Friday, December 21, 2018

MEDIA PEMBELAJARAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Media sebagai suatu komponen sistem pembelajaran mempunyai fungsi dan peran yang sangat vital bagi kelangsungan pembelajaran.itu berarti bahwa media memiliki posisi yang strategis sebagai bagian integral dari pembelajaran. Integral dalam konteks ini mengandung arti bahwa media itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
Sebagai komponen sistem pembelajaran, media memiliki fungsi yang berbeda dengan fungsi komponen-komponen lainnya, yaitu sebagai komponen yang dimuati pesan pembelajaran untuk disampaikan kepada anak didik. Pada proses penyampaian pesan ini sering kali terjadi gangguan yang mengakibatkan pesan pembelajaran tidak diterima oleh anak didik seperti apa yang dimaksudkan oleh pendidik. Gangguan-gangguan komunikasi antara pendidik dengan anak didik ini kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa hal, yaitu verbalisme, salah tafsir, perhatian ganda, pembentukan persepsi tak bermakna, dan kondisi lingkungan yang tak menunjang.[1]
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu pendidik tuntut ialah bagaimana bahan pembelajaran yang disampaikan pendidik dapat dikuasai anak didik secara tuntas. Ini merupakan salah satu masalah yang selalu dirasakan oleh pendidik. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi anak didik juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelegtual, psikologis, serta biologis.
Ketiga aspek itu diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadilkan berat tugas pendidik dalam mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan pendidik sering terlontar hanya karena masalah sukarnya mengelola kelas. Akibatnya tujuan pembelajaran sukar tercapai. Hal ini kiranya tiodak perlu terjadi, karena usaha yang dapat dilakukan masih terbuka lebar. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkan jumlah anak didik di kelas. Mengaplikasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas. Kelas merupakan upaya lain yang tidak bisa di abaikan begitu saja. Pendekata dipilih mutlak digunakan mendukung pengelolaan kelas. Disamping itu juga, perlunya pengembangan dan pemanfaatan beberapa media pendidikan yang telah ada dan mengupayakan pengadaan media pendidikan baru demi terwujudnya tujuan bersama.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari media pembelajaran?
2.      Apa saja fungsi dan manfaat penggunaan media pembelajaran?
3.      Apa saja jenis-jenis dari media pembelajaran?
4.      Bagaimana kriteria dan prosedur pemilihan media pembelajaran?
5.      Bagaimana pengembangan serta pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran?













BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (و سا ئل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Berikut beberapa pendapat tentang media yang dikemukakan oleh para ahli, sebagai berikut:[2]
1.      Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
2.      AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
3.      Fleming mengatakan media sering diganti dengan kata mediator, yaitu penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.
4.      Heinich, dkk mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
Dari definisi diatas, media diartikan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, kemampuan audio (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Sedangkan belajar itu sendiri, menurut Gagne, bahwa belajar adalah sebagai perubahan dalam perilaku dak keterampilan manusia yang dapat dipakai, dan bukan dianggap berasal dari proses pertumbuhan. Gagne memandang belajar sebagai proses perubahan perilaku akibat pengalaman yang dialaminya, yang meliputi informasi verbal, keterampilan, strategi kognitif, keterampilan motorik, serta sikap.[3]
Menurut Rossi dan Briedle media pembelajaran merupakan seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.[4] Sementara itu, menurut Anderson, media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para siswa.[5] Menurut Azhar Arsyad dalam bukunya, media pembelajaran memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:[6]
1.      Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai Hardware, yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindra.
2.      Media pembelajaran memiliki pengertian non-fisik yang dikenal sebagai Software, yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada peserta didik.
3.      Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.
4.      Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar, baik dalam maupun di luar kelas.
5.      Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi pendidik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
6.      Media pembelajaran dapat digunakan secara massal, kelompok kecil dan kelompok besar, ataupun perorangan.
Jadi dari uraian di atas, dapat dipahami dan ditarik kesimpulan bahwa media adalah salah satu sarana perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara pengirim dan penerima. Media juga merupakan sarana untuk meningkatkan kegiatan dalam proses belajar mengajar, sehingga anak didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan, media pembelajaran itu sendiri merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan/minat anak didik sehingga dapat mendorong belajar mengajar, baik dari radio, televisi, buku, koran, majalah, dan lain sebagainya, sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
B.     Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran melibatkan berbagai komponen. Salah satunya yang tidak kalah penting adalah komponen media. Media memiliki fungsi dan kegunaan atau manfaat yang sangat penting untuk membantu kelancaran proses pembelajaran dan efektivitas pencapaian hasil belajar.
1.      Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Levie dan Lentz, khususnya media visual, mengemukakan bahwa media pembelajaran memiliki empat fungsi, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.[7] Menurut Kemp & Dayton, media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (a) memotivasi minat atau tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c) memberi instruksi.[8]
Menurut Ibrahim, dkk menjelaskan fungsi media pembelajaran ditinjau dari dua hal, yaitu: (a) proses pembelajaran sebagai proses komunikasi, maka fungsinya sebagai pembawa informasi dari pendidik ke peserta didik. (b) proses pembelajaran sebagai kegiatan interaksi antara peserta didik dan lingkungannya, maka fungsinya berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan komunikasi yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran.[9]
Ada enam fungsi pokok dari media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Keenam fungsi tersebut adalah:[10]
a.       Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b.      Penggunaan media merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
c.       Media dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
d.      Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar agar lebih menarik perhatian peserta didik.
e.       Penggunaan media dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu peserta didik dalam menangkap pengertian yang diberikan pendidik.
f.       Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Secara khusus, media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan seperti berikut:[11]
a.       Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.
b.      Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
c.       Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.
d.      Media pembelajaran memiliki nilai praktis.
Dalam pencapaian ini pula, terdapat lima elemen pembelajaran yang efektif agar menimbulkan minat belajar yang baik, yaitu: (a) Aptitude (kemampuan) yang bisa mempengaruhi perilaku, (b) Perseverance (ketekunan) yang mempengaruhi motivasi, (c) opportunity to learn (kesempatan untuk belajar) yang dapat mempengaruhi kreatifitas, (d) Quality of insruction (kualitas pembelajaran) mempengaruhi kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajaran, (e) Ability to understand (kemampuan memahami) yang bisa mempengaruhi prestasi.[12]
Jadi dari uraian di atas, dapat di simpulkan bahwasannya fungsi media pembelajaran ini memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegahan terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atai pesan dari sumber (guru) dapat sampai kepada penerima (siswa) secara efektif dan efisien.
2.      Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Arief S. Sadiman, dkk. Menyampaikan secara umum kegunaan media pembelajaran sebagai berikut:[13]
a.       Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu brsifat visual.
b.      Mengatasi keterbatasan ruang waktu, dan daya indra.
c.       Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik.
d.      Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi peserta didik terhadap isi pembelajaran.
e.       Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.
Di samping fungsi media pembelajaran, media pembelajaran juga mempunyai manfaat media pembelajaran, sebagai berikut:[14]
a.       Dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir.
b.      Dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar.
c.       Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar, sehingga hasil belajar bertambah mantap.
d.      Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
e.       Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
f.       Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa.
g.      Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajara yang lebih sempurna.
Jadi, dari uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
a.       Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b.      Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajara, interaksi, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c.       Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
d.      Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.

