Sunday, December 23, 2018

Metodelogi Pembelajaran

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
“METODE PEMBELAJARAN”




Disusun oleh:

Indra Jayus Putra        1652100112


Dosen Pembimbing:
Syarnubi, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2018


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................... 2
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metodelogi Pembelajaran................................................... 4
B.     Tujuan Penggunaan Metodelogi Pembelajaran..................................... 5
C.     Manfaat Metodelogi Pembelajaran....................................................... 6
D.    Prinsip-Prinsip Metodelogi Pembelajaran............................................. 7
E.     Macam-Macam Metodelogi Pembelajaran........................................... 8
1.      Metode Ceramah............................................................................ 8
2.      Metode Demonstrasi...................................................................... 12
3.      Metode Bemain Peran.................................................................... 16
4.      Metode Everyone Is Teacher Here................................................. 19
5.      Pembelajaran Berbasis Logis-Matematis........................................ 22
6.      Metode Snowball........................................................................... 25
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan....................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 32
Lampiran RPP 1............................................................................................... 34
Lampiran RPP 2............................................................................................... 44
Lampiran RPP 3............................................................................................... 51
Lampiran RPP 4............................................................................................... 60
Lampiran RPP 5............................................................................................... 71
Lampiran RPP 6............................................................................................... 80


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Belajar merupakan proses internal yang kompleks melibatkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Guru Seyogyanya dapat mengatur acara pembelajaran yang sesuai fase-fase belajar yang dikehendaki.[1]
Guru bagian dari kerangka sistem pendidikan dituntut untuk selalu mengembangkan keterampilan mengajar yang sesuai dengan kemajuan zaman dan lingkungan lokal dimana proses pendidikan dilaksanakan. Gurumerupakan komponen pendidikan yang memegang peran sentral dalam proses belajar mengajar. Guru perlu kompeten dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut dari pembelajaran yang ia laksanakan agar siswa dapat memperluas dan memperdalam kualitas pengetahuannya, memiliki kreativitas, memiliki kemampuan inovasi, berekspresi dan memiliki aneka ragam keterampilan.[2]
Secara keseluruhan, setiap aktivitas-aktivitas di sekolah, berpusat pada kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan ini guru memegang peranan penting agar proses pembelajaran berhasil. Hal ini berarti keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran maupun tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh murid selaku peserta didik.
Pada umumnya lembaga Pendidikan Islam khususnya guru Pendidikan Agama Islam harus selalu berorientasi pada penggunaan metode yang sesuai dan bervariasi dalam meningkatkan keefektifan proses belajar-mengajar. Metode pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut permasalahan individual atau sosial peserta didik dan guru itu sendiri, sehingga dalam menggunakan metode seorang guru harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam, sebab metode pendidikan itu hanya sarana atau jalan untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga jalan yang ditempuh seorang guru haruslah mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan tersebut.[3]
Dengan demikian, pengajaran haruslah menggunakan metode yang bervariasi agar siswa tidak merasa bosan dengan cara belajar yang monoton. Metode pembelajaran memegang peranan penting dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang baik bagi siswa untuk menguasai materi yang disampaikan oleh pendidik.
Kenyataannya masih banyak pendidik yang tidak menggunakan metode yang bervariasi yang bisa menumbuhkan semangat belajar siswa dan motivasi siswa. Alasan mengapa banyak guru tidak menggunakan berbagai macam metode, dikarenakan pendidik masih belum mengerti tentang metodelogi pembelajaran itu sendiri dan macam-macam metode serta tata cara pelaksanaannya.
Mengingat minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pendidik maka pemakalah menyediakan materi yang berkaitan tentang metodelogi pembelajaran sehingga pembaca dapat memahami apa arti yang sebenarnya dari metodelogi pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dari metodelogi pembelajaran?
2.      Apa tujuan dari menggunakan metodelogi pembelajaran?
3.      Apa saja manfaat yang didapatkan jika menggunakan metodelogi pembelajaran?
4.      Prinsip apa saja yang ada di dalam metodelogi pembelajaan?
5.      Apa saja macam-macam metode pembelajaran?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Metodelogi Pembelajaran
Istilah metodologi pendidikan terdiri atas dua kata yaitu “Metodologi” dan “Pendidikan”. “Metodologi” terdiri atas “metoda” dan “logi” yang bearti jalan dan ilmu. Jadi metodologi ialah suatu ilmu yang membicarakan cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan atau menguasai kompetensi tertentu. Pendidikan berasal dari kata “didik” di tambah awalan “pe” dan akhiran “an” sehinga menjadi kata “pendidikan”, yang bearti: proses bimbingan terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan.[4]
Metode mengajar adalah langkah-langkah serta proses berkesinambungan yang dilakukan oleh guru, yang merupakan rangkaian saling berkaitan dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditentukan.[5]
Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh pendidik dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.[6]
Pembelajaran merupakan proses menyiapkan lingkungan yang memungkinkan anak untuk melakukan pembelajaran dalam rangka mencapai perubahan perilaku.[7]
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran juga dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsunya pembelajaran.[8]
Jadi, metodelogi pembelajaran adalah suatu cara yang bersistem yang paling efektif dan efisien dalam terjadinya interaksi antara pendidik dan peserta didik sehingga pembelajaran menjadi sangat baik serta dapat mewujudkan tujuan pembelajran yang telah ditetapkan.

B.     Tujuan Penggunaan Metodelogi Pembelajaran
Tujuan dari penggunaan metodelogi pembelajaran sebagai berikut:[9]
1.      Menjelaskan pengertian tiap-tiap metode yang dibahas.
2.      Menerangkan tujuan yang direncanakan dari penggunaan setiap metode mengajar.
3.      Menggunakan relatif penggunaan tiap-tiap metode mengajar dalam pengajaran.
4.      Menyebutkan berbagai kekuatan dan keterbatasan tiap-tiap penggunaan metode mengajar.
5.      Menjelaskan prosedur pengunaan tiap-tiap metode dalam pengajaran.
6.      Merancang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tiap-tiap metode mengajar.

