BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media
sebagai suatu komponen sistem pembelajaran mempunyai fungsi dan peran yang
sangat vital bagi kelangsungan pembelajaran.itu berarti bahwa media memiliki
posisi yang strategis sebagai bagian integral dari pembelajaran. Integral dalam
konteks ini mengandung arti bahwa media itu merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pembelajaran.
Sebagai
komponen sistem pembelajaran, media memiliki fungsi yang berbeda dengan fungsi
komponen-komponen lainnya, yaitu sebagai komponen yang dimuati pesan pembelajaran
untuk disampaikan kepada anak didik. Pada proses penyampaian pesan ini sering
kali terjadi gangguan yang mengakibatkan pesan pembelajaran tidak diterima oleh
anak didik seperti apa yang dimaksudkan oleh pendidik. Gangguan-gangguan
komunikasi antara pendidik dengan anak didik ini kemungkinan besar disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu verbalisme, salah tafsir, perhatian ganda, pembentukan
persepsi tak bermakna, dan kondisi lingkungan yang tak menunjang.[1]
Harapan
yang tidak pernah sirna dan selalu pendidik tuntut ialah bagaimana bahan
pembelajaran yang disampaikan pendidik dapat dikuasai anak didik secara tuntas.
Ini merupakan salah satu masalah yang selalu dirasakan oleh pendidik. Kesulitan
itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala
keunikannya, tetapi anak didik juga sebagai makhluk sosial dengan latar
belakang yang berbeda. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik
yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelegtual, psikologis, serta biologis.
Ketiga
aspek itu diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap
dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadilkan berat
tugas pendidik dalam mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan pendidik
sering terlontar hanya karena masalah sukarnya mengelola kelas. Akibatnya
tujuan pembelajaran sukar tercapai. Hal ini kiranya tiodak perlu terjadi,
karena usaha yang dapat dilakukan masih terbuka lebar. Salah satu caranya
adalah dengan meminimalkan jumlah anak didik di kelas. Mengaplikasikan beberapa
prinsip pengelolaan kelas. Kelas merupakan upaya lain yang tidak bisa di
abaikan begitu saja. Pendekata dipilih mutlak digunakan mendukung pengelolaan
kelas. Disamping itu juga, perlunya pengembangan dan pemanfaatan beberapa media
pendidikan yang telah ada dan mengupayakan pengadaan media pendidikan baru demi
terwujudnya tujuan bersama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari media pembelajaran?
2. Apa saja fungsi dan manfaat penggunaan
media pembelajaran?
3. Apa saja jenis-jenis dari media
pembelajaran?
4. Bagaimana kriteria dan prosedur
pemilihan media pembelajaran?
5. Bagaimana pengembangan serta pemanfaatan
media dalam kegiatan pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran
Kata
media berasal dari bahasa Latin medius
yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam
bahasa Arab, media adalah perantara (و سا ئل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Berikut beberapa pendapat tentang media yang dikemukakan oleh para ahli,
sebagai berikut:[2]
1. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap.
2. AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi
batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi.
3. Fleming mengatakan media sering diganti
dengan kata mediator, yaitu penyebab
atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.
4. Heinich, dkk mengemukakan istilah medium
sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
Dari definisi diatas, media diartikan
sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan,
kemampuan audio (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada
dirinya.
Sedangkan belajar itu sendiri, menurut
Gagne, bahwa belajar adalah sebagai perubahan dalam perilaku dak keterampilan
manusia yang dapat dipakai, dan bukan dianggap berasal dari proses pertumbuhan.
Gagne memandang belajar sebagai proses perubahan perilaku akibat pengalaman
yang dialaminya, yang meliputi informasi verbal, keterampilan, strategi
kognitif, keterampilan motorik, serta sikap.[3]
Menurut Rossi dan Briedle media
pembelajaran merupakan seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk tujuan
pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.[4]
Sementara itu, menurut Anderson, media pembelajaran adalah media yang
memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembang
mata pelajaran dengan para siswa.[5]
Menurut Azhar Arsyad dalam bukunya, media pembelajaran memiliki ciri-ciri umum
sebagai berikut:[6]
1. Media pembelajaran memiliki pengertian
fisik yang dewasa ini dikenal sebagai Hardware, yaitu sesuatu benda yang
dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindra.
2. Media pembelajaran memiliki pengertian
non-fisik yang dikenal sebagai Software, yaitu kandungan pesan yang
terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada
peserta didik.
3. Penekanan media pembelajaran terdapat
pada visual dan audio.
4. Media pembelajaran memiliki pengertian
alat bantu pada proses belajar, baik dalam maupun di luar kelas.
5. Media pembelajaran digunakan dalam
rangka komunikasi dan interaksi pendidik dengan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
6. Media pembelajaran dapat digunakan
secara massal, kelompok kecil dan kelompok besar, ataupun perorangan.
Jadi dari uraian di atas, dapat dipahami
dan ditarik kesimpulan bahwa media adalah salah satu sarana perantara yang
digunakan untuk menyampaikan pesan antara pengirim dan penerima. Media juga
merupakan sarana untuk meningkatkan kegiatan dalam proses belajar mengajar,
sehingga anak didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Sedangkan, media pembelajaran itu sendiri merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan/minat anak didik sehingga dapat mendorong belajar mengajar, baik dari
radio, televisi, buku, koran, majalah, dan lain sebagainya, sehingga proses
belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
B. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media
Pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran melibatkan berbagai komponen. Salah satunya yang tidak kalah
penting adalah komponen media. Media memiliki fungsi dan kegunaan atau manfaat
yang sangat penting untuk membantu kelancaran proses pembelajaran dan
efektivitas pencapaian hasil belajar.
1. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut
Levie dan Lentz, khususnya media visual, mengemukakan bahwa media pembelajaran
memiliki empat fungsi, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif,
dan fungsi kompensatoris.[7]
Menurut Kemp & Dayton, media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama
apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar
yang besar jumlahnya, yaitu (a) memotivasi minat atau tindakan, (b) menyajikan
informasi, dan (c) memberi instruksi.[8]
Menurut
Ibrahim, dkk menjelaskan fungsi media pembelajaran ditinjau dari dua hal,
yaitu: (a) proses pembelajaran sebagai proses komunikasi, maka fungsinya
sebagai pembawa informasi dari pendidik ke peserta didik. (b) proses
pembelajaran sebagai kegiatan interaksi antara peserta didik dan lingkungannya,
maka fungsinya berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan komunikasi yang
mungkin timbul dalam proses pembelajaran.[9]
Ada
enam fungsi pokok dari media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Keenam
fungsi tersebut adalah:[10]
a. Penggunaan media dalam proses belajar
mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri
sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b. Penggunaan media merupakan bagian yang
integral dari keseluruhan situasi mengajar.
c. Media dalam pengajaran penggunaannya
integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
d. Penggunaan media dalam pembelajaran
bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi
proses belajar agar lebih menarik perhatian peserta didik.
e. Penggunaan media dalam pembelajaran
lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu peserta
didik dalam menangkap pengertian yang diberikan pendidik.
f. Penggunaan media dalam pembelajaran
diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Secara khusus, media pembelajaran
memiliki fungsi dan berperan seperti berikut:[11]
a. Menangkap suatu objek atau
peristiwa-peristiwa tertentu.
b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau
objek tertentu.
c. Menambah gairah dan motivasi belajar
siswa.
d. Media pembelajaran memiliki nilai
praktis.
Dalam pencapaian ini pula, terdapat lima
elemen pembelajaran yang efektif agar menimbulkan minat belajar yang baik,
yaitu: (a) Aptitude (kemampuan) yang bisa mempengaruhi perilaku, (b) Perseverance
(ketekunan) yang mempengaruhi motivasi, (c) opportunity to learn
(kesempatan untuk belajar) yang dapat mempengaruhi kreatifitas, (d) Quality
of insruction (kualitas pembelajaran) mempengaruhi kualitas pengajaran atau
tingkat kejelasan pengajaran, (e) Ability to understand (kemampuan
memahami) yang bisa mempengaruhi prestasi.[12]
Jadi dari uraian di atas, dapat di
simpulkan bahwasannya fungsi media pembelajaran ini memiliki fungsi yang sangat
penting, yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegahan terjadinya hambatan
proses pembelajaran, sehingga informasi atai pesan dari sumber (guru) dapat
sampai kepada penerima (siswa) secara efektif dan efisien.
2. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut
Arief S. Sadiman, dkk. Menyampaikan secara umum kegunaan media pembelajaran
sebagai berikut:[13]
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak
terlalu brsifat visual.
b. Mengatasi keterbatasan ruang waktu, dan
daya indra.
c. Penggunaan media pembelajaran secara tepat
dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik.
d. Memberikan rangsangan yang sama, dapat
menyamakan pengalaman dan persepsi peserta didik terhadap isi pembelajaran.
e. Media pembelajaran dapat memberikan
kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di
lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan
guru, masyarakat, dan lingkungannya.
Di samping fungsi media pembelajaran,
media pembelajaran juga mempunyai manfaat media pembelajaran, sebagai berikut:[14]
a. Dengan media dapat meletakkan
dasar-dasar yang nyata untuk berpikir.
b. Dengan media dapat memperbesar minat dan
perhatian siswa untuk belajar.
c. Dengan media dapat meletakkan dasar
untuk perkembangan belajar, sehingga hasil belajar bertambah mantap.
d. Memberikan pengalaman yang nyata dan
dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
berkesinambungan.
f. Membantu tumbuhnya pemikiran dan
membantu berkembangnya kemampuan berbahasa.
g. Memberikan pengalaman yang tak mudah
diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan
pengalaman belajara yang lebih sempurna.
Jadi, dari uraian di atas, dapat
disimpulkan beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses
belajar mengajar sebagai berikut:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan
proses dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan
dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajara,
interaksi, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan indera, ruang dan waktu.
d. Media pembelajaran dapat memberikan
kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di
lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan
guru, masyarakat, dan lingkungannya.
C. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Rudy
Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya, yaitu suara, visual
(berupa gambar, garis dan simbol), dan gerak. Disamping itu juga, Bretz
membedakan antara media siar (telecommunication)
dan media rekam (recording). Dengan
demikian, menia menurut Brezt dikelompokkan menjadi 8 kategori:[15]
1. Media audiovisual gerak
2. Media audiovisual diam
3. Media audiovisual semi gerak
4. Media visual gerak
5. Media visual diam
6. Media semi gerak
7. Media audio, dan
8. Media cetak.
Schramm, memandang media dari segi
kerumitan dan besarnya biaya. Dia membedakan antara media rumit dan mahal (big media) dan media sederhana dan murah
(little media). Schramm juga
mengelompokkan menurut daya liputnya menjadi media massal, kelompok, dan
individual. Selain itu, ia juga membagi media menurut kontrol pemakaiannya
dalam pengertian portabilitasnya dan kesesuaiannya untuk di rumah, kesiapan
pemakaiannya setiap saat diperlukan, cepat atau tidaknya dalam penyampaian dan
dapat dikontrol, kesesuaiannya untuk belajar mandiri dan kemampuannya untuk
memberi umpan balik.[16]
Jadi pada intinya, baik menurut Bretz
maupun Schramm sama-sama bahwasannya jenis-jenis media pembelajaran tersebut
terdiri dari media visual, audio, audio-visual, cetak dan sebagainya. Terlepas
dari apakah itu bergerak, diam, ataupun semi bergerak dan juga terlepas dari
murah atau mahal, baik rumit atau pun sederhana media tersebut.
Berdasarkan perkembangan teknologi,
media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:[17]
1. Media hasil teknologi cetak.
2. Media hasil teknologi audio-visual.
3. Media hasil teknologi yang berdasarkan
komputer.
4. Media hasil teknologi cetak dan
komputer.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
jenis-jenis media jika dilihat berdasarkan perkembangan teknologi, terdapat
media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil
teknologi berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan
komputer. Dari pengelompokkan tersebut dapat memperjelas perbedaan tujuan
penggunaan, fungsi dan kemampuan baik itu kelebihan maupun kekurangan media
tersebut, sehingga dapat menjadi pedoman dalam memilih media pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran tertentu.