C.    Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya, yaitu suara, visual (berupa gambar, garis dan simbol), dan gerak. Disamping itu juga, Bretz membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording). Dengan demikian, menia menurut Brezt dikelompokkan menjadi 8 kategori:[15]
1.      Media audiovisual gerak
2.      Media audiovisual diam
3.      Media audiovisual semi gerak
4.      Media visual gerak
5.      Media visual diam
6.      Media semi gerak
7.      Media audio, dan
8.      Media cetak.
Schramm, memandang media dari segi kerumitan dan besarnya biaya. Dia membedakan antara media rumit dan mahal (big media) dan media sederhana dan murah (little media). Schramm juga mengelompokkan menurut daya liputnya menjadi media massal, kelompok, dan individual. Selain itu, ia juga membagi media menurut kontrol pemakaiannya dalam pengertian portabilitasnya dan kesesuaiannya untuk di rumah, kesiapan pemakaiannya setiap saat diperlukan, cepat atau tidaknya dalam penyampaian dan dapat dikontrol, kesesuaiannya untuk belajar mandiri dan kemampuannya untuk memberi umpan balik.[16]
Jadi pada intinya, baik menurut Bretz maupun Schramm sama-sama bahwasannya jenis-jenis media pembelajaran tersebut terdiri dari media visual, audio, audio-visual, cetak dan sebagainya. Terlepas dari apakah itu bergerak, diam, ataupun semi bergerak dan juga terlepas dari murah atau mahal, baik rumit atau pun sederhana media tersebut.
Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:[17]
1.      Media hasil teknologi cetak.
2.      Media hasil teknologi audio-visual.
3.      Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer.
4.      Media hasil teknologi cetak dan komputer.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis media jika dilihat berdasarkan perkembangan teknologi, terdapat media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil teknologi berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Dari pengelompokkan tersebut dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuan baik itu kelebihan maupun kekurangan media tersebut, sehingga dapat menjadi pedoman dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tertentu.
Pengelompokkan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels dan Glasgow dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu:[18]
1.      Pilihan Media Tradisional
a.       Visual diam yang diproyeksikan.
b.      Visual yang tidak diproyeksikan.
c.       Audio.
d.      Penyajian multimedia.
e.       Visual dinamis yang diproyeksikan.
f.       Cetak.
g.      Permainan.
h.      Realia.
2.      Pilihan Media Teknologi Muktahir
a.       Media berbasis telekomunikasi.
b.      Media berbasis mikroprosesor.
Jadi, ditarik kesimpulan dari keseluruhan beberapa jenis pengelompokan media pembelajara bahwasannya belum terdapat suatu kesepakatan tentang pengelompokan jenis media pembelajaran secara baku. Tetapi, apapun dan bagaimanapun cara yang ditempuh dalam mengelompokan media pembelajaran ini, pada intinya memberi tahu informasi tentang media itu sendiri baik. Dan dari pengelompokkan tersebut dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuan baik itu kelebihan maupun kekurangan media tersebut, sehingga dapat menjadi pedoman dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tertentu.
D.    Kriteria dan Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
Ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media pembelajaran:[19]
1.      Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2.      Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
3.      Praktis, luwes, dan bertahan.
4.      Guru terampil menggunakannya.
5.      Pengelompokkan sasaran.
6.      Mutu teknis.
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu:[20]
1.      Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2.      Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas.
3.      Pemilihan media harus sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4.      Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar peserta didik dan kemampuan pendidik.
5.      Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas, dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapatkan pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) motivasi, (2) perbedaan individual, (3) tujuan pembelajaran, (4) organisasi isi, (5) persiapan sebelum belajar, (6) emosi, (7) partisipasi, (8) umpan balik, (9) penguatan, (10) latihan dan pengulangan, serta (11) penerapan.[21] Jadi dari penjelasan di atas bahwa dalam prinsip-prinsip psikologis ini, sangat perlu untuk dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran. Agar pemilihan media pembelajaran ini bisa tepat dan sesuai dengan keadaan psikologis peserta didik yang berbeda-beda.
Pada umumnya, pemilihan media pembelajaran dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:[22]
1.      Hambatan pengembangan dan pembelajaran.
2.      Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran.
3.      Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal.
4.      Pertimbangan lainnya, seperti tingkat kesenangan dan efektivan biaya.
5.      Pemilihan media yang sesuai dan penggunaan media yang beragam.
