      Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk hal-hl yang mereka pelajari. Pengalaman menciptakan ikatan emosional dan peluang untuk penamaan. Pengalaman juga menciptakan pertanyaan mental, seperti: Apa?, Bagaimana?. Jelasannya, pengalaman membangun keingintahuan siswa, menciptakan pertanyaan dalam benak mereka, membuat  mereka penasaran. Jadi, sebelum menyajikan materi pelajaran, guru perlu terlebuh dahulu memberi kesmpatan kepada siswa untuk mengalami atau memperaktikan sendiri.[10]
4.      Akui Setiap Usaha
Guru tidak segan-segan mengakui berbagai usaha yang di lakukan oleh siswa, sekecil apapun usaha itu.[11] Prinsip Akui Setiap Usaha mengandung konsekuensi bahwa dalam pembelajaran, guru harus mengakui setiap usaha siswa, baik usaha yang sudah tepat atau yang belum. Perlu dipahami bahwa dalam pembelajaran quatum setiap hasil adalah prestasi, dan masing-masing akan menjadi umpan balik demi pencapaian hasil yang tepat.[12]
5.      Jika Layak Dipelajari, Layak Pula Dirayakan
Guru harus memberikan pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran dan menunjukkan prestasi. Misalnya, dengan tepukan tangan, memberikan hadia permen, berkata bagus, baik dll.[13] Perayaan juga meberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. Perayaa juga akan mengajarkan kepada siswa mengenai motivasi siswa akan menanti kegiatan pelajaran tersebut.[14]

