PEMBELAJARAN
PAI DI SEKOLAH
(Paradigma
Pembelajaran Quantum Taching Tipe TANDUR)
Di Susun Oleh:
Khoirudin (1652100133)
Dosen Pengampuh: Syarnubi, M.Pd.I
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menurut (Lozanov: 1978) yang dikutip dari karya ilmiah
Reni Handayani menyebutkan bahwa Proses belajar mengajar adalah fenomena yang
kompleks. Segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan
asosiasi. Sejauh mana kita mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan
pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung.[1]
Seiring perkembangan zaman, dunia pendidikan juga memerlukan inovasi. Hal ini
penting dilakukan untuk kemajuan kualitas pendidikan.
Dalam perkembangan dunia pendidikan, dikemukakan sebuah
model pembelajaran yang di kembangkan oleh Bobi DePoter, yaitu model
pembelajaran Quantum Teaching. Quantum teaching merupakan mengorkestasikan
pembelajaran di kelas, dalam artian bahwa, kita sebagai guru menciptakan
situasi, kondisi atau lingkungan kelas yang di mana itu semua lingkungan
belajar, bukan hanya guru yang mengajarkan atau transper of knowlage, tapi kita
memberikan pengajaran kepada siswa,. bukan hanya satu arah tapi kita
menciptakan banyak arah.[2]
Dalam makalah ini akan menjelaskan pengertian Model Pembelajaran
Quantum Teaching tipe TANDUR, Prinsip-prinsip Quantum Teaching, Model Quantum
Teaching, dan kelebihan dan kekurangan model Quantum Teaching.
B.
Perumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan model pembelajaran Quantum Teaching tipe TANDUR?
2.
Bagaimana
prinsip-prinsip Quantum Teaching?
3.
Apa saja model
Quantum Teaching?
4.
Apa saja kelebihan
dan kekurangan model Quantum Teaching?
5.
Bagaiman penerapan
Quantum Teaching di Sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Model Pembelajaran Quantum
Teaching Tipe
TANDUR
Model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.[3]
Menurut (Acat, 2014) yang dikutip di dalam jurnal Ary
Yanuarty, Model Pembelajaran Quantum Teaching dalam
proses belajar dengan memberikan latar belakang dan strategi untuk meningkatkan
pembelajaran dan membuat proses tersebut lebih menyenangkan. Prosedur ini memberikan gaya mengajar dengan
memperdayakan siswa untuk membuat siswa lebih berprestasi.[4]
Hal ini juga membantu guru memperbesar
keterampilan mengajar dan memotivasi siswa untuk giat dalam belajar, sehingga
guru akhirnya mendapatkan kepuasan yang lebih besar dari karya-karya-nya.
Menurut (Deslauries, 2011), yang
dikutip di dalam jurnal Ary Yanuarty. Model Quantum Teaching memiliki
kerangka desain yang dikenal sebagai singkatan TANDUR yang berarti: Tumbuhkan
(tanaman untuk tumbuh), Alami (pengalaman/ menjalani), Namai (Beri nama),
Demonstrasi (Menunjukkan), Ulangi (mengulang) dan Rayakan.[5]
Model ini memiliki beberapa prinsip dalam
pembelajaran yaitu: Segalanya berbicara, Segalanya bertujuan, Pengalaman
sebelum pemberian nama, Akui setiap usaha, jika layak dipelajarai maka layak
pula dirayakan. Sehingga, dalam proses pembelajaran guru membuat siswa lebih aktif
dalam belajar, menjadikan siswa berani dalam mengemukakan pendapat yang akan
menjadikan banyak siswa unruk mencapai prestasi yang diinginkan.[6]
Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan
hasil belajar karena model ini menggunakan prinsip sugesti yang pasti dan dapat
mempengaruhi hasil belajar. Selain itu, model ini lebih menekankan kreativitas
siswa dalam proses pembelajaran, siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran,
siswa dapat mengembangkan suatu teori atau pemahaman yang mereka miliki. Siswa
dituntut lebih percaya diri untuk mengemukakan sebuah pendapat.