E.     Pengembangan dan Pemanfaatan Media Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara gurudan siswa melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi pembelajaran. Proses pembelajaran sangat bergantung pada guru sebagai sumber belajar. Media pembelajaran itu sendiri merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar, dimana perannya akan terlihat jika guru pandai dalam memanfaatkannya dalam pembelajaran.[23] Menciptakan suasana yang menarik dalam proses belajar mengajar sangatlah penting untuk eksplorasi optimal dan pengembangan nilai-nilai oleh peserta didik. Sebuah lingkungan belajar yang berlandaskan kepercayaan, kepedulian, dan saling menghargai, secara natural akan meningkatkan motivasi, kreativitas, dan pengembangan afeksi serta kognitif.[24]
Ada beberapa tahapan pengembangan media, yaitu sebagai berikut:[25]
1.      Tahapan perencanaan; suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Bahwasannya perencanaan ini merupakan penetapan tujuan yang harus serta menentukan cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2.      Perumusan tujuan; berupa arah yang harus dicapai oleh peserta didik. Dengan kata lain, tujuan pembelajaran berhubungan dengan perubahan perilaku yang harus dimiliki setelah siswa memanfaatkan media pembelajaran yang telah dikembangkan. Sebagai petunjuk, perumusan tujuan harus memiliki ketentuan, seperti berorientasi pada siswa dan operation. Tugas pengembangan media adalah menjabarkan tujuan yang masih bersifat umum ke dalam tujuan pembelajaran khusus yang objektif dan operasional.
3.      Pengembangan materi; merupakan hal terpenting, sebab materi pembelajaran merupakan inti atau muatan dalam media itu sendiri. Meteri pembelajaran ini dibedakan menjadi: pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Materi berkaitan dengan isi pelajaran yang harus diberikan. Kriteria penyusunan materi, meliputi: valid, tingkatan kebermaknaan, kebermanfaatan, kesesuaian dengan siswa, serta menarik minat. Agar materi pembelajaran memenuhi kriteria tersebut, maka pengembangan media pembelajaran perlu melaksanakan survei literatur agar materi itu terjamin.
4.      Pengambangan alat ukur; ada dua alasan penting perlunya merumuskan alat ukur; pertama, untuk menentukan benar atau tidaknya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, kedua, untuk menetapkan kriteria keberhasilan siswa mencapai tujuan atau menguasai materi pelajaran.
Untuk dapat merasakan manfaatnya, pendidik dapat mempergunakan dan mengembangkan media dalam proses belajar mengajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Media yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik adalah media yang sesuai dengan misi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Cara memanfaatkan media tergantung dari jenis dan karakteristik suatu media. Cara pemakaiannya tidak mesti harus pendidik, tetapi peserta didik juga bisa, selama untuk mencapai tujuan pengajaran.
Ketika fungsi-fungsi media pembelajaran diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar, maka terlihat perannya sebagai berikut:
1.      Sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang pendidik sampaikan.
2.      Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para peserta didik dalam proses belajar mengajar.
3.      Media sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
1.      Perencanaan Penggunaan Media
Heinich, Molenda, dan Russel dalam bukunya Instructional Media and The New Technologies of Instructions” menyusun suatu model prosedural yang diberi nama akronim “ASSURE”. Model ASSURE ini dimaksudkan untuk menjamin penggunaan media pembelajaran yang efektif. Model yang diakronimkan dengan ASSURE itu meliputi enam langkah dalam perencanaan sistematik untuk penggunaan media, yaitu:[26]
a)      Identifikasi Kebutuhan dan Karakteristik Siswa
Sebuah perencanaan media pembelajaran didasarkan atas  kebutuhan. Salah satu indikator adanya suatu kebutuhan yaitu kemampuan, keterampilan, dan sikap peserta didik yang kita inginkan agar dapat dikuasai peserta didik.
b)     Perumusan Tujuan
Media pembelajaran harus dibuat sedemikian rupa, sehingga akan membantu dan mempermudah peserta didik untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut.
c)      Memilih, Merubah, dan Merancang Media Pembelajaran
Untuk membuat suatu media yang tepat untuk kegiatan pembelajaran akan meliputi salah satu dari tiga kemungkinan, yaitu: (1) Memilih media pembelajaran yang sudah tersedia, (2) Merubah media yang sudah ada, serta (3) Merancang pembuatan media yang baru.
d)     Perumusan Materi
Materi berkaitan dengan substansi isi pelajaran yang harus diberikan. Sebuah program media di dalamnya haruslah berisi materi yang harus dikuasai siswa.
e)      Pelibatan Siswa
Situasi belajar yang paling efektif ialah situasi belajar yang dimana memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merespon dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Oleh karena itu peserta didik harus dilibatkan semaksimalmungkin dalam pemanfaatan penggunaan media pembelajaran.
f)       Evaluasi
Tujuan evaluasi media pembelajaran adalah untuk memilih media pembelajaran yang akan digunakan di dalam kelas, untuk  melihat prosedur penggunaan media, untuk memeriksa apakah  tujuan dari penggunaan media tersebut telah tercapai, menilai kemampuan guru dalam menggunakan media tersebut, memberikan informasi untuk kepentingan administrasi, dan serta untuk memperbaiki media itu sendiri.

