PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
“METODE PEMBELAJARAN”
Disusun
oleh:
Indra Jayus Putra 1652100112
Dosen Pembimbing:
Syarnubi, M.Pd.I
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................. 1
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang..................................................................................... 2
B.
Rumusan
Masalah................................................................................. 3
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metodelogi Pembelajaran................................................... 4
B.
Tujuan
Penggunaan Metodelogi Pembelajaran..................................... 5
C.
Manfaat
Metodelogi Pembelajaran....................................................... 6
D.
Prinsip-Prinsip
Metodelogi Pembelajaran............................................. 7
E.
Macam-Macam
Metodelogi Pembelajaran........................................... 8
1.
Metode
Ceramah............................................................................ 8
2.
Metode
Demonstrasi...................................................................... 12
3.
Metode
Bemain Peran.................................................................... 16
4.
Metode
Everyone Is Teacher Here................................................. 19
5.
Pembelajaran
Berbasis Logis-Matematis........................................ 22
6.
Metode
Snowball........................................................................... 25
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan....................................................................................................... 31
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 32
Lampiran RPP 1............................................................................................... 34
Lampiran RPP 2............................................................................................... 44
Lampiran RPP 3............................................................................................... 51
Lampiran RPP 4............................................................................................... 60
Lampiran RPP 5............................................................................................... 71
Lampiran RPP 6............................................................................................... 80
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belajar merupakan proses internal yang kompleks melibatkan ranah kognitif,
afektif dan psikomotor. Guru Seyogyanya dapat mengatur acara pembelajaran yang
sesuai fase-fase belajar yang dikehendaki.[1]
Guru bagian dari kerangka sistem pendidikan dituntut untuk selalu
mengembangkan keterampilan mengajar yang sesuai dengan kemajuan zaman dan
lingkungan lokal dimana proses pendidikan dilaksanakan. Gurumerupakan komponen
pendidikan yang memegang peran sentral dalam proses belajar mengajar. Guru
perlu kompeten dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan tindak
lanjut dari pembelajaran yang ia laksanakan agar siswa dapat memperluas dan
memperdalam kualitas pengetahuannya, memiliki kreativitas, memiliki kemampuan
inovasi, berekspresi dan memiliki aneka ragam keterampilan.[2]
Secara keseluruhan, setiap aktivitas-aktivitas di sekolah, berpusat
pada kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan ini guru memegang peranan
penting agar proses pembelajaran berhasil. Hal ini berarti keberhasilan dalam
pencapaian tujuan pembelajaran maupun tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana
proses belajar mengajar yang dialami oleh murid selaku peserta didik.
Pada umumnya lembaga Pendidikan Islam khususnya guru Pendidikan
Agama Islam harus selalu berorientasi pada penggunaan metode yang sesuai dan
bervariasi dalam meningkatkan keefektifan proses belajar-mengajar. Metode pendidikan
Islam dalam penerapannya banyak menyangkut permasalahan individual atau sosial
peserta didik dan guru itu sendiri, sehingga dalam menggunakan metode seorang
guru harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam, sebab metode
pendidikan itu hanya sarana atau jalan untuk mencapai tujuan pendidikan,
sehingga jalan yang ditempuh seorang guru haruslah mengacu pada dasar-dasar
metode pendidikan tersebut.[3]
Dengan demikian, pengajaran haruslah menggunakan metode yang
bervariasi agar siswa tidak merasa bosan dengan cara belajar yang monoton.
Metode pembelajaran memegang peranan penting dalam proses pembelajaran untuk
mencapai hasil yang baik bagi siswa untuk menguasai materi yang disampaikan
oleh pendidik.
Kenyataannya masih banyak pendidik yang tidak menggunakan metode
yang bervariasi yang bisa menumbuhkan semangat belajar siswa dan motivasi
siswa. Alasan mengapa banyak guru tidak menggunakan berbagai macam metode,
dikarenakan pendidik masih belum mengerti tentang metodelogi pembelajaran itu
sendiri dan macam-macam metode serta tata cara pelaksanaannya.
Mengingat minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pendidik
maka pemakalah menyediakan materi yang berkaitan tentang metodelogi
pembelajaran sehingga pembaca dapat memahami apa arti yang sebenarnya dari
metodelogi pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dari metodelogi pembelajaran?
2.
Apa
tujuan dari menggunakan metodelogi pembelajaran?
3.
Apa
saja manfaat yang didapatkan jika menggunakan metodelogi pembelajaran?
4.
Prinsip
apa saja yang ada di dalam metodelogi pembelajaan?
5.
Apa
saja macam-macam metode pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Metodelogi Pembelajaran
Istilah metodologi pendidikan terdiri atas dua kata yaitu
“Metodologi” dan “Pendidikan”. “Metodologi” terdiri atas “metoda” dan
“logi” yang bearti jalan dan ilmu. Jadi metodologi ialah suatu ilmu yang
membicarakan cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan atau
menguasai kompetensi tertentu. Pendidikan berasal dari kata “didik” di tambah
awalan “pe” dan akhiran “an” sehinga menjadi kata “pendidikan”, yang bearti:
proses bimbingan terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan.[4]
Metode mengajar adalah langkah-langkah serta proses
berkesinambungan yang dilakukan oleh guru, yang merupakan rangkaian saling berkaitan
dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditentukan.[5]
Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh
pendidik dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik dalam mengadakan
hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.[6]
Pembelajaran merupakan proses menyiapkan lingkungan yang
memungkinkan anak untuk melakukan pembelajaran dalam rangka mencapai perubahan
perilaku.[7]
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk
menyampaikan pelajaran kepada siswa. Karena penyampaian itu berlangsung dalam
interaksi edukatif, metode pembelajaran juga dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsunya pembelajaran.[8]
Jadi, metodelogi pembelajaran adalah suatu cara yang bersistem yang
paling efektif dan efisien dalam terjadinya interaksi antara pendidik dan
peserta didik sehingga pembelajaran menjadi sangat baik serta dapat mewujudkan
tujuan pembelajran yang telah ditetapkan.
B.
Tujuan Penggunaan Metodelogi Pembelajaran
Tujuan dari penggunaan metodelogi pembelajaran sebagai berikut:[9]
1.