B.
Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Quantum Teaching juga memiliki lima prinsip, serupa
dengan asas utama, Bawalah Dunia Mereka Ke
Dunia Kita, Antarkan Dunia Kita Ke dunia Mereka. Prinsip-prinsip ini
mempengaruhi seluruh apek Quantum Teaching, di antara kelima prinsip tersebut
ialah, Sega Berbicara, Segalanya Bertujan, Pengalaman Sebelum Pemberian Nama,
Akui Setiap usaha, Jika Layak Dipelajari maka Layak Pula Dirayakan.[7]
Berikut
ini penjelasan masing-masing prinsip di atas, sebgaima berikut:
1.
Segalanya Berbicara
Prinsip segalanya berbicara
mengandung pengertian bahwa segala sesuatu di ruang kelas “berbicara” mengeirim
pesan tentang belajar. Dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari
kertas yang di bagikan hingga rancangan pelajaran. Setiap detail mengabarkan
sesuatu tentang diri dan sikap guru terhadap hal mengajar dan belajar. Sebab
itu dalam proses pembelajaran, guru wajib mengubah kelas menjadi “komunitas
belajar”[8]
2.
Segalanya Bertujuan
Segalanya bertujuan berarti
bahwa semua upaya yang dilakukan guru dalam mengubah kelas mempunyai tujuan,
yaitu agar siswa dapat belajar secara optimal untuk mencapai prestasi tang
tertinggi.[9]
3.
Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Proses belajar yang paling baik
terjadi ketika siswa mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk
hal-hl yang mereka pelajari. Pengalaman menciptakan ikatan emosional dan
peluang untuk penamaan. Pengalaman juga menciptakan pertanyaan mental, seperti:
Apa?, Bagaimana?. Jelasannya, pengalaman membangun keingintahuan siswa,
menciptakan pertanyaan dalam benak mereka, membuat mereka penasaran. Jadi, sebelum menyajikan
materi pelajaran, guru perlu terlebuh dahulu memberi kesmpatan kepada siswa
untuk mengalami atau memperaktikan sendiri.[10]
4.
Akui Setiap Usaha
Guru tidak segan-segan mengakui
berbagai usaha yang di lakukan oleh siswa, sekecil apapun usaha itu.[11]
Prinsip Akui Setiap Usaha mengandung konsekuensi bahwa dalam pembelajaran, guru
harus mengakui setiap usaha siswa, baik usaha yang sudah tepat atau yang belum.
Perlu dipahami bahwa dalam pembelajaran quatum setiap hasil adalah prestasi,
dan masing-masing akan menjadi umpan balik demi pencapaian hasil yang tepat.[12]
5.
Jika Layak Dipelajari, Layak Pula Dirayakan
Guru harus memberikan pujian
pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran dan menunjukkan prestasi.
Misalnya, dengan tepukan tangan, memberikan hadia permen, berkata bagus, baik
dll.[13] Perayaan
juga meberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi
positif dengan belajar. Perayaa juga akan mengajarkan kepada siswa mengenai
motivasi siswa akan menanti kegiatan pelajaran tersebut.[14]
C.
Model Quantum Teaching
Quantum
teaching menawarkan model-model
pembelajaran yang berprinsip memberdayakan potensi siswa dan kondisi di
sekitarnya. Model-model tersebut adalah model AMBAK dan TANDUR.[15]di
bawah ini kami akan membahas dari salah satu model Quantum teaching yaitu Model
Tandur.