2.      Prinsip Pengembangan dan Produksi Media
Menurut Mukminan untuk mengembangkan media pembelajaran perlu diperhatikan prinsip VISUALS, yang dapat digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata:[27]
Visible                   : Mudah dilihat
Interesting             : Menarik
Simple                   : Sederhana
Useful                    : Isinya berguna/bermanfaat
Accurate                : Benar (dapat dipertanggungjawabkan)
Legitime                : Masuk akal/sah
Srtuctured             : Terstruktut/tersusun dengan baik
3.      Membuat dan Pemanfaatan Media Pembelajaran
I Nyoman Sudana Degeng, menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan pendidik dalam membuat media pembelajaran, yaitu sebagai berikut ini: (1) tujuan instruksional; (2) keefektifan; (3) siswa; (4) ketersediaan; (5) biaya pengadaan; (6) kualitas  teknis. Dalam pembuatan media, hal-hal yang harus  diperhatikan ialah tujuan pembelajaran, keefektifan media, kemampuan peserta didik, ketersediaan sarana dan prasarana, kualitas media, biaya, fleksibilitas, dan kemampuan dalam menggunakannya serta alokasi waktu yang tersedia. Selain itu, saat ini adalah penggunaan media berbasis komputer seperti media presentasi. Oleh karena itu, tepat jika pendidik mampu membuat media minimal media grafis dan media presentasi dengan bantuan komputer.[28] Adapun contoh pembuatan dan pemanfaatan media pembelajaran, yaitu sebagai berikut ini:[29]
a)      Flipchart
Flipchart adalah lembaran-lembaran kertas seperti kalender berukuran 50 x 75 cm, atau ukuran yang lebih kecil 21 x 28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Flipchart dapat digunakan sebagai media penyampai pesan pembelajaran yang menarik.
1)    Cara Mendesain Flipchart
Flipchart secara umum terbagi dalam dua sajian, pertama Flipchart yang hanya berisi lembaran-lembaran kertas kosong yang siap diisi pesan pembelajaran. Kedua, Flipchart yang berisi pesan-pesan pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya yang isinya bisa berupa gambar, teks, grafik, bagan dan lain-lainnya. Berdasarkan tujuan yang telah tentukan maka dipilih bentuk Flipchart yang sesuai dengan pembelajaran tersebut.
Membuat flipchart yang sudah berisi pesan pembelajaran diperlukan tahap-tahap seperti: membuat alat penyangga dari kayu, kemudian mengumpulkan gambar-gambar yang relevan dengan tujuan pembelajaran, menulis pesan pada kertas atau objek gambar yang sudah ada misalnya dari koran atau majalah dapat ditempel, pengaturan posisinya, jika gambar langsung dibuat dari kertas tersebut perlu dibuat sketsa terlebih dahulu, membuat outline dan mewarnainya.
Materi yang disajikan pada media Flipchart tidak dalam bentuk uraian panjang, dengan menggunakan kalimat majemuk seperti halnya pada buku teks namun materi diambil pokok-pokoknya saja.
2)    Cara Menggunakan Flipchart
(a)    Mempersiapkan diri: Pendidik perlu menguasai bahan pembelajaran dengan baik, dan memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut.
(b)   Penempatan  yang  tepat. Perhatikan posisi flipchart, agar dapat dilihat dengan baik oleh semua siswa yang ada di ruangan kelas tersebut.
(c)    Pengaturan siswa. Misalnya siswa dibentuk menjadi setengah lingkaran, atau liter U, pastikan semua siswa memperoleh pandangan yang baik.
(d)   Perkenalkan pokok materi. Materi yang disajikan terlebih dahulu diperkenalkan kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran.
(e)    Sajikan gambar. Setelah masuk pada materi, mulailah memperlihatkan lembaran-lembaran gambar pada flipchart dan berikan keterangan yang cukup.
(f)    Beri kesempatan siswa untuk bertanya. Berikan stimulus agar peserta didik  ingin bertanya, meminta klarifikasi apakah materi yang telah disampaikannya jelas dipahami atau masih kurang jelas. Beri kesempatan peserta didik memberikan komentar terhadap isi flipchart yang telah disajikan.
(g)   Menyimpulkan Materi. Dorong peserta didik berperan aktif dalam menyimpulkan materi yang diperkuat oleh pendidik. Jika dirasa perlu maka peserta didik ataupun pendidik kembali membuka beberapa flipchart yang dianggap penting untuk memperkuat ingatan peserta didik.
b)     Bulletin Board
Bulletin board adalah papan yang khusus yang digunakan  untuk menampilkan contoh-contoh pekerjaan peserta didik, baik berupa gambar, bagan, poster, dan objek dalam bentuk tiga dimensi. Pada umumnya Bulletin board berukuran 160 x 80 cm.
Kelebihan bulletin board antara lain dapat menciptakan minat belajar, dan minat berkarya pada diri peserta didik, mempersatukan semangat kelas dengan membangkitkan rasa memiliki barsama dan tanggung jawab bersama, mendorong siswa untuk berkreasi dan menciptakan produk, berinisiatif memecahkan masalah dan sebagai sarana berkompetisi.
1)      Cara Pembuatan Bulletin Board
(a)    Bulletin board hampir sama dengan white board baik dari sisi bentuk maupun ukurannya tapi  bahan pada bagian muka dapat berupa papan yang dicat dengan warna yang sesuai, dilapisi bahan flanel atau karpet atau steryoform. Bahan dasar bulletin board dapat membuat sendiri atau juga dapat membeli yang sudah jadi dengan ukuran yang standar.
(b)   Untuk lebih menarik, perlu dicat dengan warna-warni, dan pada bagian pinggirnya diberi bingkai yang sesuai supaya kelihatan rapih. Untuk mejaga keamanan karya yang dipajang, kalau perlu dipasang juga kaca yang disertai dengan kunci pengaman.
(c)    Berilah judul yang menarik dengan warna yang mencolok dan ukuran yang besar sehingga terlihat dengan jelas.
(d)   Kumpulkanlah bahan-bahan berupa gambar, kartun, objek, buku, poster, dan lain- lain.  Siapkan juga  alat-alat  untuk menempelkannya  seperti  lem,  paku  payung gunting, cat warna.
(e)    Tempelkan bulletin board sesuai dengan fungsinya, jelas terlihat dari berbagai arah. Dapat ditempelkan di dalam kelas, di depan kelas, di kantor atau di jalan keluar masuk ruangan atau koridor. Supaya terlihat terang, tempatkan disekitarnya banyak cahaya matahari atau menggunakan lampu sorot.
c)      Multimedia dengan Powerpoint
Powerpoint salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatannya, mudah dalam penggunaan, dan serta relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data.