Pengelompokkan berbagai jenis media
apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels dan Glasgow dibagi
ke dalam dua kategori luas, yaitu:[18]
1. Pilihan Media Tradisional
a. Visual diam yang diproyeksikan.
b. Visual yang tidak diproyeksikan.
c. Audio.
d. Penyajian multimedia.
e. Visual dinamis yang diproyeksikan.
f. Cetak.
g. Permainan.
h. Realia.
2. Pilihan Media Teknologi Muktahir
a. Media berbasis telekomunikasi.
b. Media berbasis mikroprosesor.
Jadi,
ditarik kesimpulan dari keseluruhan beberapa jenis pengelompokan media
pembelajara bahwasannya belum terdapat suatu kesepakatan tentang pengelompokan
jenis media pembelajaran secara baku. Tetapi, apapun dan bagaimanapun cara yang
ditempuh dalam mengelompokan media pembelajaran ini, pada intinya memberi tahu
informasi tentang media itu sendiri baik. Dan dari pengelompokkan tersebut
dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuan baik itu
kelebihan maupun kekurangan media tersebut, sehingga dapat menjadi pedoman dalam
memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tertentu.
D. Kriteria dan Prosedur Pemilihan Media
Pembelajaran
Ada
beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media pembelajaran:[19]
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang
sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
3. Praktis, luwes, dan bertahan.
4. Guru terampil menggunakannya.
5. Pengelompokkan sasaran.
6. Mutu teknis.
Ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu:[20]
1. Pemilihan media harus sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
2. Pemilihan media harus berdasarkan konsep
yang jelas.
3. Pemilihan media harus sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
4. Pemilihan media harus sesuai dengan gaya
belajar peserta didik dan kemampuan pendidik.
5. Pemilihan media harus sesuai dengan
kondisi lingkungan, fasilitas, dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan
pembelajaran.
Dari segi teori belajar, berbagai
kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapatkan pertimbangan
dalam pemilihan media pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) motivasi, (2)
perbedaan individual, (3) tujuan pembelajaran, (4) organisasi isi, (5) persiapan
sebelum belajar, (6) emosi, (7) partisipasi, (8) umpan balik, (9) penguatan,
(10) latihan dan pengulangan, serta (11) penerapan.[21]
Jadi dari penjelasan di atas bahwa dalam prinsip-prinsip psikologis ini, sangat
perlu untuk dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran. Agar pemilihan
media pembelajaran ini bisa tepat dan sesuai dengan keadaan psikologis peserta
didik yang berbeda-beda.
Pada umumnya, pemilihan media
pembelajaran dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:[22]
1. Hambatan pengembangan dan pembelajaran.
2. Persyaratan isi, tugas, dan jenis
pembelajaran.
3. Hambatan dari sisi siswa dengan
mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal.
4. Pertimbangan lainnya, seperti tingkat
kesenangan dan efektivan biaya.
5. Pemilihan media yang sesuai dan
penggunaan media yang beragam.
E. Pengembangan dan Pemanfaatan Media
Pembelajaran
Proses
pembelajaran adalah proses komunikasi antara gurudan siswa melalui bahasa
verbal sebagai media utama penyampaian materi pembelajaran. Proses pembelajaran
sangat bergantung pada guru sebagai sumber belajar. Media pembelajaran itu
sendiri merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar, dimana perannya
akan terlihat jika guru pandai dalam memanfaatkannya dalam pembelajaran.[23]
Menciptakan suasana yang menarik dalam proses belajar mengajar sangatlah
penting untuk eksplorasi optimal dan pengembangan nilai-nilai oleh peserta
didik. Sebuah lingkungan belajar yang berlandaskan kepercayaan, kepedulian, dan
saling menghargai, secara natural akan meningkatkan motivasi, kreativitas, dan
pengembangan afeksi serta kognitif.[24]
Ada
beberapa tahapan pengembangan media, yaitu sebagai berikut:[25]
1. Tahapan perencanaan; suatu proses dan
cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Bahwasannya
perencanaan ini merupakan penetapan tujuan yang harus serta menentukan cara
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Perumusan tujuan; berupa arah yang harus
dicapai oleh peserta didik. Dengan kata lain, tujuan pembelajaran berhubungan
dengan perubahan perilaku yang harus dimiliki setelah siswa memanfaatkan media
pembelajaran yang telah dikembangkan. Sebagai petunjuk, perumusan tujuan harus
memiliki ketentuan, seperti berorientasi pada siswa dan operation. Tugas
pengembangan media adalah menjabarkan tujuan yang masih bersifat umum ke dalam
tujuan pembelajaran khusus yang objektif dan operasional.
3. Pengembangan materi; merupakan hal
terpenting, sebab materi pembelajaran merupakan inti atau muatan dalam media
itu sendiri. Meteri pembelajaran ini dibedakan menjadi: pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Materi berkaitan dengan isi pelajaran yang harus
diberikan. Kriteria penyusunan materi, meliputi: valid, tingkatan kebermaknaan,
kebermanfaatan, kesesuaian dengan siswa, serta menarik minat. Agar materi
pembelajaran memenuhi kriteria tersebut, maka pengembangan media pembelajaran
perlu melaksanakan survei literatur agar materi itu terjamin.
4. Pengambangan alat ukur; ada dua alasan
penting perlunya merumuskan alat ukur; pertama, untuk menentukan benar
atau tidaknya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, kedua, untuk
menetapkan kriteria keberhasilan siswa mencapai tujuan atau menguasai materi
pelajaran.
Untuk dapat merasakan manfaatnya,
pendidik dapat mempergunakan dan mengembangkan media dalam proses belajar
mengajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Media yang dapat
dimanfaatkan oleh pendidik adalah media yang sesuai dengan misi tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Cara memanfaatkan media tergantung dari jenis
dan karakteristik suatu media. Cara pemakaiannya tidak mesti harus pendidik,
tetapi peserta didik juga bisa, selama untuk mencapai tujuan pengajaran.
Ketika fungsi-fungsi media pembelajaran
diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar, maka terlihat perannya sebagai
berikut:
1. Sebagai penjelas dari keterangan
terhadap suatu bahan yang pendidik sampaikan.
2. Media dapat memunculkan permasalahan
untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para peserta didik dalam proses
belajar mengajar.
3. Media sebagai sumber belajar bagi
peserta didik.