Model Tandur
Kata TANDUR adalah singkatan dari kata, Tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Untuk supaya memudahkan dalam
mengingatnya maka di singkat dengan singkatan TANDUR.[16]
Maka
dari itu di bawah ini adalah penjelasan dari setiap setiap singkatan tersebut:[17]
1)
T: Tumbuhkan
Tumbuhkan minat siswa dengan
memuaskan “Apakah Manfaat Bagiku”, dan manfaat bagi kehidupan pelajar. Dengan
demikian, seorang guru tidak hanya memposisikan diri sebagai pentransfer ilmu
penegtahuan saja, tetapi juga sebagai fasilitator, mediator, dan motivator,
misalnya dalam mata pelajaran PAI. Guru harus bisa mejelaskan kepada siswa akan
pentingnya belajar PAI. Di samping itu juga guru harus memotivasi siswa bahwa
belajar agama dapat menunjang perbaikan pribadi pada masa dan masa yang akan
datang.
Di dalam tumbuhkan ini seorang
guru di tuntut untuk menumbuhkan minant belajar siswa baik itu di tumbuhkan
dengan cara pemberian motovasi dengan cara cerita singkat tentang menumbuhkan
minat belajar kepada anak didik atau dengan cara bermain game yang ada
kaitannya dalam materi pembelajaran.
2)
A: Alami
Ciptakan atau datangkan
pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. Artinya, bagaiman guru
bisa menghadirkan suasana alamiah yang tidak membedakan antara yang satu dengan
yang lain. Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan masing-masing siswa
berbeda, namun hal itu tidak boleh menjadi alasan bagi guru mendahulukan yang lebih
pandai dari yang kurang pandai. Semua siswa harus mendapatkan perlakuan yang
sama.
Dimana tahapan alami ini guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan awal yang
mereka miliki. Tahapan alami ini bisa
dilakukan dengan cara menceritakan pengalaman mereka yang alami yang masi ada
kaitannya dengan sebuah materi pembelajaran.
3)
N: Namai
Sediakan kata kunci, atau
strategi terlebih dahulu terhadap sesuatu yang akan diberikan kepada siswa.
Guru sedapat mungkin memberikan pengantar terhadap materi yang hendak
disampaikan. Hal ini di maksudkan agar ada informasi pendahuluan yang bisa di
terima oleh siswa. selain itu, guru di harapkan juga bisa membuat kata kunci
terhadap hal-hal yang di anggap sulit. Dengan kata lain, guru harus bisa
membuat sesuatu yang sulit menjadi sesuatu yang mudah.
Tahapan ini merupakan untuk
mengajarkan konsep kepada siswa, untuk pemberian nama setelah pengalaman akan
menjadikan suatu lebih bermakna dan berkesan bagi siswa. Di mana di dalam
menamai ini dapat digunakan alat bantu seperti, gambar,
kertas tulis, dan poster dinding.
4)
D: Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi siswa
untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”. Sering kali di jumpai ada siswa yang
mempunyai beragam kemampuan, akn tetapi mereka tidak mempunyai keberanian untuk
menunjukkan. Dalam kondisi ini, para guru harus tanggap dan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk kerja dan memberikan motivasi agar berani menunjukkan karya mereka
kepada orang lain.
Tahapan demonstrasikan ini
menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka
ketahui. Demonstrasi ini bisa di lakukan dengan penyajian di depan kelas,
permainan, menjawab pertanyaan, dan menunjukkan hasil pekerjaan.
5)
U: Ulangi
Tunjukkan kepada siswa bagaiman
cara mengulang materi secara efektif. Pengulangan materi dalam suatu pelajaran
akan sangat membantu siswa mengingat materi yang disampaikan guru denga mudah.
Selain itu juga di dalam pengulangan ini dapat di lakukan dengan menegaskan
kembali pokok materi pelajaran, memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengulangi pelajaran dengan teman atau melalui latihan soal.