Menjelaskan
pengertian tiap-tiap metode yang dibahas.
2.
Menerangkan
tujuan yang direncanakan dari penggunaan setiap metode mengajar.
3.
Menggunakan
relatif penggunaan tiap-tiap metode mengajar dalam pengajaran.
4.
Menyebutkan
berbagai kekuatan dan keterbatasan tiap-tiap penggunaan metode mengajar.
5.
Menjelaskan
prosedur pengunaan tiap-tiap metode dalam pengajaran.
6.
Merancang
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tiap-tiap metode mengajar.
Jadi tujuan dari penggunaan
metodelogi pembelajaran ini mempermudah untuk mencapai tujuan kegaitan
pembelajaran yang telah ditetapkan, memperlancar proses pembelajaran dan
mempermudah cara mentransfer ilmu kepada peserta didik.
C.
Manfaat Metodelogi Pembelajaran
Manfaat dari memahami metodologi pembelajaran PAI sebagai berikut:[10]
1.
Dalam
metodologi Pembelajaran PAI dibahas bermacam-macam metode beserta contoh-contoh
penggunaannya dalam setiap pokok materi pendidikan agama Islam. Dengan demikian
pendidik agama dapat menyesuaikan metode-metode tersebut dengan sifat khusus
bahan pelajaran yang akan di berikan dengan kemampuan dan perkembangan peserta
didik, sehingga bahan pelajaran yang diberikan lebih dapat menarik perhatian
mereka.
2.
Materi
mata pelajaran PAI begitu luas skopnya sedangkan waktu yang tersedia relatif
singkat, sehingga pendidikan agama mengalami kesukaran dalam menetapan materi
pembelajaran kepada peserta didik demi pencapaian tujuan pendidikan agama
Islam, kesukaran-kesukaran dalam mengajar seperti yang di sebutkan di atas
dapat diatasi, sehingga pencapaian tujuan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien.
3.
Suatu
metode dapat di pergunakan untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran atau
materi pelajaran. Beitu pula meteri pelajaran atau satu mata pelajaran tertentu
membutuhkan berbagai metode dalam mengajarkannya. Dengan mengetahui berbagai
metode dalam mengajar, proses pelajaran lebih mudah dipahami.
4.
Pendidik
agama yang mengajar dengan metode yang efektif dan efisien dapat mempertinggi
minat dan perhatian peserta didik terhadap bahan pelajaran agama yang di
berikan serta dapat menambah motivasinya untuk belajar selanjutnya.
Jadi, metodelogi pembelajaran
sangatlah bermanfaat bagi penggunanya. Diantara manfaat jika menggunakan metode
dalam proses pembelajaran diantaranya dapat menarik perhatian siswa ketika
belajar, mempermudah mencapai tujuan pembelajaran, materi yang disampaikan
dapat mudah di pahami dan dapat menumbuhkan semangat serta motivasi siswa dalam
belajar.
D.
Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran
Agar dapat efektif, maka setiap metode harus memiliki
prinsip-prinsip sebagai berikut:[11]
1.
Metode
tersebut harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri. Belajar merupakan akibat
dari kegiatan peserta didik.
2.
Metode
tersebut harus dimanfaatkan hukum pembelajaran. Kegiatan metode dalam
pembelajaran dalam pembelajaran berjalan dengan cara tertib dan efisien sesuai
dengan hukum-hukum dasar yang mengatur pengoperasiannya. Hukum-hukum dasar
menyangkut kesiapan, latihan dan akibat, harus dipertimbangkan dengan baik
dalam segala jenis pembelajaran. Pengajaran yang baik memberi kesempatan
terbentuknya motivasi, latihan, peninjauan kembali, penelitian dan evaluasi.
3.
Metode
tersebut harus berawal dari apa yag sudah diketahui peserta didik.
4.
Metode
tersebut harus didasarkan atas teori dan praktek yang terpadu dengan baik yang
bertujuan menyatukan kegiatan pembelajaran.
5.
Metode
tersebut harus memperhatikan perbedaan-perbedaan individual dan menggunakan
prosedur-prosedur yang sesuai dengan ciri-ciri pribadi seperti kebutuhan, minat
serta kematangan mental dan fisik.
6.
Metode
harus merangsang kemampuan berpikir dan nalar pada peserta didik.
7.
Metode
tersebut harus disesuaikan dengan kemajuan peserta didik dalam hal ketrampilan,
kebiasaan, pengetahuan, gagasan, dan sikap peserta didik, karena semua ini
merupakan dasar dalam psikologi perkembangan.
8.
Metode
tersebut harus menyediakan bagi peserta didik pengalaman-pengalaman belajar
melalui kegiatan yang banyak dan bervariasi.
9.
Metode
tersebut harus menantang dan memotivasi peserta didik kearah kegiatan-kegiatan
yang menyangkut proses deferensial dan integrasi.
10.
Metode
tersebut harus memberi peluang bagi peserta didik untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan.
11.
Kelebihan
suatu metode dapat menyempurnakan kekurangan metode lain.
12.
Suatu
metode dapat dipergunakan untuk bebagai jenis materi atau mata pelajaran satu
meteri atau mata pelajaran memerlukan banyak metode.
13.
Metode
pendidikan Islam harus digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis.
E.
Macam-Macam Metodelogi Pembelajaran
Adapun macam-macam metodelogi pembelajaran sebagai berikut:
1.
Metode Ceramah
a.
Pengertian Metode Ceramah
Metode
ceramah ialah, penerangan dan penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap
kelas. Dengan kata lain yang dimaksudkan, bahwa metode ceramah atau lecturing
itu adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan
dan penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap peserta didiknya. Dalam
memperjelas penuturan/penyajiannya, pendidik dapat menggunakan alat bantu,
seperti: bendanya, gambarannya, sket, peta dan sebagainya.[12]
Metode
pembelajaran melalui ceramah adalah metode yang menghendaki siswa harus
mendapati informasi yang sama dalam jumlah siswa yang banyak. Kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada penyampaian informasi secara verbal dan
cenderung searah ini dapat tersruktur, menggunakan teknologi rendah, dan
memungkinkan. Kegiatan ini untuk mengajarkan siswa-siswa dalam waktu yang
relatif singkat.[13]
Metode
ceramah dapat digunakan dalam kondisi sebagai berikut.[14]
1)
Guru
ingin mengajarkan topik baru. Pada pendahuluan proses belajar, mengajar, guru
dapat mengantarkan gambaran umum tentang topik itu dengan.