C.    Model Quantum Teaching
Quantum teaching menawarkan model-model pembelajaran yang berprinsip memberdayakan potensi siswa dan kondisi di sekitarnya. Model-model tersebut adalah model AMBAK dan TANDUR.[15]di bawah ini kami akan membahas dari salah satu model Quantum teaching yaitu Model Tandur.
Model Tandur
Kata TANDUR adalah singkatan dari kata, Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Untuk supaya memudahkan dalam mengingatnya maka di singkat dengan singkatan TANDUR.[16]
Maka dari itu di bawah ini adalah penjelasan dari setiap setiap singkatan tersebut:[17]
1)      T: Tumbuhkan
Tumbuhkan minat siswa dengan memuaskan “Apakah Manfaat Bagiku”, dan manfaat bagi kehidupan pelajar. Dengan demikian, seorang guru tidak hanya memposisikan diri sebagai pentransfer ilmu penegtahuan saja, tetapi juga sebagai fasilitator, mediator, dan motivator, misalnya dalam mata pelajaran PAI. Guru harus bisa mejelaskan kepada siswa akan pentingnya belajar PAI. Di samping itu juga guru harus memotivasi siswa bahwa belajar agama dapat menunjang perbaikan pribadi pada masa dan masa yang akan datang.
Di dalam tumbuhkan ini seorang guru di tuntut untuk menumbuhkan minant belajar siswa baik itu di tumbuhkan dengan cara pemberian motovasi dengan cara cerita singkat tentang menumbuhkan minat belajar kepada anak didik atau dengan cara bermain game yang ada kaitannya dalam materi pembelajaran.
2)      A: Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. Artinya, bagaiman guru bisa menghadirkan suasana alamiah yang tidak membedakan antara yang satu dengan yang lain. Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan masing-masing siswa berbeda, namun hal itu tidak boleh menjadi alasan bagi guru mendahulukan yang lebih pandai dari yang kurang pandai. Semua siswa harus mendapatkan perlakuan yang sama.
Dimana tahapan alami ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan awal yang mereka miliki. Tahapan alami ini  bisa dilakukan dengan cara menceritakan pengalaman mereka yang alami yang masi ada kaitannya dengan sebuah materi pembelajaran.
3)      N: Namai
Sediakan kata kunci, atau strategi terlebih dahulu terhadap sesuatu yang akan diberikan kepada siswa. Guru sedapat mungkin memberikan pengantar terhadap materi yang hendak disampaikan. Hal ini di maksudkan agar ada informasi pendahuluan yang bisa di terima oleh siswa. selain itu, guru di harapkan juga bisa membuat kata kunci terhadap hal-hal yang di anggap sulit. Dengan kata lain, guru harus bisa membuat sesuatu yang sulit menjadi sesuatu yang mudah.
Tahapan ini merupakan untuk mengajarkan konsep kepada siswa, untuk pemberian nama setelah pengalaman akan menjadikan suatu lebih bermakna dan berkesan bagi siswa. Di mana di dalam menamai ini dapat digunakan alat bantu seperti,  gambar,  kertas tulis, dan poster dinding.
4)      D: Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi siswa untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”. Sering kali di jumpai ada siswa yang mempunyai beragam kemampuan, akn tetapi mereka tidak mempunyai keberanian untuk menunjukkan. Dalam kondisi ini, para guru harus tanggap dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk kerja dan memberikan  motivasi agar berani menunjukkan karya mereka kepada orang lain.
Tahapan demonstrasikan ini menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka ketahui. Demonstrasi ini bisa di lakukan dengan penyajian di depan kelas, permainan, menjawab pertanyaan, dan menunjukkan hasil pekerjaan.
5)      U: Ulangi
Tunjukkan kepada siswa bagaiman cara mengulang materi secara efektif. Pengulangan materi dalam suatu pelajaran akan sangat membantu siswa mengingat materi yang disampaikan guru denga mudah. Selain itu juga di dalam pengulangan ini dapat di lakukan dengan menegaskan kembali pokok materi pelajaran, memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulangi pelajaran dengan teman atau melalui latihan soal.
6)      R: Rayakan
Keberhasilan dan prestasi yang  di raih siswa, sekecil apapun, harus di beri apreasi oleh guru. Bagi siswa perayaan akan mendorong mereka memperkuat rasa tanggung jawab. Perayaan akan mengajarkan kepada mereka mengenai motivasi hakiki. Siswa akan menanti kegiatan belajar, sehingga pendidikan mereka lebih dari sekedar mencapai nilai tertentu. Hal ini untuk menumbuhkan rasa senang pada diri siswa yang pada gilirannya akan melahirkan kepercayaan diri untuk berprestasi lebih baik lagi.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Quantum Teaching
Di antara kelebiahn dan kekurangan dimana yang di maksudkan adalah sebagai berikut:[18]
1.      Kelebihan
a.       Dapat membimbing peserta didik kerah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
b.      Quantum Teaching lebih melibatkan sisa, maka saat proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
c.       Proses pembelaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
d.      Siswa diramgsamh untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
e.       Model pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bahwa siswa untuk belajar, maka secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
f.       Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.
2.      Kekurangan
a.       Model ini merupakan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
b.      Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seorang siswa baik berupa tepuk tangan, nyanyian dll. Maka dapat menganggu kelas lain.
c.       Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
d.      Model ini memerlukan keterampilan gueu secara khusu, karen tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
e.       Pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu di abaikan. Sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai dengan mestinya.
Maka dari itu untuk mengatasi kekurangan sebagaimana yang telah di paparkan diatas bahwa dalam menggunakan model pembelajaran ini sebaiknya para pendidik bebtul-betul memepersiapkan perencanaan dengan matang, selain itu juga pendidik harus mempunyai wawasan yang luas baik dalam mengenai metode Quantum teaching itu sendiri ataupn ilmu pengetahuan penunjang yang lainnya.