Jadi tujuan dari penggunaan metodelogi pembelajaran ini mempermudah untuk mencapai tujuan kegaitan pembelajaran yang telah ditetapkan, memperlancar proses pembelajaran dan mempermudah cara mentransfer ilmu kepada peserta didik.



C.    Manfaat Metodelogi Pembelajaran
Manfaat dari memahami metodologi pembelajaran PAI sebagai berikut:[10]
1.      Dalam metodologi Pembelajaran PAI dibahas bermacam-macam metode beserta contoh-contoh penggunaannya dalam setiap pokok materi pendidikan agama Islam. Dengan demikian pendidik agama dapat menyesuaikan metode-metode tersebut dengan sifat khusus bahan pelajaran yang akan di berikan dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik, sehingga bahan pelajaran yang diberikan lebih dapat menarik perhatian mereka.
2.      Materi mata pelajaran PAI begitu luas skopnya sedangkan waktu yang tersedia relatif singkat, sehingga pendidikan agama mengalami kesukaran dalam menetapan materi pembelajaran kepada peserta didik demi pencapaian tujuan pendidikan agama Islam, kesukaran-kesukaran dalam mengajar seperti yang di sebutkan di atas dapat diatasi, sehingga pencapaian tujuan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3.      Suatu metode dapat di pergunakan untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran atau materi pelajaran. Beitu pula meteri pelajaran atau satu mata pelajaran tertentu membutuhkan berbagai metode dalam mengajarkannya. Dengan mengetahui berbagai metode dalam mengajar, proses pelajaran lebih mudah dipahami.
4.      Pendidik agama yang mengajar dengan metode yang efektif dan efisien dapat mempertinggi minat dan perhatian peserta didik terhadap bahan pelajaran agama yang di berikan serta dapat menambah motivasinya untuk belajar selanjutnya.
Jadi, metodelogi pembelajaran sangatlah bermanfaat bagi penggunanya. Diantara manfaat jika menggunakan metode dalam proses pembelajaran diantaranya dapat menarik perhatian siswa ketika belajar, mempermudah mencapai tujuan pembelajaran, materi yang disampaikan dapat mudah di pahami dan dapat menumbuhkan semangat serta motivasi siswa dalam belajar.

D.    Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran
Agar dapat efektif, maka setiap metode harus memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:[11]
1.      Metode tersebut harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri. Belajar merupakan akibat dari kegiatan peserta didik.
2.      Metode tersebut harus dimanfaatkan hukum pembelajaran. Kegiatan metode dalam pembelajaran dalam pembelajaran berjalan dengan cara tertib dan efisien sesuai dengan hukum-hukum dasar yang mengatur pengoperasiannya. Hukum-hukum dasar menyangkut kesiapan, latihan dan akibat, harus dipertimbangkan dengan baik dalam segala jenis pembelajaran. Pengajaran yang baik memberi kesempatan terbentuknya motivasi, latihan, peninjauan kembali, penelitian dan evaluasi.
3.      Metode tersebut harus berawal dari apa yag sudah diketahui peserta didik.
4.      Metode tersebut harus didasarkan atas teori dan praktek yang terpadu dengan baik yang bertujuan menyatukan kegiatan pembelajaran.
5.      Metode tersebut harus memperhatikan perbedaan-perbedaan individual dan menggunakan prosedur-prosedur yang sesuai dengan ciri-ciri pribadi seperti kebutuhan, minat serta kematangan mental dan fisik.
6.      Metode harus merangsang kemampuan berpikir dan nalar pada peserta didik.
7.      Metode tersebut harus disesuaikan dengan kemajuan peserta didik dalam hal ketrampilan, kebiasaan, pengetahuan, gagasan, dan sikap peserta didik, karena semua ini merupakan dasar dalam psikologi perkembangan.
8.      Metode tersebut harus menyediakan bagi peserta didik pengalaman-pengalaman belajar melalui kegiatan yang banyak dan bervariasi.
9.      Metode tersebut harus menantang dan memotivasi peserta didik kearah kegiatan-kegiatan yang menyangkut proses deferensial dan integrasi.
10.  Metode tersebut harus memberi peluang bagi peserta didik untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.
11.  Kelebihan suatu metode dapat menyempurnakan kekurangan metode lain.
12.  Suatu metode dapat dipergunakan untuk bebagai jenis materi atau mata pelajaran satu meteri atau mata pelajaran memerlukan banyak metode.
13.  Metode pendidikan Islam harus digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis.