2)
Tidak
ada sumber bahan pelajaran pada pelajar sehingga pelajar dituntut
kreativitasnya membuat catatan-catatan penting dari bahan pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Dalam kondisi sumber bahan pelajaran tersedia, metode
semacam tugas kelompok akan lebih aktif.
3)
Guru
menghadapi jumlah pelajar yang cukuo banyak sehingga tidak memungkinkan guru
untuk memperhatikan pelajar secara individual.
4)
Guru
ingin membangkitkan semangat belajar pada pelajar.
5)
Proses
belajar memerlukan penjelasan secara lisan.
Jadi, metode ceramah yaitu metode
dengan cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan
penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap peserta didiknya. Metode cermah
ini menghendaki siswa harus mendapati informasi yang sama dalam jumlah siswa
yang banyak.
b.
Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Metode Ceramah
Adapun
langkah-langkah dalam melaksanakan metode ceramah sebagai berikut:[15]
1)
Persiapan,
yakni menciptakan kondisi belajar
2)
Pelaksanaan
a)
Penyajian,
tahap guru menyampaikan bahan pelajaran (metode ceramah)
b)
Asosiasi/komparasi,
artinya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan
membandingkan materi ceramah yang telah diterimanya melalui tanya jawab (metode
tanya jawab)
c)
Generalisasi/kesimpulan,
memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan hasil ceramah (metode
tugas)
d)
Evaluasi/tindak
lanjut, yakni dengan mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai
bahan yang telah diterimanya, melalui tes lisan dan tulisan atau tugas lain.
c.
Keuntungan dan kelemahan menggunakan metode ceramah
Keuntungan
dan kelemahan yang dapat diperoleh dengan menggunakan metode ceramah:[16]
1)
Keuntungan menggunakan metode ceramah
a)
Suasana
kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik melakukan aktifitas yang
sama, sehingga pendidik dapat memberi pelajaran sekaligus.
b)
Tidak
membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat
peserta didik dapat menerima pelajaran sekaligus.
c)
Pelajaran
bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan
bahan yang banyak.
d)
Fleksibel
dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas
dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila materi
sedikit dan waktu masih panjang, dapat dijelaskan secara mendetail.
2)
Kelemahan menggunakan metode ceramah
a)
Interaksi
cenderung bersifat teacher centered.
b)
Pendidik
kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana peserta didik telah menguasai
bahan ceramah.
c)
Pada
peserta didik dapat terbentuk konsep-konsep yang lain dari apa yang dimaksudkan
pendidik.
d)
Sering
sukar ditangkap maksudnya, bila ceramah berisi istilah-istilah yang
tidak/kurang dimengerti peserta didik sehingga mengarah kepada verbalisme.
e)
Tidak
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah, dan
berpikir. Karena peserta didik diarahkan untuk mengikuti pikiran pendidik.
f)
Kurang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kecakapan untuk
mengeluarkan pendapat sendiri.
g)
Bilamana
pendidik menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam tempo yang terbatas,
menimbulkan kesan pemompaan atau pemaksaan terhadap kemampuan penerimaan
peserta didik.
h)
Cenderung
membosankan dan perhatian peserta didik berkurang, karena pendidik kurang
memperhatikan faktor-faktor psikologis peserta didik, sehingga bahan yang
dijelaskan menjadi kabur hati mereka.
i)
Metode
ceramah yang dapat menghambat potensi siswa sehingga hasil belajar siswa masih
banyak yang dibawah kriteria ketuntasan minimal.[17]
Kelebihan dan kekurangan metode
ceramah menurut Hisyam Zaini dan Bermawy Muthe, yakni sebagai berikut:[18]
1)
Kelebihan
metode ceramah
a)
Praktis
dari sisi persiapan dan media yang digunakan
b)
Efisiensi
dari sisi waktu dan biaya
c)
Dapat
menyampaikan materi yang banyak
d)
Mendorong
guru atau dosen menguasai materi
e)
Lebih
mudah mengontrol kelas
f)
Peserta
didik tidak perlu persiapan
g)
Peserta
didik dapat langsung menerima ilmu pengetahuan
2)
Kekurangan
metode ceramah
a)
Membosankan
b)
Peserta
didik tidak aktif
c)
Informasi
hanya satu arah
d)
Feed
back relatif rendah
e)
Menggurui
dan melelahkan
f)
Kurang
melekat pada ingatan peserta didik
g)
Kurang
terkendali, baik waktu maupun materi
h)
Monoton
i)
Tidak
mengembangkan kreativitas peserta didik
j)
Menjadikan
peserta didik hanya sebagai objek didik
2.
Metode Demonstrasi
a.
Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan atau urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang
relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.[19]
Istilah
demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar
yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik itu telah
dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum
didemonstrasikan. Orang yang mendemonstrasikan (pendidik, peserta didik atau
orang lain) mempertunjukan sambil menjelaskan tentang suatu yang
didemonstrasikan.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian
pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,
situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun
tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode
demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan
secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga
siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran
berlangsung.[20]
Jadi, metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu
proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya
ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan secara lisan dengan suatu kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu
telah dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan.
b.
Pelaksanaan Metode Demonstrasi
Langkah-langkah yang harus dilakukan agar
metode demonstrasi dapat berhasil adalah sebagai berikut :[21]
1) Tahap persiapan :
a) Merumuskan tujuan
yang harus dicapai peserta didik setelah proses pembelajaran berakhir.
b) Mempersiapkan garis
besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
c) Melakukan uji coba
demonstrasi untuk menetapkan persiapan sebelum demonstrasi dilakukan agar
proses demonstrasi tidak gagal.
d) Menciptakan kondisi
belajar siswa untuk melaksanakan demonstrasi dengan: menyediakan alat-alat
demonstrasi, tempat duduk siswa.
