Pengertian dan tujuan pengelolaan kelas
Disusun oleh:
Jimi Rejang
NIM. 1652100125
DosenPembimbing:
Syarnubi, M.Pd.I
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTASILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2018/2019
BAB I
(PENDAHULUAN)
(PENDAHULUAN)
A.
Latar Belakang
Sekolah adalah
tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam
kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang
optimal. Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa
dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pelajaran.
Kegiatan guru
di dalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas.
Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan
seperti menelaah kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan
siswa adalah contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas
bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan
mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Memberi ganjaran
dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, mengembangkan
aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh kegiatan
mengelola kelas.
Namun dalam
pelaksanaanya masih banyak permasalahan
yang menghambat pelaksanaan manajemen kelas sehingga manajemen kelas tidak bisa
terlaksana dengan baik. Permasalahan ini meliputi dua jenis , yaitu yang
menyangkut pengajaran dan yang menyangkut pengelolaan kelas.Guru-guru harus
mampu membedakan kedua permasalahan itu dan menemukan pemecahannya secara
tepat. Karena sering terjadi guru-guru menangani masalah yang bersifat
pengajaran dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan dan sebaliknya sehingga
penyelesaian masalahnya kurang tepat
Kegagalan
seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan
ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti
prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran
yang ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang
sangat penting.
Pengelolaan
kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi
yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti
setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga terciptanya
suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal menuntut
kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan
yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian pengelolaan kelas?
2.
Apa
tujuan dari pengelolaan kelas?
3.
Tata
ruang dalam pengelolaan kelas ?
BAB I
(PEMBAHASAN)
(PEMBAHASAN)
A.
Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management.
Terbawa oleh dasarnya penambahan kata ke dalam Bahasa Indonesia, istilah
dalam bahasa Inggris tersebut lalu di Indonesiakan, istilah Inggris tersebut
lalu di Indonesiakan menjadi manajemen atau menejemen”[1].
Menurut Winarno Hamiseno, yang dikutip oleh Suharsimi
Arikunto bahwa pengelolaan adalah substantifa dari mengelola. Sedangkan
mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data,
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan
penilaian.Sementara itu, Suharsimi menyebutkan bahwa kelas berarti sekelompok
siswa dalam waktu yang sama menerima pengajaran dari guru yang sama.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan seorang guru
untuk menciptakan serta memelihara kondisi belajar yang optimal, dan
mengendalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan
kata lain, ialah suatu kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan.[2]
Pengelolaan kelas menurut Ahmad Rohani adalah Menujuk
kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan, penghentian tigkah laku
peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi
ketetapan waktu penyelesaian tugas, dan sebagainya).[3]
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan
oleh penanggung jawab kegiatan belajar dan mengajar atau yang membantu dengan
maksud agar mencapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar
seperti yang diharapkan.[4]
Pengelolaan kelas merupakan suatu proses seleksi
tindakan yang dilakukan guru dalam fungsinya sebagai penanggung jawab kelas dan
seleksi pengggunaan alat-alat belajar yang tepat sesuai masalah yang ada dan
karakteristik kelas yang dihadapi.[5]
Pendidikan adalah sesuatu pencapaian
tujuan dalam artian pendidikan berupa serangkaian sebuah kegiatan bermula dari suatu
kondisi-kondisi actualindividu yang belajar, tetuju kepada pencapaian
individu yang diharapkan. (Syaiful Sagala,dalam syarnubi dkk).[6]
Djamarah mengatakan ada lima faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan pendidikan yaitu: tujuan, guru, anak didik, kegiatan
pengajaran dan alat. Ketidakadaan salah satu faktor tersebut, maka tidak
mungkin terjadi proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan baik. Dan
akan menjadi lebih menarik perhatian peserta didik apabila ada alat atau media
pembelajaran sejenis dengan materi yang akan disampaikan oleh guru.
Pengelolaan juga disebut sebagai
Manajemen, manajemen adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu
kata manus yang berarti tangan dan agree
yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabungkan menjadi kata kerja manageree yang artinya menangani. Manageree diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris dalam bentuk kata kerja to manage,
dengan akata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan
manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi
manajemen atau pengelolaan (Husaini Usman, 2006:3). Manajemen ialah proses
memperoleh tindakan melalui usaha orang lain. Ia merupakan kekuatan utama dalam
organisasi yang mengakomodir berbagai kegiatan bagian-bagian (sub sistem) serta
berhubungan dengan lingkungan. Manajeman memiliki unsur-unsur yang meliputi
unsur manusia (manajer anggotanya), material, uang, waktu, prosedur serta pasar
sehingga manajemen merupakan proses yang dilaksanakan oleh manajer organisasi
berjalan menuju pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.[7]
Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono, bahwa pengelolaan
kelas adalah suatu rangkaian tingkah laku yang kompleks, di mana guru dituntut
untuk mengembangkan dan mengatur kondisi kelas yang akan memungkinkan siswa
mencapai tujuan belajar yang efisien.[8]
Indikator pengelolaan kelas yang baik adalah:
1. Kondisi belajar yang optimal, kondisi belajar yang nyaman, tenang, sejuk
sehingga sangat membantu perhatian siswa pada materi pelajaran.