E.     Macam-Macam Metodelogi Pembelajaran
Adapun macam-macam metodelogi pembelajaran sebagai berikut:
1.      Metode Ceramah
a.      Pengertian Metode Ceramah
Metode ceramah ialah, penerangan dan penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap kelas. Dengan kata lain yang dimaksudkan, bahwa metode ceramah atau lecturing itu adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap peserta didiknya. Dalam memperjelas penuturan/penyajiannya, pendidik dapat menggunakan alat bantu, seperti: bendanya, gambarannya, sket, peta dan sebagainya.[12]
Metode pembelajaran melalui ceramah adalah metode yang menghendaki siswa harus mendapati informasi yang sama dalam jumlah siswa yang banyak. Kegiatan pembelajaran yang menekankan pada penyampaian informasi secara verbal dan cenderung searah ini dapat tersruktur, menggunakan teknologi rendah, dan memungkinkan. Kegiatan ini untuk mengajarkan siswa-siswa dalam waktu yang relatif singkat.[13]
Metode ceramah dapat digunakan dalam kondisi sebagai berikut.[14]
1)      Guru ingin mengajarkan topik baru. Pada pendahuluan proses belajar, mengajar, guru dapat mengantarkan gambaran umum tentang topik itu dengan.
2)      Tidak ada sumber bahan pelajaran pada pelajar sehingga pelajar dituntut kreativitasnya membuat catatan-catatan penting dari bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dalam kondisi sumber bahan pelajaran tersedia, metode semacam tugas kelompok akan lebih aktif.
3)      Guru menghadapi jumlah pelajar yang cukuo banyak sehingga tidak memungkinkan guru untuk memperhatikan pelajar secara individual.
4)      Guru ingin membangkitkan semangat belajar pada pelajar.
5)      Proses belajar memerlukan penjelasan secara lisan.
Jadi, metode ceramah yaitu metode dengan cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap peserta didiknya. Metode cermah ini menghendaki siswa harus mendapati informasi yang sama dalam jumlah siswa yang banyak.

b.      Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Metode Ceramah
Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan metode ceramah sebagai berikut:[15]
1)      Persiapan, yakni menciptakan kondisi belajar
2)      Pelaksanaan
a)      Penyajian, tahap guru menyampaikan bahan pelajaran (metode ceramah)
b)      Asosiasi/komparasi, artinya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan materi ceramah yang telah diterimanya melalui tanya jawab (metode tanya jawab)
c)      Generalisasi/kesimpulan, memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan hasil ceramah (metode tugas)
d)     Evaluasi/tindak lanjut, yakni dengan mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diterimanya, melalui tes lisan dan tulisan atau tugas lain.

c.       Keuntungan dan kelemahan menggunakan metode ceramah
Keuntungan dan kelemahan yang dapat diperoleh dengan menggunakan metode ceramah:[16]
1)      Keuntungan menggunakan metode ceramah
a)      Suasana kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik melakukan aktifitas yang sama, sehingga pendidik dapat memberi pelajaran sekaligus.
b)      Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat peserta didik dapat menerima pelajaran sekaligus.
c)      Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.
d)     Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila materi sedikit dan waktu masih panjang, dapat dijelaskan secara mendetail.
2)      Kelemahan menggunakan metode ceramah
a)      Interaksi cenderung bersifat teacher centered.
b)      Pendidik kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana peserta didik telah menguasai bahan ceramah.
c)      Pada peserta didik dapat terbentuk konsep-konsep yang lain dari apa yang dimaksudkan pendidik.
d)     Sering sukar ditangkap maksudnya, bila ceramah berisi istilah-istilah yang tidak/kurang dimengerti peserta didik sehingga mengarah kepada verbalisme.
e)      Tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah, dan berpikir. Karena peserta didik diarahkan untuk mengikuti pikiran pendidik.
f)       Kurang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kecakapan untuk mengeluarkan pendapat sendiri.
g)      Bilamana pendidik menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam tempo yang terbatas, menimbulkan kesan pemompaan atau pemaksaan terhadap kemampuan penerimaan peserta didik.
h)      Cenderung membosankan dan perhatian peserta didik berkurang, karena pendidik kurang memperhatikan faktor-faktor psikologis peserta didik, sehingga bahan yang dijelaskan menjadi kabur hati mereka.
i)        Metode ceramah yang dapat menghambat potensi siswa sehingga hasil belajar siswa masih banyak yang dibawah kriteria ketuntasan minimal.[17]

Kelebihan dan kekurangan metode ceramah menurut Hisyam Zaini dan Bermawy Muthe, yakni sebagai berikut:[18]
1)      Kelebihan metode ceramah
a)      Praktis dari sisi persiapan dan media yang digunakan
b)      Efisiensi dari sisi waktu dan biaya
c)      Dapat menyampaikan materi yang banyak
d)     Mendorong guru atau dosen menguasai materi
e)      Lebih mudah mengontrol kelas
f)       Peserta didik tidak perlu persiapan
g)      Peserta didik dapat langsung menerima ilmu pengetahuan

2)      Kekurangan metode ceramah
a)      Membosankan
b)      Peserta didik tidak aktif
c)      Informasi hanya satu arah
d)     Feed back  relatif rendah
e)      Menggurui dan melelahkan
f)       Kurang melekat pada ingatan peserta didik
g)      Kurang terkendali, baik waktu maupun materi
h)      Monoton
i)        Tidak mengembangkan kreativitas peserta didik
j)        Menjadikan peserta didik hanya sebagai objek didik

2.      Metode Demonstrasi
a.      Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan atau urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.[19]
Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan. Orang yang mendemonstrasikan (pendidik, peserta didik atau orang lain) mempertunjukan sambil menjelaskan tentang suatu yang didemonstrasikan.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.[20]
Jadi, metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan secara lisan dengan suatu kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan.




b.      Pelaksanaan Metode Demonstrasi
Langkah-langkah yang harus dilakukan agar metode demonstrasi dapat berhasil adalah sebagai berikut :[21]
1)      Tahap persiapan :
a)      Merumuskan tujuan yang harus dicapai peserta didik setelah proses pembelajaran berakhir.
b)      Mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
c)      Melakukan uji coba demonstrasi untuk menetapkan persiapan sebelum demonstrasi dilakukan agar proses demonstrasi tidak gagal.
d)     Menciptakan kondisi belajar siswa untuk melaksanakan demonstrasi dengan: menyediakan alat-alat demonstrasi, tempat duduk siswa.
2)      Tahap pelaksanaan :
a)      Pengaturan posisi duduk peserta didik yang memungkinkan seluruh peserta didik bisa memerhatikan.
b)      Pemberian introduksi awal agar peserta didik tahu tujuan pembelajaran dan tugas-tugas apa yang harus dilakukan peserta didik.
c)      Mengajukan masalah kepada siswa, melaksanakan demonstrasi: menjelaskan dan mendemonstrasikan suatu prosedur atau proses, usahakan seluruh siswa dapat mengikuti/mengamati demonstrasi dengan baik, beri penjelasan yang padat, tapi singkat. Hentikan demonstrasi kemudian adakan Tanya jawab.
Tahap pelaksanaan demonstrasi, yaitu demonstrasi dimulai dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang peserta didik untuk berpikir, pemberian kesempatan peserta didik untuk turut aktif dalam proses demonstrasi, pemberian kesempatan peserta didik untuk mencoba.
3)      Tahap akhir :
a)      Dimana peserta didik diberi tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses penyampaian tujuan pembelajaran.
b)      Membuat kesimpulan hasil demonstrasi.