2) Tahap pelaksanaan :
a) Pengaturan posisi
duduk peserta didik yang memungkinkan seluruh peserta didik bisa memerhatikan.
b) Pemberian introduksi
awal agar peserta didik tahu tujuan pembelajaran dan tugas-tugas apa yang harus
dilakukan peserta didik.
c) Mengajukan masalah
kepada siswa, melaksanakan demonstrasi: menjelaskan dan mendemonstrasikan suatu
prosedur atau proses, usahakan seluruh siswa dapat mengikuti/mengamati
demonstrasi dengan baik, beri penjelasan yang padat, tapi singkat. Hentikan
demonstrasi kemudian adakan Tanya jawab.
Tahap
pelaksanaan demonstrasi, yaitu demonstrasi dimulai dengan kegiatan-kegiatan
yang merangsang peserta didik untuk berpikir, pemberian kesempatan peserta
didik untuk turut aktif dalam proses demonstrasi, pemberian kesempatan peserta
didik untuk mencoba.
3) Tahap akhir :
a) Dimana peserta didik
diberi tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi
dan proses penyampaian tujuan pembelajaran.
b) Membuat kesimpulan
hasil demonstrasi.
c. Kelebihan
Dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Kelebihan dan kelemahan dari metode
demonstrasi sebagai berikut:[22]
1) Kelebihan metode
demonstrasi
a) Keaktifan peserta
didik akan bertambah, lebih-lebih kalau peserta didik diikut serta kan.
b) Pengalaman peserta
didik bertambah karena peserta didik turut membantu pelaksanaan sauatu
demonstrasi sehingga ia menerima pengalaman yang bisa mengembangkan
kecakapannya.
c) Pelajaran yang
diberikan lebih tahan lama. Dalam suatu demonstrasi, peserta didik bukan saja
mendengar suatu uraian yang diberikan oleh pendidik tetapi juga
memperhatikannya bahkan turut serta dalam pelaksanaan suatu demonstrasi.
d) Perhatian lebih
cepat dicapai. Peserta didik dalam menanggapi suatu proses adalah dengan
mempergunakan alat pendengar, pengliat dan bahkan dengan perbuatannya sehingga
memudahkan pemahaman peserta didik dan menghilangkan sifat verbalisme dalam
belajar.
e) Perhatian peserta
didik dapat dipusatkan dan titik dianggap penting oleh pendidik dapat diamati
oleh peserta didik seperlunya. Sewaktu demonstrasi perhatian peserta didik
hanya tertuju kepada sesuatu yang didemonstrasikan sebab peserta didik lebih
banyak diajak mengamati proses yang sedang berlangsung dari pada hanya
semata-mata mendengar saja.
f) Mengurangi
kesalahan-kesalahan. Penjelasan secara lisan banyak menimbulkan salah paham
atau salah tafsir dari peserta didik apalagi kalau penjelasan tentang suatu
proses. Tetapi dalam demonstrasi, disamping penjelasan dengan lisan juga dapat
memberikan gambaran konkrit.
g) Beberapa masalah
yang menimbulkan pertanyaan atau masalah dalam diri peserta didik dapat
terjawab pada waktu peserta didik mengamati proses demontrasi.
h) Menghindari
“coba-coba dan gagal” yang banyak memakan waktu belajar, disamping praktis dan
fungsional, khususnya bagi peserta didik yang ingin berusaha mengamati secara
lengkap dan teliti jalannya sesuatu.
2)
Kelemahan
dari metode demonstrasi
a)
Metode
ini membutuhkan kemampuan optimal dari pendidik untuk itu perlu persiapan yang
matang.
b)
Sulit
dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat, waktu, dan peralatan yang
cukup.
3.
Metode Bermain Peran
a. Pengertian Metode Bermain Peran
Metode bermain
peran atau role playing adalah suatu
cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa
dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini, pada
umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung pada apa yang
diperankan.[23]
Bermain peran
merupakan suatu metode untuk menyelidiki isu-isu yang terdapat dalam situasi
sosial yang kompleks. Metode ini dapat digunakan dalam ruang kelas atau di luar
ruang kelas untuk memahami literatur, sejarah, bahkan dalam hubungannya dengan
sains. Bermain peran juga dipahami sebagai bentuk permainan yang memerankan
karakter seseorang dalam hubungannya dengan ide cerita.[24]
Jadi, Metode
bermain peran atau role playing adalah
suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan siswa. Metode ini untuk memahami literatur, sejarah, bahkan dalam
hubungannya dengan sains. Bermain peran juga dipahami sebagai bentuk permainan
yang memerankan karakter seseorang dalam hubungannya dengan ide cerita.
b. Pelaksanaan Metode Bermain Peran
Langkah-langkah
dalam pelaksanaan metode bermain peran sebagai berikut:[25]
1) Memilih
masalah, guru mengemukakan masalah yang diangkat dari kehidupan peserta didik
agar mereka merasakan masalah itu dan terdorong untuk mencari penilaian.
2) Pemilihan
peran yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, mendeskripsikan
karakter dan apa yang harus dikerjakan oleh para pemain.
3) Menyusun
tiap-tiap bermain peran. Dalam hal ini guru telah membuat dialog sendiri.
4) Menyiapkan
pengamat, pengamat dari kegiatan ini adalah semua peserta didik yang tidak
menjadi pemain atau peran.
5) Pemeranan,
pada tahap ini, para perta didik mulai bereaksi sesuai dengan peran
masing-masing dan sesuai dengan apa yang terdapat pada skenario bermain peran.
6) Diskusi
dan evauasi, mendiskusikan masalah, serta pertanyaan yang muncul dari peserta
didik.
7) Pengambilan
kesimpulan dari bermain peran yang telah ditentukan.
c. Kelebihan dan Kekurangn Metode Bermain Peran
Kelebihan dan
kekurangan dari metode bermain peran ini sebagai berikut:[26]
1) Kelebihan
dari metode bermain peran
a) Melibatkan
seluruh peserta didik sehingga dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk
memajukan kemampuannya dalam bekerajasama.
b) Peserta
didik bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
c) Permainan
merupakan penemuan yang mudah dan digunakanndalam situasi dan waktu yang
berbeda.
d) Guru
dapaat mengevaluasi pemahaman tiap peserta didik melalui pengematan pada waktu
melakukan permainan.
e) Permainan
merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik.