1. Perencanaan Penggunaan Media
Heinich, Molenda, dan Russel dalam bukunya “Instructional Media and The
New Technologies of Instructions”
menyusun suatu model prosedural
yang diberi nama akronim “ASSURE”. Model ASSURE ini dimaksudkan untuk menjamin penggunaan media pembelajaran yang efektif. Model yang diakronimkan dengan ASSURE itu meliputi enam langkah dalam perencanaan sistematik untuk
penggunaan media, yaitu:[26]
a) Identifikasi Kebutuhan dan Karakteristik
Siswa
Sebuah perencanaan media
pembelajaran didasarkan atas kebutuhan.
Salah satu indikator adanya suatu kebutuhan yaitu kemampuan, keterampilan,
dan sikap peserta didik yang
kita inginkan agar dapat dikuasai peserta didik.
b) Perumusan Tujuan
Media
pembelajaran harus dibuat sedemikian rupa, sehingga akan membantu dan mempermudah
peserta didik untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut.
c) Memilih, Merubah, dan Merancang Media
Pembelajaran
Untuk membuat suatu media yang tepat untuk kegiatan
pembelajaran akan meliputi salah satu dari tiga kemungkinan, yaitu: (1) Memilih media pembelajaran yang
sudah tersedia, (2) Merubah media yang sudah ada, serta (3) Merancang pembuatan media yang baru.
d) Perumusan Materi
Materi berkaitan dengan
substansi isi pelajaran yang harus diberikan. Sebuah
program media di dalamnya haruslah
berisi materi yang harus dikuasai siswa.
e) Pelibatan Siswa
Situasi
belajar yang paling efektif ialah situasi belajar yang dimana memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk merespon dan terlibat langsung dalam
pembelajaran. Oleh karena itu peserta didik harus dilibatkan semaksimalmungkin
dalam pemanfaatan penggunaan media pembelajaran.
f) Evaluasi
Tujuan evaluasi media pembelajaran adalah
untuk memilih media pembelajaran
yang akan digunakan di dalam kelas, untuk
melihat prosedur penggunaan media, untuk memeriksa apakah tujuan dari penggunaan media tersebut telah tercapai, menilai kemampuan guru dalam menggunakan media tersebut,
memberikan informasi untuk kepentingan administrasi, dan
serta untuk memperbaiki media itu sendiri.
2. Prinsip Pengembangan dan Produksi Media
Menurut Mukminan untuk
mengembangkan media pembelajaran perlu diperhatikan
prinsip VISUALS, yang dapat digambarkan sebagai singkatan
dari kata-kata:[27]
Visible : Mudah dilihat
Interesting : Menarik
Simple : Sederhana
Useful : Isinya berguna/bermanfaat
Accurate : Benar (dapat
dipertanggungjawabkan)
Legitime : Masuk akal/sah
Srtuctured : Terstruktut/tersusun dengan baik
3. Membuat dan Pemanfaatan Media
Pembelajaran
I Nyoman Sudana Degeng,
menyatakan bahwa
ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
pendidik dalam membuat media pembelajaran,
yaitu sebagai berikut ini: (1) tujuan instruksional; (2) keefektifan; (3) siswa; (4) ketersediaan; (5) biaya
pengadaan; (6) kualitas teknis.
Dalam pembuatan media, hal-hal yang
harus diperhatikan ialah tujuan pembelajaran, keefektifan media, kemampuan peserta
didik, ketersediaan sarana dan prasarana, kualitas media, biaya, fleksibilitas,
dan kemampuan dalam menggunakannya serta alokasi
waktu yang tersedia. Selain itu, saat
ini adalah penggunaan media berbasis komputer seperti media presentasi. Oleh
karena itu, tepat jika
pendidik mampu membuat media minimal media grafis dan media presentasi dengan bantuan komputer.[28]
Adapun contoh pembuatan dan pemanfaatan media pembelajaran, yaitu sebagai
berikut ini:[29]
a) Flipchart
Flipchart adalah lembaran-lembaran kertas seperti kalender berukuran 50 x 75 cm, atau ukuran yang lebih
kecil 21 x 28 cm sebagai flipbook
yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Flipchart dapat digunakan
sebagai media penyampai pesan
pembelajaran yang menarik.
1)
Cara Mendesain Flipchart
Flipchart secara umum terbagi dalam dua sajian, pertama Flipchart yang hanya berisi lembaran-lembaran kertas kosong yang siap diisi pesan pembelajaran. Kedua,
Flipchart yang berisi pesan-pesan pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya yang isinya bisa berupa gambar, teks, grafik, bagan
dan lain-lainnya. Berdasarkan tujuan yang telah tentukan maka
dipilih bentuk Flipchart yang
sesuai dengan pembelajaran tersebut.
Membuat flipchart yang sudah berisi pesan
pembelajaran diperlukan tahap-tahap seperti: membuat alat penyangga dari kayu,
kemudian mengumpulkan gambar-gambar yang relevan dengan tujuan pembelajaran,
menulis pesan pada kertas atau objek gambar yang sudah ada misalnya dari koran
atau majalah dapat ditempel, pengaturan posisinya, jika gambar langsung dibuat
dari kertas tersebut perlu dibuat sketsa terlebih dahulu, membuat outline dan
mewarnainya.
Materi yang disajikan pada media
Flipchart tidak dalam bentuk uraian panjang, dengan menggunakan
kalimat majemuk seperti halnya pada buku teks namun materi diambil pokok-pokoknya
saja.
2)
Cara Menggunakan Flipchart
(a) Mempersiapkan diri: Pendidik perlu menguasai bahan pembelajaran dengan baik, dan memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut.
(b) Penempatan yang tepat.
Perhatikan
posisi flipchart, agar dapat dilihat dengan baik
oleh semua siswa
yang ada di ruangan kelas tersebut.
(c) Pengaturan siswa. Misalnya siswa dibentuk
menjadi setengah lingkaran, atau liter U, pastikan
semua siswa memperoleh pandangan yang baik.
(d) Perkenalkan pokok materi. Materi yang disajikan terlebih dahulu diperkenalkan
kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran.
(e) Sajikan
gambar. Setelah
masuk pada materi, mulailah memperlihatkan lembaran-lembaran gambar pada flipchart
dan berikan keterangan yang cukup.