c.       Kelebihan Dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Kelebihan dan kelemahan dari metode demonstrasi sebagai berikut:[22]
1)      Kelebihan metode demonstrasi
a)      Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau peserta didik diikut serta kan.
b)      Pengalaman peserta didik bertambah karena peserta didik turut membantu pelaksanaan sauatu demonstrasi sehingga ia menerima pengalaman yang bisa mengembangkan kecakapannya.
c)      Pelajaran yang diberikan lebih tahan lama. Dalam suatu demonstrasi, peserta didik bukan saja mendengar suatu uraian yang diberikan oleh pendidik tetapi juga memperhatikannya bahkan turut serta dalam pelaksanaan suatu demonstrasi.
d)     Perhatian lebih cepat dicapai. Peserta didik dalam menanggapi suatu proses adalah dengan mempergunakan alat pendengar, pengliat dan bahkan dengan perbuatannya sehingga memudahkan pemahaman peserta didik dan menghilangkan sifat verbalisme dalam belajar.
e)      Perhatian peserta didik dapat dipusatkan dan titik dianggap penting oleh pendidik dapat diamati oleh peserta didik seperlunya. Sewaktu demonstrasi perhatian peserta didik hanya tertuju kepada sesuatu yang didemonstrasikan sebab peserta didik lebih banyak diajak mengamati proses yang sedang berlangsung dari pada hanya semata-mata mendengar saja.
f)       Mengurangi kesalahan-kesalahan. Penjelasan secara lisan banyak menimbulkan salah paham atau salah tafsir dari peserta didik apalagi kalau penjelasan tentang suatu proses. Tetapi dalam demonstrasi, disamping penjelasan dengan lisan juga dapat memberikan gambaran konkrit.
g)      Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan atau masalah dalam diri peserta didik dapat terjawab pada waktu peserta didik mengamati proses demontrasi.
h)      Menghindari “coba-coba dan gagal” yang banyak memakan waktu belajar, disamping praktis dan fungsional, khususnya bagi peserta didik yang ingin berusaha mengamati secara lengkap dan teliti jalannya sesuatu.
2)      Kelemahan dari metode demonstrasi
a)      Metode ini membutuhkan kemampuan optimal dari pendidik untuk itu perlu persiapan yang matang.
b)      Sulit dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat, waktu, dan peralatan yang cukup.

3.      Metode Bermain Peran
a.      Pengertian Metode Bermain Peran
Metode bermain peran atau role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini, pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung pada apa yang diperankan.[23]
Bermain peran merupakan suatu metode untuk menyelidiki isu-isu yang terdapat dalam situasi sosial yang kompleks. Metode ini dapat digunakan dalam ruang kelas atau di luar ruang kelas untuk memahami literatur, sejarah, bahkan dalam hubungannya dengan sains. Bermain peran juga dipahami sebagai bentuk permainan yang memerankan karakter seseorang dalam hubungannya dengan ide cerita.[24]
Jadi, Metode bermain peran atau role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Metode ini untuk memahami literatur, sejarah, bahkan dalam hubungannya dengan sains. Bermain peran juga dipahami sebagai bentuk permainan yang memerankan karakter seseorang dalam hubungannya dengan ide cerita.

b.      Pelaksanaan Metode Bermain Peran
Langkah-langkah dalam pelaksanaan metode bermain peran sebagai berikut:[25]
1)      Memilih masalah, guru mengemukakan masalah yang diangkat dari kehidupan peserta didik agar mereka merasakan masalah itu dan terdorong untuk mencari penilaian.
2)      Pemilihan peran yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, mendeskripsikan karakter dan apa yang harus dikerjakan oleh para pemain.
3)      Menyusun tiap-tiap bermain peran. Dalam hal ini guru telah membuat dialog sendiri.
4)      Menyiapkan pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua peserta didik yang tidak menjadi pemain atau peran.
5)      Pemeranan, pada tahap ini, para perta didik mulai bereaksi sesuai dengan peran masing-masing dan sesuai dengan apa yang terdapat pada skenario bermain peran.
6)      Diskusi dan evauasi, mendiskusikan masalah, serta pertanyaan yang muncul dari peserta didik.
7)      Pengambilan kesimpulan dari bermain peran yang telah ditentukan.

c.       Kelebihan dan Kekurangn Metode Bermain Peran
Kelebihan dan kekurangan dari metode bermain peran ini sebagai berikut:[26]
1)      Kelebihan dari metode bermain peran
a)      Melibatkan seluruh peserta didik sehingga dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerajasama.
b)      Peserta didik bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
c)      Permainan merupakan penemuan yang mudah dan digunakanndalam situasi dan waktu yang berbeda.
d)     Guru dapaat mengevaluasi pemahaman tiap peserta didik melalui pengematan pada waktu melakukan permainan.
e)      Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik.
2)      Kekurangan dari metode bermain peran
a)      Sebagian peserta didik yang tidak ikut bermain menjadi kurang aktif.
b)      Banyak memakan waktu.
c)      Memerlukan tempat yang luas.
d)     Sering kelas lain merasa terganggu oleh suara para pemain dan tepuk tangan penonton/pengamat.