6)
R: Rayakan
Keberhasilan dan prestasi
yang di raih siswa, sekecil apapun,
harus di beri apreasi oleh guru. Bagi siswa perayaan akan mendorong mereka
memperkuat rasa tanggung jawab. Perayaan akan mengajarkan kepada mereka
mengenai motivasi hakiki. Siswa akan menanti kegiatan belajar, sehingga
pendidikan mereka lebih dari sekedar mencapai nilai tertentu. Hal ini untuk
menumbuhkan rasa senang pada diri siswa yang pada gilirannya akan melahirkan
kepercayaan diri untuk berprestasi lebih baik lagi.
D.
Kelebihan dan Kekurangan Quantum Teaching
Di
antara kelebiahn dan kekurangan dimana yang di maksudkan adalah sebagai
berikut:[18]
1.
Kelebihan
a.
Dapat membimbing
peserta didik kerah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
b.
Quantum Teaching
lebih melibatkan sisa, maka saat proses pembelajaran perhatian murid dapat
dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga hal yang
penting itu dapat diamati secara teliti.
c.
Proses pembelaran
menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
d.
Siswa diramgsamh
untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat
mencoba melakukannya sendiri.
e.
Model pembelajaran
Quantum Teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang
keinginan bahwa siswa untuk belajar, maka secara tidak langsung guru terbiasa
untuk berfikir kreatif setiap harinya.
f.
Pelajaran yang
diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.
2.
Kekurangan
a.
Model ini merupakan
kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup
panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
b.
Karena dalam metode
ini ada perayaan untuk menghormati usaha seorang siswa baik berupa tepuk
tangan, nyanyian dll. Maka dapat menganggu kelas lain.
c.
Banyak memakan
waktu dalam hal persiapan.
d.
Model ini
memerlukan keterampilan gueu secara khusu, karen tanpa ditunjang hal itu,
proses pembelajaran tidak akan efektif.
e.
Pembelajaran ini
mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun
kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu di abaikan. Sehingga apa yang
diharapkan tidak tercapai dengan mestinya.
Maka dari itu untuk
mengatasi kekurangan sebagaimana yang telah di paparkan diatas bahwa dalam
menggunakan model pembelajaran ini sebaiknya para pendidik bebtul-betul
memepersiapkan perencanaan dengan matang, selain itu juga pendidik harus
mempunyai wawasan yang luas baik dalam mengenai metode Quantum teaching itu
sendiri ataupn ilmu pengetahuan penunjang yang lainnya.
E.
Penerapan Quantum Teaching di Sekolah
Dalam penerapan metode Quantum Teaching ini saya memilih
sebagai bahan subjek observasi adalah sekolah SMP Islam Al Alifah, Jakabaring,
Palembang. Dimana kelas yang dijadikan sebagai bahan observasi adalah anak-anak
kelas 8 atau yang diberi nama kelas Al-Furqan. Setelah melakukan observasi di
SMP Islam Al Alifah maka dapat diperoleh hasil bagaiaman dalam penerapannya
yang dilakukan oleh guru PAI di sekolah tersebut, bahwa sekolah ini baru
pertama kali menerapkan metode Quantum Teaching ini ketika saya mengadakan
observasi disana.
Ketika dalam penerapannya guru PAI tersebut memberikan tema pembelajran yaitu
bahayanya minuman keras, berjudi, dan pertengkaran. Pada saat guru PAI tersebut
menerapkan metode tersebut hanya nampak beberapa saja kerangka dari keenam kerangka tersebut,
sebaiagamana kerangka tersebut adalah sebagai berikut:[19]
1.
Tumbuhkan
Di mana dalam penerapannya guru tersebut mula-mulanya
mengawali dengan menanyakan apa itu minuman keras, apa manfaatnya dan apa
dampaknya bagi penggunanya. Ini adalah bentuk, dalam menumbuhkan perhatian anak
didik akan pentingnya damapak dari minuman keras tersebut, bahkan bukan hanya
minuman keras, termasuk berjudi dan pertengakaran dan lain sebagainya.
2.