2) Kekurangan
dari metode bermain peran
a) Sebagian
peserta didik yang tidak ikut bermain menjadi kurang aktif.
b) Banyak
memakan waktu.
c) Memerlukan
tempat yang luas.
d) Sering
kelas lain merasa terganggu oleh suara para pemain dan tepuk tangan
penonton/pengamat.
4.
Metode Everyone is Teacher Here
a.
Pengertian Everyone is Teacher Here
Istilah
Every One is a Teacher Here berasal dari bahasa inggris yang berarti
setiap orang adalah guru. Jadi every one is teacher here adalah suatu strategi
yang memberi kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai
“pengajar” terhadap peserta didik lain.[27]
Every One is a Teacher Here merupakan
strategi mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan
pertanggungjawaban individu. Strategi ini memberi kesempatan bagi setiap siswa
untuk bertindak sebagai “guru” bagi siswa lain.[28]
Metode
pembelajaran Every One is a Teacher Here mampu memberi kesempatan kepada
setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya. Dengan metode
ini, siswa yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam
pembelajaran secara aktif. Metode ini dapat diterapkan sesuai dengan materi yang
diajarkan, tujuannya untuk menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar. Metode
pembelajaran Every One is a Teacher Here adalah salah satu metode dalam
model pembelajaran kooperatif ( Cooperative Learning ). Menurut Sudjana metode
pembelajaran Every One is a Teacher Here adalah metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru dengan maksud meminta siswa untuk semuanya berperan menjadi
narasumber terhadap semua temannya di kelas belajar.[29]
Metode
ini bertujuan untuk mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban
individu.[30]
Metode
ETH adalah sebuah metode yang sangat tepat untuk menjadikan semua berperan
aktif, di paksa untuk berani mengeluarkan pendapatnya. Semua siswa harus mampu
untuk menguasai materi yang telah disampaikan oleh seorang guru. Hal ini
menjadikan siswa untuk selalu berusaha menguasai materi tersebut guna untuk
mengeluarkan pendapatnya kepada temannya yang lain layaknya seorang guru yang
lebih ahli dalam menyampaikan materi kepada siswanya.
b.
Prosedur
Dalam Menjalankan Metode Every One is a Teacher Here
Adapun prosedur
yang gunakan dalam metode ini:[31]
1)
Bagikan
kartu indeks kepada setiap siswa. Perintahkan siswa untuk menuliskan pertanyaan
yang mereka miliki tentang materi belajar yang tengah di pelajari di kelas
(misalnya, tugas membaca) atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan di
kelas.
Di
dalam sebuah pelajaran tentang cerita pendek Amerika, sebagai misal, guru dapat
membuat landasan untuk diskusi tentang kisah Sherly Jackson, “The Lottery”
dengan membagikan kartu indeks dan meminta siswa menuliskan sebuah pertanyaan
yang mereka miliki tentang kisah tersebut.
Berikut
adalah beberapa pertanyaan yang ditulis oleh siswa dan kemudian di bagikan
kembali kepada seluruh kelas untuk mendapatkan jawabannya:
a)
Siapa
yang hendak disenangkan oleh penduduk desa dengan diadakannya lotre?
b)
Bagaimana
ritual lotere bermulai?
c)
Mengapa
setiap orang terus-menerus melemparkan batu?
d)
Mengapa
Mr. Summer yang bertanggungjawab atas lotere itu?
2)
Kumpulkan
kartu, kemudian kocoklah, dan bagikanlah satu-satu kepada siswa. Perintahkan
siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan atau topik pada kartu yang mereka
terima dan pikirkan jawabannya.
3)
Tunjuklah
beberapa siswa untuk membacakan kartu yang mereka dapatkan dan memberikan
jawabannya.
4)
Setelah
memberikan jawaban, perintahkan siswa lain untuk memberi tambahan atas atas apa
yang dikemukakan oleh siswa yang membacakan kartunya itu.
5)
Lanjutkan
prosedur ini bila waktunya memungkinkan.
Variasi dalam menggunakan metode Every
One is a Teacher here sebagai berikut:[32]
1)
Kumpulkanlah
semua kartu indeksnya. Buatlah sebuah panel responden. Bacakan setiap kartu dan
mintalah panel mendiskusikannya. Rotasilah anggota panelnya.
2)
Mintalah
murid-murid untuk menuliskan opini atau pengamatannya tentang materi pelajaran
di kartu indeks. Mintalah murid-murid lainnya untuk menyatakan setuju atau
tidak setuju dengan opini atau pengamatannya tersebut.
c.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dan
kekurangan metode ini:[33]
1)
Kelebihan
a)
Siswa
diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain
b)
Dapat
mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga dapat memahami materi
c)
Melatih
siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara objektif,
rasional guna menemukan suatu kebenaran
d)
Mendorong
tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka
e)
Memperluas
wawasan melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat, dan pengalaman.
2)
Kelemahannya
a)
Proses
tanya jawab yang berlangsung terus menerus akan menyimpang dari pokok bahasan
yang dipelajari
b)
Adanya
pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil
c)
Guru
tidak mengetahui secara pasti apakah siswa yang tidak mengajukan pertanyaan
ataupun menjawab telah memahami dan menguasai materi yang telah diberikan.
5.
Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Logis-Matematis
a.
Pengertian Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Logis-Matematis
Dalam
pembelajaran berbasis Kecerdasan Logis-Matematis, siswa diharapkan mampu
berpikir kritis, rasional, mengeluarkan pendapat masing-masing, dapat
menyelesaikan masalah dan mampu mengolah data (angka) dengan baik dalam proses pembelajaran.[34]
Kecerdasan logis-matematis atau dikenal dengan istilah kecerdasan
angka termasuk kemampuan ilmiah (scientific) yang sering disebut dengan
berpikir kritis. Menurut Smith, orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung
melakukan sesuatu dengan data untuk melihat pola-pola dan hubungan. Selain itu,
mereka juga sangat menyukai angka-angka dan dapat menginterprestasi data serta
menganalisis pola-pola abstrak dengan mudah. Berpikir induktif, deduktif, dan
rasional merupakan ciri yang melekat pada orang yang memiliki kecerdasan
logis-matematis. Oleh karena itu, orang yang kuat dalam kecerdasan ini sangat
senang berhitung, bertanya, dan melakukan eksperimen.[35]
Guilford
Gardner dalam buku Nyayu Kodija yang dikutip oleh Liya Efrilianti menyatakan
bahwa Logical-mathematical Intelligence yaitu kemampuan untuk mengerjakan
rangkaian logika yang panjang dan mengenali pola dan susunan realitas.[36]
Jadi,
pembelajaran berbasis kecerdasan logis-matematis adalah suatu cara yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis, mengolah angka dengan
baik, memberikan pendapat yang logis, dan agar siswa lebih aktif dalam
pembelajaran sehingga lebih mudah memahami materi.
b.