(f) Beri kesempatan siswa untuk bertanya. Berikan stimulus agar peserta
didik ingin bertanya, meminta klarifikasi
apakah materi yang telah disampaikannya jelas dipahami atau masih kurang jelas. Beri
kesempatan peserta didik memberikan komentar
terhadap isi flipchart yang telah disajikan.
(g) Menyimpulkan Materi. Dorong peserta didik berperan aktif dalam
menyimpulkan materi yang diperkuat oleh pendidik. Jika dirasa perlu maka
peserta didik ataupun pendidik kembali membuka beberapa flipchart yang dianggap
penting untuk memperkuat ingatan peserta didik.
b) Bulletin
Board
Bulletin board adalah
papan
yang khusus yang digunakan untuk menampilkan
contoh-contoh pekerjaan peserta didik, baik
berupa gambar, bagan, poster, dan objek dalam bentuk tiga dimensi. Pada umumnya Bulletin board berukuran
160 x 80 cm.
Kelebihan bulletin board antara lain dapat
menciptakan minat belajar, dan minat berkarya pada diri peserta didik,
mempersatukan semangat kelas dengan membangkitkan rasa memiliki barsama dan
tanggung jawab bersama, mendorong siswa untuk berkreasi dan menciptakan produk,
berinisiatif memecahkan masalah dan sebagai sarana berkompetisi.
1) Cara
Pembuatan Bulletin Board
(a) Bulletin
board hampir sama dengan
white board baik dari sisi bentuk maupun ukurannya tapi bahan
pada bagian muka
dapat berupa papan yang dicat dengan warna yang sesuai, dilapisi bahan flanel atau karpet atau
steryoform. Bahan dasar bulletin board dapat membuat
sendiri atau juga dapat membeli yang sudah
jadi dengan ukuran yang standar.
(b) Untuk lebih menarik,
perlu dicat dengan warna-warni, dan pada bagian pinggirnya
diberi bingkai yang sesuai supaya kelihatan rapih. Untuk mejaga keamanan karya
yang dipajang, kalau perlu dipasang juga kaca yang disertai
dengan kunci pengaman.
(c) Berilah judul yang menarik dengan warna yang mencolok dan ukuran yang besar sehingga terlihat dengan jelas.
(d) Kumpulkanlah bahan-bahan berupa gambar, kartun, objek, buku, poster, dan lain-
lain. Siapkan juga
alat-alat untuk menempelkannya
seperti lem, paku payung
gunting, cat warna.
(e) Tempelkan bulletin board sesuai dengan fungsinya, jelas terlihat dari berbagai
arah. Dapat ditempelkan di dalam kelas, di depan kelas, di kantor atau di jalan keluar masuk ruangan atau koridor.
Supaya terlihat terang, tempatkan
disekitarnya banyak cahaya
matahari atau menggunakan lampu
sorot.
c) Multimedia
dengan Powerpoint
Powerpoint salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu
menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatannya, mudah dalam penggunaan, dan serta relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data.
Kelebihan
Power point diantaranya: dapat
menyajikan teks, gambar, film, sound efek, lagu, grafik, dan animasi sehingga menimbulkan pengertian dan ingatan yang
kuat, mudah direvisi, mudah disimpan dan efisien, dapat dipakai berulang-ulang, dapat diperbanyak dalam waktu singkat dan tanpa
biaya, dapat dikoneksikan dengan
internet.
Prosedur pembuatan
media power point adalah:[30]
1)
Identifikasi
program, hal
ini
dimaksudkan untuk
melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran
(siswa) terutama latar belakang kemampuan, usia juga jenjang pendidikan. Perlu juga mengidentifikasi
ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi, video, dll.
2)
Mengumpulkan bahan pendukung
sesuai dengan kebutuhan
materi dan sasaran seperti video, gambar, animasi, suara.
3)
Setelah
bahan terkumpul dan materi
sudah dirangkum,
selanjutnya
proses
pengerjaan di Powerpoint hingga
selesai.
Selanjutnya
mengubah hasil akhir presentasi apakah dalam bentuk
Slide Show, Web Pages, atau Executable File (exe).
4) Setelah program selesai
dibuat, tidak langsung
digunakan sebaiknya dilakukan
review program
dari sisi
bahasa, teks,
tata
letak, dan
kebenaran
konsep,
selanjutnya di revisi dan siap digunakan.
4. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi (TI)
Teknologi jaringan komputer/internet
memberi manfaat bagi pemakainya
untuk melakukan komunikasi secara langsung dengan pemakai lainnya. Hal ini dimungkinkan dengan diciptakannya sebuah alat bernama modem. Jaringan komputer/internet memberi
kemungkinan bagi pesertanya
untuk melakukan komunikasi tertulis dan saling bertukar pikiran tentang
kegiatan belajar yang mereka lakukan. Jaringan komputer dapat dirancang
sedemikian rupa
agar
pendidik dapat berkomunikasi dengan
peserta didik dan serta peserta didik dapat
melakukan interaksi belajar
dengan
peserta didik yang lain. Interaksi pembelajaran dengan menggunakan jaringan komputer tidak saja dapat dilakukan secara individual, tetapi juga
untuk menunjang kegiatan belajar kelompok. Pemanfaatan jaringan komputer dalam sistem
pendidikan jarak
jauh dikenal juga dengan istilah Computer Conferencing System (CCF).
Biasanya sistem ini dilakukan melalui surat elektronik atau E-mail. Beberapa
kelebihan pemanfaatan jaringan komputer dalam sistem pendidikan jarak jauh yaitu: dapat memperkaya
model-model tutorial, dapat memecahkan masalah belajar yang
dihadapi mahasiswa dalam waktu yang
lebih singkat dan dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu dalam memperoleh informasi. CCF memberi kemungkinan bagi mahasiswa dan dosen untuk melakukan interaksi pembelajaran langsung antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok.[31]
I Ketut Gede Darma Putra mengemukakan beberapa media yang dapat
digunakan dalam
pembelajaran berbasis TI, adalah: (a) Internet; (b) Intranet; (c) Mobile
Phone; (d) CD ROM/Flash Disk.[32]
5. Pola Pemanfaatan Media
Pembelajaran
Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran. Berikut ini
ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran yang dapat dilakukan.[33]
a.