E.     Penerapan Quantum Teaching di Sekolah
Dalam penerapan metode Quantum Teaching ini saya memilih sebagai bahan subjek observasi adalah sekolah SMP Islam Al Alifah, Jakabaring, Palembang. Dimana kelas yang dijadikan sebagai bahan observasi adalah anak-anak kelas 8 atau yang diberi nama kelas Al-Furqan. Setelah melakukan observasi di SMP Islam Al Alifah maka dapat diperoleh hasil bagaiaman dalam penerapannya yang dilakukan oleh guru PAI di sekolah tersebut, bahwa sekolah ini baru pertama kali menerapkan metode Quantum Teaching ini ketika saya mengadakan observasi disana.
Ketika dalam penerapannya guru PAI tersebut memberikan tema pembelajran yaitu bahayanya minuman keras, berjudi, dan pertengkaran. Pada saat guru PAI tersebut menerapkan metode tersebut hanya nampak beberapa saja  kerangka dari keenam kerangka tersebut, sebaiagamana kerangka tersebut adalah sebagai berikut:[19]

1.      Tumbuhkan
Di mana dalam penerapannya guru tersebut mula-mulanya mengawali dengan menanyakan apa itu minuman keras, apa manfaatnya dan apa dampaknya bagi penggunanya. Ini adalah bentuk, dalam menumbuhkan perhatian anak didik akan pentingnya damapak dari minuman keras tersebut, bahkan bukan hanya minuman keras, termasuk berjudi dan pertengakaran dan lain sebagainya.


2.      Alami
Dalam tahapan Alami ini guru mencontohkan orang-orang yang disekitar nya yang pernah mengalami atau melakukan minuman keras, berjudi dan berkelahi. Kemudian gur tersebut memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menceritakan juga pengalaman mereka mengenai ketiga hal tersebut.
3.      Namai
Setelah selesai melalui pengalaman belajar alamiah, guru memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menuliskan dikertas, menamai apa saja yang mereka peroleh.
4.      Demonstrasika
5.      Ulangi, dan
6.      Rayakan
Di mana dalam penerapannya guru tersebut hanya menerapkan beberapa saja dari kerangka yang ada, dikarenakan waktu yang tidak mencukupi untuk melanjutkan penerepakan kerangka tersebut, kita ketahui bahwa sekolah tersebut satujam pertemuan itu hanya 35 menit di kali 2 jam pertemuan menjadi 70 menit, di mana dalam waktu 70 menit ini di potong ketepatan waktu guru memasuki kelas, memberikan salam, memberikan yel-yel di tambah lagi muqaddimahnya dan terakhir sebelum memasuki materi pembelaran peseta didik dan pendidik tadarusan bersma-sama mebacakan surah Al-Kahfi di mulai dari ayat 20 sampai ayat ke 45.
Pada akhirnya dalam penerapan metode tersebut tidak sepenuhnya berjalan di karenakan tidak tepat dalam memperioritaskan waktu yang ada. Untuk kedepan nya supaya metode ini berjalan dengan semestinya, pendidik harus bisa mengoptimalkan mungkin dalam membagi waktu dalam setiap kegiatan baik itu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Quantum Teaching adalah sebuah metode dan proses pembelajaran di dalam kelas yang mengoptimalkan interaksi berbagai unsur yang ada pada siswa dan lingkunagn belajarnya. Asas utama Quantum teaching adalah “bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita kedunia mereka”. Prinsip-prinsip yang mempengaruhi seluruh aspek Quantum adalah segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengenalan sebelum pemberian nama, akui setiap usha, dan jika layak dipelajari maka layak juga untuk dirayakan.
Kerangka Quantum teaching adalah TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Sebagaiman model pada umumnya Quantum Teaching juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya dikelas. Untuk itu bagi para guru model pembelajran ini dapat menjadi pilihan dalam melejidkan kegiatan belajar mengajar.
