Langkah-Langkah Penggunaan Metode Pembelajaran berbasis Kecerdasan
Logis-Matematis
Adapun
langkah-langkah penerapan pembelajaran berbasis kecerdasan logis-matematis yang
dilakukan guru sebagai berikut:[37]
1)
Guru
merumuskan pertanyaan atau membuat daftar patokan pertanyaan yang mencangkup
konsep, asumsi, alasan, perspektif, implikasi, dan pertanyaan tentang
pertanyaan.
2)
Guru
menanyakan tentang konsep dari suatu objek yang mencangkup maksud, makna,
hakikat, hubungan, dan contoh-contoh, kemudian peserta didik menjawab
pertanyaan tersebut.
3)
Guru
mengembangkan pertanyaan tentang asumsi yang mendasari alasan seputar subjek
yang ditanyakan dan peserta didik menjelaskan pertanyaan tersebut.
4)
Guru
kemudian menanyakan tentang fakta-fakta yang secara rasional memiliki hubungan
langsung dengan asumsi yang dikemukakan sebelumnya dan peserta didik mengemukakan
dengan rasional.
5)
Guru
mengajukan pertanyaan tentang cara pandang, posisi, atau perspektif peserta
didik dalam menjawab berbagai pertanyaan.
6)
Guru
kemudian mengajukan lagi pertanyaan seputar konsekuensi dan implikasi yang
terjadi dan peserta didik menjawab pertanyaan tersebut.
7)
Untuk
merefleksi semua pertanyaan yang diajukan, guru menanyakan tentang pertanyaan
yang diajukan sebelumnya, kemudian peserta didik menjawabnya.
c.
Kelebihan dan Kekurangan
Adapun
kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran berbasis kecerdasan
logis-matematis sebagai berikut:[38]
1)
Kelebihan
dari pembelajaran berbasis kecerdasan logis-matematis adalah sebagai berikut:
a)
Membuka
kesempatan pada siswa untuk kritis dan berpikiran terbuka.
b)
Dapat
mengalkulasi soal-soal hitungan dengan cepat .
c)
Siswa
akan lebih aktif dalam pembelajaran.
d)
Siswa
yang aktif akan membuat rasa ingin tahunya semakin tinggi.
e)
Mengundang
siswa untuk saling membagi dan memberi pandangan dan bahkan hipotesis mereka.
f)
Membiasakan
siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan secara spontan.
2)
Sedangkan
kekurangan dalam pembelajaran berbasis kecerdasan logis-matematis yaitu:
a)
Sedikitnya
waktu pembelajaran yang tersedia sedangkan materi yang harus diajarkan banyak.
b)
Apabila
guru tidak kreatif maka pembelajaran akan monoton.
c)
Siswa
yang rendah kecerdasan logis-matematis menjadi pasif dan merasa ngantuk.
d)
Guru
yang tidak aktif dan tidak bisa membuat pertanyaan yang kritis maka akan sulit
menerapkan pembelajaran kecerdasan logis-matematis.
6.
Metode Snowball
a.
Pengertian Metode Snowball
Secara bahasa snowballing berasal dari bahasa Inggris
yang terdiri dari dua kata, yaitu snow = salju dan ball = bola. Dinamakan metode snowballing dikarenakan dalam
pembelajaran siswa melakukan tugas individu kemudian berpasangan. Dari pasangan
tersebut kemudian mencari pasangan yang lain sehingga semakin lama anggota
kelompok semakin besar bagai bola salju yang menggelinding.[39]
Model pembelajaran snowball merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang didesain seperti permainan melempar bola.
Model pembelajaran snowball throwing ini bertujuan untuk memancing kreatifitas
dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh
ketua kelompok. Karena berupa permainan, Siswa harus dikondisikan dalam keadaan
santai tetapi tetap terkendali tidak ribut, kisruh atau berbuat onar.[40]
Sedangkan menurut Slavin, pembelajaran
kooperatif adalah Pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu
kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam
orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaraan yang setting kelompok-kelompok kecil
dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah bekerja sama
dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebaya,
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik
pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi nara sumber bagi teman yang lain.[41]
Beberapa ahli mengemukaan pendapat
tentang pengertian Metode bola salju ( Snow balling ) yaitu sebagai berikut :[42]
1)
Jhon.
M.Echol dan Hasan Shadily menyebutkan bahwa, kata “snow” berarti salju,
“ball” berarti bola sedangkan “throw” berarti melempar. Jadi snowball
throwing yaitu melempar bola salju.
2)
Slamet
Widodo memaparkan bahwa metode bola salju ( snowball ) merupakan salah satu modifikasi teknik
bertanya yang menitik beratkan pada kemampuan membuat pertanyaan yang dikemas
dalam permainan menarik yaitu saling melempar bola salju yang berisikan pertanyaan.
3)
Arta
Januardana, dkk memaparkan bahwa metode snowball ( bola salju ) adalah
cara belajar melalui permainan yaitu saling lempar bola kertas yang berisi
pertanyaan, mengajak siswa untuk selalu siap dan tanggap menerima pesan dari
orang lain serta lebih responsif dalam menghadapi segala tantangan khususnya
dalam pembelajaran.
4)
Menurut Hisyam Zaini, dkk., metode
ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari kelompok kecil
kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya
akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh peserta didik
secara berkelompok.