Pemanfaatan Media Didalam Situasi Kelas (classroom setting)
Dalam tatanan ini, media pembelajaran dimanfaakan untuk
menunjang tujuan pembelajar tertentu. Pemanfaatannya pun dipaduka dengan proses
belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan
media itu guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajara
yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi belajar mengajar yag
sesuai untuk mencapai tujuan itu.
b.
Pemanfaatan Media Diluar Situasi Kelas
1) Pemanfaatan secara
bebas; merupakan bahwasannya media itu digunakan tanpa dikontrol dan
diawasi. Pemanfaatan media tersebut disesuaikan menurut kekebutuhan perorangan
masing-masing.
2) Pemanfaatan media secara terkontrol; merupakan bahwasannya media itu digunakan dalam sesuatu
rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu
yang ingin dicapai.
3) Pemanfaatan Media
Secara Perorangan, Kelompok atau Masal; Pemanfaatan Media Secara Perorangan
artrinya media itu hanya digunakan oleh perorangan saja. Media seperti ini
biasanya dilengkapi dengan petujuk pemanfaatan yang jelas sehingga orang dapat memanfaatkandengan
mandiri. Pemanfaatan Media Secara Kelompok. Artinya media ini
dapat dimanfaatkan secara kelompok, baik kecil maupun besar. Pemanfaatan media
dalam pembelajaran media yang dirancang untuk kelompok ini biasaya dilengkapi
dengan petunjuk, buku petunjuk ini biasanya ditunjukan kepada ketua kelompok
atau tutor. Pemanfaatan Media
Secara Massal. Artinya media ini dapat digunakan untuk orang yang jumlahnya
puluhan, ratusan, hingga ribuan yang dapat menggunakan media tersebut
bersama-sama.
6. Strategi Pemanfaatan Media Pembelajaran
Diantaranya
adalah sebagai berikut ini, strategi Pemanfaatan Media Pembelajaran:[35]
a. Persiapan Sebelum
Menggunakan Media
Supaya penggunaan media dapat berjalan dengan baik, kita
perlu membuat persiapan yang baik juga. Pertama-tama pelajari buku petunjuk
yang telah disediakan. Kemudian kita mengikuti petunjuk-petunjuk itu. apabila
pada petunjuk kita disarankan untuk membaca buku atau bahan belajar lain yang
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, seyogyanya hal tersebut dilakukan. Hal
tersebut akan memudahkan kita dalam belajar dengan media itu.
b. Kegiatan Selama
Menggunakan Media
Yang perlu dijaga selama kita menggunakan media adalah
suasana ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat mengganggu perhatiaan dan
konsentrasi harus dihindarkan kalau mungkin, ruangan jangan digelapkan sama
sekali. Hal itu supaya kita masih dapat menulis jika menjumpai hal-hal penting
yangprlu diingat. Kita juga dapat menulis pernyataan jika ada bagian yang sulit
atau tidak jelas.
c. Kegiatan Tidak Lanjut
Maksud dari kegiatan tindak lanjut adalah untuk menjajagi
apakah tujuan telah tercapai.selain itu, untuk memantapkan pemahaman terhadap
materi instruksional yang telah disampaikan melalui media pembelajaran yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan/minat anak didik
sehingga dapat mendorong belajar mengajar, baik dari radio, televisi, buku,
koran, majalah, dan lain sebagainya, sehingga proses belajar terjadi dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Fungsi dan manfaat media
pembelajaran memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting, yaitu sebagai
pembawa informasi dan pencegahan terjadinya hambatan proses pembelajaran,
sehingga informasi atai pesan dari sumber (guru) dapat sampai kepada penerima
(siswa) secara efektif dan efisien.
Jenis pengelompokan
media pembelajara bahwasannya belum terdapat suatu kesepakatan tentang
pengelompokan jenis media pembelajaran secara baku. Tetapi, apapun dan
bagaimanapun cara yang ditempuh dalam mengelompokan media pembelajaran ini,
pada intinya memberi tahu informasi tentang media itu sendiri baik. Dan dari
pengelompokkan tersebut dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi
dan kemampuan baik itu kelebihan maupun kekurangan media tersebut, sehingga
dapat menjadi pedoman dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran tertentu.
Dalam
pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran dapat merasakan manfaatnya,
pendidik dapat mempergunakan dan mengembangkan media dalam proses belajar
mengajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Media yang dapat
dimanfaatkan oleh pendidik adalah media yang sesuai dengan misi tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Cara memanfaatkan media tergantung dari jenis
dan karakteristik suatu media. Cara pemakaiannya tidak mesti harus pendidik,
tetapi peserta didik juga bisa, selama untuk mencapai tujuan pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
Azhar. 2017. Media Pembelajaran.
Jakarta: Rajawali Pers. Cet. 20.
Asnawir
dan Basyiruddin Usman. 2009. Media
Pembelajaran. Jakarta: Ciputat pers.
Harto,
Kasinyo. 2018. “Model Pengembangan Pembelajaran PAI Berbasis Living Values Education (LVE)”. Tadrib. Vol. IV.
No. 1. 1-20.
Hidayati,
Sri. 2016. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Religiusitas terhadap Hasil Belajar PAI Siswa Kelas XI SMK Telkom
Sandhy Putra Medan Tahun Ajaran 2009/2010”. Tadrib. Vol. 2. No. 1.
123-150.
Jalinus,
Nizwardi dan Ambiyar. 2016. Media dan
Sumber Pembelajara. Jakarta: KENCANA.
Manizar,
Elly. 2015. “Peran Guru sebagai Motivator dalam Belajar”. Tadrib. Vol. 1.
No. 2. 204-222.
Mudlofir,
Ali dan Evi Fatimatur Rusydiyah. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik. Jakarta: Rajawali
Pers. Cet. 1.
Muhson,
Ali. 2010. “Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi”.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. 8. No. 2. 1-12.
Nurseto,
Tejo. 2011. “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik”. Jurnal Ekonomi & Pendidikan. Vol. 8. No.
1. 19-35.
Pribadi,
Benny A. dan Tita Rosita. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sadiman,
Arief S. Media Pendidikan. Jakarta, Rajawali Pers.
Sanjaya,
Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Sudjana,
Nana. 2014. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Cet. 13.