4.      Metode Everyone is Teacher Here
a.      Pengertian Everyone is Teacher Here
Istilah Every One is a Teacher Here berasal dari bahasa inggris yang berarti setiap orang adalah guru. Jadi every one is teacher here adalah suatu strategi yang memberi kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai “pengajar” terhadap peserta didik lain.[27]
Every One is a Teacher Here merupakan strategi mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban individu. Strategi ini memberi kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain.[28]
Metode pembelajaran Every One is a Teacher Here mampu memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya. Dengan metode ini, siswa yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif. Metode ini dapat diterapkan sesuai dengan materi yang diajarkan, tujuannya untuk menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar. Metode pembelajaran Every One is a Teacher Here adalah salah satu metode dalam model pembelajaran kooperatif ( Cooperative Learning ). Menurut Sudjana metode pembelajaran Every One is a Teacher Here adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan maksud meminta siswa untuk semuanya berperan menjadi narasumber terhadap semua temannya di kelas belajar.[29]
Metode ini bertujuan untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban individu.[30]
Metode ETH adalah sebuah metode yang sangat tepat untuk menjadikan semua berperan aktif, di paksa untuk berani mengeluarkan pendapatnya. Semua siswa harus mampu untuk menguasai materi yang telah disampaikan oleh seorang guru. Hal ini menjadikan siswa untuk selalu berusaha menguasai materi tersebut guna untuk mengeluarkan pendapatnya kepada temannya yang lain layaknya seorang guru yang lebih ahli dalam menyampaikan materi kepada siswanya.

b.      Prosedur Dalam Menjalankan Metode Every One is a Teacher Here
Adapun prosedur yang gunakan dalam metode ini:[31]
1)      Bagikan kartu indeks kepada setiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi belajar yang tengah di pelajari di kelas (misalnya, tugas membaca) atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan di kelas.
Di dalam sebuah pelajaran tentang cerita pendek Amerika, sebagai misal, guru dapat membuat landasan untuk diskusi tentang kisah Sherly Jackson, “The Lottery” dengan membagikan kartu indeks dan meminta siswa menuliskan sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang kisah tersebut.
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang ditulis oleh siswa dan kemudian di bagikan kembali kepada seluruh kelas untuk mendapatkan jawabannya:
a)      Siapa yang hendak disenangkan oleh penduduk desa dengan diadakannya lotre?
b)      Bagaimana ritual lotere bermulai?
c)      Mengapa setiap orang terus-menerus melemparkan batu?
d)     Mengapa Mr. Summer yang bertanggungjawab atas lotere itu?
2)      Kumpulkan kartu, kemudian kocoklah, dan bagikanlah satu-satu kepada siswa. Perintahkan siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan atau topik pada kartu yang mereka terima dan pikirkan jawabannya.
3)      Tunjuklah beberapa siswa untuk membacakan kartu yang mereka dapatkan dan memberikan jawabannya.
4)      Setelah memberikan jawaban, perintahkan siswa lain untuk memberi tambahan atas atas apa yang dikemukakan oleh siswa yang membacakan kartunya itu.
5)      Lanjutkan prosedur ini bila waktunya memungkinkan.

Variasi dalam menggunakan metode Every One is a Teacher here sebagai berikut:[32]
1)      Kumpulkanlah semua kartu indeksnya. Buatlah sebuah panel responden. Bacakan setiap kartu dan mintalah panel mendiskusikannya. Rotasilah anggota panelnya.
2)      Mintalah murid-murid untuk menuliskan opini atau pengamatannya tentang materi pelajaran di kartu indeks. Mintalah murid-murid lainnya untuk menyatakan setuju atau tidak setuju dengan opini atau pengamatannya tersebut.

c.       Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dan kekurangan metode ini:[33]
1)      Kelebihan
a)      Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain
b)      Dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga dapat memahami materi
c)      Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara objektif, rasional guna menemukan suatu kebenaran
d)     Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka
e)      Memperluas wawasan melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat, dan pengalaman.
2)      Kelemahannya
a)      Proses tanya jawab yang berlangsung terus menerus akan menyimpang dari pokok bahasan yang dipelajari
b)      Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil
c)      Guru tidak mengetahui secara pasti apakah siswa yang tidak mengajukan pertanyaan ataupun menjawab telah memahami dan menguasai materi yang telah diberikan.

5.      Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Logis-Matematis
a.      Pengertian Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Logis-Matematis
Dalam pembelajaran berbasis Kecerdasan Logis-Matematis, siswa diharapkan mampu berpikir kritis, rasional, mengeluarkan pendapat masing-masing, dapat menyelesaikan masalah dan mampu mengolah data (angka) dengan baik dalam proses pembelajaran.[34]
Kecerdasan logis-matematis atau dikenal dengan istilah kecerdasan angka termasuk kemampuan ilmiah (scientific) yang sering disebut dengan berpikir kritis. Menurut Smith, orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung melakukan sesuatu dengan data untuk melihat pola-pola dan hubungan. Selain itu, mereka juga sangat menyukai angka-angka dan dapat menginterprestasi data serta menganalisis pola-pola abstrak dengan mudah. Berpikir induktif, deduktif, dan rasional merupakan ciri yang melekat pada orang yang memiliki kecerdasan logis-matematis. Oleh karena itu, orang yang kuat dalam kecerdasan ini sangat senang berhitung, bertanya, dan melakukan eksperimen.[35]
Guilford Gardner dalam buku Nyayu Kodija yang dikutip oleh Liya Efrilianti menyatakan bahwa Logical-mathematical Intelligence yaitu kemampuan untuk mengerjakan rangkaian logika yang panjang dan mengenali pola dan susunan realitas.[36]
Jadi, pembelajaran berbasis kecerdasan logis-matematis adalah suatu cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis, mengolah angka dengan baik, memberikan pendapat yang logis, dan agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga lebih mudah memahami materi.

