Sunday, December 23, 2018

Pengelolaan Kelas


Pengertian dan tujuan pengelolaan kelas





Disusun oleh:
                                 Jimi Rejang
NIM. 1652100125


DosenPembimbing:
Syarnubi, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTASILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2018/2019



BAB I
(PENDAHULUAN)

A.    Latar Belakang
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran.
Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan seperti menelaah kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.
Namun dalam pelaksanaanya  masih banyak permasalahan yang menghambat pelaksanaan manajemen kelas sehingga manajemen kelas tidak bisa terlaksana dengan baik. Permasalahan ini meliputi dua jenis , yaitu yang menyangkut pengajaran dan yang menyangkut pengelolaan kelas.Guru-guru harus mampu membedakan kedua permasalahan itu dan menemukan pemecahannya secara tepat. Karena sering terjadi guru-guru menangani masalah yang bersifat pengajaran dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan dan sebaliknya sehingga penyelesaian masalahnya kurang tepat
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting.
Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga terciptanya suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif.

B.     Rumusan Masalah
1.        Apa pengertian pengelolaan kelas?
2.        Apa tujuan dari pengelolaan kelas?
3.        Tata ruang dalam pengelolaan kelas ?

















BAB I
(PEMBAHASAN)

A.    Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management. Terbawa oleh dasarnya penambahan kata ke dalam Bahasa Indonesia, istilah dalam bahasa Inggris tersebut lalu di Indonesiakan, istilah Inggris tersebut lalu di Indonesiakan menjadi manajemen atau menejemen”[1].
Menurut Winarno Hamiseno, yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto bahwa pengelolaan adalah substantifa dari mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian.Sementara itu, Suharsimi menyebutkan bahwa kelas berarti sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pengajaran dari guru yang sama.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan seorang guru untuk menciptakan serta memelihara kondisi belajar yang optimal, dan mengendalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, ialah suatu kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan.[2]
Pengelolaan kelas menurut Ahmad Rohani adalah Menujuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan, penghentian tigkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketetapan waktu penyelesaian tugas, dan sebagainya).[3]
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar dan mengajar atau yang membantu dengan maksud agar mencapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.[4]
Pengelolaan kelas merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam fungsinya sebagai penanggung jawab kelas dan seleksi pengggunaan alat-alat belajar yang tepat sesuai masalah yang ada dan karakteristik kelas yang dihadapi.[5]
Pendidikan adalah sesuatu pencapaian tujuan dalam artian pendidikan berupa serangkaian sebuah kegiatan bermula dari suatu kondisi-kondisi actualindividu yang belajar, tetuju kepada pencapaian individu yang diharapkan. (Syaiful Sagala,dalam syarnubi dkk).[6]
 Djamarah mengatakan ada lima faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan yaitu: tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran dan alat. Ketidakadaan salah satu faktor tersebut, maka tidak mungkin terjadi proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan baik. Dan akan menjadi lebih menarik perhatian peserta didik apabila ada alat atau media pembelajaran sejenis dengan materi yang akan disampaikan oleh guru.
Pengelolaan juga disebut sebagai Manajemen, manajemen adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu kata manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabungkan menjadi kata kerja manageree yang artinya menangani. Manageree diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan akata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan (Husaini Usman, 2006:3). Manajemen ialah proses memperoleh tindakan melalui usaha orang lain. Ia merupakan kekuatan utama dalam organisasi yang mengakomodir berbagai kegiatan bagian-bagian (sub sistem) serta berhubungan dengan lingkungan. Manajeman memiliki unsur-unsur yang meliputi unsur manusia (manajer anggotanya), material, uang, waktu, prosedur serta pasar sehingga manajemen merupakan proses yang dilaksanakan oleh manajer organisasi berjalan menuju pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.[7]
Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono, bahwa pengelolaan kelas adalah suatu rangkaian tingkah laku yang kompleks, di mana guru dituntut untuk mengembangkan dan mengatur kondisi kelas yang akan memungkinkan siswa mencapai tujuan belajar yang efisien.[8]
Indikator pengelolaan kelas yang baik adalah:
1.      Kondisi belajar yang optimal, kondisi belajar yang nyaman, tenang, sejuk sehingga sangat membantu perhatian siswa pada materi pelajaran.
2.      Menunjukkan sikap tanggap, perilaku positif atau negatif yang muncul di dalam kelas harus dapat disikapi dengan baik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
3.      Memusatkan perhatian kelompok, dengan memusatkan perhatian secara terus menerus terhadap siswa dapat mempertahankan konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidak pahaman siswa terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.
4.      Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas, sering terjadi kurangnya konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidak pahaman siswa terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.
5.      Memberikan teguran dan penguatan, teguran diberikan untuk mengarahkan tingkah laku siswa, dan penguat perlu dilakukan untuk memberikan respon positif dengan cara memberikan pujian dan penghargaan.[9]
Guru sebagai pengelola kelas merupakan orang yang mempunyai peranan yang strategis yaitu orang yang merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan dikelas, menentukan dan mengambil keputusan dengan strategi yang digunakan dengan berbagai kegiatan dikelas dan guru pula yang akan menentukan alternatif solusi untuk mengatasi hambatan dan tantangan yang muncul[10]
          Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah merupakan kegiatan yang berupaya menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Kemudian dalam pengelolaan kelas ini termasuk pula menertibkan peserta didik yang melakukan berbagai kegiatan yang tidak ada hubungnya dengan kegiatan belajar mengajar, atau suatu kegiatan yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar.
          Dengan adanya pengelolaan kelas maka dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran, meningkatkan prestasi siswa dalam belajar, menerapkan pendekatan belajar yang kreatif, variatif, dan inovatif.