Alami
Dalam tahapan Alami ini guru mencontohkan orang-orang
yang disekitar nya yang pernah mengalami atau melakukan minuman keras, berjudi
dan berkelahi. Kemudian gur tersebut memberikan kesempatan kepada anak didik
untuk menceritakan juga pengalaman mereka mengenai ketiga hal tersebut.
3.
Namai
Setelah selesai melalui pengalaman belajar alamiah, guru
memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menuliskan dikertas, menamai apa
saja yang mereka peroleh.
4.
Demonstrasika
5.
Ulangi, dan
6.
Rayakan
Di mana dalam
penerapannya guru tersebut hanya menerapkan beberapa saja dari kerangka yang
ada, dikarenakan waktu yang tidak mencukupi untuk melanjutkan penerepakan
kerangka tersebut, kita ketahui bahwa sekolah tersebut satujam pertemuan itu
hanya 35 menit di kali 2 jam pertemuan menjadi 70 menit, di mana dalam waktu 70
menit ini di potong ketepatan waktu guru memasuki kelas, memberikan salam,
memberikan yel-yel di tambah lagi muqaddimahnya dan terakhir sebelum memasuki
materi pembelaran peseta didik dan pendidik tadarusan bersma-sama mebacakan
surah Al-Kahfi di mulai dari ayat 20 sampai ayat ke 45.
Pada akhirnya dalam
penerapan metode tersebut tidak sepenuhnya berjalan di karenakan tidak tepat
dalam memperioritaskan waktu yang ada. Untuk kedepan nya supaya metode ini
berjalan dengan semestinya, pendidik harus bisa mengoptimalkan mungkin dalam
membagi waktu dalam setiap kegiatan baik itu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Quantum Teaching adalah sebuah metode dan proses pembelajaran di dalam
kelas yang mengoptimalkan interaksi berbagai unsur yang ada pada siswa dan
lingkunagn belajarnya. Asas utama Quantum teaching adalah “bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita kedunia
mereka”. Prinsip-prinsip yang mempengaruhi seluruh aspek Quantum adalah
segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengenalan sebelum pemberian nama,
akui setiap usha, dan jika layak dipelajari maka layak juga untuk dirayakan.
Kerangka Quantum teaching adalah TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Sebagaiman model pada umumnya Quantum
Teaching juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya dikelas.
Untuk itu bagi para guru model pembelajran ini dapat menjadi pilihan dalam
melejidkan kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
DePorter Robbi,
Quantum Teaching: Orchestrating Student
Success, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004).
DePorter Bobbi,
Quantum Teaching, Memperaktikkan Quantum
Learning Di Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: PT Mizan Utama, 2010, Edisi Baru).
Harto Kasinyo,
Active Learning Dalam Pembelajaran Agama
Islam, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2012).
Handayani
Reni, Quantum Teaching dan Penerapannya
dalam Pembelajaran, (di unduh dari www.academica.edu, pada tanggal 2 November 2018, pukul 21,00 WIB.
Mawar Indri, Model Pembelajaran Quantum Teaching,
(diunduh dari www. Acadmica.edu/ pada tanggal 1 november 2018, pukul 20,00
Wib).
Observasi di
SMP Islam Al Alifah, pada tanggal 2 November 2018, pukul 07,45-09,10 Wib.
Rais Subli, wawancara,
pada tanggal 2 November 2018, pukul 09.30 Wib.
Sudrajat Akhmad,
Online, (http://smacepiring. wordpress. Com), 2008, di akses pada tanggal 24 Oktober 2018, pukul
21,00 Wib.
Yuniarty Ary.
A Sobandi, Jurnal Manajemen Pendidikan Perkantoran, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Quantum Teaching, (Vol 1, No 1, 2016), di akses pada tanggal
24 Oktober 2018, Pukul 22.00 Wib.
LAMPIRAN
Lampiran 1.
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Nama Sekolah :
SD Islam Al-ALIFAH
Tema / Subtema :
Surah At-Tin dan Al-Ma’un
Kelas / Semester :
V/1 (ganjil)
Alokasi Waktu : 2X35 Menit (6x
pertemuan)
A.