2. Menunjukkan sikap tanggap, perilaku positif atau negatif yang muncul di
dalam kelas harus dapat disikapi dengan baik sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
3. Memusatkan perhatian kelompok, dengan memusatkan perhatian secara terus
menerus terhadap siswa dapat mempertahankan konsentrasi siswa disebabkan oleh
ketidak pahaman siswa terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.
4. Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas, sering terjadi kurangnya
konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidak pahaman siswa terhadap arah dan
sasaran yang akan dicapai.
5. Memberikan teguran dan penguatan, teguran diberikan untuk mengarahkan
tingkah laku siswa, dan penguat perlu dilakukan untuk memberikan respon positif
dengan cara memberikan pujian dan penghargaan.[9]
Guru sebagai pengelola kelas merupakan orang yang
mempunyai peranan yang strategis yaitu orang yang merencanakan
kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan dikelas, menentukan dan mengambil
keputusan dengan strategi yang digunakan dengan berbagai kegiatan dikelas dan
guru pula yang akan menentukan alternatif solusi untuk mengatasi hambatan dan
tantangan yang muncul[10]
Dengan
demikian, pengelolaan kelas adalah merupakan kegiatan yang berupaya menciptakan
dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar
mengajar. Kemudian dalam pengelolaan kelas ini termasuk pula menertibkan
peserta didik yang melakukan berbagai kegiatan yang tidak ada hubungnya dengan
kegiatan belajar mengajar, atau suatu kegiatan yang mengganggu jalannya
kegiatan belajar mengajar.
Dengan
adanya pengelolaan kelas maka dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran,
meningkatkan prestasi siswa dalam belajar, menerapkan pendekatan belajar yang
kreatif, variatif, dan inovatif.
B.
Tujuan Pengelolaan Kelas
Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu:
1. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas
belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang
baik.
2. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan
alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja
dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.[11]
Menurut Ahmad Sabri, bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya
serta sifat-sifat individunya.[12]
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa
tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan
tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Menurutnya, sebagai
indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:[13]
1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang
terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat
melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
2. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap
anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan
kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya,
tetapi mengerjakannya kurang semangat dan mengulur waktu bekerja, maka kelas
tersebut dikatakan tidak tertib.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah
menyediakan, menciptakan, dan memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas
sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik.
Menurut Usman pengelolaan kelas
mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan
pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006) pada hakikatnya
terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan
fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan
sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu
memungkinkan peserta didik belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang
memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan
sikap serta apresiasi pada peserta didik. Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah
2006) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di
kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran
secara efektif dan efisian.
C.
Tata Ruang dalam Pengelolaan Kelas
Bentuk dan ukuran
tempat yang digunakan sekarang bermacam-macam, ada yang satu tempat duduk untuk
beberapa orang, atau hanya untuk seorang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa
ukurannya tidak terlau besar, agar mudah diubah-ubah formasi tempat duduknya sesuai
dengan kebutuhan. Misalnya, pada pengajaran dengan cara berdiskusi, maka
formasi tempat duduk sebaiknya berbentuk melingkar. Jika pengajaran ditempuh
dengan metode ceramah, tempat duduknya sebaiknya berderet memanjang kebelakang
atau berbentuk farmasi tapal kuda (pola ini guru berada di tengah siswa). Pola
ini dapat digunakan apabila pelajaran banyak memerlukan tanya jawab antara guru
dan siswa dan lebih memudahkan saling berkomunikasi atau konsultasi. Di samping
susunan meja dan kursi yang fleksibel menurut pola formasi tertentu, khususnya
siswa SD/TK pada waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar tidak terlalu
terpaku duduk di kursi akan tetapi dapat juga duduk di tikar atau karpet yang
bergambar atau berabjad, belajar mereka harus disesuaikan dengan kegiatan yang
dilaksanakan pada waktu itu, karena siswa TK perlu lebih banyak praktik untuk
melatih kecerdasan psikomotorik mereka.[14]
1.
Pengaturan alat-alat pengajaran
a. Perpustakaan
Kelas
1)
Sekolah yang maju mempunyai perpustakaannya di
setiap kelas.
2) Pengaturanya
bersama-sama siswa.
b. Alat – alat
peraga media pengajaran
1)
Alat peraga atau media pengajaran semestinya
diletakkan di dalam kelas agar memudahkan dalam
penggunaanya.