B.     Tujuan Pengelolaan Kelas
Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu:
1.      Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.
2.      Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.[11]
Menurut Ahmad Sabri, bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1.      Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3.      Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
4.      Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.[12]
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Menurutnya, sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:[13]
1.      Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
2.      Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang semangat dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan, dan memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik.
Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan peserta didik belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada peserta didik. Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah 2006) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisian.

C.    Tata Ruang  dalam Pengelolaan Kelas
Bentuk dan ukuran tempat yang digunakan sekarang bermacam-macam, ada yang satu tempat duduk untuk beberapa orang, atau hanya untuk seorang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa ukurannya tidak terlau besar, agar mudah diubah-ubah formasi tempat duduknya sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, pada pengajaran dengan cara berdiskusi, maka formasi tempat duduk sebaiknya berbentuk melingkar. Jika pengajaran ditempuh dengan metode ceramah, tempat duduknya sebaiknya berderet memanjang kebelakang atau berbentuk farmasi tapal kuda (pola ini guru berada di tengah siswa). Pola ini dapat digunakan apabila pelajaran banyak memerlukan tanya jawab antara guru dan siswa dan lebih memudahkan saling berkomunikasi atau konsultasi. Di samping susunan meja dan kursi yang fleksibel menurut pola formasi tertentu, khususnya siswa SD/TK pada waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar tidak terlalu terpaku duduk di kursi akan tetapi dapat juga duduk di tikar atau karpet yang bergambar atau berabjad, belajar mereka harus disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan pada waktu itu, karena siswa TK perlu lebih banyak praktik untuk melatih kecerdasan psikomotorik mereka.[14]
1.      Pengaturan alat-alat pengajaran
a.    Perpustakaan Kelas
1)      Sekolah yang maju mempunyai perpustakaannya di setiap kelas.
2)      Pengaturanya bersama-sama siswa.
b.    Alat – alat peraga media pengajaran
1)      Alat peraga atau media pengajaran semestinya diletakkan di dalam kelas agar      memudahkan dalam penggunaanya.
2)      Pengaturannya bersama-sama siswa.
c.    Papan tulis, kapur tulis, dll
1)      Ukurannya disesuaikan
2)      Warnanya harus kontras
3)      Penempatannya memperhatikan etestika dan terjangkau oleh semua siswa
d.    Papan resensi siswa
1)      Ditempatkan di bagian depan sehingga dapat mudah dilihat oleh semua siswa
2)      Difungsikan sebagaimana mestinya [15]
       2.  Kunci inti dalam pengelolaan kelas
                        · perhatikan jarak antara tempat duduk siswa dengan siswa lainnya
· perhatikan jarak antara tempat duduk siswa dengan tempat duduk guru
· memperhatikan luas ruangan kosong di depan dan di belakang
·  memperhatikan lebar sekat antarkursi/meja siswa untuk jalan
· serta memperhatikan aksesibiliti guru terhadap tempat duduk siswa dan sebaliknya