Kelebihan Power point diantaranya: dapat menyajikan teks, gambar, film, sound efek, lagu, grafik, dan animasi sehingga menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat, mudah direvisi, mudah disimpan dan efisien, dapat dipakai berulang-ulang, dapat diperbanyak dalam waktu singkat dan tanpa biaya, dapat dikoneksikan dengan internet.
Prosedur pembuatan media power point adalah:[30]
1)      Identifikasi  program,  hal  ini  dimaksudkan  untuk  melihat  kesesuaian  antara program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar belakang kemampuan, usia juga jenjang   pendidikan. Perlu juga mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi, video, dll.
2)      Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran seperti  video,  gambar,  animasi,  suara.
3)      Setelah  bahan  terkumpul  dan  materi  sudah  dirangkum,  selanjutnya  proses pengerjaan  di  Powerpoint hingga  selesai.  Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah dalam bentuk Slide Show, Web Pages, atau Executable File (exe).
4)    Setelah program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya dilakukan review  program  dari  sisi  bahasa,  teks,  tata  letak,  dan  kebenaran  konsep, selanjutnya di revisi dan siap digunakan.
4.      Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi (TI)
Teknologi jaringan komputer/internet memberi manfaat bagi pemakainya untuk melakukan komunikasi secara langsung dengan pemakai lainnya. Hal ini dimungkinkan dengan diciptakannya sebuah alat bernama modem. Jaringan komputer/internet memberi kemungkinan bagi pesertanya untuk melakukan komunikasi tertulis  dan saling bertukar pikiran tentang kegiatan belajar yang mereka lakukan. Jaringan komputer dapat dirancang sedemikian rupa agar pendidik dapat berkomunikasi dengan peserta didik dan serta peserta didik dapat melakukan interaksi belajar dengan peserta didik yang lain. Interaksi pembelajaran dengan menggunakan jaringan komputer tidak saja dapat dilakukan secara individual, tetapi juga untuk menunjang kegiatan belajar kelompok. Pemanfaatan jaringan komputer dalam sistem pendidikan jarak jauh dikenal juga dengan istilah Computer Conferencing System (CCF).
Biasanya sistem ini dilakukan melalui surat elektronik atau E-mail. Beberapa kelebihan pemanfaatan jaringan komputer dalam sistem pendidikan jarak jauh yaitu: dapat memperkaya model-model tutorial, dapat memecahkan masalah belajar yang dihadapi mahasiswa dalam waktu yang lebih singkat dan dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu dalam memperoleh informasi. CCF memberi kemungkinan bagi mahasiswa dan dosen untuk melakukan interaksi pembelajaran langsung antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.[31]
I Ketut Gede Darma Putra mengemukakan beberapa media yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis TI, adalah: (a) Internet; (b) Intranet; (c) Mobile Phone; (d) CD ROM/Flash Disk.[32]
5.      Pola Pemanfaatan Media Pembelajaran
Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran. Berikut ini ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran yang dapat dilakukan.[33]
a.       Pemanfaatan Media Didalam Situasi Kelas (classroom setting)
Dalam tatanan ini, media pembelajaran dimanfaakan untuk menunjang tujuan pembelajar tertentu. Pemanfaatannya pun dipaduka dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media  itu guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajara yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi belajar mengajar yag sesuai untuk mencapai tujuan itu.
b.      Pemanfaatan Media Diluar Situasi Kelas
Pemanfaatan media pembelajaran diluar situasi kelas dapat dibagi menjadi dua kelompok utama:[34]
1)      Pemanfaatan secara bebas; merupakan bahwasannya media itu digunakan  tanpa dikontrol dan diawasi. Pemanfaatan media tersebut disesuaikan menurut kekebutuhan perorangan masing-masing.
2)      Pemanfaatan media secara terkontrol; merupakan bahwasannya media itu digunakan dalam sesuatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
3)      Pemanfaatan Media Secara Perorangan, Kelompok atau Masal; Pemanfaatan Media Secara Perorangan artrinya media itu hanya digunakan oleh perorangan saja. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petujuk pemanfaatan yang jelas sehingga orang dapat memanfaatkandengan mandiri. Pemanfaatan Media Secara Kelompok. Artinya media ini dapat dimanfaatkan secara kelompok, baik kecil maupun besar. Pemanfaatan media dalam pembelajaran media yang dirancang untuk kelompok ini biasaya dilengkapi dengan petunjuk, buku petunjuk ini biasanya ditunjukan kepada ketua kelompok atau tutor. Pemanfaatan Media Secara Massal. Artinya media ini dapat digunakan untuk orang yang jumlahnya puluhan, ratusan, hingga ribuan yang dapat menggunakan media tersebut bersama-sama.
6.      Strategi Pemanfaatan Media Pembelajaran
Diantaranya adalah sebagai berikut ini, strategi Pemanfaatan Media Pembelajaran:[35]
a.       Persiapan Sebelum Menggunakan Media
Supaya penggunaan media dapat berjalan dengan baik, kita perlu membuat persiapan yang baik juga. Pertama-tama pelajari buku petunjuk yang telah disediakan. Kemudian kita mengikuti petunjuk-petunjuk itu. apabila pada petunjuk kita disarankan untuk membaca buku atau bahan belajar lain yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, seyogyanya hal tersebut dilakukan. Hal tersebut akan memudahkan kita dalam belajar dengan media itu.
b.      Kegiatan Selama Menggunakan Media
Yang perlu dijaga selama kita menggunakan media adalah suasana ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat mengganggu perhatiaan dan konsentrasi harus dihindarkan kalau mungkin, ruangan jangan digelapkan sama sekali. Hal itu supaya kita masih dapat menulis jika menjumpai hal-hal penting yangprlu diingat. Kita juga dapat menulis pernyataan jika ada bagian yang sulit atau tidak jelas.
c.       Kegiatan Tidak Lanjut
Maksud dari kegiatan tindak lanjut adalah untuk menjajagi apakah tujuan telah tercapai.selain itu, untuk memantapkan pemahaman terhadap materi instruksional yang telah disampaikan melalui media pembelajaran yang bersangkutan.