Dari
beberapa pengertian diatas dapat disipulkan bahwa metode snowball adalah
pembelajaran yang mengedepankan partisipasi aktif peserta didik secara
berkelompok guna mencapai tujuan bersama, dilakukan menggunakan bahan kertas
berisi pertanyaan yang dibentuk seperti bola kemudian dilemparkan secara
bergiliran ke peserta didik yang lain untuk dijawab.
b.
Langkah-Langkah
Metode Snowball
Adapun langkah-langkah
metode bola salju (SnowBall) yaitu sebagai berikut :[43]
1)
Guru menjelaskan topik materi yang akan
dibahas.
2)
Guru Meminta siswa untuk menjawab permasalahan
secara berpasangan.
3)
Setelah siswa yang bekerja berpasangan
tadi mendapatkan jawaban, pasangan tadi digabung dengan pasangan lain sehingga
terbentuk kelompok baru yang beranggotakan 4 orang.
4)
Kelompok baru ini bersama-sama
mengerjakan tugas sebagaimana yang dilakukan kelompok 2 orang. Dalam kegiatan
ini mereka bisa membandingkan jawaban kelompok 2 orang dengan kelompok 2 orang
lainnya dan jawaban harus disepakati oleh semua anggota kelompok yang baru.
5)
Setelah kelompok 4 orang ini selesai
mengerjakan tugas, mereka digabung lagi dengan kelompok 4 orang lainnya.
Sekarang setiap kelompok baru beranggotakan 8 orang.
6)
Yang dikerjakan oleh kelompok baru ini
sama dengan tugas pada langkah ke-4. Untuk membentuk kelompok yang lebih besar
tentunya harus disesuaikan dengan jumlah siswa dan waktu yang tersedia.
7)
Langkah selanjutnya, masing-masing
kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.
8)
Guru mengarahkan pemahaman siswa dan
menarik kesimpulan dari hasil masing-masing kerja kelompok
1)
Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2)
Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil
masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3)
Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4)
Kemudian masing-masing siswa diberi satu lembar kertas
kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang
sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5)
Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat
seperti bola dan di lempar dari satu siswa ke siswa yang lain kurang lebih 15
menit.
6)
Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan
diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam
kertas yang berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7)
Evaluasi.
8)
Penutup.
c.
Kelebihan
dan kekurangan
1) Kelebihan
a) Menjadikan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan
karena siswa seperti bermain namun tetap belajar.
b) Meningkatkan motivasi belajar siswa.
c) Sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa.
d) Melatih kerja sama kelompok dalam berdiskusi.
e) Menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
f) Praktis bukan pengajaran konvensional.
2) Kekurangan
a) Memerlukan persiapan yang matang.
b) Tidak sesuai dengan jumlah siswa yang banyak.
c) Memerlukan perhatian yang ektra ketat dari guru.
d) Memerlukan waktu yang relatif lama.
e) Kemungkinan didominasi oleh siswa yang berkemampuan
cerdas.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Metodologi
pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas
yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari guru dan peserta didik
untuk saling berinteraksi dalam melakukan sesuatu kegiatan sehinga proses berjalan
dengan baik dan tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai sesuai sesuai
dengan yang telah dirumuskan oleh guru.
Menggunakan
metode dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk mencapai tujuan
pembelajaran, lebih mudah diterima oleh siswa. Manfaatnya lebih mudah dirasakan
oleh pendidik dan peserta didik.
Prinsip-prinsip
yang ada di dalam metodelogi pembelajaran bertujuan untuk memberikan
rangsangan, motivasi, membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Prinsip
yang ada di dalam metode pembelajaran tersebut harus sesuai dengan teori yang
ada dan metode tersebut harus dimanfaatkan hukum pembelajaran.
Banyak sekali
macam-macam metode pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan model
pembelajaran dan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hafizh, Mushlihin. Model pembelajaran Snowball. diakses
pada tanggal 26 mei 2018 pukul 21.30 WIB, http://www.referensimakalah.com/2012/11/model-pembelajaran-snowball-throwing.html?m=1
Alwi, Muhammad.
2014. Anak Cerdas Bahagia dengan Pendidikan Positif. Jakarta: Noura
Books.
Dimyati,
Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Djamarah,
Sayiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Efrilanti, Liya.
2017. “Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Logis-Matematis
Terhadap Hasil Belajar”. Tadrib. Vol. 2. No. 1. 41-48.
Handayana,
Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
HM, Ely
Manizar. 2017. Optimalisasi
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Tadrib. Vol. 3. No. 2. 251-278.
Inside, Materi.
2014. Metode Pembelajaran. http://materiinside.blogspot.com. diakses pada hari sabtu tanggal 8 Desember 2018 pukul 15.09 WIB.
Khalifah,
Mahmud dan Muhammad Qutub. 2016. Menjadi Guru Inspiratif. Sukoharjo:
Mumtaza.
Metode
Pembelajaran Every One is a Teacher. diakses pada minggu tanggal 20 Mei
2018 pukul 10.40WIB, http://thesun-nani.blogspot.com/2012/10/metode-pembelajaran-everyone-is-teacher.html.
Mudlofir, Ali
dan evi fatimatur rusydiyah. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Nurkhoriyah, Siti Pelatun. 2014. Penerapan Motede Snowball
Throwing Dalam Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas III MI
Pembengunan UIN Jakarta. Jakarta.
Pratama, A.S.,
dan Muslim, S. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Everyone Is
A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menafsirkan
Gambar Teknik Listrik Di SMK Negeri 2 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik
Elektro. Vol 2 (2) : 861-868.
Pengertian dan Langkah-langkah Model
Pembelajaran Snowball. diakses pada tanggal 26 mei 2018
pukul 22.05 WIB, https://www.wawasanpendidikan.com/2014/09/Pengertian-dan-Langkah-Langkah-Model-Pembelajaran-Snowball-Throwing.html?m=1
Rahman,
Nazarudin. 2013. Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Felicia.
Ramayulis. 2012.
Metodologi Pendidikan Agama Islam. Padang: Kalam Mulia.
Siberman,
Melvin L.. 2016. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nuasa.
Susanti, Aris.
2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Snowball
Throwiing Pada Mapel PAI Materi Pokok Puasa Wajib Dan Puasa Sunah Semester
Ganjil Kelas VIII SMPN 23 Mijen Semarang Tahun Ajaran 2012/2013.Semarang.