b.      Langkah-Langkah Penggunaan Metode Pembelajaran berbasis Kecerdasan Logis-Matematis
Adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran berbasis kecerdasan logis-matematis yang dilakukan guru sebagai berikut:[37]
1)      Guru merumuskan pertanyaan atau membuat daftar patokan pertanyaan yang mencangkup konsep, asumsi, alasan, perspektif, implikasi, dan pertanyaan tentang pertanyaan.
2)      Guru menanyakan tentang konsep dari suatu objek yang mencangkup maksud, makna, hakikat, hubungan, dan contoh-contoh, kemudian peserta didik menjawab pertanyaan tersebut.
3)      Guru mengembangkan pertanyaan tentang asumsi yang mendasari alasan seputar subjek yang ditanyakan dan peserta didik menjelaskan pertanyaan tersebut.
4)      Guru kemudian menanyakan tentang fakta-fakta yang secara rasional memiliki hubungan langsung dengan asumsi yang dikemukakan sebelumnya dan peserta didik mengemukakan dengan rasional.
5)      Guru mengajukan pertanyaan tentang cara pandang, posisi, atau perspektif peserta didik dalam menjawab berbagai pertanyaan.
6)      Guru kemudian mengajukan lagi pertanyaan seputar konsekuensi dan implikasi yang terjadi dan peserta didik menjawab pertanyaan tersebut.
7)      Untuk merefleksi semua pertanyaan yang diajukan, guru menanyakan tentang pertanyaan yang diajukan sebelumnya, kemudian peserta didik menjawabnya.

c.       Kelebihan dan Kekurangan
Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran berbasis kecerdasan logis-matematis sebagai berikut:[38]
1)      Kelebihan dari pembelajaran berbasis kecerdasan logis-matematis adalah sebagai berikut:
a)      Membuka kesempatan pada siswa untuk kritis dan berpikiran terbuka.
b)      Dapat mengalkulasi soal-soal hitungan dengan cepat .
c)      Siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran.
d)     Siswa yang aktif akan membuat rasa ingin tahunya semakin tinggi.
e)      Mengundang siswa untuk saling membagi dan memberi pandangan dan bahkan hipotesis mereka.
f)       Membiasakan siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan secara spontan.
2)      Sedangkan kekurangan dalam pembelajaran berbasis kecerdasan logis-matematis yaitu:
a)      Sedikitnya waktu pembelajaran yang tersedia sedangkan materi yang harus diajarkan banyak.
b)      Apabila guru tidak kreatif maka pembelajaran akan monoton.
c)      Siswa yang rendah kecerdasan logis-matematis menjadi pasif dan merasa ngantuk.
d)     Guru yang tidak aktif dan tidak bisa membuat pertanyaan yang kritis maka akan sulit menerapkan pembelajaran kecerdasan logis-matematis.

6.      Metode Snowball
a.      Pengertian Metode Snowball
Secara bahasa snowballing berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata, yaitu snow = salju dan ball = bola. Dinamakan metode snowballing dikarenakan dalam pembelajaran siswa melakukan tugas individu kemudian berpasangan. Dari pasangan tersebut kemudian mencari pasangan yang lain sehingga semakin lama anggota kelompok semakin besar bagai bola salju yang menggelinding.[39]
Model pembelajaran snowball merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang didesain seperti permainan melempar bola. Model pembelajaran snowball throwing ini bertujuan untuk memancing kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh ketua kelompok. Karena berupa permainan, Siswa harus dikondisikan dalam keadaan santai tetapi tetap terkendali tidak ribut, kisruh atau berbuat onar.[40]
Sedangkan menurut Slavin, pembelajaran kooperatif adalah Pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaraan yang setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebaya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi nara sumber bagi teman yang lain.[41]
Beberapa ahli mengemukaan pendapat tentang pengertian Metode bola salju ( Snow balling ) yaitu sebagai berikut :[42]
1)      Jhon. M.Echol dan Hasan Shadily menyebutkan bahwa, kata “snow” berarti salju, “ball” berarti bola sedangkan “throw” berarti melempar. Jadi snowball throwing yaitu melempar bola salju.
2)      Slamet Widodo memaparkan bahwa metode bola salju ( snowball )  merupakan salah satu modifikasi teknik bertanya yang menitik beratkan pada kemampuan membuat pertanyaan yang dikemas dalam permainan menarik yaitu saling melempar bola salju yang berisikan pertanyaan.
3)      Arta Januardana, dkk memaparkan bahwa metode snowball ( bola salju ) adalah cara belajar melalui permainan yaitu saling lempar bola kertas yang berisi pertanyaan, mengajak siswa untuk selalu siap dan tanggap menerima pesan dari orang lain serta lebih responsif dalam menghadapi segala tantangan khususnya dalam pembelajaran.
4)      Menurut Hisyam Zaini, dkk., metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh peserta didik secara berkelompok.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disipulkan bahwa metode snowball adalah pembelajaran yang mengedepankan partisipasi aktif peserta didik secara berkelompok guna mencapai tujuan bersama, dilakukan menggunakan bahan kertas berisi pertanyaan yang dibentuk seperti bola kemudian dilemparkan secara bergiliran ke peserta didik yang lain untuk dijawab.