2) Pengaturannya
bersama-sama siswa.
c. Papan tulis,
kapur tulis, dll
1) Ukurannya
disesuaikan
2) Warnanya
harus kontras
3)
Penempatannya memperhatikan etestika dan
terjangkau oleh semua siswa
d. Papan
resensi siswa
1)
Ditempatkan di bagian depan sehingga dapat mudah dilihat oleh semua siswa
2. Kunci inti dalam pengelolaan kelas
· perhatikan jarak antara tempat duduk
siswa dengan siswa lainnya
· perhatikan jarak
antara tempat duduk siswa dengan tempat duduk guru
· memperhatikan luas ruangan kosong
di depan dan di belakang
·
memperhatikan lebar sekat antarkursi/meja siswa untuk jalan
· serta memperhatikan aksesibiliti
guru terhadap tempat duduk siswa dan sebaliknya
D.
Kesimpulan
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan,
menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga peserta
didik dapat belajar dan bekerja dengan baik. Selain itu juga guru dapat
mengembangkan dan menggunakan alat bantu belajar yang digunakan dalam proses
belajar mengajar sehingga dapat membantu peserta didik dalam mencapai hasil
belajar yang diinginkan.
Tujuan
pengelolaan kelas yaitu menciptakan dan menjaga kondisi kelas agar dapat
berlangsung dengan baik sesuai dengan sasarannya. Artinya upaya yang dilakukan
oleh guru, agar peserta didik-peserta didik yang kemampuannya tidak semuanya
sama, dapat mengikuti dan menguasai materi pelajaran yang diajarkan guru.
Kepemimpinan situasional dengan gaya kepemimpinan situasionalnya yang dimiliki
guru merupakan solusi untuk keberhasilan pengelolaan kelas yang efektif.
Guru akan
selalu mempelajari kondisi peserta didik di kelas tempat guru tersebut
mengajar, dan menentukan apa yang harus dilakukan oleh guru, sehingga kegiatan
belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan tujuan pengajaran tercapai.
Menurut Hersey & Blanchard, perilaku tugas dan perilaku hubungan akan
mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan
Evaluatif. Jakarta: Rajawali.
Djamarah,
Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Esti Wuryani Djiwandono, Sri. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.
Gramedia.
Fathurohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar, Mewujudkan
Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami.
Bandung, PT. Refika Aditama.
Hernawan
Hery , Pengelolaan
Kelas. Bandung: UPI
PRESS,2006 hal. 9
Nata, Abuddin. 2009. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Prenada Media Group.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Surjana, Andyarto. 2004. ”Efektivitas Pengelolaan Kelas”, Jurnal
Pendidikan Penabur, No.02, Th.III.
Syarnubi, dkk. 2017. “Proses pembelajaran di FTIK UIN Raden
Fatah”,Tadrib, Vol. III, No.1.
Usman, Uzer. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Widyarani, Diana. 2011. Skripsi: Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap
Pembelajaran Efektif Pada Mata Pelajaran IPS di SMP Al-Mubarak Pondok Aren
Tanggerang Selatan”. Jakarta: Program Sarjana UIN Syarif
Hidayatullah.
[1]Suharsimi
Arikunto, Pengelolaan
Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta: Rajawali,
1986), hal.7.
[2]Abuddin Nata, Perspektif
Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group,
2009), hal. 338.
[3]Ahmad Rohani, Pengelolaan
Pengajaran, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hal. 123.
[4]Suharsimi
Arikunto, Pengelolaan
Kelas,..., hal. 68.
[5]Pupuh
Fathurohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Mewujudkan
Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami,
(Bandung, PT. Refika Aditama, 2007), hal. 103.
[6]Syarnubi,dkk, proses pembelajaran di FTIK UIN Raden
Fatah,Tadrib, Vol. III, No.1, Juni 2017. hal.53
[7]Syafaruddin dan Irwan Nasution dikutip
oleh Syarnubi,
Manajemen Konflik dalam Pendidikan Islam
dan Problematikanya,Tadrib Vol. 2 No. 1, Juni 2016. hal.4
[8]Sri Esti
Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan,( Jakarta: PT.
Gramedia, 2006), hal. 262.
[9]Diana
Widyarani, Skripsi:
Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Pembelajaran Efektif Pada Mata Pelajaran
IPS di SMP Al-Mubarak Pondok Aren Tanggerang Selatan, (Jakarta:
Program Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2011), hal. 12-13
[10]Andyarto
Surjana, ”Efektivitas Pengelolaan Kelas”, Jurnal Pendidikan Penabur,
No.02, Th.III, Maret 2004.
[11]Uzer Usman, Menjadi
Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 10.
[13]Suharsimi
Arikunto, Pengelolaan
Kelas,...,hal. 68-69.
No comments:
Post a Comment