Zainiyati,
Husniyatus Salamah. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT: Konsep dan Aplikasi
pada Pembelajaran PAI. Jakarta: Kencana.
Cet. 1.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan :
SMPN 4 Palembang
Mata Pelajaran :
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester :
VII/Ganjil
Materi Pelajaran :
Prilaku Terpuji
Alokasi Waktu :
2x40 menit
A.
Kompetensi Inti
KI-1:
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2:
Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli, santun, ramah lingkungan, gotongroyong , kerjasama, cinta damai,
responsip dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa.
KI-3:
Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konsepteptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
terkait fenomena kejadian memecahan
serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4:
Mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri dan mampumenggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B.
Kompetensi Dasar
1.
Menjelaskan pengertian tawaduk, taat, dan sabar
2.
Menerapkan sifat tawaduk, taat, dan sabar
3.
Menunjukkan sikap/prilaku tawaduk, taat, dan sabar
C.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1.
Menjelaskan dan memahami sikap tawaduk, taat, dan sabar
2.
Mampu menerapkan sifat tawaduk, taat, dan sabar
3.
Mampu menuliskan kisah dari tokoh-tokoh teladan para
sahabat Nabi Muhammad saw, yang mencerminkan prilaku tawaduk, taat, dan sabar
D.
Tujuan Pembelajaran
1.
Siswa dapat menjelaskan kembali pengertian tawaduk, taat,
dan sabar
2.
Siswa dapat menerapkan sifata dan perilaku tawaduk, taat,
dan sabar
3.
Setelah menuliskan kisah dari tokoh-tokoh teladan para
sahabat Nabi Muhammad saw yang mencerminkan perilaku tawaduk, taat, dan sabar,
siswa dapat menceritakan kembali isi kisah yang didengarkan
E.
Materi PokoK Pembelajaran
1.
Tawaduk
Tawadhu’
artinya rendah hati, sederhana dalam ucapan, berpakaian, dan perbuatan
sehari-Hari. Orang yang berpribadi tawadhu’ ciri-cirinya sederhana dalam
ucapan, perbuatan dan pakaian. Dia suka menghagai dan menghormati orang lain
tidak sombong atau angkuh. Al Qur an surat Al Isra’ 31 mengajarkan yang artinya: “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi Ini
dengan sombong, Karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi
dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung”.
2. Taat
Taat
ialah patuh, senantiasa menurut kepada ajaran yang diyakini kebenarannya. Taat
berarti sholeh. Ummat Islam wajib taat kepada Allah Sebagai wujud rasa syukur
kepada Allah SWTSebagai mana tercantum dalam Q S Annisa’ 59 yang arrtinya:”
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
3. Sabar
Sabar artinya tabah, tahan uji tidak mudah
putus asa. Sifat sabar akan mengantarkan pada keberhasilan seseorang.
Sebagaimana diterangkan dalam QS. Al Baqarah 153 yang artinya:”Hai
orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
sholat. Sungguh Allah bersama orang-orang yang sabar”.
F.
Metode Pembelajaran
Metode : role models
Teknik : tanya jawa, penugasan, demonstrasi
G. Media, Alat Dan Sumber Belajar
1. Media :
Video tentang cerminan sikap tawaduk, taat, dan sabar
2. Alat :
Kertas karton, bolpoint, FlipChart
3.
Sumber
belajar : Buku Pendidikan Agama Islam kelas VII kurikulum 2013
H.
Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi Kegiatan
|
Waktu
|
Pendahuluan
|
10 Menit
|
|
v Mengajak semua siswa untuk berdoa yang
dipimpin oleh salah satu siswa
v Menyapa
kondisi kelas dan mengkomunikasikan tentang kehadiran siswa
serta kebersihan kelas
v Guru menyampaikan
tujuan belajar yang akan dipelajari
v Guru menyampaikan
metode belajar kepada siswa
|
||
Kegiatan Inti
|
60 Menit
|
|
v Guru memberikan gambaran
materi yang akan diajarkan
v Siswa diberikan kesempatan
menyakan materi yang belum dipahami
v Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
v Setiap kelompok mengidentifikasi tiga
tokoh yang akan mewakili dari prilaku tawaduk, taat, dan sabar
v Siswa melaporkan hasil
kerja kelompok di depan kelas.
v Guru dan siswa
bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
.
|
||
Kegiatan
Penutup
|
10 Menit
|
|
v Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
v Guru memberikan
penguatan materi ajar
v Guru memberikan
tugas untuk mencari bahan bacaan sesuai materi ajar
v Guru bersama-sama
siswa membaca doa penutup majlis
|
Palembang,
Desember 2018
Indri Septiani
NIM. 1632100114
|
|
F.
Penilaian
PEDOMAN OBSERVASI
SIKAP SPIRITUAL
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap
spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap
spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut
:
4 = selalu, apabila selalu melakukan
sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan
sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang
melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak
pernah melakukan
Nama Peserta Didik :
………………….
Kelas :
………………….
Tanggal Pengamatan :
…………………..
Materi Pokok : …………………..
No
|
Aspek Pengamatan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Berdoa sebelum dan sesudah
melakukan sesuatu
|
||||
2
|
Mengucapkan rasa syukur atas
karunia Tuhan
|
||||
3
|
Memberi salam sebelum dan
sesudah presentasi
|
||||
4
|
Menyatakan kekaguman atas
kebesaran Tuhan
|
||||
5
|
Merasakan kebesaran Tuhan saat
belajar
|
||||
Jumlah Skor
|
LEMBAR PENILAIAN DIRI
SIKAP JUJUR
Nama Peserta
Didik : ………………….
Kelas :…………………………
Materi Pokok :…………………………
Tanggal :…………………………
PETUNJUK
•
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
•
berilah tanda cek (√)sesuai dengan kondisi dan
keadaan kalian sehari-hari
No
|
Pernyataan
|
TP
|
KD
|
SR
|
SL
|
1
|
Saya tidak menyontek pada saat
mengerjakan ulangan
|
||||
2
|
Saya menyalin karya orang lain
dengan menyebutkan sumbernya
|
||||
3
|
Saya melaporkan kepada yang
berwenang jika menemukan barang
|
||||
4
|
Saya berani mengakui kesalahan
yang saya dilakukan
|
||||
5
|
Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban
teman yang lain
|
Keterangan :
•
SL = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai
pernyataan yang diberikan
•
SR = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
yang diberikan
•
KD = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan
dan sering tidak melakukan
•
TP = Tidak pernah,
apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan
Lembar Penilaian Antarpeserta didik
Sikap Disiplin (PENILAIAN TEMAN SEJAWAT)
Petunjuk :
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap
tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai
berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan
sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan
sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila
kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak
pernah melakukan
Nama Peserta Didik yang dinilai :
………………….