DAFTAR PUSTAKA
DePorter Robbi, Quantum Teaching: Orchestrating Student Success, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004).
DePorter Bobbi, Quantum Teaching, Memperaktikkan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: PT Mizan Utama, 2010, Edisi Baru).
Harto Kasinyo, Active Learning Dalam Pembelajaran Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2012).
Handayani Reni, Quantum Teaching dan Penerapannya dalam Pembelajaran, (di unduh dari www.academica.edu, pada tanggal 2 November 2018, pukul 21,00 WIB.
Mawar Indri, Model Pembelajaran Quantum Teaching, (diunduh dari www. Acadmica.edu/ pada tanggal 1 november 2018, pukul 20,00 Wib).
Observasi di SMP Islam Al Alifah, pada tanggal 2 November 2018, pukul 07,45-09,10 Wib.
Rais Subli, wawancara, pada tanggal 2 November 2018, pukul 09.30 Wib.
Sudrajat Akhmad, Online, (http://smacepiring. wordpress. Com), 2008, di akses pada tanggal 24 Oktober 2018, pukul 21,00 Wib.
Yuniarty Ary. A Sobandi, Jurnal Manajemen Pendidikan Perkantoran, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching, (Vol 1, No 1, 2016), di akses pada tanggal 24 Oktober 2018, Pukul 22.00 Wib.







LAMPIRAN
Lampiran 1.
RENCANA  PELAKSANAAN  PEMBELAJARAN
Nama Sekolah             :  SD Islam Al-ALIFAH
Tema / Subtema                :  Surah At-Tin dan Al-Ma’un
Kelas / Semester               :  V/1 (ganjil)
Alokasi Waktu                             : 2X35 Menit (6x pertemuan)
A.    Kompetensi Dasar dan  Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.1       terbiasa membaca al-Quran dengan tartil
2.1       Menunjukkan sikap kerja sama dan peduli sebagai implementasi pemahaman makna Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un
3.1       Memahami makna Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan benar.
4.1.1      Membaca Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar.
4.1.2      Menulis kalimat-kalimat dalam Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar.
4.1.3      Menunjukkan hafalanQ.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar.

Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.1        Menjelaskan isi kandungan  Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un
3.1.2        Mencermati arti Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un.
3.1.3    Menyimpulkan isi kandungan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un.
4.1.1.1 Membaca secara berulang-ulang sampai hafal Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan memperhatikan makhraj hurufnya.
4.1.2.1 Menulis Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan benar secara individu.
4.1.3.1 Mendemontrasikan hafalan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un secara klasikal, kelompok atau individual.

B.     Tujuan (  dari indikator kompetensi)
Setelah di berikan materi diharapkan peserta didik dapat:
1.      menjelaskan isi kandungan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un
2.      Mencermati isi kandungan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un.
3.      Menyimpulkan isi kandungan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un.
4.      Membaca secara berulang-ulang sampai hafal Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan memperhatikan makhraj hurufnya.
5.      Menulis Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan benar secara individu.
6.      Mendemontrasikan hafalan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un secara klasikal, kelompok atau individual.

C. Materi Pembelajaran
1.  Surah At-Tin
Arti Surah At-Tin
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitundan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?

2. Surah Al-Ma’un
Arti Surah Al-Ma’un
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat ria. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

3. Tolong Menolong

D.Metode Pembelajaran
1.      Quantum Teaching Tipe TANDUR

E.     Media Pembelajaran
1.      Papan Tulis
2.      Spidol,
3.      Poster.

F.     Sumber Belajar
-          Drs. H. Moh. Masrun supardi dkk, Senang Belajar Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk SD Kls V, (Jakarta: Erlangga, 2015)
-          Departemen Agama Islam, Al-Qur’an dan Terjemahannya, cetakan ke 10 (Jawa Barat: CV Penerbit Diponogoro, 2012)
-          Literatur terkait lainnya

G.    Langkah – langkah Pembelajaran
1.      Pertemuan Pertama (2x35 menit)
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
1.      Mengucapkan salam
2.      Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa
3.      Mengkondisikan kelas dan mengkomunikasikan tentang kehadiran siswa serta kebersihan kelas
4.      Apersepsi mengenai materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya
5.      Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan dipelajari dan kompetensi yang akan dicapai
6.      Memberikan motivasi berkaitan dengan materi pelajaran