BAB III
PENUTUP
Simpulan
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan/minat anak didik sehingga dapat mendorong belajar mengajar, baik dari radio, televisi, buku, koran, majalah, dan lain sebagainya, sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Fungsi dan manfaat media pembelajaran memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting, yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegahan terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atai pesan dari sumber (guru) dapat sampai kepada penerima (siswa) secara efektif dan efisien.
Jenis pengelompokan media pembelajara bahwasannya belum terdapat suatu kesepakatan tentang pengelompokan jenis media pembelajaran secara baku. Tetapi, apapun dan bagaimanapun cara yang ditempuh dalam mengelompokan media pembelajaran ini, pada intinya memberi tahu informasi tentang media itu sendiri baik. Dan dari pengelompokkan tersebut dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuan baik itu kelebihan maupun kekurangan media tersebut, sehingga dapat menjadi pedoman dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tertentu.
Dalam pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran dapat merasakan manfaatnya, pendidik dapat mempergunakan dan mengembangkan media dalam proses belajar mengajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Media yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik adalah media yang sesuai dengan misi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Cara memanfaatkan media tergantung dari jenis dan karakteristik suatu media. Cara pemakaiannya tidak mesti harus pendidik, tetapi peserta didik juga bisa, selama untuk mencapai tujuan pengajaran.



DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2017. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. 20.
Asnawir dan Basyiruddin Usman. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat      pers.
Harto, Kasinyo. 2018. “Model Pengembangan Pembelajaran PAI Berbasis Living Values Education (LVE)”. Tadrib. Vol. IV. No. 1. 1-20.
Hidayati, Sri. 2016. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Religiusitas terhadap    Hasil Belajar PAI Siswa Kelas XI SMK Telkom Sandhy Putra Medan Tahun Ajaran 2009/2010”. Tadrib. Vol. 2. No. 1. 123-150.
Jalinus, Nizwardi dan Ambiyar. 2016. Media dan Sumber Pembelajara. Jakarta:    KENCANA.
Manizar, Elly. 2015. “Peran Guru sebagai Motivator dalam Belajar”. Tadrib.         Vol.     1. No. 2. 204-222.
Mudlofir, Ali dan Evi Fatimatur Rusydiyah. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif   dari Teori ke Praktik. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. 1.
Muhson, Ali. 2010.  Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi      Informasi”. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. 8. No. 2. 1-12.
Nurseto, Tejo. 2011. “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik”. Jurnal           Ekonomi & Pendidikan. Vol. 8. No. 1. 19-35.
Pribadi, Benny A. dan Tita Rosita. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: PT.    RajaGrafindo Persada.
Sadiman, Arief S. Media Pendidikan. Jakarta, Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:        Kencana Prenada Media Group.
Sudjana, Nana. 2014. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar       Baru    Algensindo. Cet. 13.
Zainiyati, Husniyatus Salamah. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran            Berbasis ICT: Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran PAI. Jakarta:     Kencana. Cet. 1.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan    : SMPN 4 Palembang
Mata Pelajaran          : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester          : VII/Ganjil
Materi Pelajaran       : Prilaku Terpuji
Alokasi Waktu           : 2x40 menit
A.    Kompetensi Inti
KI-1:           Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2:           Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotongroyong , kerjasama, cinta damai, responsip dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa.
KI-3:           Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena   kejadian memecahan serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4:           Mengolah , menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampumenggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B.     Kompetensi Dasar
1.      Menjelaskan pengertian tawaduk, taat, dan sabar
2.      Menerapkan sifat tawaduk, taat, dan sabar
3.      Menunjukkan sikap/prilaku tawaduk, taat, dan sabar
C.    Indikator Pencapaian Kompetensi
1.      Menjelaskan dan memahami sikap tawaduk, taat, dan sabar
2.      Mampu menerapkan sifat tawaduk, taat, dan sabar
3.      Mampu menuliskan kisah dari tokoh-tokoh teladan para sahabat Nabi Muhammad saw, yang mencerminkan prilaku tawaduk, taat, dan sabar
D.    Tujuan Pembelajaran
1.      Siswa dapat menjelaskan kembali pengertian tawaduk, taat, dan sabar
2.      Siswa dapat menerapkan sifata dan perilaku tawaduk, taat, dan sabar
3.      Setelah menuliskan kisah dari tokoh-tokoh teladan para sahabat Nabi Muhammad saw yang mencerminkan perilaku tawaduk, taat, dan sabar, siswa dapat menceritakan kembali isi kisah yang didengarkan
E.     Materi PokoK Pembelajaran
1.      Tawaduk
Tawadhu’ artinya rendah hati, sederhana dalam ucapan, berpakaian, dan perbuatan sehari-Hari. Orang yang berpribadi tawadhu’ ciri-cirinya sederhana dalam ucapan, perbuatan dan pakaian. Dia suka menghagai dan menghormati orang lain tidak sombong atau angkuh. Al Qur an surat Al Isra’ 31 mengajarkan yang artinya: “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi Ini dengan sombong, Karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung”.
2.      Taat
Taat ialah patuh, senantiasa menurut kepada ajaran yang diyakini kebenarannya. Taat berarti sholeh. Ummat Islam wajib taat kepada Allah Sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWTSebagai mana tercantum dalam Q S Annisa’ 59 yang arrtinya:” Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
3.      Sabar
 Sabar artinya tabah, tahan uji tidak mudah putus asa. Sifat sabar akan mengantarkan pada keberhasilan seseorang. Sebagaimana diterangkan dalam QS. Al Baqarah 153 yang artinya:”Hai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh Allah bersama orang-orang yang sabar”.
F.     Metode Pembelajaran
Metode      : role models
Teknik       : tanya jawa, penugasan, demonstrasi
G.    Media, Alat Dan Sumber Belajar
1.      Media               : Video tentang cerminan sikap tawaduk, taat, dan sabar
2.      Alat                  : Kertas karton, bolpoint, FlipChart
3.      Sumber belajar : Buku Pendidikan Agama Islam kelas VII kurikulum 2013
H.    Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
10 Menit
v  Mengajak semua siswa untuk berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa
v  Menyapa kondisi kelas dan mengkomunikasikan tentang kehadiran siswa serta kebersihan kelas
v  Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan dipelajari
v  Guru menyampaikan metode belajar kepada siswa
Kegiatan Inti
60 Menit
v  Guru memberikan gambaran materi yang akan diajarkan
v  Siswa diberikan kesempatan menyakan materi yang belum dipahami
v  Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
v  Setiap kelompok mengidentifikasi tiga tokoh yang akan mewakili dari prilaku tawaduk, taat, dan sabar
v  Siswa melaporkan hasil kerja kelompok di depan kelas.
v  Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
.
Kegiatan Penutup
10 Menit
v  Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
v  Guru memberikan penguatan materi ajar
v  Guru memberikan tugas untuk mencari bahan bacaan sesuai materi ajar
v  Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup majlis