Kelas :
………………….
Tanggal Pengamatan :
…………………..
Materi Pokok :
…………………..
No
|
Aspek Pengamatan
|
Skor
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Masuk kelas tepat waktu
|
||||
2
|
Mengumpulkan tugas tepat waktu
|
||||
3
|
Memakai seragam sesuai tata
tertib
|
||||
4
|
Mengerjakan tugas yang diberikan
|
||||
5
|
Tertib dalam mengikuti pembelajaran
|
||||
6
|
Membawa buku teks sesuai mata pelajaran
|
||||
Jumlah Skor
|
Petunjuk
Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4

|
14
24
Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat Baik :
apabila memperoleh skor : 3.33 < skor < 4.00
Baik :
apabila memperoleh skor : 2.33 < skor < 3.33
Cukup :
apabila memperoleh skor : 1.33 < skor < 2.33
Kurang :
apabila memperoleh skor : skor <
1.33
LEMBAR PENILAIAN
KOGNITIF
a. Jawablah Pertanyaan berikut dengan benar
1)
Jelaskan apa?
2)
Sebutkan !
3)
Sebutkan !
4)
Jelaskan !
5)
Sebutkan!
b. Portofolio
dan Penilaian Sikap
1. Carilah beberapa ayat dan hadits yang
berkaitan dengan prilaku erpuji.
2. Carilah kisah-kisah orang yang berprilaku
terpuji yang kemudian mendapat kebaikan dari Allah swt. Tugas ditulis di kertas
polio, dan berikan komentarmu di bagian akhir.
LEMBAR PENILAIAN
PRAKTIK (KETERAMPILAN)
Kelas:
............................
Nama:
............................
Topik:
............................
No
|
Materi Yang Harus Dikuasai
|
Aspek Penilaian
|
Catatan
|
|||
Lancar
|
Fasih
|
Intonasi
|
Ekpresi
|
|||
1
|
Menghafal
hadist tentang
|
|||||
2
|
Menghafal
hadist tentang
|
|||||
3
|
Menghafal
hadist tentang
|
|||||
4
|
Menghafal hadist tentang
|
|||||
Jumlah Nilai
|
Pedoman penskoran :
•
5
= sangat baik
•
4
= baik
•
3
= cukup
•
2
= kurang
[1] Ali Mudlofir dan Evi
Fatimatur Rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Cet. 1, hlm. 128.
[2] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2017), Cet. 20, hlm. 3
[3] Sri Hidayati, “Pengaruh
Strategi Pembelajaran dan Religiusitas terhadap Hasil Belajar PAI Siswa Kelas
XI SMK Telkom Sandhy Putra Medan Tahun Ajaran 2009/2010”, Tadrib, 2016,
Vol. 2, No. 1, hlm. 127.
[4] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 204.
[5] Husniyatus Salamah
Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT: Konsep dan Aplikasi
pada Pembelajaran PAI, (Jakarta: Kencana, 2017), Cet. 1, hlm. 62.
[6] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ..., hlm. 6.
[7] Ibid, hlm. 20-21.
[8] Husniyatus Salamah
Zainiyati, Pengembangan Media ..., hlm. 68.
[9] Ali Mudlofir dan Evi
Fatimatur Rusydiyah, Desain Pembelajaran ..., hlm. 129.
[10] Nana Sudjana,
Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2014), Cet. 13, hlm. 99-100.
[11] Wina Sanjaya, Perencanaan
dan Desain ..., hlm. 207-211.
[12] Elly Manizar, “Peran
Guru sebagai Motivator dalam Belajar”, Tadrib, 2015, Vol. 1, No. 2, hlm.
172.
[13] Husniyatus Salamah
Zainiyati, Pengembangan Media ..., hlm. 69.
[14] Nana Sudjana,
Dasar-Dasar Proses ..., hlm. 100.
[15]Nizwardi Jalinus dan
Ambiyar, Media dan Sumber Pembelajara,
(Jakarta: KENCANA, 2016), hlm. 10-11
[16] Asnawir dan Basyiruddin
Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta:
Ciputat pers, 2009), hlm. 27-32
[17] Husniyatus Salamah
Zainiyati, Pengembangan Media ..., hlm. 72-75.
[18] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ..., hlm. 35-37.
[19] Ibid, hlm. 74-76.
[20] Wina Sanjaya, Perencanaan
dan Desain ..., hlm. 224.
[21] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ..., hlm. 71-74.
[22] Ibid, hlm. 69-71.
[23] Wina Sanjaya, Perencanaan
dan Desain ..., hlm. 197-198.
[24] Kasinyo Harto, “Model
Pengembangan Pembelajaran PAI Berbasis Living Values Education (LVE)”,
Tadrib, 2018, Vol. IV, No. 1, Hlm. 5.
[25] Husniyatus Salamah
Zainiyati, Pengembangan Media ..., hlm. 104-110.
[26] Tejo Nurseto, “Membuat
Media Pembelajaran yang Menarik”, Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 2011,
Vol. 8, No. 1, hlm. 23-24.
[27] Ibid, hlm. 27-28.
[28] Tejo Nurseto, “Membuat
Media Pembelajaran ..., hlm. 29.
[29] Ibid, hlm. 29-41.
[30] Ibid, hlm. 38-39.
[31] Benny A. Pribadi dan
Tita Rosita, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2002), hlm. 13-14.
[32] Ali Muhson, “Pengembangan
Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi”, Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia, 2010, Vol. 8, No. 2, hlm. 7-8.
[33] Ibid, hlm. 10-12.
[34] Arief S. Sadiman, Media
Pendidikan, (Jakarta, Rajawali Pers, 2010), hlm. 189-197.
[35] Ibid, hlm. 197-200.
No comments:
Post a Comment