Uno, Hamzah B. dan
Nurdin Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi
Aksara.
Yaumi, Muhammad
dan Nurdin Ibrahim. 2013. Pembelajaran
Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences). Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
Yunus, Santi. 2014. Penerapan Model Snowball Throwing Dalam
Membaca Teks Pada Siswa kelas III SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango.
Gorontalo.
Zaini, Hisyam dan
Bermawy Muthe. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani.
Zevtiawan, Rikki.
2015. Penerapan Metode Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran Qur’an Hadits
Materi Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup Di Kelas IX Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Di SMA Al-Fatah Palembang. Tadrib. Vol. 1. No. 2. hal.
256-276.
Zuhdiyah dkk. 2015.
Aplikasi Model Pembelajaran PAI di Sekolah dan Madrasah. Palembang:
Noerfikri.
[1] Mudjiono
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran,
(Jakarta. Rineka Cipta, 2006),hal. 151.
[2] Nazarudin
Rahman, Manajemen Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Felicia, 2013, hal.
5.
[3] Ramayulis, Metodologi
Pendidikan Agama Islam, (Padang: Kalam Mulia, 2012), hal. 5
[4] Ibid,
hal. 4.
[5] Mahmud
Khalifah dan Muhammad Qutub, Menjadi Guru Inspiratif, (Sukoharjo:
Mumtaza, 2016), hal. 58.
[6] Ramayulis, Metodologi
Pendidikan.., hal. 3.
[7] Ely Manizar
HM, Optimalisasi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Tadrib, 2017, Vol.
3, No. 2, hal. 267.
[8] Rikki
Zevtiawan, Penerapan Metode Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran Qur’an
Hadits Materi Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup Di Kelas IX Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMA Al-Fatah Palembang, Tadrib, 2015,
Vol. 1, No. 2, hal. 177.
[9] Materi Inside,
Metode Pembelajaran, http://materiinside.blogspot.com. 2014, diakses
pada hari sabtu tanggal 8 Desember 2018 pukul 15.09 WIB.
[10] Ramayulis, Metodelogi
Pembelajaran.., hal. 15.
[11] Ramayulis, Metodologi
Pendidikan.., hal. 9-13.
[12] Ramayulis, Metodeologi
Pendidikan.., hal. 229
[13] Hamzah B. Uno
dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2015), hal. 99.
[14]Jumanta
Hamdayana, Metodologi..., hlm,
98-99.
[15] Sayiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm, 113.
[16] Ramayulis, Metodelogi
Pembelajaran.., hal. 301.
[17] Liya Efrilanti,
“Implementasi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Logis-Matematis Terhadap
Hasil Belajar”, Tadrib, 2017,Vol. 2, No. 1, hal. 41.
[18] Hisyam Zaini
dan Bermawy Muthe, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani, 2008), cet. Ke-1, hlm, 93.
[19] Ali mudlofir
dan evi fatimatur rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2016), hal. 108.
[20] Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar.., hal. 90.
[21] Ibid.
100-101.
[22] Ramayulis, Metodelogi
Pembelajaran.., hal. 314.
[23] Jumanta
Handayana, Metodologi Pengajaran,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hal. 113.
[24] Muhammad yaumi
dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis
Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences), (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2013), hal. 107.
[25] Jumana
Hamdayana, Metodologi..., hal. 114.
[26] Ibid,
hal. 114-115.
[27]
Ramayulis, Metodologi Pendidikan.., hal. 114.
[28] Melvin L.
Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung:
Nuasa, 2016). hal.183.
[29] “Metode
Pembelajaran Every One is a Teacher,”diakses pada minggu tanggal 20 Mei
2018 pukul 10.40WIB, http://thesun-nani.blogspot.com/2012/10/metode-pembelajaran-everyone-is-teacher.html.
[30] Zuhdiyah dkk, Aplikasi
Model Pembelajaran PAI di Sekolah dan Madrasah, (Palembang: Noerfikri,
2015). hal. 37.
[31] Melvin L.
Siberman, Active.., hal. 142.
[32] Ibid,
hal. 143.
[33] Pratama, A.S.,
dan Muslim, S. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Everyone Is
A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menafsirkan
Gambar Teknik Listrik Di SMK Negeri 2 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik
Elektro. Vol 2 (2) : 861-868.
[34] Muhammad Alwi,
Anak Cerdas Bahagia dengan Pendidikan Positif, (Jakarta: Noura Books,
2014), hal. 117
[35] Ibid,
hal. 6.
[36] Liya Efrilianti,
Implementasi Pembelajaran.., hal. 42.
[37] Muhammad Alwi,
Anak Cerdas Bahagia.., hal. 75.
[38] Liya Efrilianti,
Implementasi Pembelajaran.., hal.43.
[39]
Santi Yunus, Penerapan Model Snowball Throwing Dalam Membaca Teks Pada Siswa
kelas III SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo 2014, hlm. 20.
[40]
Mushlihin Al-Hafizh, Model pembelajaran Snowball,” diakses pada tanggal
26 mei 2018 pukul 21.30 WIB, http://www.referensimakalah.com/2012/11/model-pembelajaran-snowball-throwing.html?m=1
[41] Pengertian
dan Langkah-langkah Model Pembelajaran Snowbal,I”diakses pada tanggal 26
mei 2018 pukul 22.05 WIB, https://www.wawasanpendidikan.com/2014/09/Pengertian-dan-Langkah-Langkah-Model-Pembelajaran-Snowball-Throwing.html?m=1
[42]
Siti Nurkhoriyah Pelatun, Penerapan Motede Snowball Throwing Dalam
Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas III MI Pembengunan UIN
Jakarta, Jakarta 2014, hal. 11.
[43] Aris Susanti, Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwiing Pada
Mapel PAI Materi Pokok Puasa Wajib Dan Puasa Sunah Semester Ganjil Kelas VIII
SMPN 23 Mijen Semarang Tahun Ajaran 2012/2013, semarang 2011, hal. 19.
[44] Jumanta
Hamdayama, Metodologi.., hal. 182.
[45] Siti
Nurkhoiriyah Pelatun, Penerapan metode snowball..., hal. 14.
[46] Ibid,
hal. 15.
No comments:
Post a Comment