D.   Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga peserta didik dapat belajar dan bekerja dengan baik. Selain itu juga guru dapat mengembangkan dan menggunakan alat bantu belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Tujuan pengelolaan kelas yaitu menciptakan dan menjaga kondisi kelas agar dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan sasarannya. Artinya upaya yang dilakukan oleh guru, agar peserta didik-peserta didik yang kemampuannya tidak semuanya sama, dapat mengikuti dan menguasai materi pelajaran yang diajarkan guru. Kepemimpinan situasional dengan gaya kepemimpinan situasionalnya yang dimiliki guru merupakan solusi untuk keberhasilan pengelolaan kelas yang efektif.
Guru akan selalu mempelajari kondisi peserta didik di kelas tempat guru tersebut mengajar, dan menentukan apa yang harus dilakukan oleh guru, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan tujuan pengajaran tercapai. Menurut Hersey & Blanchard, perilaku tugas dan perilaku hubungan akan mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut.

         
         








Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta: Rajawali.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Esti Wuryani Djiwandono, Sri. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia.

Fathurohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2007.  Strategi Belajar Mengajar, Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung, PT. Refika Aditama.

Hernawan Hery , Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI PRESS,2006 hal. 9 

Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Surjana, Andyarto. 2004. ”Efektivitas Pengelolaan Kelas”, Jurnal Pendidikan Penabur, No.02, Th.III.

Syarnubi, dkk. 2017. “Proses pembelajaran di FTIK UIN Raden Fatah”,Tadrib, Vol. III, No.1.

Usman, Uzer. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Widyarani, Diana. 2011. Skripsi: Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Pembelajaran Efektif Pada Mata Pelajaran IPS di SMP Al-Mubarak Pondok Aren Tanggerang Selatan”. Jakarta: Program Sarjana UIN Syarif Hidayatullah.






[1]Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta: Rajawali, 1986), hal.7.
[2]Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hal. 338.
[3]Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hal. 123.
[4]Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas,..., hal. 68.
[5]Pupuh Fathurohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung, PT. Refika Aditama, 2007), hal. 103.
[6]Syarnubi,dkk, proses pembelajaran di FTIK UIN Raden Fatah,Tadrib, Vol. III, No.1, Juni 2017. hal.53
[7]Syafaruddin dan Irwan Nasution dikutip oleh Syarnubi, Manajemen Konflik dalam Pendidikan Islam dan Problematikanya,Tadrib Vol. 2 No. 1, Juni 2016. hal.4
[8]Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan,( Jakarta: PT. Gramedia, 2006), hal. 262.
[9]Diana Widyarani, Skripsi: Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Pembelajaran Efektif Pada Mata Pelajaran IPS di SMP Al-Mubarak Pondok Aren Tanggerang Selatan, (Jakarta: Program Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2011), hal. 12-13
[10]Andyarto Surjana, ”Efektivitas Pengelolaan Kelas”, Jurnal Pendidikan Penabur, No.02, Th.III, Maret 2004.
[11]Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 10.
[12]Diana Widyarani, Skripsi: Pengaruh Pengelolaan Kelas,...,hal. 14.
[13]Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas,...,hal. 68-69.
[14] Hery Hernawan, Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI PRESS,2006 hal. 9 
[15] jamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, hal. 227

No comments:

Post a Comment

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI      Disusun oleh Laili Hernita         (1652100137)               ...