    10menit
Kegiatan Inti
1.      Membaca Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan memperhatikan  makhraj hurufnya secara klasikal, kelompok atau individual.
2.      Membaca secara berulang-ulang sampai hafal Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan memperhatikan makhraj hurufnya.
3.      Memotivasi siswa bertanya, misalnya: mengapa membaca al-Qur’ān harus dengan makhrijul huruf yang benar?
4.      Menanyakan isi kandungan ayat serta mengkaitkannya dalam fenomena kehidupan atau pengalaman anak didik?
5.      Mendemontrasikan hafalan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un secara klasikal, kelompok atau individual.
6.      Menjelaskan kembali  makna arti dari Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un.
55 menit
Kegiatan
Penutup
1.      Melakukan penilaian hasil belajar
2.      Doa pulang
3.        Pulang sambil menunggu giliran panggilan pulang yang dipandu
    15menit





H.    Penilaian
1.      Prosedur Penilaian

a.       Penilaian Sikap: Observasi selama kegiatan berlangsung .
Penilaian Spritual

Lembar pengamatan sikap spiritual
Nama peserta didik     :
Kelas                           :
Tanggal pengamatan   :
Materi pokok               :

No
Aspek pengamatan
Skor
1
2
3
4
1
Berdoa sebelum dan sesudah belajar




2
Mengucapkan rasa syukur atas nikmat / karunia Allah SWT.




3
Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat




4
Mengucapkan kalimat toyyiba saat melihat, dan mendengar atau meraakan sesuatu.




5
Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah saat mempelajari ilmu pengetahuan.





Jumlah







Keterangan:
1.      = Tidak pernah, melakukan.
2.      = kadang-kadang
3.      = sering
4.      = selalu

Kriteria nilai          :
Sangat baik           : apabila memperoleh skor: 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik                       : Apabila memperoleh skor 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup                   : Apabila memperoleh skor 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang                  : Apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33

b.      Penilaian Sosial

No
Sikap yang diamati
Melakukan
Ya
Tidak
1
Membantu teman yang lagi membutuhkan
2
Saling mengajarkan dalam mengerjakan tugas
3
Saling menyapa
4
Saling timbal balik antar teman
5
Saling timbal balik antar guru
6
SAling timbal balik sama masyarakat
Jumlah

Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0

Kriteria Nilai   :
Sangat Baik     : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik                 : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup              : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang            : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33


c.       Penilaian pengetahuan:

Kisi-Kisi Soal Pengetahuan
Muatan Pelajaran

Kompetensi Dasar
Indikator
Teknik Penilaian
Instrumen Penilaian
PAI

1.1 terbiasa membaca al-Quran dengan tartil
2.1    Menunjukkan sikap kerja sama dan peduli sebagai implementasi pemahaman makna Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un
3.1  Memahami makna Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan benar.
1.1.1  Membaca Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar.
4.1.2Menulis kalimat-kalimat dalam Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar.
4.1.3Menunjukkan hafalanQ.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar.

3.3.1Menjelaskan isi kandungan  Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un
1.3.2  Mencermati arti Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un.
1.3.3  Menyimpulkan isi kandungan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un.
4.1.1.1 Membaca secara berulang-ulang sampai hafal Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan memperhatikan makhraj hurufnya.
4.1.2.1  Menulis Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan benar secara individu.
4.1.3.1 Mendemontrasikan hafalan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un secara klasikal, kelompok atau individual.

-          Lisan
-          Menulis


Soal
Penilaian Pengetahuan
Teknik  : Tertulis
Bentuk  : Uraian
Intrumen
1.      Surah At-Tin terdiri beberapa ayat?
2.      Surah At-Tin termasuk kedalam golongan surah?
3.      Arti dari kata Ajrun adalah?
4.      Pengambilan nama surah At-Tin, di ambil dari kata At-Tin yang terdapat pada ayat
5.      Surah Al-Ma’un tergolong surah?
6.      Anak Yatim harus kita?
7.      Orang yang tidak mempedulikan nasib anak yatim termasuk dalam kategori?
8.      Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang?
9.      Orang muslim yang celaka adalah orang yang lalai akan?
10.   Ada berapa Jumlah surah Al-Ma’un?
Kunci Jawaban
1.      8 Ayat
2.      Makkiyah
3.      Pahal
4.      Pertama
5.      Makkiyah
6.      Sayangi
7.      Pendusta Agama
8.      Sempurna
9.      Sholat nya
10.  7 Ayat
Pedoman penskoran: Skor setiap jawaban benar = 10