Kompetensi
Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.1 terbiasa membaca al-Quran dengan tartil
2.1 Menunjukkan
sikap kerja sama dan peduli sebagai implementasi pemahaman makna Q.S. at-Tin dan Q.S.
al-Ma’un
3.1 Memahami makna Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un
dengan benar.
4.1.1
Membaca Q.S.
at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar.
4.1.2
Menulis
kalimat-kalimat dalam Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan baik
dan benar.
4.1.3
Menunjukkan hafalanQ.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar.
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.1
Menjelaskan isi kandungan Q.S.
at-Tin dan Q.S. al-Ma’un
3.1.2
Mencermati
arti Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un.
3.1.3 Menyimpulkan isi
kandungan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un.
4.1.1.1 Membaca secara berulang-ulang sampai hafal Q.S. at-Tin dan Q.S.
al-Ma’un dengan memperhatikan makhraj
hurufnya.
4.1.2.1 Menulis Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan
benar secara individu.
4.1.3.1 Mendemontrasikan hafalan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un
secara klasikal, kelompok atau individual.
B.
Tujuan
( dari indikator kompetensi)
Setelah di
berikan materi diharapkan peserta didik dapat:
1.
menjelaskan isi kandungan Q.S. at-Tin dan Q.S.
al-Ma’un
2. Mencermati isi kandungan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un.
3. Menyimpulkan
isi kandungan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un.
4.
Membaca
secara berulang-ulang sampai hafal Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un
dengan memperhatikan makhraj hurufnya.
5.
Menulis Q.S.
at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan benar secara individu.
6. Mendemontrasikan hafalan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un
secara klasikal, kelompok atau individual.
C. Materi Pembelajaran
1. Surah At-Tin
Arti Surah At-Tin
Demi (buah) Tin dan (buah)
Zaitundan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman, sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami
kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada
putus-putusnya. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan
sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah Hakim yang
seadil-adilnya?
2. Surah Al-Ma’un
Arti Surah Al-Ma’un
Tahukah kamu (orang) yang
mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak
menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang
yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang
berbuat ria. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
3. Tolong Menolong
D.Metode
Pembelajaran
1.
Quantum Teaching Tipe TANDUR
E. Media Pembelajaran
1.
Papan Tulis
2.
Spidol,
3.
Poster.
F. Sumber Belajar
-
Drs. H. Moh. Masrun
supardi dkk, Senang Belajar Agama Islam
dan Budi Pekerti Untuk SD Kls V, (Jakarta: Erlangga, 2015)
-
Departemen Agama Islam,
Al-Qur’an dan Terjemahannya, cetakan
ke 10 (Jawa Barat: CV Penerbit Diponogoro, 2012)
-
Literatur terkait
lainnya
G. Langkah – langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama (2x35 menit)
Kegiatan
|
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
Kegiatan
Pendahuluan
|
1.
Mengucapkan salam
2.
Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa
3.
Mengkondisikan kelas dan mengkomunikasikan tentang kehadiran siswa serta kebersihan kelas
4.
Apersepsi mengenai materi yang
telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya
5.
Guru menyampaikan tujuan belajar
yang akan dipelajari dan kompetensi yang akan dicapai
6. Memberikan
motivasi berkaitan dengan materi pelajaran
|
10menit
|
Kegiatan Inti
|
1. Membaca Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un
dengan memperhatikan makhraj hurufnya
secara klasikal, kelompok atau individual.
2. Membaca secara berulang-ulang sampai hafal Q.S.
at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan memperhatikan makhraj hurufnya.
3. Memotivasi siswa bertanya, misalnya: mengapa membaca
al-Qur’ān harus dengan makhrijul huruf yang benar?
4. Menanyakan isi kandungan ayat serta mengkaitkannya
dalam fenomena kehidupan atau pengalaman anak didik?