b.      Langkah-Langkah Metode Snowball
Adapun langkah-langkah metode bola salju (SnowBall) yaitu sebagai berikut :[43]
1)      Guru menjelaskan topik materi yang akan dibahas.
2)      Guru Meminta siswa untuk menjawab permasalahan secara berpasangan.
3)      Setelah siswa yang bekerja berpasangan tadi mendapatkan jawaban, pasangan tadi digabung dengan pasangan lain sehingga terbentuk kelompok baru yang beranggotakan 4 orang.
4)      Kelompok baru ini bersama-sama mengerjakan tugas sebagaimana yang dilakukan kelompok 2 orang. Dalam kegiatan ini mereka bisa membandingkan jawaban kelompok 2 orang dengan kelompok 2 orang lainnya dan jawaban harus disepakati oleh semua anggota kelompok yang baru.
5)      Setelah kelompok 4 orang ini selesai mengerjakan tugas, mereka digabung lagi dengan kelompok 4 orang lainnya. Sekarang setiap kelompok baru beranggotakan 8 orang.
6)      Yang dikerjakan oleh kelompok baru ini sama dengan tugas pada langkah ke-4. Untuk membentuk kelompok yang lebih besar tentunya harus disesuaikan dengan jumlah siswa dan waktu yang tersedia.
7)      Langkah selanjutnya, masing-masing kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.
8)      Guru mengarahkan pemahaman siswa dan menarik kesimpulan dari hasil masing-masing kerja kelompok

Adapun langkah-langkah metode bola salju (SnowBall) yang lain yaitu sebagai berikut :[44]
1)      Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2)      Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3)      Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4)      Kemudian masing-masing siswa diberi satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5)      Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan di lempar dari satu siswa ke siswa yang lain kurang lebih 15 menit.
6)      Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7)      Evaluasi.
8)      Penutup.

c.       Kelebihan dan kekurangan
1)      Kelebihan
Adapun keunggulan atau kelebihan metode bola salju yaitu sebagai berikut:[45]
a)      Menjadikan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain namun tetap belajar.
b)      Meningkatkan motivasi belajar siswa.
c)      Sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa.
d)     Melatih kerja sama kelompok dalam berdiskusi.
e)      Menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
f)       Praktis bukan pengajaran konvensional.
2)      Kekurangan
Adapun kelemahan metode bola salju yaitu sebagai berikut:[46]
a)      Memerlukan persiapan yang matang.
b)      Tidak sesuai dengan jumlah siswa yang banyak.
c)      Memerlukan perhatian yang ektra ketat dari guru.
d)     Memerlukan waktu yang relatif lama.
e)      Kemungkinan didominasi oleh siswa yang berkemampuan cerdas.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Metodologi pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari guru dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan sesuatu kegiatan sehinga proses berjalan dengan baik dan tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai sesuai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh guru.
Menggunakan metode dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk mencapai tujuan pembelajaran, lebih mudah diterima oleh siswa. Manfaatnya lebih mudah dirasakan oleh pendidik dan peserta didik.
Prinsip-prinsip yang ada di dalam metodelogi pembelajaran bertujuan untuk memberikan rangsangan, motivasi, membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Prinsip yang ada di dalam metode pembelajaran tersebut harus sesuai dengan teori yang ada dan metode tersebut harus dimanfaatkan hukum pembelajaran.
Banyak sekali macam-macam metode pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan model pembelajaran dan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hafizh, Mushlihin. Model pembelajaran Snowball. diakses pada tanggal 26 mei 2018 pukul 21.30 WIB, http://www.referensimakalah.com/2012/11/model-pembelajaran-snowball-throwing.html?m=1
Alwi, Muhammad. 2014. Anak Cerdas Bahagia dengan Pendidikan Positif. Jakarta: Noura Books.
Dimyati, Mudjiono.  2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Djamarah, Sayiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Efrilanti, Liya. 2017. “Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Logis-Matematis Terhadap Hasil Belajar”. Tadrib. Vol. 2. No. 1. 41-48.
Handayana, Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
HM, Ely Manizar.  2017. Optimalisasi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Tadrib. Vol. 3. No. 2. 251-278.
Inside, Materi. 2014. Metode Pembelajaran. http://materiinside.blogspot.com. diakses pada hari sabtu tanggal 8 Desember 2018 pukul 15.09 WIB.
Khalifah, Mahmud dan Muhammad Qutub. 2016. Menjadi Guru Inspiratif. Sukoharjo: Mumtaza.
Metode Pembelajaran Every One is a Teacher. diakses pada minggu tanggal 20 Mei 2018 pukul 10.40WIB, http://thesun-nani.blogspot.com/2012/10/metode-pembelajaran-everyone-is-teacher.html.
Mudlofir, Ali dan evi fatimatur rusydiyah. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Nurkhoriyah, Siti Pelatun. 2014. Penerapan Motede Snowball Throwing Dalam Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas III MI Pembengunan UIN Jakarta. Jakarta.
Pratama, A.S., dan Muslim, S. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Everyone Is A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menafsirkan Gambar Teknik Listrik Di SMK Negeri 2 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Vol 2 (2) : 861-868.
Pengertian dan Langkah-langkah Model Pembelajaran Snowball. diakses pada tanggal 26 mei 2018 pukul 22.05 WIB, https://www.wawasanpendidikan.com/2014/09/Pengertian-dan-Langkah-Langkah-Model-Pembelajaran-Snowball-Throwing.html?m=1
Rahman, Nazarudin. 2013. Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Felicia.
Ramayulis. 2012. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Padang: Kalam Mulia.
Siberman, Melvin L.. 2016. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuasa.
Susanti, Aris. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwiing Pada Mapel PAI Materi Pokok Puasa Wajib Dan Puasa Sunah Semester Ganjil Kelas VIII SMPN 23 Mijen Semarang Tahun Ajaran 2012/2013.Semarang.
Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
Yaumi, Muhammad dan Nurdin Ibrahim. 2013. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences). Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Yunus, Santi. 2014. Penerapan Model Snowball Throwing Dalam Membaca Teks Pada Siswa kelas III SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Gorontalo.
Zaini, Hisyam dan Bermawy Muthe. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Zevtiawan, Rikki. 2015. Penerapan Metode Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran Qur’an Hadits Materi Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup Di Kelas IX Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMA Al-Fatah Palembang. Tadrib. Vol. 1. No. 2. hal. 256-276.
Zuhdiyah dkk. 2015. Aplikasi Model Pembelajaran PAI di Sekolah dan Madrasah. Palembang: Noerfikri.