Kriteria Nilai
A = 80 – 100       = Baik sekali
B = 70 – 79          = Baik
C = 60 – 69          = Cukup
D = < 60              = Kurang

3.Penilaiian Keterampilan
11.  No
Sikap yang diamati
Melakukan
Ya
Tidak
1
Masuk kelas tepat waktu
2
Mengumpulkan tugas tepat waktu
3
Memakai seragam sesuai tata tertib
4
Mengerjakan tugas yang diberikan
5
Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6
Mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan langkah yang ditetapkan
7
Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8
Membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah

Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0
Kriteria Nilai   :
Sangat Baik     : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik                 : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup              : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang            : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33

Mengetahui,   
Guru Pamong                                                  Kepala SD Islam Al Alifah

Subli Ra’is M.Pd                                             Taufik Al-Hidayah S,Pd

DOKUMENTASI
Gambar 1. Kondisi Kelas
Gambar 2. Poto Bersama Guru dan Anak-Anak Kelas VIII
Gambar 3. Poto Bersama Salah Satu Guru PAI di SMA Al Alifah



[1] Reni handayani, Quantum Teaching dan Penerapannya dalam Pembelajaran, (di unduh dari www.academica.edu, pada tanggal 2 November 2018, pukul 21,00 WIB.
[2] Subli rais, wawancara, pada tanggal 2 November 2018, pukul 09.30 Wib.
[3] Akhmad Sudrajat, Online, (http://smacepiring. wordpress. Com), 2008, di akses pada tanggal 24 Oktober 2018, pukul 21,00 Wib.
[4] Ary Yuniarty. A Sobandi, Jurnal Manajemen Pendidikan Perkantoran, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching, (Vol 1, No 1, 2016), di akses pada tanggal 24 Oktober 2018, Pukul 22.00 Wib. Hlm. 14.
[5] Ary Yuniarty. A Sobandi, Jurnal Manajemen Pendidikan Perkantoran, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching,..., hlm. 14.
[6] Ary Yuniarty. A Sobandi, Jurnal Manajemen Pendidikan Perkantoran, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching,..., hlm. 14.
[7] Robbi DePorter, Quantum Teaching: Orchestrating Student Success, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004), hlm. 7-8.
[8] Indri Mawar, Model Pembelajaran Quantum Teaching, (diunduh dari www. Acadmica.edu/ pada tanggal 1 november 2018, pukul 20,00 Wib). Hlm. 4.
[9] Indri Mawar, Model Pembelajaran Quantum Teaching, hlm. 5.
[10] Indri Mawar, Model Pembelajaran Quantum Teaching, hlm. 5.
[11] Kasinyo Harto, Active Learning Dalam Pembelajaran Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2012), hlm. 176.
[12] Indri Mawar, Model Pembelajaran Quantum Teaching, hlm. 5.
[13] Kasinyo Harto, Active Learning Dalam Pembelajaran Agama Islam, hlm. 176.
[14] Indri Mawar, Model Pembelajaran Quantum Teaching, hlm. 6.
[15] Kasinyo Harto, Active Learning Dalam Pembelajaran Agama Islam, hlm. 176.
[16]  Bobbi DePorter, Quantum Teaching, Memperaktikkan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: PT Mizan Utama, 2010, Edisi Baru), hlm. 127.
[17] Kasinyo Harto, Active Learning Dalam Pembelajaran Agama Islam, hlm. 178-179.
[18] Indri Mawar, Model Pembelajaran Quantum Teaching, hlm. 7.
[19] Observasi di SMP Islam Al Alifah, pada tanggal 2 November 2018, pukul 07,45-09,10 Wib.

No comments:

Post a Comment

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI      Disusun oleh Laili Hernita         (1652100137)               ...