5. Mendemontrasikan hafalan Q.S. at-Tin dan Q.S.
al-Ma’un secara klasikal, kelompok atau individual.
6. Menjelaskan kembali makna arti dari Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un.
|
55 menit
|
Kegiatan
Penutup
|
1.
Melakukan penilaian hasil
belajar
2.
Doa pulang
3.
Pulang sambil menunggu giliran
panggilan pulang yang dipandu
|
15menit
|
H.
Penilaian
1.
Prosedur Penilaian
a.
Penilaian Sikap: Observasi selama
kegiatan berlangsung .
Penilaian
Spritual
Lembar pengamatan sikap spiritual
Nama peserta didik :
Kelas :
Tanggal pengamatan :
Materi pokok :
No
|
Aspek pengamatan
|
Skor
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Berdoa sebelum dan sesudah
belajar
|
|
|
|
|
2
|
Mengucapkan rasa syukur
atas nikmat / karunia Allah SWT.
|
|
|
|
|
3
|
Memberi salam sebelum dan
sesudah menyampaikan pendapat
|
|
|
|
|
4
|
Mengucapkan kalimat toyyiba
saat melihat, dan mendengar atau meraakan sesuatu.
|
|
|
|
|
5
|
Merasakan keberadaan dan
kebesaran Allah saat mempelajari ilmu pengetahuan.
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
Keterangan:
1.
= Tidak pernah, melakukan.
2.
= kadang-kadang
3.
= sering
4.
= selalu
Kriteria nilai :
Sangat baik :
apabila memperoleh skor: 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik :
Apabila memperoleh skor 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup :
Apabila memperoleh skor 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang :
Apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
b.
Penilaian Sosial
No
|
Sikap yang diamati
|
Melakukan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1
|
Membantu teman yang lagi membutuhkan
|
||
2
|
Saling mengajarkan dalam mengerjakan tugas
|
||
3
|
Saling menyapa
|
||
4
|
Saling timbal balik antar teman
|
||
5
|
Saling timbal balik antar guru
|
||
6
|
SAling timbal balik sama masyarakat
|
||
Jumlah
|
Petunjuk
Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK
diberi skor 0
Kriteria Nilai :
Sangat Baik :
apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik :
apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup :
apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang :
apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
c.
Penilaian pengetahuan:
Kisi-Kisi Soal
Pengetahuan
Muatan
Pelajaran
|
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
Teknik
Penilaian
|
Instrumen
Penilaian
|
PAI
|
1.1 terbiasa membaca al-Quran dengan tartil
2.1 Menunjukkan sikap kerja sama dan peduli sebagai implementasi
pemahaman makna Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un
3.1 Memahami makna Q.S. at-Tin dan Q.S.
al-Ma’un dengan benar.
1.1.1
Membaca Q.S.
at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan baik dan benar.
4.1.2Menulis
kalimat-kalimat dalam Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan baik
dan benar.
4.1.3Menunjukkan hafalanQ.S. at-Tin dan Q.S.
al-Ma’un dengan baik dan benar.
|
3.3.1Menjelaskan isi kandungan Q.S. at-Tin dan Q.S.
al-Ma’un
1.3.2
Mencermati
arti Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un.
1.3.3
Menyimpulkan
isi kandungan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un.
4.1.1.1 Membaca secara berulang-ulang sampai hafal Q.S. at-Tin
dan Q.S. al-Ma’un dengan memperhatikan makhraj hurufnya.
4.1.2.1
Menulis Q.S.
at-Tin dan Q.S. al-Ma’un dengan benar secara individu.
4.1.3.1 Mendemontrasikan hafalan Q.S. at-Tin dan Q.S. al-Ma’un
secara klasikal, kelompok atau individual.
|
-
Lisan
-
Menulis
|
|
Soal
Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tertulis
Bentuk : Uraian
Intrumen
1.
Surah At-Tin terdiri beberapa ayat?