[1] Mudjiono Dimyati,  Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta. Rineka Cipta, 2006),hal. 151.
[2] Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Felicia, 2013, hal. 5.
[3] Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Padang: Kalam Mulia, 2012), hal. 5
[4] Ibid, hal. 4.
[5] Mahmud Khalifah dan Muhammad Qutub, Menjadi Guru Inspiratif, (Sukoharjo: Mumtaza, 2016), hal. 58.
[6] Ramayulis, Metodologi Pendidikan.., hal. 3.
[7] Ely Manizar HM, Optimalisasi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Tadrib, 2017, Vol. 3, No. 2, hal. 267.
[8] Rikki Zevtiawan, Penerapan Metode Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran Qur’an Hadits Materi Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup Di Kelas IX Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMA Al-Fatah Palembang, Tadrib, 2015, Vol. 1, No. 2, hal. 177.
[9] Materi Inside, Metode Pembelajaran, http://materiinside.blogspot.com. 2014, diakses pada hari sabtu tanggal 8 Desember 2018 pukul 15.09 WIB.
[10] Ramayulis, Metodelogi Pembelajaran.., hal. 15.
[11] Ramayulis, Metodologi Pendidikan.., hal. 9-13.
[12] Ramayulis, Metodeologi Pendidikan.., hal. 229
[13] Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hal. 99.
[14]Jumanta Hamdayana, Metodologi...,  hlm, 98-99.
[15] Sayiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm, 113.
[16] Ramayulis, Metodelogi Pembelajaran.., hal. 301.
[17] Liya Efrilanti, “Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Logis-Matematis Terhadap Hasil Belajar”, Tadrib, 2017,Vol. 2, No. 1, hal. 41.
[18] Hisyam Zaini dan Bermawy Muthe, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), cet. Ke-1, hlm, 93.
[19] Ali mudlofir dan evi fatimatur rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), hal. 108.
[20] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar.., hal. 90.
[21] Ibid. 100-101.
[22] Ramayulis, Metodelogi Pembelajaran.., hal. 314.
[23] Jumanta Handayana, Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hal. 113.
[24] Muhammad yaumi dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences), (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), hal. 107.
[25] Jumana Hamdayana, Metodologi..., hal. 114.
[26] Ibid, hal. 114-115.
[27] Ramayulis, Metodologi Pendidikan.., hal. 114.
[28] Melvin L. Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuasa, 2016). hal.183.
[29] “Metode Pembelajaran Every One is a Teacher,”diakses pada minggu tanggal 20 Mei 2018 pukul 10.40WIB, http://thesun-nani.blogspot.com/2012/10/metode-pembelajaran-everyone-is-teacher.html.
[30] Zuhdiyah dkk, Aplikasi Model Pembelajaran PAI di Sekolah dan Madrasah, (Palembang: Noerfikri, 2015). hal. 37.
[31] Melvin L. Siberman, Active.., hal. 142.
[32] Ibid, hal. 143.
[33] Pratama, A.S., dan Muslim, S. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Everyone Is A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menafsirkan Gambar Teknik Listrik Di SMK Negeri 2 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Vol 2 (2) : 861-868.
[34] Muhammad Alwi, Anak Cerdas Bahagia dengan Pendidikan Positif, (Jakarta: Noura Books, 2014), hal. 117
[35] Ibid, hal. 6.
[36] Liya Efrilianti, Implementasi Pembelajaran.., hal. 42.
[37] Muhammad Alwi, Anak Cerdas Bahagia.., hal. 75.
[38] Liya Efrilianti, Implementasi Pembelajaran.., hal.43.
[39] Santi Yunus, Penerapan Model Snowball Throwing Dalam Membaca Teks Pada Siswa kelas III SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo 2014, hlm. 20.
[40] Mushlihin Al-Hafizh, Model pembelajaran Snowball,” diakses pada tanggal 26 mei 2018 pukul 21.30 WIB, http://www.referensimakalah.com/2012/11/model-pembelajaran-snowball-throwing.html?m=1
[41] Pengertian dan Langkah-langkah Model Pembelajaran Snowbal,I”diakses pada tanggal 26 mei 2018 pukul 22.05 WIB, https://www.wawasanpendidikan.com/2014/09/Pengertian-dan-Langkah-Langkah-Model-Pembelajaran-Snowball-Throwing.html?m=1
[42] Siti Nurkhoriyah Pelatun, Penerapan Motede Snowball Throwing Dalam Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas III MI Pembengunan UIN Jakarta, Jakarta 2014, hal. 11.
[43] Aris Susanti, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwiing Pada Mapel PAI Materi Pokok Puasa Wajib Dan Puasa Sunah Semester Ganjil Kelas VIII SMPN 23 Mijen Semarang Tahun Ajaran 2012/2013, semarang 2011, hal. 19.
[44] Jumanta Hamdayama, Metodologi.., hal. 182.
[45] Siti Nurkhoiriyah Pelatun, Penerapan metode snowball..., hal. 14.
[46] Ibid, hal. 15.

No comments:

Post a Comment

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI      Disusun oleh Laili Hernita         (1652100137)               ...