Palembang,             Desember 2018


Indri Septiani
NIM. 1632100114






F.     Penilaian
PEDOMAN OBSERVASI SIKAP SPIRITUAL
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
            4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
            3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
                   kadang-kadang tidak melakukan
            2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
                   sering tidak melakukan
            1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik           : ………………….
Kelas                                  : ………………….
Tanggal Pengamatan          : …………………..
Materi Pokok                      : …………………..
No
Aspek Pengamatan

1
2
3
4
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu




2
Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan




3
Memberi salam sebelum dan sesudah presentasi




4
Menyatakan kekaguman atas kebesaran Tuhan




5
Merasakan kebesaran Tuhan saat belajar




Jumlah Skor








LEMBAR PENILAIAN DIRI
SIKAP JUJUR

Nama Peserta Didik           :           ………………….
Kelas                                 :…………………………
Materi Pokok                      :…………………………
Tanggal                               :…………………………
PETUNJUK
         Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
         berilah tanda cek (√)sesuai dengan kondisi dan keadaan  kalian sehari-hari
No
Pernyataan
TP
KD
SR
SL
1
Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ulangan




2
Saya menyalin karya orang lain dengan menyebutkan sumbernya




3
Saya melaporkan kepada yang berwenang jika menemukan barang




4
Saya berani mengakui kesalahan yang saya dilakukan




5
Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat jawaban teman yang lain




Keterangan :
         SL = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan  yang diberikan
         SR = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan yang diberikan
         KD = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan  sering tidak melakukan
         TP  = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan





Lembar Penilaian Antarpeserta didik
Sikap Disiplin (PENILAIAN TEMAN SEJAWAT)

Petunjuk :
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
            4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
            3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
                   kadang-kadang tidak melakukan
            2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
                   sering tidak melakukan
            1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan


Nama Peserta Didik yang dinilai   : ………………….
Kelas                                              : ………………….
Tanggal Pengamatan                      : …………………..
Materi Pokok                                  : …………………..
No
Aspek Pengamatan
Skor
1
2
3
4
1
Masuk kelas tepat waktu




2
Mengumpulkan tugas tepat waktu




3
Memakai seragam sesuai tata tertib




4
Mengerjakan tugas yang diberikan




5
Tertib dalam mengikuti pembelajaran




6
Membawa buku teks sesuai mata pelajaran




Jumlah Skor




Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :


X 4 = 3.33
 
Contoh : Skor diperoleh 20, skor tertinggi 4 x 6 pernyataan = 24, maka skor akhir :
14
24                          
Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat Baik                        : apabila memperoleh skor  : 3.33  < skor < 4.00
Baik                                    : apabila memperoleh skor  : 2.33  < skor < 3.33
Cukup                                 : apabila memperoleh skor  : 1.33  < skor < 2.33
Kurang                               : apabila memperoleh skor :  skor < 1.33

LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF
a.       Jawablah Pertanyaan berikut dengan benar
1)   Jelaskan apa?
2)   Sebutkan !
3)   Sebutkan !
4)   Jelaskan !
5)   Sebutkan!
b.      Portofolio dan Penilaian Sikap
1.  Carilah beberapa ayat dan hadits yang berkaitan dengan prilaku erpuji.
2.  Carilah kisah-kisah orang yang berprilaku terpuji yang kemudian mendapat kebaikan dari Allah swt. Tugas ditulis di kertas polio, dan berikan komentarmu di bagian akhir.





LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK (KETERAMPILAN)

Kelas: ............................
Nama: ............................
Topik: ............................

No

Materi Yang Harus Dikuasai
Aspek Penilaian
Catatan
Lancar
Fasih
Intonasi
Ekpresi

1
Menghafal hadist tentang





2
Menghafal hadist tentang





3
Menghafal hadist tentang





4
Menghafal hadist tentang





Jumlah Nilai





Pedoman penskoran :
         5 = sangat baik
         4 = baik
         3 = cukup
         2 = kurang


[1] Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur Rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Cet. 1, hlm. 128.
[2] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), Cet. 20, hlm. 3
[3] Sri Hidayati, “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Religiusitas terhadap Hasil Belajar PAI Siswa Kelas XI SMK Telkom Sandhy Putra Medan Tahun Ajaran 2009/2010”, Tadrib, 2016, Vol. 2, No. 1, hlm. 127.
[4] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 204.
[5] Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT: Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran PAI, (Jakarta: Kencana, 2017), Cet. 1, hlm. 62.
[6] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ..., hlm. 6.
[7] Ibid, hlm. 20-21.
[8] Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media ..., hlm. 68.
[9] Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur Rusydiyah, Desain Pembelajaran ..., hlm. 129.
[10] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), Cet. 13, hlm. 99-100.
[11] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., hlm. 207-211.
[12] Elly Manizar, “Peran Guru sebagai Motivator dalam Belajar”, Tadrib, 2015, Vol. 1, No. 2, hlm. 172.
[13] Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media ..., hlm. 69.
[14] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses ..., hlm. 100.
[15]Nizwardi Jalinus dan Ambiyar, Media dan Sumber Pembelajara, (Jakarta: KENCANA, 2016), hlm. 10-11
[16] Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat pers, 2009), hlm. 27-32
[17] Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media ..., hlm. 72-75.
[18] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ..., hlm. 35-37.
[19] Ibid, hlm. 74-76.
[20] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., hlm. 224.
[21] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ..., hlm. 71-74.
[22] Ibid, hlm. 69-71.
[23] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., hlm. 197-198.
[24] Kasinyo Harto, “Model Pengembangan Pembelajaran PAI Berbasis Living Values Education (LVE)”, Tadrib, 2018, Vol. IV, No. 1, Hlm. 5.
[25] Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media ..., hlm. 104-110.
[26] Tejo Nurseto, “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik”, Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 2011, Vol. 8, No. 1, hlm. 23-24.
[27] Ibid, hlm. 27-28.
[28] Tejo Nurseto, “Membuat Media Pembelajaran ..., hlm. 29.
[29] Ibid, hlm. 29-41.
[30] Ibid, hlm. 38-39.
[31] Benny A. Pribadi dan Tita Rosita, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002), hlm. 13-14.
[32] Ali Muhson, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi”, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 2010, Vol. 8, No. 2, hlm. 7-8.
[33] Ibid, hlm. 10-12.
[34] Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta, Rajawali Pers, 2010), hlm. 189-197.
[35] Ibid, hlm. 197-200.

No comments:

Post a Comment

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI

Langkah-langkah Pengembangan Metode Pembelajaran PAI      Disusun oleh Laili Hernita         (1652100137)               ...