2.
Surah At-Tin termasuk kedalam
golongan surah?
3.
Arti dari kata Ajrun adalah?
4.
Pengambilan nama surah At-Tin, di
ambil dari kata At-Tin yang terdapat pada ayat
5.
Surah Al-Ma’un tergolong surah?
6.
Anak Yatim harus kita?
7.
Orang yang tidak mempedulikan nasib
anak yatim termasuk dalam kategori?
8.
Allah menciptakan manusia dalam
bentuk yang?
9.
Orang muslim yang celaka adalah
orang yang lalai akan?
10. Ada berapa Jumlah surah Al-Ma’un?
Kunci Jawaban
1.
8 Ayat
2.
Makkiyah
3.
Pahal
4.
Pertama
5.
Makkiyah
6.
Sayangi
7.
Pendusta Agama
8.
Sempurna
9.
Sholat nya
10. 7 Ayat
Pedoman penskoran: Skor setiap jawaban benar =
10
Kriteria Nilai
A = 80 – 100 =
Baik sekali
B = 70 – 79 =
Baik
C = 60 – 69 =
Cukup
D = < 60 =
Kurang
3.Penilaiian Keterampilan
11. No
|
Sikap yang diamati
|
Melakukan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1
|
Masuk kelas tepat waktu
|
||
2
|
Mengumpulkan tugas tepat waktu
|
||
3
|
Memakai seragam sesuai tata tertib
|
||
4
|
Mengerjakan tugas yang diberikan
|
||
5
|
Tertib dalam mengikuti pembelajaran
|
||
6
|
Mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan
langkah yang ditetapkan
|
||
7
|
Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
|
||
8
|
Membawa buku teks mata pelajaran
|
||
Jumlah
|
Petunjuk
Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK
diberi skor 0
Kriteria Nilai :
Sangat Baik :
apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik :
apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup :
apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang :
apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
Mengetahui,
Guru Pamong Kepala
SD Islam Al Alifah
Subli Ra’is M.Pd Taufik
Al-Hidayah S,Pd
DOKUMENTASI
Gambar 1. Kondisi Kelas
Gambar 2. Poto Bersama Guru dan Anak-Anak Kelas VIII
Gambar 3. Poto Bersama Salah Satu Guru PAI di SMA Al
Alifah
[1] Reni
handayani, Quantum Teaching dan
Penerapannya dalam Pembelajaran, (di unduh dari www.academica.edu, pada
tanggal 2 November 2018, pukul 21,00 WIB.
[3] Akhmad
Sudrajat, Online, (http://smacepiring. wordpress. Com), 2008, di akses pada
tanggal 24 Oktober 2018, pukul 21,00 Wib.
[4] Ary
Yuniarty. A Sobandi, Jurnal Manajemen Pendidikan Perkantoran, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching, (Vol 1, No 1, 2016),
di akses pada tanggal 24 Oktober 2018, Pukul 22.00 Wib. Hlm. 14.
[5] Ary
Yuniarty. A Sobandi, Jurnal Manajemen Pendidikan Perkantoran, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching,..., hlm. 14.
[6] Ary
Yuniarty. A Sobandi, Jurnal Manajemen Pendidikan Perkantoran, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching,..., hlm. 14.
[7] Robbi
DePorter, Quantum Teaching: Orchestrating
Student Success, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004), hlm. 7-8.
[8] Indri Mawar,
Model Pembelajaran Quantum Teaching,
(diunduh dari www. Acadmica.edu/ pada tanggal 1 november 2018, pukul 20,00
Wib). Hlm. 4.
[11] Kasinyo
Harto, Active Learning Dalam Pembelajaran
Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2012), hlm. 176.
[16] Bobbi DePorter, Quantum
Teaching, Memperaktikkan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas, (Bandung:
PT Mizan Utama, 2010, Edisi Baru), hlm. 127.
No comments:
Post a Comment